Keris Mpu Gandring: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Robo N1X (bicara | kontrib)
Membatalkan 1 suntingan oleh 8.37.225.118 (pembicaraan). (TW)
SabitAprido (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|sinetron yang ditayangkan [[Indosiar]]|Keris Empu Gandring}}
{{pemastian}}
'''Keris Mpu Gandring''' adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya [[Kerajaan Singhasari]] di daerah [[Malang]], [[Jawa Timur]] sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, [[ken Arok]].
Baris 4 ⟶ 5:
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama [[Mpu Gandring]], atas pesanan [[Ken Arok]], salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang [[brahmana]] bernama [[Lohgawe]] adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "''mpu''" (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "''ditransfer''" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.
 
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harisharus diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari [[Ken Arok]]. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :
 
== Terbunuhnya Tunggul Ametung ==
 
=== Terbunuhnya Tunggul Ametung ===
Tunggul Ametung, kepala daerah [[Tumapel]] (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari [[Kerajaan Kadiri]] yang saat itu diperintah oleh [[Kertajaya]] yang bergelar "''Dandang Gendis''" (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah [[Kerajaan Jenggala]] yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh [[Airlangga]].
 
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, [[Ken Dedes]]. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "''barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia''".
 
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama [[Kebo Ijo]] yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemanake mana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.
 
== Terbunuhnya Ken Arok ==
Baris 18:
Setelah membunuh Tunggul Ametung, [[Ken Arok]] mengambil jabatannya, memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
 
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.
 
Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat ceceran darah pada keris tersebut, ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar suara ghaib dari dalam keris tersebut yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris tersebut melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan merancang pembunuhan tersebut, tiba-tiba keris tersebut berada di tangan Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut bahasa sekarang, bertugas sebagai "''eksekutor''" terhadap Ken Arok. Tugas itu dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan dengan keris itu.
Baris 24:
== Terbunuhnya Anusapati ==
 
Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namuntetapi tidak lama. Karena [[Tohjaya]], Putra Ken Arok dari [[Ken Umang]] akhirnya mengetahui kasus pembunuhan itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
 
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring tersebut dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Anusapati.
Baris 32:
== 7 Turunan Ken Arok ==
 
Keris Mpu Gandring ini menurut beberapa sumber spritual sebenarnya tidak hilang. Dalam arti hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadaannya. Pada bagian ini tak hendak membahas masalah itu. Pada bagian ini hendak mengajak para pembaca untuk sejenak menganalisamenganalisis "keampuhan" atau "tuah" dari keris itu maupun pembuatnya (Mpu Gandring).
 
Di akhir hayatnya di ujung keris buatannya sendiri, Mpu Gandring mengutuk Ken Arok, bahwa keris itu akan menelan korban tujuh turunan dari Ken Arok. Sekarang marilah kita hitung. Dalam sejarah ataupun legenda yang kita ketahui, ternyata hanya ada 67 (enamtujuh) orang yang terbunuh oleh Keris Mpu Gandring:
# [[Mpu Gandring]], Sang Pembuat Keris.
# [[Kebo Ijo]], rekan Ken Arok.
Baris 41:
# [[Ki Pengalasan]], pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok
# [[Anusapati]], Anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok.
# [[Tohjaya]], putera Ken Arok dari selirnya Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini, namuntetapi terluka oleh lembing, dan akhirnya tewas karena luka-lukanya.
 
Satu lagi yang terakhir adalah [[Ken Dedes]] yang mati oleh keris itu. Dan kemudian keris itu diambil oleh raja jawa yang memiliki kesaktian luar biasa untuk memusnahkan keris itu dibuang ke kawah Gunung Kelud di Jawa Timur.
Tohjaya, putera Ken Arok dari selirnya Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini, namun terluka oleh lembing, dan akhirnya tewas karena luka-lukanya.
 
[[Kategori:Keris]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]