Saridjah Niung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zakiakhmad (bicara | kontrib) k tambah referensi lahir ibu sud |
|||
(158 revisi perantara oleh 94 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|name =
|image = Saridjah Niung 2000 Indonesia stamp.jpg
|imagesize = 280px
|caption = Ibu Soed
|birth_name = Saridjah Niung
|othernames = Saridjah Niung Bintang Soedibjo, Ibu Soed
|birth_date = {{Birth date|1908|03|26}}
|birth_place = [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1993|5|26|1908|3|26}}
|death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
|resting_place = [[Kabupaten Bandung Barat|Bandung Barat]], [[Jawa Barat]], Indonesia
|occupation = Staf pengajar [[HIS|Hollandsch-Inlandsche School (HIS)]], Petojo, Jalan Kartini, dan Arjuna.
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|nationality =
|ethnicity = Sunda-Bugis-Tionghoa
|citizenship =
|organization =* Indonesia Muda (1926).
* Tonil Amatir.
|
|education = [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] [[Bandung]] |known_for = [[Pemusik]], [[guru]] [[musik]], [[komponis]], [[penyiar radio]], [[dramawan]], [[seniman]] [[batik]]
|alma_mater =
|period =
|genre =
|subject =
|movement =
|notableworks = ''Tanah Airku''
|spouse = [[Raden Mas Bintang Soedibjo]]
|parents = Mohammad Niung (ayah)
|children = Raden Ayu Sri Sufinati Bintang Soedibjo (1927-1979), menikah dengan Drs. Raden Panji Purnomo Tedjokusumo<br />Raden Ajeng Winarni Bintang Soedibjo (1929-1931), meninggal ketika bayi<br />Raden Ayu Krisnani Bintang Soedibjo (1931-1980), menikah dengan GF. Mambu
|relatives = Mang Udel (menantu)
|religion = Islam
|influences =
|influenced =
|awards =* [[Satyalancana Kebudayaan]]
* '''Empu Lagu Anak-Anak Indonesia'''. Penghargaan [[Museum Rekor Indonesia]]. Menciptakan 480 lagu anak-anak Indonesia antara lain; ''[[Burung Kutilang]], [[Naik Delman]], [[Kupu-Kupu]], [[Naik-Naik ke Puncak Gunung]], [[Desaku]], [[Hai Becak]], [[Berkibarlah Benderaku]], [[Bendera Merah Putih]], dan [[Tanah Airku]].''
* '''Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno'''. Penghargaan [[Museum Rekor Indonesia]]. Mewujudkan konsepsi [[Soekarno|Bung Karno]] untuk menciptakan [[batik]] khas Indonesia yang diberi nama [[Batik Terang Bulan]].<ref>{{cite web|url=http://muri.org/index.phparcyear=2008&arcmonth=9|title=Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno|accessdate=20 Januari 2009}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2018 kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris (Penghargaan Khusus)
|signature =
|signature_alt =
|website =
|portaldisp =
}}
'''Saridjah Niung'''
== Latar belakang ==
Kemahiran Saridjah di bidang [[musik]], terutama bermain [[biola]], sebagian besar dipelajari dari [[ayah angkat]]nya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang pensiunan [[Wakil Ketua]] ''Hoogerechtshof'' ([[Kejaksaan Tinggi]]) di [[Jakarta]] pada masa itu, yang selanjutnya menetap di [[Sukabumi]] dan mengangkatnya sebagai anak. J.F. Kramer adalah seorang [[Eropa-Indonesia|indo-Belanda]] beribukan keturunan [[Jawa]] [[ningrat]]. Latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.
