Zikir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(61 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Allah}}
'''Zikir'''<ref name="KBBIDzikir">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:zikir|WIKI}}|title=Arti kata zikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref> (bentuk tidak baku'' '''dzikir'''''<ref name="KBBIDdzikir">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:dzikir|WIKI}}|title=Arti kata dzikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref> dan '''''dikir'''''<ref name="KBBIDdikir">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:dikir|WIKI}}|title=Arti kata dikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref>) ({{lang-ar|ٱلذِّكْر |translit=al-żikr}}) adalah sadar diri kepada Allah yang dilakukan seseorang dalam setiap keadaan.{{r|KBBIDzikir}} Zikir juga merupakan sebuah aktivitas [[ibadah]] dalam umat [[Muslim]] untuk sadar diri kepada [[Allah]]. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam [[al-Qur'an]].<ref>"Hai orang-orang yang beriman, sadar dirilah kepada Allah, dengan kesadaran yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41).</ref> Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat ''"[[Laa Ilaaha Illallaah]]"'', sedangkan doa yang paling utama adalah ''"[[Alhamdulillah]]"''.<ref>Rasulullah {{saw}} mengajarkan doa berikut ini,
عن جَابِر بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ ))
Dari Jabir bin Abdullah berkata, “Saya mendengar rasulullah {{saw}} bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Al-hamdu Lillah.” (HR. Tirmidzi no. 3305, Ibnu Majah no. 3790, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Al-Hakim menshahihkannya, sedangkan syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 2692).</ref> Seseorang yang melakukan zikir disebut ''dzaakir'' (ذاكر).
== Etimologi ==
Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "[[doa|berdoa]]", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat ''thayyibah''.
== Manfaat Zikir ==
Zikir diibaratkan sebagai benteng dari perilaku-perilaku buruk seseorang. Jika seseorang hendak tergerak hatinya untuk melakukan keburukan, zikirlah yang akan menyadarkan jiwa seseorang, mengingatkan bahwa apa yang akan dilakukan tersebut adalah hal yang salah.
Secara fisik zikir juga akan memberi manfaat kesehatan. Jiwa yang tenang akan membuat tekanan darah stabil dan emosi yang terkontrol. Pancaran wajah para ahli zikir juga terlihat lebih cerah ketimbang mereka yang tidak suka berzikir.<ref>{{Cite web|last=admin|date=2022-03-17|title=Macam Macam Zikir dan Pengertiannya - Terbaru Online|url=https://www.terbaru.co.id/macam-macam-zikir-dan-pengertiannya/|language=en-US|access-date=2023-01-13}}</ref>
== Jenis zikir ==
=== Pertama ===
Zikir pertama adalah dengan mengingat nama dan sifat Allah serta memuji, mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
* Sekedar menyanjung Allah seperti mengucapkan “''subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar”, “subhanallah wa bihamdih”, “laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir''”.
* Menyebut konsekuensi dari nama dan sifat Allah atau sekadar menceritakan tentang Allah. Contohnya adalah seperti mengatakan, “Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan hamba-Nya”, “Allah Maha Melihat segala gerakan hamba-Nya, “tidak mungkin perbuatan hamba yang samar dari penglihatan Allah”, “Allah Maha menyayangi hamba-Nya”, “Allah kuasa atas segala sesuatu”, “Allah sangat bahagia dengan taubat hamba-Nya.”
=== Kedua ===
Zikir kedua dengan mengingat perintah, larangan dan hukum Allah. Zikir jenis ini ada dua macam:
* Mengingat perintah dan larangan Allah, apa yang Allah cintai dan apa yang Allah murkai.
* Mengingat perintah Allah lantas segera menjalankannya dan mengingat larangan-Nya lantas segera menjauh darinya.
=== Ketiga ===
Zikir ketiga adalah dengan mengingat berbagai nikmat dan kebaikan yang Allah beri.
