Kesultanan Sulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.3) (Robot: Mengubah tl:Kasultanan ng Sulu at Sabah menjadi tl:Kasultanan ng Sulu |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(77 revisi perantara oleh 54 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former country
| native_name = سلطنة سولو دار الإسلام
| conventional_long_name = Kesultanan Sulu Darul Islam
| common_name = Sulu
| status = Protektorat
| status_text = [[Kekaisaran Brunei|Vassal Brunei]] (1405–1578)<br>[[Negara pembayar upeti]] [[Dinasti Ming]] (1417–24)<br>Negara berdaulat (1578–1726, 1733–1851)<br>Negara pembayar upeti [[Dinasti Qing]] (1726–33)<br>[[Protektorat]] [[Kekaisaran Spanyol|Spanyol]] (1851–98)<br>Protektorat [[Amerika Serikat]] (1903–15)
| continent = moved from Category:Asia to Southeast Asia
| region = Asia Tenggara
| country = Filipina
| year_start = 1457
| year_end = 1917
| event_start =
| event_end = Pembubaran Kesultanan
| p1 = Kekaisaran Brunei
| flag_p1 = Old Flag of Brunei.svg
| s1 = Pemerintahan Militer Amerika Serikat di Kepulauan Filipina
| flag_s1 = Flag of the United States (1896-1908).svg
| s2 = Borneo Utara
| flag_s2 = Flag_of_North_Borneo.svg
| s3 = Kesultanan Bulungan
| flag_s3 = Bulungan Sultanate Flag.jpg
| s4 = Provinsi Moro
| flag_s4 = Philippines Flag Original.svg
| s5 = Republik Tagalog
| flag_s5 = Flag of the Tagalog people.svg
| image_flag = Late 19th Century Flag of Sulu.svg
| flag_type = Bendera (abad ke-19)
| image_coat = Sultanate_of_Sulu_Coat_of_Arms_(Lesser).svg
| image_map = Sulu Sultanate 1822.svg
| image_map_caption = Kesultanan Sulu pada tahun 1822
| national_motto =
| national_anthem =
| capital = [[Sulu|Buansa]] (1405–1878){{br}}[[Maimbung, Sulu|Maimbung]] (1878–93){{br}}[[Palawan]] (1893–1915)
| common_languages = [[Bahasa Tausug|Tausug]], [[Bahasa Arab|Arab]], [[Rumpun bahasa Sama-Bajau|Bajau]], [[Rumpun bahasa Bisaya|Visayan]], [[Banguingui]], [[Bahasa Melayu|Melayu]]
| religion = [[Suni|Sunni Islam]]
| government_type = [[Monarki]]
| title_leader = [[Daftar Sultan Sulu|Sultan]]
| leader1 = [[Syariful Hasyim]]
| year_leader1 = 1457–80
| leader2 = [[Sultan Kamaluddin dari Sulu|Sultan Kamaluddin]]
| year_leader2 = 1480–1505
| leader3 = [[Sultan Amirul Umara]]
| year_leader3 = 1505–27
| leader4 = [[Jamalul Kiram I]]
| year_leader4 = 1884–99
| leader5 =
| year_leader5 =
| era =
| currency =
| footnotes =
| today = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]<br>{{flagicon|Malaysia}} [[Malaysia]]<br />{{flagicon |Philippines}} [[Philippines]]
}}
{{disambiginfo|Sulu}}
[[Berkas:Sulu5563.png|jmpl|Lokasi Sulu di sudut barat daya Filipina Selatan]]
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
{{Sejarah Filipina}}
'''Kesultanan Sulu''' adalah sebuah pemerintahan Muslim yang pernah menguasai [[Laut Sulu]] di [[Filipina]] Selatan. Kesultanan ini didirikan pada tahun [[1450]]. Pada zaman kegemilangannya, negeri ini telah memperluas perbatasannya dari [[Mindanao]] hingga bagian timur negeri [[Sabah]] (sekarang bagian dari [[Sabah]] dan [[Kalimantan Utara]]).
Kesultanan Sulu didirikan pada 17 November 1405<ref>{{Cite book|last=Abinales|first=P. N.|date=2005|url=https://www.worldcat.org/oclc/57452454|title=State and society in the Philippines|location=Lanham, MD|publisher=Rowman & Littlefield Publishers|isbn=0-7425-1023-9|others=Donna J. Amoroso|oclc=57452454}}</ref> oleh seorang [[penjelajah]] kelahiran [[Johor]] dan [[ulama]] [[Syariful Hasyim|Sharif ul-Hashim]]. Paduka Mahasari Maulana al Sultan Sharif ul-Hashim menjadi nama lengkap pemerintahannya, Sharif-ul Hashim adalah singkatannya. Dia menetap di Buansa, [[Sulu]]. Setelah perkawinan Abu Bakar dan dayang-dayang (putri) setempat Paramisuli, ia mendirikan kesultanan. Kesultanan memperoleh kemerdekaannya dari [[Kekaisaran Brunei]] pada tahun 1578.
