Pulau Sangiang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 6 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q2096402 |
|||
(32 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Peta Banten Utara.png|
'''Sangiang'''
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.
Pulau Sangiang yang sekarang dijadikan Taman Wisata Alam pada awalnya merupakan [[Cagar alam|Cagar Alam]] seluas 700,35 Ha Kemudian pada tahun 1991 perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720 ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam dengan luas 528,15 ha.
Dulu, pernah ada sebuah proyek di Pulau Sangiang yang dikelola oleh sebuah perusahaan swasta. Para karyawan yang bekerja di proyek ini kemudian membangun sebuah perkampungan. Perkampungan tersebut bernama Lagon Waroo atau Lagoon Waru. Sekitar 50 kepala keluarga diketahui menempati perkampungan tersebut. Bahasa yang digunakan di pulau ini adalah [[Bahasa Sunda]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], dan [[Lampung]]. Namun kini, proyek tersebut terhenti, meski sempat ada rencana untuk dilanjutkan kembali.
==Lokasi==▼
==Iklim==▼
Iklim di Pulau Sangiang termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata ± 1.840 mm/thn. Bulan basah terjadi pada Agustus - Februari, sedangkan bulan kering terjadi pada Maret - Juli. Suhu udara berkisar antara 22° - 32°C dengan kelembaban udara rata-rata 80%.▼
== Sejarah ==
Menurut Cerita Setempat, Pulau Sangiang sudah dihuni sekitar abad ke 19. saat itu Raja Lampung menghibahkan Pulau Sangiang kepada warga agar ditempati. menjelang Perang Dunia kedua, ketika masa Pendudukang Jepang (1942-1945), Jepang membangun Pos Pengaman di Pulau Sangiang yang dilengkapi Rel besi untuk dilewati kapal perang amfibi mereka.
==Keanekaragaman Hayati==▼
[[Berkas:Photo by Carlos Silalahi (LBH Rakyat Banten) 11 Juli 2017.jpg|jmpl]]
▲== Lokasi ==
Pulau Sangiang merupakan salah satu pulau kecil dari 68 pulau di dalam wilayah perairan [[Banten]]. Pulau ini menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Serang.<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=44|url-status=live}}</ref> Lokasinya terletak di Selat Sunda ± 10 Km dari Pantai Anyer. Secara administratif, Pulau Sangiang termasuk ke dalam wilayah Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang. Sedangkan secara geografis terletak pada 105°49’30" - 105°52’ BT dan 5°56’ - 5°58'50" LS.{{Butuh rujukan}} Topografi kawasan ini bervariasi mulai dari landai, berbukit, agak curam, dan curam. Ketinggian permukaan tanahnya berkisar antara 0–155 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]].<ref>{{Cite journal|last=Fikriyanti, M., dkk.|date=2018|title=Keragaman Jenis Burung pada Berbagai Komunitas di Pulau Sangiang, Provinsi Banten|url=https://www.researchgate.net/publication/329331632_Keragaman_Jenis_Burung_Pada_Berbagai_Komunitas_di_Pulau_Sangiang_Provinsi_Banten/fulltext/5c01eeb592851c63cab2b56e/Keragaman-Jenis-Burung-Pada-Berbagai-Komunitas-di-Pulau-Sangiang-Provinsi-Banten.pdf|journal=Jurnal Biodjati|volume=3|issue=2|pages=60}}</ref>
▲== Iklim ==
▲Iklim di Pulau Sangiang termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata ± 1.840
▲== Keanekaragaman Hayati ==
Pulau Sangiang memiliki 3 tipe ekosistem hutan yaitu ekosistem hutan dataran rendah, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan payau. Beberapa jenis flora di kawasan ini, antara lain cemara laut (''Casuarina equisetifolia''), bayur (''Pterospermum javanicum''), ketapang (''Terminalia catappa''), nyamplung (''Callophyllum inophylum''), waru laut (''Hisbiscus tiliaceus''), walikukun (''Scoutenia ovata''), bakau (''Rhizophora stylosa''), dan cantigi (''Phempis acidula'').
Sedangkan jenis satwa yang ditemukan di dalam kawasan ini sangat beragam jenisnya dengan populasi yang relatif baik dan sebagian telah dilindungi undang-undang. Jenis satwa tersebut, antara lain lutung (''Trachypitechus auratus''), kucing hutan (''Felis bengalensis''), landak (''Hystrix brachiura''), biawak (''varanus salvator''), elang laut (''Haliarctus leucocagter''), dara laut (''Sterna sp.''), raja udang (''Halcyon cloris''), belibis (''Anas sp.''), kuntul karang (''Egretta sacra''), burung camar (''Sterna spp.''), pelatuk besi (''Threskiornis aethiopica''), burung cangak (''Ardea sumatrana''), ular sanca (''Phyton reticularis'') dan berbagai biota laut.
== Potensi Wisata ==
Pulau Sangiang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama yang menyukai wisata bahari. Keindahan alam dan pantai serta karang yang dihiasi ikan berwarna-warni merupakan
* Wisata Alam (lintas alam, mendaki gunung, memotret, bersepeda, berkemah dan menikmati panorama alam pantai yang landai maupun pantai yang curam). Lokasi
* Wisata Bahari (scuba diving,
* Wisata Budaya (menikmati/mengamati sisa-sisa perang dunia kedua, yaitu berupa benteng-benteng bekas pertahanan Jepang). Lokasi peninggalan sejarah ini letaknya di sekitar Pos TNI Angkatan laut, untuk ke wilayah ini, dibutuhkan perizinan yang sangat ketat dari aparat. Wisata Ilmiah (pendidikan dan penelitian)
== Pranala
* [https://open-trip.id/open-trip/open-trip-pulau-sangiang/ Sangiang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180204184045/https://open-trip.id/open-trip/open-trip-pulau-sangiang/ |date=2018-02-04 }}
* [http://bbksda-jabar.dephut.go.id/?q=node/43 Tentang Pulau Sangiang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130911143141/http://bbksda-jabar.dephut.go.id/?q=node%2F43 |date=2013-09-11 }}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Daftar pulau di Indonesia]]
{{Pulau di Banten}}
{{Commonscat|Sangiang}}
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Sangiang]]
|