== Teknis berzikir ==
[[Berkas:تسبيح باليد - Tasbih with hand.jpg|jmpl|300px|Bertasbih yang dianjurkan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] yaitu menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan bersaksi dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />]]
Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan,<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583.">[[Yusairah]], dia mengatakan, Rasulullah {{saw}} berpesan kepada kami (para sahabat wanita),
يَا نِسَاءَ الْمُؤْمِنَينَ، عَلَيْكُنَّ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّقْدِيسِ، وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ، وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
“Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.” (HR. Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani).</ref><ref>Dari [[Abdullah bin Amr bin Ash]], dia menceritakan,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهُنَّ بِيَدِهِ
“Saya melihat, rasulullah {{saw}} menghitung dzikir dia dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).</ref><ref>Abdullah bin Umar, dia berkata: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ. "Saya melihat rasulullah {{saw}} menghitung tasbih (dzikirnya); [[Ibnu Qudamah]] mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).</ref><ref>Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521), dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).</ref> dan bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan [[biji tasbih]]. Karena menurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada hari [[kiamat]] jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />
Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (''counter''), dikarenakan lebih utama dan mudah menurut sebagian ulama.<ref>Ibnu Nujaim Al-Hanafi dalam kitab Al-Bahri Ar-Raaiq terhadap hadits tentang berdzikir dengan biji-biji tasbih berkomentar: "Nabi tidak melarangnya. Dia hanyalah menunjukkan cara yang lebih mudah dan utama, seandainya makruh tentu dia akan menjelaskan hal itu kepada wanita tersebut. Dari kandungan hadits ini, dapat kita pahami bahwa subhah (biji tasbih) tidak lebih dari kumpulan bijian yang dirangkai dengan benang. Masalah seperti ini tidak berdampak pada pelarangan. Maka, bukan pula kesalahan jika ikut menggunakannya sebagaimana sekelompok kaum sufi yang baik dan selain mereka. Kecuali jika di dalamnya tercampur muatan riya dan sum’ah, tetapi kami tidak membahas hal ini." (Ibnu ‘Abidin, Raddul Muhtar, Juz 5 hal. 54).</ref>
Imam Muhammad Abdurrauf Al Munawi menjelaskan dalam kitab ''"Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir"'', ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap sunahnya ''subhah'' (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada masa [[sahabat nabi|sahabat]], Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa [[Abu Hurairah]] memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, dia tidaklah tidur sampai dia bertasbih dengannya.
Dalam riwayat [[Ad-Dailami]]: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir hadits.<ref>Faidhul Qadir, Juz 4 hal. 468. Cet. Ke-1, 1415H-1994M. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut .</ref>
=== Berzikir setelah salat ===
* '''Salat sunnah'''
** [[Istighfar]] 3 kali: ''Astaghfirullah''
** ''Allahumma antas salām wa minkas salām tabārakta yaa żal jalāl wal ikrām''.<ref>Hadits dari Tsauban, dia menceritakan dzikir yang dibaca nabi {{saw}} seusai shalat,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ: «اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ»
Rasulullah {{saw}} setiap selesai shalat, dia membaca istighfar 3 kali, kemudian membaca,
اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
''Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal ikroom''. “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591 (135), Nasai 1337 dan 3/68-69, Ahmad 5/275, 279, Abu Daud no. 1513, Ibnu Khuzaimah no. 737, ad-Darimi 1/311 dan Ibnu Majah no. 928).</ref>
* '''Salat wajib (''fardhu'')'''
** Istighfar 3 kali: ''Astaghfirullah'',
** ''Lā ilaha illallah wahdahu lā syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadīr. Allahumma lā māni’a lima a’ṭaita wa lā mu’ṭiya limā mana’ta wa laa yanfau żal jaddi minkal jaddu.''<ref>“Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341).</ref>
** [[Tasbih]] 33 kali ''Subhanallah'' (سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ),
** [[Tahmid]] 33 kali ''Alhamdulillah'' (ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ),
** [[Takbir]] 33 kali ''Allahu-akbar'' (ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ),
** ''Lā ilaha illallahu wahdahu lā syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadīr''.<ref>Abu Hurairah, dimana rasulullah {{saw}} bersabda,
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597).</ref><ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