Dalam [[Kakawin Nagarakretagama]], negeri Sulu disebut Solot, salah satu negeri di kepulauan Tanjungnagara (Kalimantan-Filipina) yaitu salah satu kawasan yang menjadi daerah pengaruh mandala kerajaan [[Majapahit]] di [[Nusantara]]. Negeri Sulu terletak di lepas pantai [[Kepulauan Nusa Utara]], [[Sulawesi Utara]].
== Sejarah ==
Wilayah Kesultanan Sulu saat ini pernah berada di bawah pengaruh [[Kekaisaran Brunei]] sebelum memperoleh kemerdekaannya sendiri pada tahun 1578.<ref>{{Cite book|date=1994-1996|url=https://www.worldcat.org/oclc/31045650|title=International dictionary of historic places|location=Chicago|publisher=Fitzroy Dearborn Publishers|isbn=1-884964-05-2|others=Trudy Ring, Robert M. Salkin, Sharon La Boda|oclc=31045650}}</ref> Setelah itu, permukiman paling awal yang diketahui di daerah ini segera ditempati oleh kesultanan yang berada di [[Maimbung, Sulu|Maimbung]], [[Jolo]]. Pada waktu itu, Sulu dipanggil dengan nama {{Interlanguage link multi|Lupah Sug|en|}}.
Pada tahun 1380, seorang ulama keturunan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Makhdum Karim]] memperkenalkan [[Islam]] di [[Kepulauan Sulu]]. Kemudian tahun 1390, [[Raja Bagindo]] yang berasal dari [[Orang Minang|Minangkabau]]<ref name="Naim">{{cite book|last=Naim|first=Mochtar|title=Merantau: Causes and Effects of Minangkabau Voluntary Migration, 1971}}</ref> melanjutkan penyebaran Islam di wilayah ini. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke [[Sibutu, Tawi-Tawi|Pulau Sibutu]].<ref>Cecilio D. Duka, Struggle for Freedom: A Textbook in Philippine History, 2008</ref>
Sekitar tahun 1450, seorang keturunan Arab dari [[Johor]] yaitu [[Syariful Hasyim|Syariful Hasyim Sayyid Abu Bakar]] tiba di [[Sulu]]. Ia kemudian menikah dengan [[Paramisuli]], putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakar melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, ia memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Syarif Sultan Hasyim Abu Bakar". Gelar "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti ''tuan'' sedangkan "Mahasari" bermaksud ''Yang Dipertuan''.
Pada tahun 1703, Kesultanan [[Brunei]] memberikan bagian timur Sabah kepada Kesultanan Sulu atas bantuan mereka menumpas pemberontakan di Brunei. Pada tahun yang sama, Kesultanan Sulu memberikan Pulau [[Palawan]] kepada Sultan Qudarat dari [[Kesultanan Maguindanao]] sebagai hadiah perkawinan Sultan Qudarat dengan putri sultan Sulu dan juga sebagai hadiah persekutuan Maguindanao dengan Sulu. Sultan Qudarat akhirnya menyerahkan Palawan kepada [[Spanyol]].
== Warisan ==
=== Status di Filipina ===
Presiden [[Diosdado Macapagal]] pada 1962 mengakui keberadaan berlanjutan bagi Kesultanan Sulu.<ref>{{cite web|date=28 April 1950|title=Concurrent resolution expressing the sense of the Philippines that North Borneo belongs to the heirs of the Sultan of Sulu and to the ultimate sovereignty of the Republic of the Philippines, and authorizing the President to conduct negotiations for the restoration of such ownership and sovereign jurisdiction over said territory|url=https://www.officialgazette.gov.ph/1950/04/28/philippine-claim-to-north-borneo-vol-i-concurrent-resolution-expressing-the-sense-of-the-philippines-that-north-borneo-belongs-to-the-heirs-of-the-sultan-of-sulu-and-to-the-ultimate-sovereignty-of/|work=Official Gazette|publisher=Government of the Philippines|access-date=2 October 2016}}</ref> Ini karena Macapagal merupakan sepupu Sultan karena darah ningratnya yang bisa digariskan kembali ke [[Lakandula]] dari [[Kerajaan Tondo]],<ref name="macapagal">{{Cite web|last=Genealogist|first=Filipino|title=Gloria Macapagal Arroyo's Royal Descent and the Value of Genealogical Provenance|url=http://www.filipinogenealogy.com/2019/06/gloria-macapagal-arroyos-royal-descent.html}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Santiago|first=Luciano P. R.|date=1990|title=The Houses of Lakandula, Matandá and Solimán (1571–1898): Genealogy and Group Identity|journal=Philippine Quarterly of Culture and Society|volume=18|issue=1|pages=39–73|jstor=29791998}}</ref><ref>Blood Relationship between Cecile Licad and Gloria Macapagal Arroyo and their Bartolo roots by Louie Aldrin Lacson Bartolo</ref> Lakandula merupakan paman dari Raja Sulayman, raja Islam di Manila,<ref name="macapagal" /> dan mereka memiliki nenek dari Sulu yang merupakan putri dari Tausug, Laila Mechanai, istri [[Bolkiah dari Brunei|Sultan Bolkiah dari Brunei]] dan nenek moyang bagi [[Rajah Matanda]] dan [[Rajah Sulayman]] dari [[Kerajaan Manila|Manila]].<ref name="macapagal" /> Pada 24 Mei 1974, Sultan [[Mohammed Mahakuttah Abdullah Kiram]] mulai menjabat sebagai Sultan Sulu hingga 1986. Ia merupakan Sultan terakhir yang diakui oleh [[Pemerintahan Filipina]], diakui pada jaman Presiden [[Ferdinand Marcos]].
