Semen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(77 revisi perantara oleh 51 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo
{{globalize}}
{{tone}}
'''Semen''' adalah zat yang digunakan untuk merekat [[batu]], [[bata]], [[batako]], maupun [[bahan bangunan]] lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari ''caementum'' (''bahasa Latin''), yang artinya "''memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan''". Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang semen ''made in'' Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan ''pozzuolana'' sempat menghilang dari peredaran.
== Sejarah ==
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal [[bangunan]], tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti [[Candi Borobudur]] atau [[Candi Prambanan]] di [[Indonesia]] ataupun jembatan di [[Cina]] yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan [[aspal]] alam sebagaimana peradaban di [[
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi
[[Berkas:BlueCircleSouthernCementBerrimaNSW.JPG|200px|
Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), [[John Smeaton]],
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah [[Joseph Aspdin]], juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat [[Pulau Portland]], Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.
Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan [[kalsium karbonat]]) dan tanah lempung yang banyak mengandung [[silika]] (sejenis mineral berbentuk pasir), [[aluminium oksida]] (alumina) serta [[oksida besi]]. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk [[gips]] dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.
[[Berkas:Cement mixers.jpg|200px|
Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan [[reaksi kimia]] yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut ''concrete'' atau ''beton''.
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama asingnya, ''concrete'' - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin ''com'', yang artinya bersama-sama, dan ''crescere'' (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung [[pencakar langit]] berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar [[aluminanya]] diperbanyak, kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Kandungan Kimia yang terdapat dalam Semen antara lain: Trikalsium silikat, Dikalsium silikat, Trikalsium aluminat, Tetrakalsium aluminofe, dan Gipsum
== Produksi semen ==
Baris 35 ⟶ 33:
=== Langkah utama proses produksi semen ===
1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.
3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon ketika terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, ketika bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400 °C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, tempat udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistem tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.
== Jenis semen ==
Baris 70 ⟶ 73:
== Konsumsi dan Ekspor Semen Indonesia dari tahun ke tahun ==
{| class=prettytable
|+'''Konsumsi dan Ekspor Semen Indonesia dari tahun ke tahun'''
|-
Baris 109 ⟶ 112:
|2005 ||31.433.000||3.289.000
|-
|2009 ||38.400.000<ref name="economy.okezone.com">http://economy.okezone.com/read/2010/09/21/320/374357/2011-konsumsi-semen-diproyeksi-naik-10</ref>||
|-
|2010 ||41.500.000<ref
|-
|2011 ||45.000.000<ref name="antarajatim.com">{{Cite web |url=http://www.antarajatim.com/lihat/berita/79638/konsumsi-semen-diprediksi-capai-4815-juta-ton
|-
|2012 ||48.150.000<ref
|-
|}
* Sumber: Untuk tahun 1991 sampai 2005 dari Departemen Perindustrian, Direkterat Agro dan Kimia tahun 2006
* Keterangan = (*)
== Pengembangan Industri Semen Indonesia ==
{{See also|Industri semen di Indonesia}}
Selama tahun 2011
Krisis Moneter pada tahun 1997-1998 telah mendorong peningkatan ekspor secara dramatis dari 0,8 juta ton tahun 1997 menjadi 4,4 juta ton tahun 1998 karena konsumsi domestik yang turun 30%. Bahkan tahun berikutnya meningkat lebih dari 2 X lipat menjadi 9 juta. Angka ekspor tertinggi tercapai pada tahun 2001 sejumlah 9,5 juta ton, menjadikan Indonesia pengekspor terbesar kedua di dunia sesudah Thailand. Ekspor semen/klinker Indonesia menunjukkan tren yang menurun, sejak konsumsi semen domestik mengalami peningkatan yang terus menerus,sampai hanya berjumlah 1,2 juta pada tahun 2011. Peningkatan kapasitas produksi untuk 5 tahun mendatang tidak menunjukkan surplus produksi yang berarti dan karenanya ekspor semen/klinker tidak akan meningkat dengan tajam. Apalagi mengingat harga semen/klinker ekspor yang hanya separoh harga di dalam negeri.
