Suku Nias: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(206 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group|
|group = Suku Nias<br>Ono Niha
|image = Tari_Moyo_Nias_Sumatera_Utara_IMG_8202.jpg
|caption =Tari Perang diperagakan di halaman tengah pedesaan tradisional
|pop = 1.041.925 {{small|([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])}}<ref name="SUKU"/>
|popplace = {{flag|Indonesia}}
|region1 = [[Sumatera Utara]]
|pop1 = 911.820
|ref1 = <ref name="SUKU"/>
|region2 = [[Riau]]
|pop2 = 71.537
|ref2 = <ref name="SUKU"/>
|region3 = [[Sumatera Barat]]
|pop3 = 18.239
|ref3 = <ref name="SUKU"/>
|langs = [[Bahasa Nias]] dan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga digunakan.
|rels = [[Kekristenan|Kristen]] ([[Protestan]] ''mayoritas'', [[Katolik]]), [[Islam]], [[Fanömba adu]]
|related = [[Suku Haloban|Haloban]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Sigulai|Sigulai]], [[Suku Lekon|Lekon]]
}}
'''Suku Nias''' adalah
== Asal-usul ==
=== Mitologi ===
[[Berkas:Tari Perang Nias 3.jpg|
Berbagai mitos dalam ''[[hoho]]'' menceritakan kedatangan suku Nias ke pulau. Sebuah hoho mengatakan bahwa orang Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "[[Sigaru Tora'a]]" yang terletak di sebuah tempat yang bernama [[Teteholi Ana'a]]. Kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman [[Tuada Sirao|Raja Sirao]] yang memiliki 9 putra yang disuruh keluar dari Teteholi Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke-9 putra itulah yang dianggap menjadi orang yang pertama sekali yang menginjakkan kaki di Pulau Nias. <ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/682905651|title=Legitimasi kekuasaan pada budaya Nias : paduan penelitian arkeologi dan antropologi|last=Wiradnyana, Ketut, 1966-|date=2010|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-763-2|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=682905651}}</ref> Mitos lainnya, Inada Sirici menurunkan 6 orang anak ke Pulau Nias dan menjadi leluhur.<ref>{{Cite web|url=https://museum-nias.org/orang-nias/|title=Orang Nias|website=Museum Pusaka Nias|language=id-ID|access-date=2020-06-06}}</ref> Masih terdapat beberapa versi lain tentang kehadiran manusia di Nias.
=== Penelitian Arkeologi ===
Penelitian
Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di [[Gua Togi Ndrawa|Gua Tögi Ndrawa]]. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia yang menempati gua tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2013/04/16/09081323/Asalusul.Orang.Nias.Ditemukan|title=Asal-usul Orang Nias Ditemukan|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-06-06|editor-last=Yunan}}</ref><ref>[http://niasonline.net/2007/10/22/tidak-ada-kepentingan-komersial-dan-tidak-ada-hak-paten-yang-akan-diajukan/ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan]</ref>
== Sistem kekeluargaan ==
{{utama|Mado}}
Suku Nias menerapkan sistem [[mado]] mengikuti garis ayah ([[Patrilinealitas|patrilineal]]). Mado-mado umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.
== Sebaran di Indonesia ==
[[Berkas:Hombo Batu, Pulau Nias.jpg|jmpl|ka|250px|[[Fahombo]], tradisi khas Nias]]
[[Berkas:TMII Nias House.JPG|jmpl|ka|250px|Rumah tradisional Nias di [[Taman Mini Indonesia Indah]].]]
Sebagian besar orang berada di [[Sumatera Utara|Provinsi Sumatera Utara]], tepatnya di [[Pulau Nias]]. Pulau Nias terbagi menjadi lima wilayah administrasi, yakni 4 [[kabupaten]] dan 1 [[kota]]. Jumlah orang Nias cukup signifikan di [[Riau|Provinsi Riau]]. Tahun [[2010]], jumlah orang Nias di [[Indonesia]] sebanyak 1.041.925 jiwa (0,44%) dari 236.728.379 jiwa penduduk.<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=13 Februari 2022|pages=23-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Berikut ini adalah sebaran orang Nias di Indonesia berdasarkan data resmi pemerintah melalui [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], menurut provinsi:<ref name="SUKU"/>
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Provinsi
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2010]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
| [[Sumatera Utara]]
! style="text-align: right;" | 911.820
! style="text-align: right;" | 87,51%
|-
| 2
| [[Riau]]
| style="text-align: right;" | 71.537
| style="text-align: right;" | 6,87%
|-
| 3
| [[Sumatera Barat]]
| style="text-align: right;" | 18.239
| style="text-align: right;" | 1,75%
|-
| 4
| [[Aceh]]
| style="text-align: right;" | 9.366
| style="text-align: right;" | 0,90%
|-
| 5
| [[Jawa Barat]]
| style="text-align: right;" | 7.925
| style="text-align: right;" | 0,76%
|-
| 6
| [[Kepulauan Riau]]
| style="text-align: right;" | 4.676
| style="text-align: right;" | 0,45%
|-
| 6
| [[DKI Jakarta]]
| style="text-align: right;" | 4.572
| style="text-align: right;" | 0,44%
|-
| 6
| [[Jambi]]
| style="text-align: right;" | 3.574
| style="text-align: right;" | 0,34%
|-
| 6
| Provinsi lain
| style="text-align: right;" | 10.217
| style="text-align: right;" | 0,98%
|-
!