==== Ahli waris ====
Setelah wafatnya Mohammed Abdullah Kiram, pemerintahan Filipina belum secara resmi mengakui Sultan Sulu berikutnya. Pewaris Mohammed Kiram, Muedzul Lail Kiram menurut peraturan warisan kesultanan Sulu yang sebagaimanapun diakui oleh pemerintah Filipina dari 1915 sampai 1986 masih berumur 20 tahun ketika ayahnya meninggal.<ref name="Backo">{{cite book|last1=Backo|first1=Aleksandar|date=2015|url=https://porodicnoporeklo.files.wordpress.com/2015/12/aleksandar-backo-sultanate-of-sulu.pdf|title=Sultanate of Sulu: Notes from the Past and Present Times|location=Belgrade, Serbia|page=10|access-date=10 November 2019}}</ref> Karena usia belianya, ia tidak dapat langsung mengeklaim taktha Sultan Sulu karena [[Revolusi EDSA|ketidakstabilan politik di Filipina yang berujung pengunduran diri Ferdinand Marcos]]. Kekosongan taktha Sultan diisi oleh klaim lain oleh pihak yang bersaingan, maka penerus Mohammed Kiram dijadikan Sultan tanpa persetujuan pemerintah Filipina atau tidak diakui oleh pemerintah Filipina tak seperti pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Pemerintah Filipina memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seluruh pengeklaim untuk menghadapi urusan yang berkaitan dengan Kesultanan Sulu.
[[Muedzul Lail Tan Kiram]] diakui secara resmi oleh Presiden [[Ferdinand Marcos]] sebagai penerus Kesultanan Sulu yang sah sebagai Sultan Sulu ke-35 berdasarkan Dekret Memorandum 427 tahun 1974.<ref name="memo order 427">{{cite web|date=10 May 1974|title=Memorandum Order No. 427, s. 1974|url=https://www.officialgazette.gov.ph/1974/05/10/memorandum-order-no-427-s-1974/|work=CDAsia|publisher=Government of the Philippines|access-date=2 October 2016}}</ref><ref name="Fabuan">{{cite web|last=Fabunan|first=Sara Susanne D.|title=Sabah intrusion foiled|url=http://manilastandardtoday.com/2013/02/15/sabah-intrusion-foiled/|work=Manila Standard Today|archive-url=https://web.archive.org/web/20130217044144/http://manilastandardtoday.com/2013/02/15/sabah-intrusion-foiled/|archive-date=2013-02-17|access-date=24 February 2013}}</ref>
Penjabat Menteri Luar Negeri Republik Filipina saat itu secara resmi mengakui lebih lanjut kedaulatan Kesultanan Sulu atas Borneo Utara (sekarang Sabah), dengan menjelaskan bahwa "BAHWA, selama dua ratus tahun terakhir atau lebih gelar kedaulatan dan kekuasaan atas Wilayah Borneo Utara telah berada di tangan Kesultanan Sulu.”<ref>{{Cite web|date=1962-04-25|title=Acceptance by the Republic of the Philippines of the cession and transfer of the terriroty of North Borneo by His Highness, Sultan Mohammad Esmail Kiram, Sultan of Sulu, acting with the consent and approval of the Ruma Bechara, in council assembled, to the Republic of the Philippines|url=https://www.officialgazette.gov.ph/1962/04/25/philippine-claim-to-a-portion-of-north-borneo-acceptance-by-the-republic-of-the-philippines-of-the-cession-and-transfer-of-the-terriroty-of-north-borneo-by-his-highness-sultan-mohammad-esmail-kiram/|website=www.officialgazette.gov.ph}}</ref>
=== Sengketa wilayah Borneo Utara ===
{{Main|Persengketaan Sabah}}Sengketa wilayah antara [[Filipina]] dan [[Malaysia]] sejak era Presiden [[Diosdado Macapagal]] ini disebabkan karena klaim Macapagal bahwa wilayah timur [[Sabah]] merupakan bagian dari Filipina. Sebelumnya, Sabah disebut dengan nama [[Koloni Borneo Utara|Borneo Utara]] sebelum bergabung dengan Malaysia pada 1963. Wilayah timur ini diduga merupakan lahan hadiah dari [[Brunei Darussalam]] karena Sulu mengintervensi di [[Perang Sipil Brunei]]. Namun, sejarahwan Brunei Leigh R. Wright membantah klaim bahwa Sulu membantu Brunei pada saat perang sipil terjadi.