Perilaku konsumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Amidaxaviera (bicara | kontrib)
k Penambahan informasi
 
(20 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Durian customer.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Contoh perilaku konsumen sebelum membuat keputusan pembelian]]
{{istilah asing}}
'''Perilaku konsumen''' adalah [[proses]] dan [[aktivitas]] ketika seseorang berhubungan dengan [[pencarian]], [[pemilihan]], [[pembelian]], [[penggunaan]], serta peng[[evaluasi]]an [[produk]] dan [[jasa]] demi memenuhi [[kebutuhan]] dan [[keinginan]].<ref name="Principles"> {{en}} Duncan, Tom. 2005. ''Principles of Advertising & IMC, Second Edition.'' McGraw-Hill, Inc. Bab 5</ref> Perilaku [[konsumen]] merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.<ref name="Customer"> {{en}} Kincaid, Judith. 2003. ''Customer Relationship Management: Getting it Right.'' Prentice-Hall, Inc. Page 298.</ref> Untuk barang ber[[harga]] jual rendah (''low-involvement'') proses pengambilan keputusan dilakukan dengan [[mudah]], sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (''high-involvement'') proses pengambilan keputusan dilakukan dengan [[pertimbangan]] yang matang. <ref name="Principles" />
[[Berkas:Durian customer.jpg|thumb|right|250px|Contoh perilaku konsumen sebelum membuat keputusan pembelian]]
'''Perilaku konsumen''' adalah [[proses]] dan [[aktivitas]] ketika seseorang berhubungan dengan [[pencarian]], [[pemilihan]], [[pembelian]], [[penggunaan]], serta peng[[evaluasi]]an [[produk]] dan [[jasa]] demi memenuhi [[kebutuhan]] dan [[keinginan]].<ref name="Principles"> {{en}} Duncan, Tom. 2005. ''Principles of Advertising & IMC, Second Edition.'' McGraw-Hill, Inc. Bab 5</ref> Perilaku [[konsumen]] merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.<ref name="Customer"> {{en}} Kincaid, Judith. 2003. ''Customer Relationship Management: Getting it Right.'' Prentice-Hall, Inc. Page 298.</ref> Untuk barang ber[[harga]] jual rendah (''low-involvement'') proses pengambilan keputusan dilakukan dengan [[mudah]], sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (''high-involvement'') proses pengambilan keputusan dilakukan dengan [[pertimbangan]] yang matang. <ref name="Principles"/>
 
== Aplikasi Perilaku Konsumen dalam Bisnis ==
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1) proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990).<ref>http://underground-paper.blogspot.com/2013/03/makalah-dengan-jurnal-acuan-chung-hoon_19.html</ref>
Pemahaman akan perilaku [http://pelet-mimpi-basah.blogspot.com/2013/03/konsumen-cerdas-paham-perlindungan.html konsumen cerdas] dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah [[strategi pemasaran]] yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan [[diskon]] untuk menarik pembeli.<ref name="cp">http://www.consumerpsychologist.com/cb_Introduction.html</ref> Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.<ref name="cp" /> Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat [[lebaran]], pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi dipada hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal [[pemasaran sosial]] (''social marketing''), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.<ref name="cp" /> Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.
 
== Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen ==
Baris 12 ⟶ 11:
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari [[psikologi|ilmu psikologi]] kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari [[sosiologi|ilmu sosiologi]].<ref name="cb" /> Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
 
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari [[ilmu ekonomi]] dan [[statistika]].<ref name="cb" /> Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model [[matematika]] berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut [[Abraham Maslow]] ([[Teori hierarki kebutuhan Maslow]]) untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan ''moving rate analysis''.
 
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.<ref name="cb" />
Baris 20 ⟶ 19:
 
=== Afeksi dan kognisi ===
[[Berkas:Tipe respons afektif.jpg|thumbjmpl|300px|Tipe respons afektif]]
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. [[Afeksi]] merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu [[stimuli]] atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. [[Kognisi]] mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
 
Baris 27 ⟶ 26:
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah [[lingkungan]]. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
 
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi ke dua adalah
memproses interpretasi menjadi sebuah ''task'' kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
 
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
 
= Impulsive behavior in consumer behavior =
impulsive behavior memiliki pengertiannya tersendiri dimana perilaku konsumen yang terkandang membeli suatu produk yang dipengaruhi oleh keinginan kuat untuk membeli dan tidak mampu dalam mengevaluasi konsekuensinya.<ref>{{Cite journal|last=Purwanto|first=Edi|last2=Yanti|first2=Sania Eka|date=2024-07-26|title=From pleasure to purchase: Exploring urban consumers' impulsive buying behavior|url=https://journal.nurscienceinstitute.id/index.php/jmdb/article/view/917/353|journal=Journal of Management and Digital Business|language=en|volume=4|issue=2|pages=187–203|doi=10.53088/jmdb.v4i2.917|issn=2797-9555}}</ref>
 
