Antropologi budaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 43 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q28598
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
(19 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{translation}}
'''Antropologi budaya''' adalah cabang [[antropologi]] yang berfokus pada penelitian [[variasi]] [[kebudayaan]] di antara kelompokpada manusia. AntropologiDisiplin budayaini mengumpulkanberbeda datadengan mengenai dampak proses ekonomi dan politik global terhadap realitas budaya lokal. Paracabang [[antropologantropologi sosial]] budaya menggunakan berbagai metode, diantaranyayang pengamatanmemandang partisipatif (participant observation), [[wawancara]] dan [[survai]]. Penelitian antropologikeragaman budaya sering dikategorikan sebagai penelitiansub lapanganbagian karenadari seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama diantropologi lokasiitu penelitiannyasendiri.
 
Berbagai metode yang digunakan dalam studi antropologi budaya antara lain pengamatan partisipatif (''participant observation''), [[wawancara]], dan [[survei]]. Metode pengamatan partisipatif sering disebut juga sebagai "penelitian lapangan" (''fieldwork'') karena memerlukan dedikasi [[antropolog untuk menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi penelitiannya.<ref>"Dalam penelitian awalnya, seperti kebanyakan antropolog pada masanya, Levi-Strauss lebih memperhatikan terhadap hal-hal yang dianggap penting dan tugas yang penting untuk memelihara dan memperpanjang fondasi empiris dari antropologi dalam praktik di lapangan": Dalam Christopher Johnson, ''[http://books.google.co.uk/books?id=NIJHaX0u-hUC&lpg=PP1&pg=PP1#v=onepage&q&f=false Claude Levi-Strauss: the formative years]'', Cambridge University Press, 2003, p.31</ref>
== Asal-usul ==
Salah satu ucapan pertama tentang makna antropologis daripada istilah "kebudayaan" adalah oleh Sir [[Edward Burnett Tylor]], antropolog asal Inggris yang menulis dalam halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897 : "Kebudayaan, atau peradaban, diambil dalam artinya yang luas dan [[etnografi]]s, adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum, adat-istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai anggota [[masyarakat]].<ref>Edward Tylor, ''Primitive Culture'', New York, J.P. Putnam’s Sons.1, . 1920 [1871]</ref> Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisi oleh [[V. Gordon Childe]], di mana "kebuyaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban" satu jenis khusus kebudayaan<ref>Andrew Sherratt, V. "Gordon Childe: Archaeology and Intellectual History", Past and Present, No. 125. Nov. 1989, pp. 151–185.</ref>
 
== Asal- usul ==
Wawasan antropologis tentang "kebudayaan" antara lain mencerminkan reaksi terhadap [[wacana]] sebelumnya di [[dunia Barat]], yang didasarkan pada perlawanan antara "[[budaya]]" dan "[[alam]]", di mana sejumlah manusia dianggap masih hidup dalam "keadaan alamiah"{{Citation needed|date=March 2009}}. Para antropolog menyatakan bahwa kebudayaan justru merupakan "alam manusia" dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalaman, menterjamahkan penyusunan ini secara [[simbol]]is berkat kemampuan berbicara dan mengajar paham tersebut ke manusian lain.
Salah satu ucapanpengertian pertama tentang makna antropologis daripadapengertian istilah "kebudayaan" berdasarkan antropologi adalah oleh Sir [[Edward Burnett Tylor]], antropolog asal Inggris yang menulis dalam halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897 : "Kebudayaan, atau peradaban, diambil dalam artinya yang luas dan [[etnografi]]s, adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum, adat-istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai anggota [[masyarakat]].<ref name=":0">Edward Tylor, ''Primitive Culture'', New York, J.P. Putnam’s Sons.1, . 1920 [1871]</ref> Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisidefinisiiya oleh [[V. Gordon Childe]], di mana "kebuyaankebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban" menjadi satu jenis khusus kebudayaan<ref name=":1">Andrew Sherratt, V. "Gordon Childe: Archaeology and Intellectual History", Past and Present, No. 125. Nov. 1989, pp. 151–185.</ref>
 