! Indonesia
! style="text-align: right;" | 1.041.925
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
== Bahasa ==
'''Bahasa Nias''' atau Li Niha adalah [[bahasa]] yang dituturkan oleh orang Nias. Bahasa ini termasuk dalam [[Rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang|rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–kepulauan Penghalang]] dan berhubungan dengan [[bahasa Batak]] dan [[Bahasa Mentawai|Mentawai]]. Pada tahun 2000, penuturnya berjumlah sekitar 770.000 orang. Bahasa Nias terdiri atas tiga dialek.
=== Dialek ===
Umumnya bahasa Nias dianggap memiliki tiga dialek. Dialek utara dituturkan di daerah [[Kota Gunungsitoli|Gunungsitoli]], [[Alasa, Nias Utara|Alasa]] dan [[Lahewa, Nias Utara|Lahewa]]. Dialek selatan dituturkan di [[Kabupaten Nias Selatan|Nias Selatan]]. Sementara itu, dialek tengah dituturkan di [[Kabupaten Nias Barat|Nias Barat]], khususnya di daerah [[Sirombu, Nias Barat|Sirombu]] dan [[Mandrehe, Nias Barat|Mandrehe]]. Sementara itu, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Utara 1977/1978 membagi bahasa Nias ke lima dialek. Dialek utara dituturkan di Alasa dan Lahewa; dialek Gunungsitoli; dialek barat di Mandrehe, Sirombu, Kepulauan Hinako; dialek tengah di Gido, Idano Gawo, Gomo, Lahusa; dan dialek selatan di Telukdalam, Pulau Tello, dan Kepulauan Batu. Tingkat kemiripan antara dialek ini mencapai 80%. Bahasa Nias juga sebagai bahasa resmi di Nias.
=== Alfabet ===
Abjad dalam bahasa Nias berbeda dengan abjad dalam bahasa Indonesia, di mana ada yang dikurangi (tidak dipakai) dari abjad bahasa Indonesia dan ada yang ditambahkan abjad unik (karakter khusus) dalam bahasa Nias yang pengucapannya tidak terdapat di dalam abjad bahasa Indonesia. Abjad Bahasa Nias huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut:
Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Öö, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww, Ŵŵ, Yy, Zz
=== Kosakata ===
Beberapa kosakata bahasa Nias dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dapat dilihat di [[wikt:Lampiran:Daftar Swadesh bahasa Nias|Daftar Swadesh bahasa Nias.]]
==
Sebagian besar orang Nias adalah pemeluk agama [[Protestanisme|Kristen Protestan]]. sedangkan yang lainnya beragama [[Islam]], [[Katolik]], [[Agama Buddha|Buddha]] dan ''[[Fanömba adu]]''. setidaknya menurut kenyataan sekitar tahun 1967. Sistem kepercayaan yang disebut terakhir ini adalah nama yang diberikan oleh pihak luar. yang merupakan sistem kepercayaan yang berasal dari leluhur mereka. Mereka menyebut ''[[Molehe Adu]]'', yaitu pemujaan roh leluhur. Untuk itu mereka membuat patung-patung kayu (''[[adu]]'') yang ditempati oleh roh leluhur.
