Wiweko Soepono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(27 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox officeholder
[[Berkas:Wiweko.JPG|thumb|Foto dari Wiweko Soepono]]
| honorific-prefix =
| name = Wiweko Soepono
| native_name = <!--The person's name in their own language, if different.-->
| native_name_lang = <!--ISO 639-1 code, e.g., "fr" for French. If more than one, use {{lang}} in |native_name= instead.-->
| honorific-suffix =
| image = Wiweko.JPG
| image_size =
| image_upright =
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
| alt =
| caption = Wiweko Soepono, 1970
| birth_date = {{birth date|1923|1|18}}
| birth_place = [[Kota Blitar|Blitar]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2000|9|8|1923|1|18}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater =
| order = ke-6
| office = [[Direktur Utama Garuda Indonesia|Direktur Utama]] [[Garuda Indonesia]]
| term_start = 1968
| term_end = 1984
| alongside = <!--For two or more people serving in the same position from the same district. (e.g. United States Senators.)-->
| monarch =
| president = [[Soekarno]]{{br}}[[Soeharto]]
| predecessor = [[Soedarmono (Direktur Utama Garuda Indonesia)|Soedarmono]]
| successor = [[R.A.J. Lumenta]]
| prior_term =
}}
'''Wiweko Soepono''' ({{lahirmati|[[Kota Blitar|Blitar]], [[Jawa Timur]]|18|1|1923|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|8|9|2000}}) dikenal sebagai seorang direktur utama [[Garuda Indonesia]] pada periode 1968-1984. Wiweko adalah bapak dari pesawat two-man cockpit yang diterapkan pabrik [[Airbus]] Industrie. Pesawat pertama kokpit dua awak (''crew'') adalah Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit), cikal bakal pesawat ''[[glass cockpit]]'' berawak dua pesawat-pesawat sekarang.
 
== Karier ==
Wiweko dikenal sebagai perintis industri dunia penerbangan Indonesia bersama-sama dengan [[R.J. Salatun]] dan [[Nurtanio Pringgoadisuryo]] yang dikenal sebagai tiga serangkai. Serta [[Yum SumarsonoSoemarsono]] sebagai perintis dunia helikopter di Indonesia khususnya untuk para penerbang cacat.
 
== Peranan pada masa Revolusi Indonesia (1945-1949) ==
Pada Masa perjuangan bangsa, Wiweko pernah ditugasi Presiden Soekarno untuk membeli pesawat DC-3 [[Dakota]] untuk kepentingan perjuangan Republik [[Indonesia]] dari sumbangan masyarakat [[Aceh]]. Menurut Wiweko, dana yang diterimanya di Siam (kini [[Thailand]]) separuh dari jumlah yang direncanakan saat itu 120.000 ''Strait dollar'' sehingga hanya mampu beli satu buah pesawat saja. "Korupsi sudah membudaya pada masa itu" keluhnya suatu hari. Pesawat yang dinamakan RI 001 ''Seulawah'' itu sedianya dibawa ke Indonesia, namuntetapi diurungkan karena ada blokade dari pihak Belanda, maka dijadikan modal usaha penerbangan ''Indonesian Airways'' yang beroperasi di [[Birma]] (kini [[Myanmar]]) pada tanggal [[29 Januari]] [[1949]]. Saat itu Birma membutuhkan jasa angkutan udara baik untuk kepentingan sipil maupun militer menghadapi kaum separatis. Usahanya yang dia rintis membawakan hasil bahkan dapat menambah modal usaha dengan membeli pesawat C-47 (DC-3 Dakota versi militer) serta akhirnya pada tanggal [[31 Oktober]] [[1950]], mampu menyumbangkan pesawat dakota RI 007 ''Djakarta'' sebagai terima kasih kepada pemerintah Myanmar.
 
Dalam sejarah, bersama awak pesawat DC-3 Dakota RI-001 "[[Seulawah]]" [[Indonesian Airways]], Wiweko berhasil dua kali menembus blokade udara Belanda, menyelundupkan senjata, peralatan komunikasi dan obat-obatan dari Birma ke Pangkalan Udara [[Lhok Nga]] dan Pangkalan Udara [[Blang Bintang]] ([[Bandar Udara]] [[Iskandar Muda]]), Aceh.
 
== Karier di angkatan udara ==
Wiweko sempat berkarier di Angkatan Udara Republik Indonesia [[TNI AU]], namuntetapi karena terlibat perselisihan masalah pimpinan udara yang juga melibatkan [[Muhammad Sujono|Komodor Udara SoejanoSoedjono]], Wiweko akhirnya diberhentikan oleh Presiden Soekarno.
 
== Peranan dalam dunia aeromodeling ==
Selain menekuni dunia penerbagan, Wiweko yang dikenal sebagai pejuang bangsa juga seorang yang ahli dalam bidang [[aeromodelling]] sehingga dikenal sebagai bapak aeromodeling. Bersama dengan Salatun dan Nurtanio, pada masa penjajahan [[Belanda]] mereka berlangganan majalah yang sama yakni majalah ''Vliegwered'' (Dunia Penerbangan. Kontak pertama antara Nurtanio dengan Wiweko adalah saat Nurtanio mengirim surat kepada Wiweko sebagai pendiri merangkap pengurus ''Bandungsche Jongen Luchtvaart Club''.
 
