Sultan Hasanuddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Clubdcfdtl (bicara | kontrib)
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(269 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{One source}}
[[Berkas:Hasanuddin 1.jpg|thumb|Sultan Hasanuddin<br />]]
{{hatnote|"Sultan Hasanuddin" beralih ke halaman ini. Artikel ini membahas mengenai biografi [[Sultan Gowa]] ke-16. Untuk [[Sultan Banten]] dengan nama yang sama, lihat [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Hasanuddin]].}}
'''Sultan Hasanuddin''' ({{lahirmati|[[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]|12|1|1631|[[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]|12|6|1670}}) adalah Raja [[Kerajaan Gowa|Gowa]] ke-16 dan pahlawan nasional [[Indonesia]] yang terlahir dengan nama '''I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe'''. Setelah memeluk agama [[Islam]], ia mendapat tambahan gelar ''Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana'', hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki ''De Haantjes van Het Oosten'' oleh [[Belanda]] yang artinya ''Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur''. Ia dimakamkan di [[Katangka]], [[Kabupaten Gowa]].
{{untuk|pengertian lain|Hasanuddin (disambiguasi)}}
{{Infobox royalty
| embed =
| name = Sultan Hasanuddin
| image = Sultan Hasanuddin di The Legend Star Batu.jpg
| image_size = 220px
| caption = Patung Lilin Sultan Hasanuddin
| title = Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape
| titletext = Sultan Hasanuddin
| succession = [[Sultan Gowa]] ke-16
| reign = 1653 - 1669
| predecessor = [[Sultan Gowa|Sultan Malikussaid]]
| successor = [[Sultan Gowa|Sultan Amir Hamzah]]
| regnal name = I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangngape Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla Pangkana
| more =
| type =
| birth_name =
| birth_date = 12 Januari 1631
| birth_place = {{flagicon image|Flag of the Sultanate of Gowa.svg}} [[Gowa]], [[Kesultanan Gowa]]
| death_date = {{death date and age|1670|6|12|1631|1|12|df=y}}
| death_place = [[Gowa]], [[Hindia Belanda]]
| nickname = Haantjes van Het Osten "Ayam Jantan Dari Timur"
| issue = [[Sultan Gowa|Sultan Amir Hamzah]], [[Sultan Gowa|Sultan Muhammad Ali]], [[Sultan Gowa|Sultan Abdul Jalil]], [[Karaeng Galesong]]
| relations = [[Sultan Ala'uddin]] (kakek)
| mother = [[Kerajaan Gowa|I Sabbe Lokmo Daeng Takontu]]
| father = [[Sultan Gowa|Sultan Malikussaid]]
}}
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 053-06.jpg|jmpl|Sultan Hasanuddin diabadikan sebagai salah satu perangko]]
'''Sultan Hasanuddin''' (Dijuluki '''Ayam Jantan dari Timur''' oleh Belanda) ({{lahirmati|[[MakassarGowa]], [[Sulawesi Selatan]]|12|1|1631|[[MakassarGowa]], [[Sulawesi Selatan]]|12|6|1670}}) adalah RajaSultan [[Kerajaan Gowa|Gowa]] ke-16 dan pahlawan nasional [[Indonesia]] yang terlahir dengan nama '''Muhammad Bakir I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto MangepeMangape'''. Setelah memeluk agamamenaiki [[Islam]]takhta, ia mendapat tambahan gelardigelar ''Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana,'', hanyasetelah sajameninggal lebihia dikenaldigelar dengan''Tumenanga SultanRi HasanuddinBalla sajaPangkana.'' Karena keberaniannya, ia dijuluki ''De Haantjes van Het OostenOsten'' oleh [[Belanda]] yang artinya ''Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur''. Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.<ref name="pahnas">Peranginangin, Marlon dkk; ''Buku Pintar Pahlawan Nasional''. [[KatangkaBanten]]: Scientific Press, [[Kabupaten Gowa2007]]. </ref>
 
== Keluarga ==
Ia diangkat sebagai [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal [[6 November]] [[1973]].<ref name="pahnas">PERANGINANGIN, Marlon dkk; '''''Buku Pintar Pahlawan Nasional'''''. [[Batam]]: Scientific Press, [[2007]].</ref>
Sultan Hasanuddin, merupakan putera dari Raja Gowa ke-15, I Manuntungi Muhammad Said Daeng Mattola, Karaeng Lakiung [[Sultan Gowa|Sultan Malikussaid]] Tumenanga ri Papang Batunna dan ibunya bernama I Sabbe Lokmo Daeng Takontu. Sultan Hasanuddin memerintah Kesultanan Gowa mulai tahun 1653 sampai 1669. Kesultanan Gowa adalah merupakan kesultanan besar di Wilayah Timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
 