<ref>{{cite journal|author=Leigh R. Wright|year=1966|title=Historical Notes on the North Borneo Dispute|journal=The Journal of Asian Studies|volume=25|issue=3|pages=471–484|doi=10.2307/2052002|jstor=2052002|s2cid=154355668}}</ref><ref>{{cite web|author=Geoffrey Marston|year=1967|title=International Law and the Sabah Dispute: A Postscript|url=http://www.austlii.edu.au/au/journals/AUYrBkIntLaw/1968/8.pdf|publisher=Australian International Law Journal|archive-url=https://web.archive.org/web/20171110085509/http://www.austlii.edu.au/au/journals/AUYrBkIntLaw/1968/8.pdf|archive-date=10 November 2017|access-date=14 May 2017|url-status=dead}}</ref> Filipina melalui warisan dari Kesultanan Sulu mengeklaim bahwa Sabah merupakan wilayah Filipina dengan basis bahwa Sabah disewakan kepada [[Serikat Borneo Utara Inggris]] dengan kedaulatan Sultan tidak dihapus.Perselisihan ini bermula dari perbedaan penafsiran atas perjanjian yang ditandatangani antara Kesultanan Sulu dan sindikat komersial Inggris (Alfred Dent dan Baron von Overbeck) pada tahun 1878, yang menetapkan bahwa Kalimantan Utara diserahkan atau disewakan (tergantung terjemahan yang digunakan). kepada perusahaan carteran Inggris dengan imbalan pembayaran 5.000 dolar per tahun. Malaysia memandang perselisihan tersebut sebagai "bukan masalah", karena tidak hanya menganggap perjanjian pada tahun 1878 sebagai salah satu penyerahan, namun juga menganggap bahwa penduduknya telah melakukan tindakan penentuan nasib sendiri ketika mereka bergabung untuk membentuk federasi Malaysia pada tahun 1963.<ref>{{cite web|last1=Sario|first1=Ruben|last2=Alipala|first2=Julie S.|date=17 September 2008|title=Sulu sultan's 'heirs' drop Sabah claim|url=http://globalnation.inquirer.net/news/breakingnews/view/20080717-149023/Sulu-sultans-heirs-drop-Sabah-claim|archive-url=https://web.archive.org/web/20130703014347/http://globalnation.inquirer.net/news/breakingnews/view/20080717-149023/Sulu-sultans-heirs-drop-Sabah-claim|archive-date=3 July 2013|access-date=26 October 2010|last3=General|first3=Ed|newspaper=[[Philippine Daily Inquirer]]|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite news|last=Aning|first=Jerome|date=23 April 2009|title=Sabah legislature refuses to tackle RP claim|url=http://newsinfo.inquirer.net/breakingnews/nation/view/20090422-200829/Sabah-legislature-refuses-to-tackle-RP-claim|newspaper=[[Philippine Daily Inquirer]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20130703015336/http://newsinfo.inquirer.net/breakingnews/nation/view/20090422-200829/Sabah-legislature-refuses-to-tackle-RP-claim|archive-date=3 July 2013|access-date=27 February 2013|url-status=dead}}</ref> Seperti yang dilaporkan kepada [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]], kemerdekaan Borneo Utara adalah hasil aspirasi mayoritas rakyat Borneo Utara sesuai dengan penemuan di [[Komisi Cobbold]].<ref name="World Court Digest?">{{citation|url=http://www.mpil.de/ww/en/pub/research/details/publications/institute/wcd.cfm?fuseaction_wcd=aktdat&aktdat=201010200400.cfm|title=II. Substantive International Law – Second Part,;1.TERRITORY OF STATES|publisher=Max Planck Institute for Comparative Public Law and International Law|year=2012|access-date=15 October 2012|archive-date=23 February 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20130223023033/http://www.mpil.de/ww/en/pub/research/details/publications/institute/wcd.cfm?fuseaction_wcd=aktdat&aktdat=201010200400.cfm|url-status=dead}}</ref>
Terlebih lagi, perjanjian Konfirmasi Penyerahan tahun 1903 antara sultan Sulu dengan pemerintah Inggris, telah memberikan penegasan kembali mengenai pemahaman sultan Sulu terhadap perjanjian tahun 1878, yakni berbentuk penyerahan.<ref>{{Cite book|last=Haller-Trost|first=R|year=1998|url=https://www.google.com/search?q=The+term+used+in+the+1903+confirmation+Beritish+Nurth+Burniuh,+meaning+literally+we+have+willingly+surrendered+to+the+Government+of+British+North+Borneo.+here+the+controversial+idiom+of+pajakan&tbm=bks&cshid=1596441598799440|title=The Contested Maritime and Territorial Boundaries of Malaysia: An International Law Perspective|location=University of Michigan|publisher=Kluwer Law International|isbn=9789041196521|pages=155}}</ref><ref>{{cite book|author=R. Haller-Trost|date=1 January 1998|url=https://books.google.com/books?id=65VuAAAAMAAJ|title=The Contested Maritime and Territorial Boundaries of Malaysia: An International Law Perspective|publisher=Kluwer Law International|isbn=978-90-411-9652-1}}</ref> Selama masa penjajahan Inggris, pemerintahan Inggris terus melakukan pembayaran "uang warisan" tahunan kepada sultan dan ahli warisnya dan pembayaran ini secara jelas ditunjukkan dalam kuitansi sebagai "uang warisan".