أفلا أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ولا يكون أحد أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم قالوا بلى يا رسول الله قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين
“Maukah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “Tentu, ya rasulullah”. Rasulullah {{saw}} kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).</ref>
** Membaca [[ayat Kursi]];<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410).</ref>
** Membaca [[surah Al-Mu’awwidzat]], yaitu [[Al-Ikhlas]], [[Al-Falaq]], dan [[An-Nas]].<ref>Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata,
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rasulullah {{saw}} memerintahkanku agar membaca surat ''Al-Mu’awwidzat'' (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348).</ref>
* '''Salat Maghrib dan Subuh'''
** ''Lā ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodīr.'' <ref>Dari Abu Dzar. Nabi {{saw}} bersabda: “Barangsiapa setelah solat Maghrib dan Subuh membaca:... Allah akan menulis setiap sekali dengan 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dan Allah melindunginya dari setiap keburukan, dan Allah melindunginya dari gangguan setan yang terkutuk.” HR. Ahmad 4/227, 5/420 dan at-Timirdzi no. 3474.</ref>
* '''Salat Subuh'''
** ''Allahumma inni as-aluka ‘ilman nāfi’a, wa rizqan ṭayyiba, wa ‘amalan mutaqabbala.''<ref>HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (1/152, no. 753), dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 54, 110), dari Ummu Salamah.</ref>
=== Bertasbih, bertahmid dan bertakbir dengan jumlah lain ===
Terdapat pula kisah yang menyatakan bahwa berzikir dengan jumlah lain telah pula dilakukan oleh Muhammad, seperti jumlah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali,<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
معقبات لا يخيب قائلهن أو فاعلهن دبر كل صلاة مكتوبة ثلاث وثلاثون تسبيحة وثلاث وثلاثون تحميدة وأربع وثلاثون تكبيرة
“Ada beberapa amalan penyerta yang barangsiapa mengucapkannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim no. 596).</ref> atau dengan cara “''subhanallah, walhamdulillah, wallahu-akbar''” sekaligus sebanyak 33 kali.<ref>Cara ketiga ini dilandaskan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang mengisahkan bagaimana rasulullah menanggapi keluhan orang-orang miskin yang merasa kalah beramal dengan orang-orang kaya karena harta mereka. Rasulullah {{saw}} bersabda,
أفلا أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ولا يكون أحد أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم قالوا بلى يا رسول الله قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين
“Maukah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “tentu, ya rasulullah”. Rasulullah {{saw}} kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).</ref> Kemudian bisa pula ''tasbih, tahmid, takbir'' dilakukan dengan bilangan 10 kali,<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
أَفَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَمْرٍ تُدْرِكُونَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَتَسْبِقُونَ مَنْ جَاءَ بَعْدَكُمْ وَلَا يَأْتِي أَحَدٌ بِمِثْلِ مَا جِئْتُمْ بِهِ إِلَّا مَنْ جَاءَ بِمِثْلِهِ تُسَبِّحُونَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَتَحْمَدُونَ عَشْرًا وَتُكَبِّرُونَ عَشْرًا
“Maukah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan? Yaitu kalian bertasbih sebanyak 10x, bertahmid sebanyak 10x, dan bertakbir sebanyak 10x.” (HR. Bukhari no. 6329).</ref> 11 kali,<ref>Hadis yang menjadi landasan cara kelima ini adalah hadis yang sama dengan hadis Muslim no. 595 di atas. Hanya saja pada akhir riwayat tersebut, terdapat tambahan keterangan dari salah seorang periwayatnya yang bernama Suhail.
وزاد في الحديث يقول سهيل إحدى عشرة إحدى عشرة فجميع ذلك كله ثلاثة وثلاثون
“Terdapat tambahan pada hadis tersebut, dimana Suhail berkata: masing-masing (tasbih, tahmid, dan takbir) berjumlah sebelas kali, sehingga total seluruhnya menjadi 33x.” (HR. Muslim no. 595).</ref> dan 25 kali.<ref>Cara keenam ini berdasarkan hadis yang mengisahkan tentang seorang sahabat Anshor yang bermimpi mengenai cara berdzikir yang kemudian disetujui oleh rasulullah {{saw}}. Dalam mimpi tersebut ada yang berkata,
سبحوا خمسا وعشرين واحمدوا خمسا وعشرين وكبروا خمسا وعشرين وهللوا خمسا وعشرين فتلك مائة
“Bertasbihlah 25x, bertahmidlah 25x, bertakbirlah 25x, dan bertahlillah 25x, maka totalnya menjadi 100x.”