== Proses pengambilan keputusan pembelian ==
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:<ref name="Perilaku"> [http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf Perilaku Konsumen] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091229203033/http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf |date=2009-12-29 }}. Diakses 14 Mei 2010.</ref>
 
# [[Pengenalan masalah]] (''problem recognition'').<ref name="Principles"/> Konsumen akan membeli suatu produk sebagai [[solusi]] atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.<ref name="Principles"/>
# [[Pencarian informasi]] (''information source'').<ref name="Principles"/> Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan ter[[motivasi]] untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian [[informasi]].<ref name="Principles"/> Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam [[memori]] (''internal'') dan berdasarkan [[pengalaman]] orang lain (''eksternal'').<ref name="Principles"/>
# [[Mengevaluasi alternatif]] (''alternative evaluation'').<ref name="Principles"/> Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi [[alternatif]] yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.<ref name="Principles"/>
# [[Keputusan pembelian]] (''purchase decision'').<ref name="Principles"/> Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif [[strategis]] yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.<ref name="Principles"/> Terkadang [[waktu]] yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang [[aktual]] tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.<ref name="Principles"/>
# [[Evaluasi pasca-pembelian]] (''post-purchase evaluation'') merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.<ref name="Keputusan"> [http://www.slideshare.net/imanmulyana/keputusan-pembelian Keputusan Pembelian]. Diakses 14 Mei 2010.</ref> Setelah membeli [[produk]] tersebut, konsumen akan melakukan [[evaluasi]] apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.<ref name="Proses"> [http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab4_prosespengambilankeputusandanperilakukonsumen.pdf Proses Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100729153541/http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemenpemasaran/bab4_prosespengambilankeputusandanperilakukonsumen.pdf |date=2010-07-29 }}. Diakses 14 Mei 2010.</ref> Dalam hal ini, terjadi [[kepuasan]] dan [[ketidakpuasan]] konsumen.<ref name="Principles"/> Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan [[permintaan]] akan [[merek]] produk tersebut pada masa depan.<ref name="Principles"/> Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.<ref name="Principles"/>
 
== Faktor-faktor yang memengaruhi ==
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:<ref name="Principles"/>
 
# [[Motivasi]] (''motivation'') merupakan suatu [[dorongan]] yang ada dalam diri [[manusia]] untuk mencapai tujuan tertentu.<ref name="Principles"/>
# [[Persepsi]] (''perception'') merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap [[stimulus]] atau [[kejadian]] yang diterimanya berdasarkan informasi dan [[pengalaman]]nya terhadap rangsangan tersebut.<ref name="Principles"/>
# [[Pembentukan sikap]] (''attitude formation'') merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan [[sikap]] suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.<ref name="Principles"/>
# [[Integrasi]] (''integration'') merupakan kesatuan antara sikap dan [[tindakan]].<ref name="Principles"/> Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.<ref name="Principles"/>
 
== Jenis-Jenis Konsumen ==
Kata pelanggan (customer) sering kali digunakan untuk menggambarkan seseorang yang secara rutin membeli suatu produk dari suatu toko atau perusahaan tertentu. Misalnya, seseorang yang membeli sabun mandi merek LUX. Sedangkan, kata konsumen (consumer) lebih umum menjelaskan setiap orang yang terlibat dengan suatu kegiatan. Konsumen umum merupakan seseorang yang memiliki kebutuhan atau dorongan. Konsumen memiliki beberapa peran dalam ketiga proses tersebut, yaitu berikut ini.<ref name=":0">{{Cite book|last=Balqiah|first=Tengku Ezni|last2=Setyowardhani|first2=Hapsari|date=2014|url=http://repository.ut.ac.id/4843/|title=Perilaku Konsumen|location=Jakarta|publisher=Universitas Terbuka|isbn=978-979-011-222-3|volume=1|pages=1–49|language=en}}</ref>
 
# Pencetus ide (initiator).
# Pembeli (Purchaser/Buyer).
# Membayar (Payer).
# Pengguna/pemakai (User).
# Pemberi pengaruh (Influencer).
# Pengambil keputusan (decision maker).
# Konsumen organisasi atau kelompok, di mana satu orang atau sekelompok orang akan membuat keputusan untuk organisasi <ref name=":0" />
 
== Referensi ==
<references/>
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
==Pranala Luar==
[http://underground-paper.blogspot.com/2013/03/makalah-dengan-jurnal-acuan-chung-hoon_19.html Contoh Makalah Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Online di Situs Kaskus]
[[Kategori:Periklanan]]
[[Kategori:Bisnis]]
[[Kategori:Perusahaan]]
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Teori konsumen]]