Saridjah lahir sebagai putri bungsu dari dua belas orang bersaudara. Ayah kandung Saridjah adalah Mohamad Niung, seorang [[pelaut]] asal [[Bugis]] yang menetap lama di [[Sukabumi]] kemudian menjadi [[pengawal]] J.F. Kramer. Selepas mempelajari seni suara, seni musik, dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] (HKS) [[Bandung]] untuk memperdalam ilmunya di bidang [[penyanyi|seni suara]] dan [[musik]]. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun [[1927]], ia menjadi Istri [[R. Bintang Soedibjo|Raden Mas Bintang Soedibjo]], dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo. Ibu Soed, ketika menciptakan lagu Nenek Moyangku seorang pelaut, terinspirasi dari ayah kandungnya yang berasal dari perantau [[pelaut]] dari [[Bugis]].
== Karier ==
Ibu Soed dikenal sebagai tokoh musik tiga zaman ([[Sejarah Nusantara (1800-1940)|Belanda]], [[Sejarah Indonesia (1942-1945)|Jepang]], dan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Indonesia]]). Kariernya di bidang musik bahkan sudah dimulai jauh sebelum [[kemerdekaan]] Indonesia. Suaranya pertama kali disiarkan dari [[radio]] [[NIROM]] Jakarta periode 1927-1928.
Setelah menamatkan pendidikan di
Selain mencipta lagu, Ibu Soed juga pernah menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. [[
Saat aktif sebagai anggota organisasi Indonesia Muda tahun 1926, Ibu Soed juga membentuk grup [[
Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan
Sebagai pemusik yang mahir memainkan [[biola]], Ibu Soed turut mengiringi lagu [[Indonesia Raya]] bersama [[W.R. Supratman]] saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara [[Sumpah Pemuda]] di [[Gedung Sumpah Pemuda]], tanggal [[28 Oktober]] [[1928]]. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan [[Cornel Simanjuntak]], [[Ismail Marzuki]], [[Kusbini]], dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
Ibu Soed juga dikenal piawai dalam seni batik. Atas karya dan pengabdiannya, ia menerima penghargaan [[Satyalancana Kebudayaan]] dari pemerintah Indonesia dan [[MURI]].
==
Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: ''[[Becak (lagu)|Hai Becak]]'', ''[[Burung Kutilang (lagu)|Burung Kutilang]]'', dan ''[[Kupu-Kupu (lagu)|Kupu-kupu]]''. Ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia membuat lagu ''[[Hujan (lagu)|Tik Tik Bunyi Hujan]]''. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah ''[[Berkibarlah Benderaku]]'' dan ''[[Tanah Airku]]''{{refn|group=note|name=tanahairku|'''Tanah Airku''' adalah lagu [[Indonesia]] yang ditulis oleh Ibu Sud. Lirik lagu ini berisi tentang keindahan alam [[Indonesia]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]].
:Tanah Airku Tidak Kulupakan
:Kan Terkenang Selama Hidupku
:Biarpun Saya Pergi Jauh
:Tidak Kan Hilang Dari Kalbu
;Refrain
:Tanah Ku Yang Ku Cintai
:Engkau Ku Hargai
:Walaupun Banyak Negeri Ku Jalani
:Yang Masyhur Permai Di Kota Orang
:Tetapi Kampung Dan Rumahku
:Di Sanalah Ku Rasa Senang
;Refrain
:Tanah Ku Tak Ku Lupakan
:Engkau Ku Banggakan
:Tanah Airku Tidak Kulupakan
:Kan Terkenang Selama Hidupku
:Biarpun Saya Pergi Jauh
:Tidak Kan Hilang Dari Kalbu
;Refrain
:Tanah Ku Yang Ku Cintai
:Engkau Ku Hargai -->
}}. Lagu-lagunya yang lain banyak yang juga telah menjadi populer, a.l. ''[[Nenek Moyang]]'', ''[[Lagu Gembira]]'', ''[[Kereta Apiku]]'', ''[[Lagu Bermain]]'', ''[[Menanam Jagung]]'', ''[[Pergi Belajar]]'', ''[[Himne Kemerdekaan]]'', dll.