== Masa Depan Industri Semen ASEAN ==
Baris 183 ⟶ 135:
'''Pendahuluan'''
Pada tanggal 8 Agustus 1967 dideklarasikan organisasi kerja sama regional
Salah satu tujuan utama pembentukan ASEAN adalah untuk meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
'''INDUSTRI SEMEN ASEAN'''
Pada tahun 2006, dari sepuluh negara anggota ASEAN, Thailand masih menduduki tingkat paling atas dengan kapasitas produksi 56,8 juta. Indonesia pada peringkat kedua dengan kapasitas produksi 44,9 juta. Vietnam pada peringkat ketiga
Kecuali Indonesia dan Vietnam, negara-negara ASEAN lainnya diperkirakan belum
Dari table di bawah terlihat bahwa kapasitas produksi pada tahun 2014 diperkirakan akan meningkat 35 juta ton atau 15% selama 3 tahun mendatang. Sedangkan konsumsi semen dometiknya diperkirakan kan meningkat sekitar 45 juta ton atau sekitar 10% per tahun Pertumbuhan konsumsi semen di ASEAN yang sekitar 10% per tahun sesuai dengan perkiraan perekonomian ASEAN akan tumbuh sangat signifikan. Ekspor akan dipertahankan pada sekitar 20 juta ton pertahun mengingat surplus produksi masih cukup banyak dan pertumbuhan ekonomi Negara-negara ini belum mendukung percepatan pertumbuhan konsumsi semen domestic. Impor semen dan klinker diperkirakan akan menurun menjadi setengahnya mengingat Vietnam akan menghentikan impor dan Indonesia tidak lagi memerlukan impor semen dari Lafarge Malaysia karena PT Semen Andalas akan menyelesaikan renovasinya pada tahun 2011.
'''KAPASITAS PRODUKSI'''
Hanya Vietnam dan Indonesia yang akan meningkatkan kapasitas produksi produksi empat tahun mendatang, Vietnam meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 90 juta
'''Produksi Semen'''
Produksi semen Thailand yang mencapai 30juta ton pada tahun 1996 menurun menjadi 33,4 juta ton sampai tahun 2006, masih pada posisi teratas. Sedangkan Indonesia sejak 2006 mulai tergeser oleh Vietnam pada posisi ketiga dengan
Tabel di bawah memperlihatkan angka-angka produksi semen dari berbagai Negara di ASEAN pada tahun 2010 dan perkiraannya sampai tahun 2014
== Konsumsi ==
Konsumsi semen Thailand yang pernah mencapai 38 juta ton sejak tahun 1996 menurun menjadi 25,1 juta juta ton pada tahun 2010, sedangkan Indonesia yang berada pada posisi kedua sejak 1994 telah menyusul menjadi negara konsumen semen terbesar di ASEAN sampai tahun 2005 dengan
== Ekspor ==
Ekspor semen (termasuk klinker) dari ASEAN mengalami perkembangan yang luar biasa, terutama dari Thailand dan Indonesia. Thailand menjadi eksportir terbesar di dunia sejak tahun 2000 dan meskipun ekspornya masih bertahan pada tingkat 14,7 juta ton pada tahun 2006 posisinya telah tergeser oleh China yang pada tahun 2006 diperkirakan di atas 20 juta ton. Indonesia menduduki posisi eksportir terbesar nomor dua di dunia pada periode 1999 sampai dengan 2001. Tahun-tahun berikutnya Indonesia hanya menduduki tempat keempat sebagai eksportir terbesar didunia sesudah Jepang dan Turki. Dua negara eksportir semen dari ASEAN lainnya adalah Malaysia dan Philipina yang mengekspor sekitar satu sampai dua setengah juta ton. Ekspor semen dari ASEAN yang cukup besar ini disebabkan oleh melemahnya konsumsi semen setempat sehingga surplus produksi
'''IMPOR SEMEN DAN KLINKER'''
Baris 221 ⟶ 169:
== Pabrik semen di Indonesia ==
* [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang (Semen Padang)]]
* [[Semen Gresik|PT Semen Gresik (Semen Gresik)]]
* [[Semen Tonasa|PT Semen Tonasa (Semen Tonasa)]]
* [[Semen Bosowa|PT Semen Bosowa (Semen Bosowa)]]
* [[
* [[Semen
*
== Referensi ==
Baris 236 ⟶ 181:
== Bacaan lanjutan ==
* Warta Semen dan Beton Indonesia Vol. 09 No. 4 - 2011
* Warta Semen dan Beton Indonesia Vol. 10 No. 1 - 2012
== Pranala luar ==
* {{
* {{en}} {{cite EB1911|wstitle=Cement |volume=5 |short=x}}
[[Kategori:Semen| ]]
[[Kategori:Bahan bangunan]]
[[Kategori:Beton]]
|