<ref name="Salonga cession money">{{cite news|date=1967|title=Philippine Claim to North Borneo, Volume 2|url=https://books.google.com/books?id=C2UpAQAAMAAJ|publisher=Bureau of Printing|access-date=2 August 2020}}</ref> Pada sebuah konferensi yang dihadiri oleh pejabat Inggris dan Filipina di London pada 1961, mereka membentuk dewan untuk mendiskusikan klaim Filipina atas Sabah. Pejabat Inggris menginformasikan anggota DPR Filipina [[Jovito Salonga]] bahwa butir-butir perjanjian tersebut tidak diprotes oleh pihak sultan ataupun ahli warisnya.<ref name="Salonga cession money2">{{cite news|date=1967|title=Philippine Claim to North Borneo, Volume 2|url=https://books.google.com/books?id=C2UpAQAAMAAJ|publisher=Bureau of Printing|access-date=2 August 2020}}</ref> Pada pertemuan [[Mafilindo]] antara pejabat Filipina, [[Federasi Malaya|Malaya]], dan [[Indonesia]], pemerintah Filipina meminta Malaya untuk membayar 5,000 kepada Sultan Sulu.<ref name="dreaming Sultan">{{cite news|date=27 March 2013|title=Why 'Sultan' is dreaming|url=http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=84741|newspaper=Daily Express|access-date=27 March 2013}}</ref> Perdana Menteri Malaya [[Tunku Abdul Rahman]] menyatakan bahwa ia akan kembali ke [[Kuala Lumpur]] untuk mendiskusikan permintaan itu.<ref name="dreaming Sultan2">{{cite news|date=27 March 2013|title=Why 'Sultan' is dreaming|url=http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=84741|newspaper=Daily Express|access-date=27 March 2013}}</ref> Sejak itu, Kedutaan Malaysia di Manila mengeluarkan cek sebesar RM5,300 kepada kuasa hukum ahli waris sultan Sulu. Malaysia menganggap penyelesaian tersebut sebagai “pembayaran konsesi” tahunan untuk negara yang disengketakan, sementara keturunan sultan menganggapnya sebagai “sewa”.<ref name="inq-timeline">{{cite news|date=23 February 2013|title=WHAT WENT BEFORE: Sultan of Sulu's 9 principal heirs|url=http://globalnation.inquirer.net/65303/what-went-before-sultan-of-sulus-9-principal-heirs|newspaper=[[Philippine Daily Inquirer]]|access-date=23 February 2013}}</ref> Pembayaran ini dihentikan oleh [[Najib Razak]] saat pasukan yang diduga berasal dari Kesultanan Sulu [[Konflik Sabah 2013|menyerang Sabah pada 2013]] karena serangan tersebut merupakan pelanggaran perjanjian Konfirmasi Penyerahan 1903 dan perjanjian 1878 yang mendahuluinya.<ref>{{cite news|date=23 July 2020|title=Malaysia stopped paying cession money to Sulu Sultanate in 2013|url=https://www.nst.com.my/news/nation/2020/07/610835/malaysia-stopped-paying-cession-money-sulu-sultanate-2013|newspaper=[[New Straits Times]]|access-date=11 August 2020}}</ref>
Undang-Undang Republik 5446 yang disahkan di Filipina pada 18 September 1968 menyatakan bahwa [[Sabah]] merupakan "wilayah dibawah kekuasaan dan kedaulatan Filipina".<ref>{{cite web|title=An Act to Amend Section One of Republic Act Numbered Thirty Hundred and forty-six, Entitled "An Act to Define the Baselines of the Territorial Sea of the Philippines"|url=http://www.lawphil.net/statutes/repacts/ra1968/ra_5446_1968.html|access-date=17 February 2013}}</ref> Pada 16 Juli 2011, [[Mahkamah Agung Filipina]] menguji bahwa klaim Filipina terhadap Sabah masih berlaku dan dapat dikejar di masa depan.