Lagu-lagu Ibu Soed, menurut [[Pak Kasur]], salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat [[patriotisme]] yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu ''[[Berkibarlah Benderaku]]''. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan [[Jusuf Ronodipuro]], seorang pimpinan kantor [[Radio Republik Indonesia|RRI]] menjelang [[Agresi Militer Belanda I]] pada tahun [[1947]],
Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba komersial.{{refn|group=note|name=gembira|Berikut ini lirik lagu anak-anak [[Lagu Gembira]] ciptaan Ibu Sud:
:''Bernyanyi kita bernyanyi''
:''Karena bergirang hati''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
:''
:''Tandanya kita berkumpul''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
:''Bersorak, bertepuk, berarak-arak''
}}
Komponis musik klasik terkemuka [[Ananda Sukarlan]] menciptakan berbagai karya virtuosik untuk piano solo berupa fantasies, variations, dan transformasi lainnya seperti toccata dari berbagai lagu Ibu Soed. Karya-karya ini sekarang dimainkan oleh banyak pianis Indonesia dan internasional di konser-konser dalam dan luar negeri, menjadi repertoire kompetisi piano nasional dan internasional, dan bahkan sudah menjadi bahan penelitian, tesis dan disertasi di berbagai universitas.
'''Daftar lagu ciptaan Ibu Soed'''
{{Col|2}}
# Anak Kuat
# Berkibarlah Benderaku
# Bendera Merah Putih
# Burung Kutilang
# Dengar Katak Bernyanyi
# Desaku
# Hai Becak
# Indonesia Tumpah Darahku
# Himne Kemerdekaan
# Kapal Api
# Kampung Halamanku
# Kupu-kupu yang Lucu
# Lagu Bermain
# Lagu Gembira
# Main Ular-Ularan
# Menanam Jagung
# Naik Delman
# Naik-Naik ke Puncak Gunung
# Nenek Moyang
# Pagi-pagi
# Pergi Belajar
# Tanah Airku
# Teka-Teki
# Tidur Anakku
# Tik Tik Bunyi Hujan
# Waktu Sekolah Usai
# Naik Kereta Api
{{EndDiv}}
== Kehidupan pribadi ==
Saridjah menikah dengan Raden Mas Bintang Soedibjo di bulan November 1925, dan pernikahan Ini dilangsungkan secara besar-besaran menggunakan adat Jawa di Pendapat Kabupaten Semarang. Raden Mas Bintang Soedibjo merupakan seorang bangsawan asal Semarang. Beliau merupakan putra dari Patih Semarang, Raden Mas Soedibjo, dan Raden Ayu Sapinah Notonegoro. Dari garis ibunya, Raden Mas Bintang Soedibjo juga merupakan cucu dari Bupati Kendal, Raden Mas Adipati Ario Kamal Notonegoro (memerintah 1891-1914), buyut dari Bupati Kendal, Pangeran Ario Notohamiprojo (memerintah 1857-1891), udeg-udeg (keturunan ke-6) dari Sri Susuhunan Pakubuwana III (memerintah 1749-1788), dan gantung siwur (keturunan ke-7) dari Mangkunegara I (memerintah 1757-1795). Raden Mas Bintang Soedibjo juga merupakan seorang [[pengusaha]]. Sejak menikah dengan Raden Mas Bintang Soedibjo, Saridjah lebih dikenal dengan sebutan Ibu Soed. Pada tahun [[1954]], suami Ibu Soed tertimpa musibah kecelakaan pesawat [[BOAC]] di [[Singapura]]. Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap mencipta lagu dan membatik tanpa mempedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha [[batik]], ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya, ia juga masih gemar berolahraga jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia pada tahun [[1993]], di usia 85 tahun.
== Lihat pula ==
* [[Daftar lagu anak di Indonesia]]
* [[Daftar lagu nasional Indonesia]]
== Catatan ==
{{reflist|group=note|2}}
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{lifetime|1908|1993|Soed, Ibu|}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
|