Wawasan antropologis tentang "kebudayaan" antara lain mencerminkan reaksi terhadap [[wacana]] sebelumnya di [[dunia Barat]], yang didasarkanberdasarkan pada perlawanan antara "[[budaya]]" dan "[[alam]]", di mana sejumlah manusia dianggap masih hidup dalam "keadaan alamiah"{{Citation needed|date=March 2009}}. Para antropolog menyatakan bahwa kebudayaan justru merupakan "alam manusia" dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalaman, menterjamahkanmenterjemahkan penyusunan ini secara [[simbol]]is berkat kemampuan berbicara dan mengajarmengajarkan paham tersebut ke manusianmanusia lainlainnya.
Karena manusia mendapati kebudayaan lewat proses belajar ''[[:en:enculturation|enculturation]]'' dan [[sosialisasi]], orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-[[genetik]], sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. [[Teori]] antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda).{{Citation needed|date=March 2009}}
 
Karena manusia mendapati kebudayaan melalui proses belajar ''[[enculturation]]'' dan [[sosialisasi]], orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-[[genetik]], sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. [[Teori]] antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda).<ref name=":2">[[Giulio Angioni]] (2011). ''Fare dire sentire: l'identico e il diverso nelle culture''. Nuoro: il Maestrale</ref>
Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "[[primitif]]" dan yang mana "[[peradaban|beradab]]" tidak hanya ada dalam benak [[Karl Marx|Marx]] dan [[Sigmund Freud|Freud]] tapi juga banyak orang lain. [[Kolonialisme]] dan prosesnya makin sering membuat pemikir asal Eropa berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa lain yang "primitif"<ref>Renato Rosaldo, ''Culture and Truth'', Beach Press, 1993</ref>. Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia, yang sebagian memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf, sedangkan sebagian lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup dengan gaya [[Paleoliti]], menarik perhatian angkatan pertama antropolog budaya.
 
Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "[[primitif]]" dan yang mana yang "[[peradaban|beradab]]", tidak hanya ada dalam benak [[Karl Marx|Marx]] dan [[Sigmund Freud|Freud]] tapitetapi juga banyak orang lainlainnya. [[Kolonialisme]] dan prosesnya makinsemakin sering membuat pemikir asal [[Eropa]] berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa lain yang "primitif".<ref name=":3">Renato Rosaldo, ''Culture and Truth'', Beach Press, 1993</ref>. Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia, yang sebagian memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf, sedangkan sebagian lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup dengan gaya [[Paleoliti]], menarik perhatian angkatan pertama antropolog budaya.
Sejajar dengan perkembangan antropologi budaya di Amerika Serikat, di Inggris [[antropologi sosial]], di mana "kesosialan" merupakan paham inti dan yang berpusat pada penelitian kedudukan dan peranan sosial, kelompok, lembaga dan hubungan antaranya, berkembang sebagai [[disiplin]] [[akademis]]. Suatu istilah perangkum, yaitu antropologi sosial-budaya, menunjuk baik ke antropologi budaya maupun sosial<ref>D. T. Campbell, "The two distinct routes beyond kin selection to ultrasociality: Implications for the Humanities and Social Sciences", ''The Nature of Prosocial Development: Theories
 
and Strategies D. Bridgeman'' (ed.), pp. 11-39, Academic Press, New York, 1983</ref>
Sejajar dengan perkembangan antropologi budaya di [[Amerika Serikat]], di [[Inggris]] [[antropologi sosial]], di mana "kesosialan" merupakan paham inti dan yang berpusat pada penelitian mengenai kedudukan dan peranan sosial, kelompok, lembaga dan hubungan antaranya, berkembang sebagai [[disiplin]] [[akademis]]. Suatu istilah perangkum, yaitu antropologi sosial-budaya, menunjukmengacu baik ke antropologi budaya maupun sosial<ref name=":4">D. T. Campbell, "The two distinct routes beyond kin selection to ultrasociality: Implications for the Humanities and Social Sciences", ''The Nature of Prosocial Development: Theories''
and Strategies D. Bridgeman'' (ed.), pp. 11-39, Academic Press, New York, 1983''</ref>
 