<ref>{{cite web|date=16 July 2011|title=G.R No. 187167|url=http://sc.judiciary.gov.ph/jurisprudence/2011/august2011/187167.html|publisher=[[Supreme Court of the Philippines]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20160112231140/http://sc.judiciary.gov.ph/jurisprudence/2011/august2011/187167.html|archive-date=12 January 2016|access-date=17 February 2013|url-status=dead}}</ref> Sampai dengan 10 Maret 2018, Malaysia menyatakan bahwa klaim Sabah tidak menjadi masalah dan tidak dapat dinegosiasikan, dengan demikian menolak seluruh ajakan dari Filipina untuk menyelesaikan sengketa wilayah ini di [[Mahkamah Internasional]]. Pemerintah Sabah memandang klaim yang dibuat oleh pemimpin [[Front Pembebasan Nasional Moro]] [[Nur Misuari]] untuk membawa Sabah menuju pengadilan internasional sebagai tidak menjadi masalah, maka menolak klaim tersebut.<ref>{{cite web|date=29 May 2008|title=Call for ICJ arbitration dismissed|url=http://www.thestar.com.my/story.aspx/?file=%2f2008%2f5%2f29%2fnation%2f21389432&sec=nation|work=The Star|archive-url=https://web.archive.org/web/20140227044338/http://www.thestar.com.my/story.aspx/?file=%2f2008%2f5%2f29%2fnation%2f21389432&sec=nation|archive-date=2014-02-27|access-date=24 February 2013}}</ref>
Pada 2019, [[Jaksa Agung Malaysia]] [[Tommy Thomas (barister)|Tommy Thomas]] mengakui bahwa Malaysia tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk menolak melanjutkan pembayaran kepada ahli waris kesultanan dan menawarkan dimulainya kembali pembayaran sebagai imbalan atas penghentian proses arbitrase komersial. Thomas juga sepakat bahwa arbitrase tersebut tidak mempertaruhkan kedaulatan nasional Malaysia. Penghargaan pendahuluan diberikan kepada ahli waris Kesultanan Sulu pada Mei 2020. Malaysia kemudian mengajukan gugatan ke Kamar Perdata dan Pidana Pengadilan Tinggi Madrid; dimana pengadilan kemudian memutuskan pada tanggal 29 Juni 2021 untuk membatalkan penunjukan[[Gonzalo Stampa]], arbiter kasus tersebut, dan menghentikan semua proses kasus tersebut, karena konon niat para ahli waris Kesultanan Sulu adalah untuk menuntut kembali negara Sabah dari Malaysia, sehingga mengancam keutuhan kedaulatan Malaysia. Tempat arbitrase kemudian dipindahkan ke Paris karena [[Tribunal de grande instance de Paris]] mengeluarkan exequatur putusan pendahuluan pada bulan September 2021.<ref name="legal arbitration document">{{cite web|title=Heirs to the Sultanate of Sulu v. Malaysia|url=https://jusmundi.com/en/document/decision/en-nurhima-kiram-fornan-fuad-a-kiram-sheramar-t-kiram-permaisuli-kiram-guerzon-taj-mahal-kiram-tarsum-nuqui-ahmad-narzad-kiram-sampang-jenny-ka-sampang-and-widz-raunda-kiram-sampang-v-malaysia-final-award-monday-28th-february-2022|publisher=Jus Mundi|archive-url=https://web.archive.org/web/20220502232816/https://jusmundi.com/en/document/decision/en-nurhima-kiram-fornan-fuad-a-kiram-sheramar-t-kiram-permaisuli-kiram-guerzon-taj-mahal-kiram-tarsum-nuqui-ahmad-narzad-kiram-sampang-jenny-ka-sampang-and-widz-raunda-kiram-sampang-v-malaysia-final-award-monday-28th-february-2022|archive-date=2 May 2022|access-date=13 July 2022|quote=Preliminary Award Decision of the Tribunal de Grande Instance de Paris of September 17, 2021, ordering exequatur of the Preliminary Award. Item 45: It ended with the issuance of the Preliminary Award. Item 153: In the course of the French proceedings, however, Mr. Portwood and company have invented a new –and fictitious-claim that the dispute is somehow a proxy for Claimants' true aim, to «reclaim» the State of Sabah for themselves, at the cost of the Malaysian Federation's integrity. ... Although there appears to be no evidence of any link between the Sulu descendants who were receiving the annual fees from Malaysia, under the 1878 Agreements [sic], and the armed invaders into Lahad Datu, the Malaysian government ceased payments from 2013. ... There were no legal grounds for Malaysia's refusal to pay annually since 2013. It resulted in Malaysia being in breach of the 1878 Agreement. Mr. Thomas took the same position in his correspondence of 19 September 2019 ... Item 157: ... Respondent refused to participate, nor intervene –directly or by proxy- in the arbitration, except for the period from October 25, 2019 until November 18, 2019 and Mr. Capiel's Motion.}}</ref> Stampa mengabaikan perintah pengadilan pidana Spanyol untuk menghentikan semua proses.<ref>{{cite news|last1=Thomas|first1=Tommy|date=27 July 2022|title=Explaining the Sulu claim|url=https://www.theedgemarkets.com/article/explaining-sulu-claim|publisher=The Edge Markets|archive-url=https://web.archive.org/web/20220727052433/https://www.theedgemarkets.com/article/explaining-sulu-claim|archive-date=27 July 2022|access-date=29 July 2022}}</ref>
