Rusli Amran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q3453398
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(19 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Rusli Amran2.jpg|thumbjmpl|rightka|Rusli Amran bersama cucunya, Rulianna]]
 
'''Rusli Amran''' (lahir di [[Padang]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]], [[14 September]] [[1922]] - meninggal pada tahun [[1996]] dalam usia 74 tahun<ref>{{Cite web |url=http://www.pelaminanminang.com/artikel/penulisan-ulang-sejarah-minangkabau.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-07-23 |archive-date=2012-01-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120104023119/http://www.pelaminanminang.com/artikel/penulisan-ulang-sejarah-minangkabau.html |dead-url=yes }}</ref>) adalah [[wartawan]], [[diplomat]], dan [[sejarawan]] [[Indonesia]]. Ia juga merupakan pendiri sekaligus pemimpin ''Harian Berita Indonesia'', [[surat kabar]] pertama setelah [[kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]].
 
Setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai diplomat pada tahun 1972, ia mulai banyak melakukan penelitian dan menulis buku-buku tentang [[sejarah Sumatera Barat]]. Sementara istrinya mendirikan Yayasan Rusli Amran di [[Jakarta]] sebagai tempat belajar dan pusat dokumentasi koleksi dan arsip Rusli Amran.
Baris 7:
== Kehidupan ==
 
Rusli Amran lahir pada tahun 1922. Ia yang dibesarkan di [[Padang]] sempat mengenyam berbagai sistem pendidikan mulai dari [[Belanda]], [[Jepang]], dan [[Indonesia]]. Setelah menamatkan pendidikan Sastra Barat di ''[[SMA Negeri 1 Yogyakarta|''Algemeene Middelbare School]]'' [[A Yogyakarta]] sebelum [[Perang Dunia II]], ia kemudian belajar ke [[perguruan tinggi]] di [[Jakarta]], [[Amsterdam]], dan terakhir di [[Praha]].
 
Pada 6 September 1945 ia bersama [[Sidi Muhammad Sjaaf]] dan [[Suraedi Tahsin]] menerbitkan ''[[Berita Indonesia|Harian Berita Indonesia]]'', yang merupakan [[surat kabar]] pertama setelah [[kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]], dan kemudian menjadi pemimpin harian tersebut. Pada awal tahun 1950 ia terlibat dalam birokrasi pemerintah, pertama pada Departemen Pertahanan dan kemudian Departemen Keuangan hingga akhirnya pada Departemen Luar Negeri. Selama puluhan tahun Rusli Amran menjadi wakil [[Indonesia]] di [[Moskow]] dan [[Paris]]. Setelah pensiun pada tahun 1972, ia mulai mendedikasikan dirinya pada proyek sejarah berskala besar yaitu menulis tentang [[sejarah Sumatera Barat]] dalam bentuk yang bisa dimengerti dan dijangkau oleh para pelajar [[Indonesia]].
 
== Karier ==
Baris 15:
=== Penulis ===
 
Buku pertama yang ditulis oleh Rusli Amran berjudul ''Sumatera Barat hingga Plakat Panjang'' yang diterbitkan oleh Sinar Harapan pada tahun 1981. Buku ini merupakan hasil penelitiannya yang menghabiskan banyak waktu antara tahun 1970–1980 untuk menggali data dan narasumber di [[Belanda]] dan [[Indonesia]], dengan memfokuskan perhatian pada laporan dan penelitian yang tersedia pada [[jurnal|jurnal-jurnal]] Belanda pada abad ke-19. Buku ini merupakan sejarah dan laporan [[arkeologi|arkeologis]]s lengkap pada abad ke-13. Rusli Amran menitikberatkan pada interaksi [[Minangkabau]] dengan [[Inggris]] dan [[Belanda]], sampai pada [[perang Padri]] dan [[Plakat Panjang]] yang merupakan awal dari [[penjajahan Belanda|pendudukan Belanda]] di [[Sumatera Barat]]. Buku ini ditulis dengan sangat cermat dalam melakukan penelitian akan tetapi dengan gaya penulisannya yang tidak formal, seperti bab tentang masuknya [[Eropa|bangsa Eropa]] yang diberi judul "Masuknya si Bule". Karenanya tidak heran jika buku dengan hampir 700 halaman lengkap dengan referensi sumber, reproduksi dari arsip dan dokumen yang terkait beserta sumber asli ini, di kemudian hari menjadi referensi utama para penulis sejarah [[Ranah Minang]].
 