== SejarahBiografi ==
[[Berkas:Makam Sultan Hasanuddin.jpg|jmpl|300px|ki|Makam Sultan Hasanuddin di Sungguminasa, Gowa]]
Sultan Hasanuddin lahir di [[Makasar]], merupakan putera kedua dari [[Sultan Malikussaid]], Raja [[Kerajaan Gowa|Gowa]] ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah [[Kerajaan Gowa]], ketika Belanda yang diwakili [[Kompeni]] sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. [[Kerajaan Gowa|Gowa]] merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.<ref name="pahnas"/>
 
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari pasangan Sultan Malikussaid, [[Sultan Gowa]] ke-XV, dengan I Sabbe Lokmo Daeng Takuntu. Jiwa kepemimpinannya sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia juga pandai berdagang. Karena itulah dia memiliki jaringan dagang yang bagus hingga Makassar, bahkan dengan orang asing.
Pada tahun [[1666]], di bawah pimpinan [[Cornelis Speelman|Laksamana Cornelis Speelman]], Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan [[Kerajaan Gowa|Gowa]]. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
 
Hasanuddin kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil ia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting, dengan harapan dia bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Beberapa kali dia dipercaya menjadi delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerjaan.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya [[Kerajaan Gowa|Gowa]] terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal [[18 November]] [[1667]] bersedia mengadakan '''[[Perdamaian Bungaya]]''' di [[Bungaya, Gowa|Bungaya]]. [[Kerajaan Gowa|Gowa]] merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke. [[Batavia]]. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos [[benteng]] terkuat [[Kerajaan Gowa|Gowa]] yaitu [[Benteng Sombaopu]] pada tanggal [[12 Juni]] [[1669]]. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal [[12 Juni]] [[1670]].
 
Saat memasuki usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan jabatan urusan pertahanan Gowa. Ada dua versi sejarah yang menjelaskan kapan dia diangkat menjadi raja, yaitu saat berusia 24 tahun atau pada 1655 atau saat dia berusia 22 tahun atau pada 1653. Terlepas dari perbedaan tahun, Sultan Malikussaid telah berwasiat supaya kerajaannya diteruskan oleh Hasanuddin.
 
Selain dari ayahnya, dia memperoleh bimbingan mengenai pemerintahan melalui Mangkubumi Kesultanan Gowa, Karaeng Pattingaloang. Sultan Hasanuddin merupakan guru dari Arung Palakka, salah satu Sultan Bone yang kelak akan berkongsi dengan Belanda untuk menjatuhkan Kesultanan Gowa.
 
Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan dengan orang-orang Spanyol dan Portugis. Kompeni Belanda memaksa orang-orang negeri menjual dengan harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon pala dan cengkih di beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. Maka Sultan Hasanuddin menolak keras kehendak itu, sebab yang demikian adalah bertentangan dengan kehendak Allah katanya. Untuk itu Sultan Hasanuddin pernah mengucapkan kepada Kompeni "''marilah berniaga bersama-sama, mengadu untuk dengan serba kegiatan"''. Tetapi Kompeni tidak mau, sebab dia telah melihat besarnya keuntungan di negeri ini, sedang Sultan Hasanuddin memandang bahwa cara yang demikian itu adalah kezaliman.
 
Pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Tahun 1667, VOC Belanda di bawah pimpinan [[Cornelis Speelman]] beserta sekutunya kembali menyerang Makassar. Pertempuran berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya Kesultanan Gowa terdesak dan makin lemah, sehingga dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin menandatangani [[Perjanjian Bungaya]] pada tanggal 18 November 1667 di [[Bungaya, Gowa|Bungaya]]. [[Kerajaan Gowa|Gowa]] yang merasa dirugikan, mengadakan perlawanan lagi. Pertempuran kembali pecah pada Tahun 1669. Kompeni berhasil menguasai [[benteng]] terkuat [[Kerajaan Gowa|Gowa]] yaitu [[Benteng Somba Opu|Benteng Sombaopu]] pada tanggal [[24 Juni]] [[1669]]. Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal [[12 Juni]] [[1670]] karena penyakit ari-ari.
 
== Dinamai sebagai Sultan Hasanuddin ==
Sewaktu lahir nama beliau diberi nama Muhammad Baqir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape, pemberi nama ini oleh Qadi Kesultanan Gowa yang juga adalah kakak iparnya sendiri (suami dari sepupu) yaitu Alhabib Syaikh Alwi Jalaluddin Bafagih (keturunan Imam Maula Aidid diHadramaut yang adalah Keturunan Nabi), kemudian ketika menjabat sebagai Sultan maka beliau mendapat gelar Sultan Hasanuddin.
Namanya kini diabadikan untuk [[Universitas Hasanuddin]], [[Kodam XIV/Hasanuddin]] dan [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]] di [[Makassar]], [[KRI Sultan Hasanuddin (366)|KRI Sultan Hasanuddin]] dan Jl. Sultan Hasanuddin di berbagai kota di Indonesia.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat juga ==
* [[Makam Sultan Hasanuddin]]
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Hasanuddin, Sultan}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:RajaSultan Gowa]]
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]]
 
:)