Pada Februari 2022, sebuah pengadilan internasional memutuskan bahwa Malaysia telah melanggar perjanjian 1878 mengenai pembayaran tahunan uang warisan dan mendakwa bahwa Malaysia harus membayar sekitar US$14.92 miliar (atau RM62.59 miliar) kepada ahli waris Sultan Sulu yang dihentikan Malaysia akibat insiden [[Konflik Sabah 2013]]. Keputusan itu diduga dibuat di sebuah pengadilan arbitrase di [[Paris]], [[Prancis]] oleh pengacara arbitrase Spanyol [[Gonzalo Stampa]].<ref>{{Cite web|last=Zulkaflee|first=Ikhwan|date=March 2022|title=International Court Ruled That Malaysia Must Pay RM62 Billion To Sulu Sultan's Descendents|url=https://www.therakyatpost.com/news/2022/03/01/international-court-ruled-that-malaysia-must-pay-rm62-billion-to-sulu-sultans-descendents/|website=TRP|language=en-US|access-date=2022-03-18}}</ref> Pada Maret 2022, Malaysia mengeluarkan permintaan uji banding untuk membatalkan keputusan pengadilan kepada ahli waris kesultanan karena penunjukkan Stampa sebagai kuasa hukum Kesultanan Sulu sudah dianulir oleh Pengadilan Tinggi Madrid pada 2021, membuat keputusan apapun yang dihasilkan oleh Stampa tidak sah termasuk keputusan yang dihasilkan pada Februari 2022.<ref>{{Cite web|title=Malaysia files application to annul final award over claims by Sulu sultan's heirs|url=https://www.thestar.com.my/news/nation/2022/03/18/malaysia-files-application-to-annul-final-award-over-claims-by-sulu-sultans-heirs|website=The Star|language=en|access-date=2022-03-18}}</ref> Pengacara ahli waris mengindikasikan bahwa mereka akan mengupayakan pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase tersebut, dengan mengutip Konvensi PBB tentang Pengakuan dan Penegakan Putusan Arbitrase Asing tahun 1958.<ref>{{cite news|date=March 17, 2022|title=An old sultanate, oil and $14.9 million ruling against Malaysia|url=https://www.laprensalatina.com/an-old-sultanate-oil-and-14-9-million-ruling-against-malaysia/|newspaper=La Prensa Latina}}</ref><ref>{{cite web|title=United Nations Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Awards (New York, 10 June 1958)|url=https://www.newyorkconvention.org/english|website=newyorkconvention.org|accessdate=March 18, 2022}}</ref> Pada Juli 2022, juru sita pengadilan [[Luksemburg]] mendakwa Petronas Azerbaijan (Shah Denis) dan Kaukus Selatan Petronas dengan "saiseie-arret", atau perintah ukuran atau atas nama keturunan sultan Sulu. [[Petronas]] menyatakan bahwa mereka akan melakukan uji banding.<ref>{{Cite news|date=2022-07-12|title=Petronas subsidiaries seized as lawyers press $15bn claim on Malaysia|url=https://www.ft.com/content/659437c7-dcc5-4756-821d-12d56d569732|work=Financial Times|archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20221211/https://www.ft.com/content/659437c7-dcc5-4756-821d-12d56d569732|archive-date=11 December 2022|access-date=2022-07-14|url-access=subscription}}</ref>
Pada bulan Juni 2023, Pengadilan Banding Paris memenangkan banding Pemerintah Malaysia terhadap keputusan pengadilan arbitrase Prancis pada tahun 2022 yang memberikan US$15 miliar kepada penggugat Kesultanan Sulu. Pengadilan Banding juga memutuskan bahwa Stampa dan pengadilan arbitrase tidak mempunyai yurisdiksi atas kasus tersebut. Selain itu, Pengadilan Banding membatalkan penghargaan sebesar US$15,9 miliar. Keputusan ini disambut baik oleh Menteri Hukum Malaysia [[Azalina Othman Said|Datuk Seri Azalina Othman Said]].<ref>{{cite news|last1=Vanar|first1=Muguntan|last2=Monihuldin|first2=Mahadhir|date=7 June 2023|title=Sulu claimants' award thrown out by Paris Appeals Court|url=https://www.thestar.com.my/news/nation/2023/06/07/sulu-claimants-award-thrown-out-by-paris-appeals-court?