Kedalemanwetan, Puring, Kebumen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k membetulkan ejaan |
||
(34 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|kecamatan =Puring
|kode pos =54383
|nama pemimpin =
|luas =-
|penduduk =-
|kepadatan =-
}}
'''
== Batas-batas Wilayah ==
* Utara: [[Sidodadi, Puring, Kebumen|Desa Sidodadi]]
* Barat: [[Kedalemankulon, Puring, Kebumen|Desa Kedalemankulon]] dan [[Wetonwetan, Puring, Kebumen|Desa Wetonwetan]]
* Selatan: [[Banjarejo, Puring, Kebumen|Desa Banjarejo]]
* Timur: [[Sidodadi, Puring, Kebumen|Desa Sidodadi]] dan [[Srusuhjurutengah, Puring, Kebumen|Desa Srusuhjurutengah]]
== Pembagian Wilayah ==
# Dukuh Jetis RW :1
# Dukuh Madugawe RW :2
# Dukuh Karang prencil RW :3
# Dukuh Kemindan RW :4
== Kepemimpinan ==
Lurah (Kepala Desa) di Kedalemanwetan pada masa tahun 1900-an adalah Kyai Abdulahngumar, beliau beristri Nyai Siti Julekha seorang putri Lurah Desa Serut, Kecamatan Kuwarasan. Beliau menurunkan putra-putri antara lain Mbah Supardi (Manten Lurah Bumirejo, Puring), Mbah Sukirno (Manten Lurah Waluyorejo, Puring), Mbah Sumarto (Manten Lurah Karangduwur, Petanahan), Mbah Supiah (Istri Lurah Srusuh Jurutengah, Puring) dan Mbah Suminah (Istri Lurah Kedalemanwetan, Puring). Setelah berhenti jadi Lurah Kyai Abdulahngumar menjadi Glondong (Koordinator Lurah beberapa desa) hingga beliau meninggal dan dimakamkan di desa setempat. Sedangkan jabatan Lurah dilanjutkan oleh menantunya Samin Harsowinangun yang sebelumnya menjabat Carik (Sekretatis Desa).
Samin Harsowinangun dan Suminah menurunkan putra-putri antara lain Saminah (Mantan Kepala TU ST Negeri Gombong), Sartini (Pernah Jadi Guru), Sumarno (Purn. POLRI), Suparmin (Pens. Guru), Sumarmo (Pens. Perawat Gigi), Suwignyo (Pens. PNS Pemda). Samin Harsowinngun berhenti menjadi Lurah Kedalemanwetan karena sakit. Beliau menjadi Lurah selama 27 tahun, tidak termasuk pengabdian sebagi Carik (Sekretaris Desa){{fact}}
Berbicara tentang sejarah kepemimpinan di wilayah Puring Barat, tidak bisa lepas dari sosok Mbah Djidin. Menurut cerita turun temurun, beliau adalah salah satu pengikut Pangeran Diponegoro, yang datang ke wilayah [[Kecamatan Puring]] menjelang tahun 1830,bersama seorang teman yaitu Mbah Togog (bukan nama asli) setelah berakhirnya Perang Diponegoro untuk menghindari kejaran tentara Belanda. Mbah Djidin menikah dengan warga lokal, yang kemudian sebagai cikal bakal menurunkan Trah "DJIDIN" hingga saat ini. Beliau dimakamkan di Makam Pegorokan Desa Kedalemankulon, yang hingga saat ini masih sering diziarahi oleh keturunan-keturunannya. Salah satu keturunan Mbah Djidin adalah Samin Harsowinangun dan Suminah yang memang keduanya masih bersaudara hingga akhirnya menikah.{{fact}}
== Geografi ==
Geogfari Desa Kedalemanwetan yang berada diwilayah dekat [[pesisir]] seluruhnya memiliki topografi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata hanya 7 meter dari paras permukaan air laut. Lahan di Desa Kedalemanwetan hanya digunakan sebagai lahan pertanian dan permukiman. Lahan pertanian padi lebih tersebar dibagain utara wilayah [[desa]] karena dilintasi [[sungai]] besar yaitu Sungai Kating serta terdapat [[sungai]] kecil yaiyu Sungai Sibayan . Sedangakan dibagian selatan lebih banyak digunakan untuk pertanian sayur mayur dan buah-buahan dan permuiman penduduk.{{fact}}
== Penduduk ==
Penduduk Desa Kedalemanwetan rata-rata hidup bertani. Penduduk usia produktif desa ini sebagian besar merantau ke kota besar seperti [[Bandung]], [[Jakarta]], [[Surabaya]] dan sebagian keluar [[Jawa]] seperti ke [[Sumatra]] dan [[Kalimantan]] bahkan menjadi TKI. Sebagian besar penduduk Kedalemanwetan adalah muslim. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa [[Dialek Banyumasan]] atau ''Ngapak''.{{fact}}
== Sekolah/Pendidikan ==
{{Puring, Kebumen}} ▼
Di Desa Kedalemanwetan ada Ponpes Al-Qur'an dan juga Ponpes Mishbahiyyah. Dahulunya ada seorang pemuka agama yaitu Kyai Haji Abdullah Anwar yang merupakan tokoh agama setempat dan juga tokoh Thoriqoh Naksahbandiah. Dia berjuang di daerah Desa Kedalemanwetan antara tahun 1915-1970. Dia pergi Haji dengan berjalankaki dan naik perahu. Dia mempunyai putra dan putri di antaranya M. Yunus, Abdul-Chamid, Salinah, Saniyah, Sanikem. Salinah dipersuami oleh: Abdul-rohman. Perkawinan antara Abdul-Rohman dan Salinah mempunyai 9 Putra yaitu: M. Slamet, M. Sholehan, M. Sahlan, M. Darusmin, Siti Bariyah, M. Dalil, Siti Musiyah, Siti KHomsiyah, Waluyo (Ahmad Syafi'i). Selain 2 Ponpes, di Desa Kedalemanwetan juga ada SMPN 2 Puring. Desa Kedalemanwetan juga mempunyai lapangan sepak bola dan lapangan badminton.{{fact}}
{{Authority control}}
|