== Asal usul ==
Salah satu pengertian pertama tentang pengertian istilah "kebudayaan" berdasarkan antropologi adalah oleh Sir [[Edward Burnett Tylor]], antropolog asal Inggris dalam halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897: "Kebudayaan, atau peradaban, diambil dalam artinya yang luas dan [[etnografi]]s, adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum, adat-istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai anggota [[masyarakat]].<ref name=":0"/> Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisinya oleh [[V. Gordon Childe]], di mana "kebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban" menjadi satu jenis khusus kebudayaan<ref name=":1"/>
 
Wawasan antropologis tentang "kebudayaan" antara lain mencerminkan reaksi terhadap [[wacana]] sebelumnya di [[dunia Barat]], yang berdasarkan pada perlawanan antara "[[budaya]]" dan "[[alam]]", di mana sejumlah manusia dianggap masih hidup dalam "keadaan alamiah". Para antropolog menyatakan bahwa kebudayaan justru merupakan "alam manusia" dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalaman, menterjemahkan penyusunan ini secara [[simbol]]is berkat kemampuan berbicara dan mengajarkan paham tersebut ke manusia lainnya.
 
Karena manusia mendapati kebudayaan lewatmelalui proses belajar ''[[:en:enculturation|enculturation]]'' dan [[sosialisasi]], orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-[[genetik]], sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. [[Teori]] antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda).{{Citation<ref needed|datename=March 2009}}":2"/>
 
Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "[[primitif]]" dan yang mana yang "[[peradaban|beradab]]", tidak hanya ada dalam benak [[Karl Marx|Marx]] dan [[Sigmund Freud|Freud]] tetapi juga banyak orang lainnya. [[Kolonialisme]] dan prosesnya semakin sering membuat pemikir asal [[Eropa]] berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa lain yang "primitif".<ref name=":3"/> Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia, yang sebagian memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf, sedangkan sebagian lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup dengan gaya [[Paleoliti]], menarik perhatian angkatan pertama antropolog budaya.
 
Sejajar dengan perkembangan antropologi budaya di [[Amerika Serikat]], di [[Inggris]] [[antropologi sosial]], di mana "kesosialan" merupakan paham inti yang berpusat pada penelitian mengenai kedudukan dan peranan sosial, kelompok, lembaga dan hubungan antaranya, berkembang sebagai [[disiplin]] [[akademis]]. Suatu istilah perangkum, yaitu antropologi sosial-budaya, mengacu baik ke antropologi budaya maupun sosial<ref name=":4"/>
 
== Sejarah singkat ==
ModernAntropologi culturalbudaya anthropologymoder hasmempunyai its origins inasal-usulnya, anddan developeddikembangkan insebagai reactionreaksi to,terhadap 19thetnologo centurabad "[[ethnology]]",ke-19 whichyang involvesmelibatkan theperbandingan organizedmasyarakat comparisonmajemuk ofyang human societiesterorganisir. ScholarsSarjana likeseperti [[Edward Burnett Tylor|E.B. Tylor]] anddan [[James Frazer|J.G. Frazer]] indi [[England]] workedbekerja mostlydengan withsebagian materialsbesar collectedbahan byyang othersdikumpulkan oleh orang lainusuallybiasanya missionariesmisionaris, traderspedagang, explorerspenjelajah, oratau colonialkolonial officialspejabatthisini earneddidapat themdari theirmereka currentyang sobriquetsaat ofini nama julukannya "''arm-chair anthropologists''".
 
Ethnologists had a special interest in why people living in different parts of the world often had similar [[belief]]s and practices. In addressing this question, ethnologists in the 19th century divided into two schools of thought. Some, like [[Grafton Elliot Smith]], argued that different groups must somehow have learned from one another, however indirectly; in other words, they argued that cultural traits spread from one place to another, or "[[Diffusion (anthropology)|diffused]]".
Baris 29 ⟶ 42:
Numerous other ethnographic techniques have resulted in ethnographic writing or details being preserved, as cultural anthropologists also curate materials, spend long hours in libraries, churches and schools poring over records, investigate graveyards, and decipher ancient scripts. A typical ethnography will also include information about physical geography, climate and habitat. It is meant to be a holistic piece of writing about the people in question, and today often includes the longest possible timeline of past events that the ethnographer can obtain through primary and secondary research.
 