|work=[[The Star (Malaysia)|The Star]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608051730/https://www.thestar.com.my/news/nation/2023/06/07/sulu-claimants-award-thrown-out-by-paris-appeals-court|archive-date=8 June 2023|access-date=8 June 2023|url-status=live}}</ref><ref name="SCMP 7 Jun 2023">{{cite news|last1=Sipalan|first1=Joseph|date=7 June 2023|title=Malaysia hails 'decisive victory' over Sulu sultan's heirs after French court ruling|url=https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3223215/malaysia-hails-decisive-victory-over-sulu-sultans-heirs-after-french-court-ruling|work=[[South China Morning Post]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607073733/https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3223215/malaysia-hails-decisive-victory-over-sulu-sultans-heirs-after-french-court-ruling|archive-date=7 June 2023|access-date=8 June 2023|url-status=live}}</ref><ref>{{cite news|date=7 June 2023|title=Malaysia hails 'victory' in row with Sulu sultan's Filipino heirs|url=https://www.aljazeera.com/news/2023/6/7/malaysia-wins-decisive-victory-in-row-with-sulu-sultans-heirs|work=[[Al Jazeera English|Al Jazeera]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608190616/https://www.aljazeera.com/news/2023/6/7/malaysia-wins-decisive-victory-in-row-with-sulu-sultans-heirs|archive-date=8 June 2023|access-date=8 June 2023|url-status=live}}</ref> Stampa juga menghadapi proses hukum di [[Spanyol]] karena mengabaikan keputusan pengadilan Spanyol sebelumnya. Namun, putusan Stampa tetap dapat dilaksanakan di luar Perancis karena perjanjian PBB mengenai arbitrase internasional. Penggugat Sulu juga telah mengajukan tuntutan untuk menyita aset Malaysia di [[Belanda]] dan Luksemburg.<ref name="SCMP 7 Jun 20232">{{cite news|last1=Sipalan|first1=Joseph|date=7 June 2023|title=Malaysia hails 'decisive victory' over Sulu sultan's heirs after French court ruling|url=https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3223215/malaysia-hails-decisive-victory-over-sulu-sultans-heirs-after-french-court-ruling|work=[[South China Morning Post]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607073733/https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3223215/malaysia-hails-decisive-victory-over-sulu-sultans-heirs-after-french-court-ruling|archive-date=7 June 2023|access-date=8 June 2023|url-status=live}}</ref>
=== Kesultanan Sulu masa kini ===
Selain aktif di sengketa wilayah [[Sabah]], ahli waris dan pendukung Kesultanan Sulu juga aktif di politik nasional Filipina. Mereka menyerukan agar Filipina menjadi negara federal dan meminta berdirinya negara bagian yang mencakupi bekas wilayah Kesultanan Sulu dengan nama Zambasulta.<ref name="mindanaoexaminer.com">{{Cite web|title=Federal State of 'ZamBaSulTa' pushed in Mindanao | Mindanao Examiner Regional Newspaper|url=https://mindanaoexaminer.com/federal-state-of-zambasulta-pushed-in-mindanao/}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Daftar Sultan Sulu]]
* [[Sejarah Filipina]]
* [[Sejarah Nusantara]]
* [[Kesultanan Melaka|Kesultanan Malaca]]
* [[Kesultanan Maguindanao]]
== Catatan kaki ==
Baris 19 ⟶ 109:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.sulu.gov.ph/history.asp?id=8&hide_id=5&tabid=2 Laman resmi Pemerintah Provinsi Sulu yang berisi daftar resmi sultan-sultan yang memerintah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090704005855/http://www.sulu.gov.ph/history.asp?id=8&hide_id=5&tabid=2 |date=2009-07-04 }}
* {{en}} [http://www.sultanatesulu.org Situs terbaru Kesultanan Sulu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100327143428/http://www.sultanatesulu.org/ |date=2010-03-27 }}
* [http://www.youtube.com/watch?v=JgA4mhA16Bo]
* [http://www.youtube.com/watch?v=Or_z10T7iqU]
{{Kerajaan di Kalimantan}}
[[Kategori:Kesultanan Sulu| ]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]
[[Kategori:Sejarah Malaysia]]
[[Kategori:Sejarah Filipina]]
|