Buku keduanya yang berjudul "Sumatera Barat Plakat Panjang" adalah buku lanjutan dari buku yang pertama yang disertai juga dengan terjemahan dari sumber-sumber Belanda yang diambil dari [[jurnal|jurnal-jurnal]] Belanda dan muncul dalam [[appendiks]]. Kedua buku ini membuat sumber-sumber dalam [[bahasa Belanda]] yang secara [[bahasa]] dan tempat sulit terjangkau menjadi mudah terjangkau bagi para pelajar [[Indonesia]] yang berminat mempelajari [[sejarah Sumatera Barat]].
Baris 25:
==== Gaya ====
 
Rusli Amran telah banyak menghasilkan buku samasa hidupnya. Kehadiran buku-bukunya dianggap dapat semakin menyibak awan gelap yang menyelubungi [[sejarah Sumatera Barat]]. Dalam kaitan ini, makin terasa betapa upaya yang dilakukan Rusli selama bertahun-tahun dengan semangat akademis yang tinggi dan menjalin kembali untaian sejarah yang telah terlepas. Terlebih lagi, buku-bukunya tidaklah ditulis dengan [[bahasa]] yang kering dan membosankan, tapitetapi sebaliknya, bahkan kocak.
 
Sebagaimana dimaksudkan Rusli, buku-bukunya tidak dimaksudkan sebagai buku teks dalam artian yang [[konvensional]], tapitetapi sebuah buku [[sejarah]] yang ditulis secara populer, dengan gaya bercerita, agar dapat dibaca kalangan luas, terutama oleh generasi muda. Latar belakang Rusli sebagai seorang yang menguasai betul bahasa sumber (seperti [[bahasa Belanda]]) sangat membantu. Selain itu, ketajaman pena Rusli, pendiri dan pemimpin ''Harian Berita Indonesia'', sebagai [[wartawan]] pada masa awal [[kemerdekaan Indonesia]], ditambah lagi dengan kejelian matanya sebagai [[diplomat]] dalam melihat sesuatu di balik yang tersirat, sehingga ia bukan saja berusaha membeberkan cerita sejarah dengan cara yang hidup dan mengasyikkan, tapitetapi sekaligus juga memberi arti plot-plot sejarah itu secara berkesinambungan. Cara Rusli melihat peristiwa-peristiwa sejarah itu adalah dengan kacamata bangsa sendiri, walau bahan yang dipakai hampir seluruhnya diramu dari sumber-sumber [[Belanda]].
 
Namun menurut Jeffrey Hadler, profesor di ''Departmen of South and South East Asian Studies'' [[Universitas California, Berkeley|University of California Berkeley]], yang lebih penting dari tulisan Rusli Amran adalah kebaikan hatinya selama melakukan penelitian terhadap arsip-arsip tersebut dengan menggandakan setiap artikel dan [[manuskrip]] yang ada mengenai [[Sumatera Barat]] yang sangat banyak jumlahnya. Rusli Amran menggandakan dokumen-dokumen tersebut dan menyimpannya dalam tiga lokasi yang berbeda di [[Sumatera Barat]] yaitu: perpustakaan bagian literatur [[Universitas Andalas]] di [[Limau Manis, Pauh, Padang|Limau Manis]], Gedung Abdullah Kamil di Padang bagian ruang baca, dan Pusat Dokumentasi dan Inventori Budaya Minangkabau di [[Padang Panjang]]. Melalui usaha Rusli Amran ini pelajar yang berminat pada [[sejarah Sumatera Barat]] dapat menjangkau buku yang menyediakan gambaran yang jelas dan tanpa pretensi mengenai [[Sejarah Nusantara (1800-1942)|masa kolonial]]. Terlebih lagi mereka dapat menjangkau sumber yang asli tanpa harus pergi ke [[Belanda]] maupun [[Jakarta]].
 
== Karya ==
 
== Referensi ==
* {{id}} [http://www.pelaminanminang.com/artikel/penulisan-ulang-sejarah-minangkabau.html Penulisan Ulang Sejarah Minangkabau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120104023119/http://www.pelaminanminang.com/artikel/penulisan-ulang-sejarah-minangkabau.html |date=2012-01-04 }}
* {{en}} [http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue2/article_236.html Rusli Amran and the Rewriting of Minangkabau History] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080226220906/http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue2/article_236.html |date=2008-02-26 }}
* {{id}} [http://minanglamo.blogspot.com/2012/02/rusli-amran-1922-1996-penemu-kembali.html Rusli Amran, Penyelamat Sejarah Ranah Minang (1922-1996)]
{{URUTANBAKU:Amran, Rusli}}
 
== Pranala luar ==
 
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Sejarawan Indonesia]]
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
<references />{{Authority control}}
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 1 Yogyakarta]]