[[Bronisław Malinowski]] (whoyang conductedmelakukan [[''fieldwork]] in'' thedi [[TrobriandKepulauan IslandsTrobriand]] anddan taughtmengajar indi England[[Inggris]]) developedmengembangkan thismetode methodini, anddan [[Franz Boas]] (whoyang conductedmelakukan ''fieldwork'' indi [[BaffinPulau IslandBaffin]] and taughtdan inmengajar thedi [[UnitedAmerika StatesSerikat]]) promotedmempromosikan itmetodenya lebih luas. Murid-murid Boas's studentsmengambil drewteorinya onmengenai hisbudaya conceptiondan ofrelativisme culturebudaya anduntuk [[culturalmengembangan relativism]]antropologi tobudaya developdi culturalAmerika anthropologySerikat. in theDalam Unitedwaktu States.yang Simultaneouslybersamaan, murid-murid Malinowski and [[Alfred Radcliffe-Brown|A.R. Radcliffe Brown]]´s studentsjuga were developingmengembangkan [[socialantropologi anthropologysosial]] indi theInggris United KingdomRaya. WhereasAntropologi culturalbudaya anthropologyberfokus focusedpada onsimbol-simbol symbols anddan valuesnilai-nilai, socialsedangkan anthropologyantropologi focusedsosial onberfokus socialpada groupskelompok-kelompok andsosial institutionsdan institusi-institusi sosial. TodaySekarang socio-culturalini, anthropologistsantropolog attendsosial-budaya tomempelajari allseluruh theseelemen-elemen elementsini.
 
Although 19th-century ethnologists saw "diffusion" and "independent invention" as mutually exclusive and competing theories, most ethnographers quickly reached a consensus that both processes occur, and that both can plausibly account for cross-cultural similarities. But these ethnographers also pointed out the superficiality of many such similarities. They noted that even traits that spread through diffusion often were given different meanings and function from one society to another.
Baris 47 ⟶ 60:
Multi-sited ethnography may also follow ethnic groups in [[diaspora]], stories or rumours that appear in multiple locations and in multiple time periods, metaphors that appear in multiple ethnographic locations, or the biographies of individual people or groups as they move through space and time. It may also follow conflicts that transcend boundaries. An example of multi-sited ethnography is [[Nancy Scheper-Hughes]]'s work on the international black market for the trade of human organs. In this research, she follows organs as they are transferred through various legal and illegal networks of capitalism, as well as the rumours and urban legends that circulate in impoverished communities about child kidnapping and organ theft.
 
Sociocultural anthropologists have increasingly turned their investigative eye on to [[western culture|"Western" culture]]. For example, [[Philippe Bourgois]] won the [[Margaret Mead Award]] in 1997 for ''In Search of Respect'', a study of the entrepreneurs in a Harlem crack-den. Also growing more popular are ethnographies of professional communities, such as laboratory researchers, [[Wall Street]] investors, law firms, or [[information technology]] (IT) computer employees.<ref>[http://www.ingentaconnect.com/search/expand?pub=infobike://mcb/161/1995/00000008/00000003/art00003&unc= Dissertation Abstract]</ref>
 
== Topik terkait ==
Baris 118 ⟶ 131:
{{wikibooks|Cultural Anthropology}}
* [http://www.movinganthropology.org The Moving Anthropology Student Network-website] - The site offers tutorials, information on the subject, discussion-forums and a large link-collection for all interested scholars of cultural anthropology
* [http://ijea.asu.edu/v8r2/ Review of Nettl's 2005 revised edition of "The Study of Ethnomusicology"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080602040823/http://ijea.asu.edu/v8r2/ |date=2008-06-02 }}
 
{{Ilmu sosial}}
 
[[Kategori:Antropologi budaya| ]]
[[Kategori:Antropologi|budaya]]
[[Kategori:Antropologi budaya]]
[[Kategori:Ilmu sosial]]
[[Kategori:Kebudayaan]]