Dalam sistem kepercayaan ini dikenal beberapa dewa. Yang terpenting ada lah ''Lowalangi'', yang dianggap raja segala dewa dari dunia atas atau sang pencipta. ''Lature Danö'' adalah raja dewa-dewa dunia bawah da saudara tua ''Lowalangi'' tadi. ''Silewe Nasarata'' adalah pelindung dari para pemuka agama dan merupakan isteri dari ''Lowalangi''; dan sumber lain menyebutkan sebagai penghubung dewa dunia atas dan dewa dunia bawah, serta sebagai penghubung antara kaum dewa dan umat manusia. Sebenarnya bagi orang Nias Selatan nama ''Lowalangi'', yang biasa di sebut ''Lowalani'', diperkenalkan oleh misionaris Jerman . Orang Nias Selatan dulu mengenal nama ''Ida Samihara Luo'' sebagai pencipta dewa dan manusia. Sang pencipta ini tidak mempunyai realitas, namun dari padanya timbul dua anak kembar yang kemudian anak kembar ini kawin dan mengembang biakkan dewa dan manusia.<ref>Melalatoa, Junus (1995). ''Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia''. CV. EKA PUTRA. hlm. 637.</ref>
==
{{utama|Daftar mado Nias}}
== Budaya ==
=== Makanan ===
* Gaolo : Hasil parutan dari pada "ubi kayu" dan di aduk dengan tambahan air bersih secukupnya, kemudian dimasak menggunakan periuk secara sederhana, dan dimakan dengan cara mencelupkan ke air cabe yang sudah disediakan.
* Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
* Harinake (daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
* Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
* Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
* [[Ni'owuru]] (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
* Rakigae (pisang goreng)
* Tamböyö (ketupat)
*
*
* Kazimone (terbuat dari sagu)
* Wawayasö
* Gulo-Gulo Farö (manisan dari hasil sulingan santan kelapa)
* Bato (daging kepiting yang dipadatkan dalam bentuk bulat agar dapat bertahan lama; terdapat di Kepulauan Hinako)
* Nami (telur kepiting dapat berupa nami segar atau yang telah diasinkan agar awet, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tergantung kadar garam yang ditambahkan)
=== Peralatan Rumah Tangga
* Bowoa tanö - periuk dari tanah liat, alat masak tradisional
* Figa
* Figa Lae - daun pisang yang dipakai untuk menjadi alas makanan * Halu (alat menumbuk padi) -
* Lösu - lesung
* Gala - dari kayu seperti talam
* Sole mbanio - tempat minum dari tempurung
* Katidi - anyaman dari bambu
* Niru (Alat untuk menapik beras untuk memisahkan dedak)
* Haru - sendok nasi
* Famofu - alat niup api untuk memasak
* Fogao Banio (alat pemarut kelapa)
* Sendo : [[Sendok]]
* Tuhi-Tuhi : [[Tungku api|Tungku Api]] Masak
* Kawali : [[Penggorengan (masakan)|Kuali]]
=== Minuman ===
* Tuo nifarö (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe" dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias "Pohon Kelapa" = "töla nohi") yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.
* Tuo mbanua / Sataha (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi 'laru' berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol)
[[Berkas:Lompat Batu Nias.jpg|jmpl|''[[Fahombo]]'' (Lompat Batu)]]
======
* Tome, Dome : Tamu Undangan
* Sowatö : Tuan Rumah
* [[Fahombo]] <ref>[http://himni.or.id/berita-
* Fataele/Foluaya] (Tari Perang)
* [[Maena]] (Tari berkelompok)
* [[Tari
* Fangowai (Tari sekapur sirih/penyambutan tamu)
* [[Fame Ono nihalõ|Fame Ono nihalö]] (Pernikahan)
* Faelöwa : [[Upacara pernikahan|Acara Pernikahan]]
* Mangowalu : [[Menikah]]
* Manunö : [[Bernyanyi]]
* Marafule : [[Pengantin laki-laki|Pengantin Laki-Laki]]
* Ono Nihalö : [[Pengantin perempuan|Pengantin Perempuan]]
* Ama Matua : Bapak Mertua
* Ina Matua : Ibu Mertua
* Sibaya : [[Paman]]
* [[Omo Hada]] : [[Rumah adat Nias|Rumah Adat]]
* [[Fame'e Tõi Nono Nihalõ|Fame'e Töi Nono Nihalö]] (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
* [[Fasösö Lewuö]] (Menggunakan adu bambu untuk menguji kekuatan pemuda Nias)
== Tokoh ==
{{utama|Daftar tokoh Nias}}
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het verslepen van de steen 'Darodaro' voor de gestorven Saoenigeho van Bawamataloea Nias TMnr 1000095b.jpg|Masyarakat Nias memindahkan sebuah megalit ke kawasan pembangunan
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [https://museum-nias.org/ Museum Pusaka Nias]
== Daftar pustaka ==
* Peter S. Bellwood (1979), Man's conquest of the Pacific: the prehistory of Southeast Asia and Oceania, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-520103-1.
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku Nias-stub}}
[[Kategori:Suku
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Nias]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara|Nias]]
[[Kategori:Suku bangsa di Aceh]]
[[Kategori:Pulau Nias]]
[[Kategori:Budaya Nias]]
[[Kategori:Nias]]
|