Pada pagi harinya, sahabat tersebut mengabarkan tentang mimpinya kepada rasulullah. Lalu rasulullah {{saw}} pun bersabda,
افعلوا كما قال الأنصاري
“Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Anshor ini.” (HR. An Nasa-i no. 1351).</ref>
<!-- == Zikir dan doa setelah salat ==
=== Zikir setelah salat ===
Bacaan transliterasi, dzikir setelah salat.
# Astaghfirullaahal'azhiim, alladzi laa ilaha illa huwalhayyul qayyumu, wa atuubu ilaih 3X.
# Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syay-in qadiir.3X
Baris 40 ⟶ 97:
# Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin. Ar Rahmaani rrahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinas shiraatal mustaqiim. Siraathal ladzii na’an ‘amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’alaihim, walad dhaalliin.Aamiin. (Al Fatihah).
# Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyumu. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardhi. Man dzal ladzii yasfa'u 'indahuu illaa bi idznihi. Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhithuuna bi syai-in min 'ilmihii illaa bi maasyaa-a. Wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal ardha. Wa laa ya-udhuu hifzhuhumaa wahuwal 'aliyyul azhiim. (Ayat Kursi, Al Baqarah:255)
# Subhaanallaah 33X
# Al-hamdulillaah 33X
# Allaahu Akbar 33X
Baris 59 ⟶ 105:
# Laa ilaaha illallaah 33X
# ''Aku memohon ampunan Allah untuk diriku atas dosaku yang besar. tuhan, tidak ada tuhan tempat bergantung kecuali kepada Engkau. Aku juga bertobat kepada-Nya.''
# ''Tak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa. Tak ada sekutu bagi-nya. Kekuasaan dan pujian adalah milik-Nya. Allah yang menghidupkan dan yang mematikan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.''
Baris 83 ⟶ 129:
# Rabbanaghfir lanaa waliwaalidiinaa wa lijamii'il muslimiina wal muslimaati walmu'miniina walmu'minaat, al ahyaa'i minhum wal amwaat. Al Fatihah:
# ''Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta, dengan pujian yang sepadan dengan nikmatnya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu sebagaimana yang layak atas kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan-Mu.''
# ''Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dengan bacaan shalawat tersebutsemoga engkau bebaskan kami dari segala kesusahan dan kesulitan, Engkau penuhi semua kebutuhan kami, Engkau bersihkan kami dari segala kejelekan, Engkau angkat derajat kami dengan derajat yang tinggi di sisi-Mu, Engkau sampaikan kepada kami keinginan - keinginan yang paling penting, dari semua kebaikan ketika masih hidup dan ketika telah meninggal.''
Baris 93 ⟶ 138:
# ''Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat. Jauhkanlah kami dari siksa neraka. Kesejahteraan dan keselamatan selalu tertuju kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan sahabatnya. Segala puji hanyalah bagi Allah. Al Fatihah:''
Tidak berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi.
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." [QS Al Munaafiquun 63:9]
Allah mengingat orang yang mengingatNya.
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." [QS Ali 'Imran 3:190-191]
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [QS 13:28]
Di antara zikir yang utama adalah Laa ilaaha illallahu (Tidak ada Tuhan selain Allah)
Saya pernah mendengar rasulullah {{saw}} bersabda: 'Zikir yang paling utama adalah ''Laa ilaaha illallahu''. [HR Turmudzi]
Rasulullah {{saw}} bersabda: ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat: ‘Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.’ (HR Bukhari dan Muslim)
Zikir yang umum setelah salat wajib 5 waktu adalah tasbih ("Subhanallahu") 33x, tahmid ("Alhamdulillah") 33x, dan takbir ("Allahu akbar") 33x. -->
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/20/116506-sebuah-cara-untuk-menenangkan-hati Sebuah Cara Untuk Menenangkan Hati di Republika.co.id]
{{Authority control}}
[[Kategori:
|