Pada kaitan ini, Wiweko pernah membuat sejumlah rancangan model pesawat yang ia buat ketika masih duduk di sekolah menengah (1936-1941). Serta merancang pesawat eksperimental RI-X pesawat ringan ia rancang dan terbang pertama kali 27 Oktober 1948 yang dikenal dengan nama pesawat WEL (''Wiweko Eksperimental Lightplane''/Pesawat ringan ekseperimental Wiweko). Pesawat kursi tunggal RI-X dibuat Wiweko saat berusia 25 tahun pada tahun 1948, ditenagai [[mesin]] [[sepeda motor]] bekas [[Harley Davidson]] 750 cc. Replikanya mengisi [[Museum Satrya Mandala]], [[Jakarta]].
 
Selain itu juga duet Nurtanio-Wiweko akhir tahun 1946/awal tahun 1947 berhasil membuat pesawat luncur NWG-1 (Nurtanio-Wiweko Glider) jenis ''"Zogling"'' yang digunakan sebagai pesawat latih pada masanya, sebelum penerbang Indonesia dilatih di [[India]]. Istimewanya, bahan bahan pesawat tersebut diperoleh di dalam negeri.
Baris 23 ⟶ 51:
 
== Kariernya dalam dunia penerbangan nasional ==
Pada tahun 1968, Presiden [[Soeharto]] mengangkatnya sebagai direktur [[Garuda Indonesia]], dimanadi mana pada saat itu perusahaan penerbangan Garuda mengalami kondisi yang hampir bangkrut dengan armada yang terdiri dari 17 DC-3 Dakota, delapan Convair 340, tiga Lockheed Electra, tiga Convair 990-A, serta sebuah DC-8. Dengan pengalamannya selama memimpin ''Indonesian Airways'' di Myanmar, beliauia melakukan penyehatan perusahaan dan peremajaan armada dengan mengganti armada dengan pesawat [[Fokker F-27]] dan [[Fokker F28]]. Manajemen dilakukan secara ketat terutama di sektor sektor keuangan yang rawan terjadi kebocoran sehingga sewaktu ia dilengserkan Presiden Soeharto pada tahun 1984, di Chase Manhattan Bank, Garuda memiliki 108 juta dollar AS dalam bentuk tunai diluardi luar dana taktis 4 juta dollar serta armada yang terdiri dari 79 [[pesawat]] dalam kondisi baik diantaranyadi antaranya terdiri atas [[McDonnell Douglas DC-10]], [[Airbus A300]] serta [[Boeing 747]] sehingga membuat maskapai Garuda Indonesia terbesar di [[Asia]] pada saat itu setelah [[Japan Airlines]] milik [[Jepang]].
 
Namun kebijakannya dibidang keuangan yang dikenal ''pelit'' membuat dia begitu kurang disukai para pilot. Dengan gaji sebesar Rp 59.000 saat itu, para pilot yang saat itu merasa kurang melakukan tindakan yang dikenal dengan nama ''ngobyek'' atau ''freefrighter'' (pilot mengadakan jasa kargo udara di luar kargo resmi). Wiweko bukan tidak tutup mata dalam hal itu, sehingga pernah suatu saat Wiweko memberikan nasihat kepada para pilot "Saya tahu bahwa gaji yang diberikan sangat kurang, namuntetapi janganlah sekali-kali menjadi pencuri". Setelah [[R.A.J.Lumenta]] diangkat menjadi direktur utama, kondisi gaji pilot berangsur angsur ditingkatkan.
 
== Merancang kokpit pesawat Airbus A300 ==
Dalam perjalanannya sebagai direktur utama, Wiweko sering menerbangkan pesawat armadanya sendiri. Pengalamannya menerbangkan pesawat mesin ganda baling-baling Beechcraft Super H-18 Desember 1965 trans-Pasifik seorang diri dari pabrik [[Beechcraft]] di [[Wichita]] ([[Kansas]]) via [[Oakland]], [[Amerika Serikat]] (7 Desember) ke [[Jakarta]] sehingga Wiweko mengusulkan agar pesawat Super H-18 mempergunakan sistem intergrity untuk one pilot operation dan diterima oleh perusahaan Beechcraft.
 
Pengalaman inilah yang membuat dirinya bersama staf [[Airbus]] Industrie, eksekutif perusahaan [[Roger Beteille]], pilot uji [[Pierre Baud]], serta staf lainnya membuat konsep penerbangan dengan dua awak pesawat. Konsep ini dibuat setelah uji coba dengan pesawat Airbus [[Airbus A300|Airbus A-300B-4]] memperlihatkan peran [[flight engineer]] yang tidak terlalu banyak. Dengan mengeliminir ''flight engineer'' dan mengubah ''setting layout'' [[cockpit]] pesawat, maka diperoleh konsep [[FFCC]] (Forward Facing Crew Cockpit) yang memungkinkan pesawat kelas jumbo hanya diterbangkan oleh dua awak pesawat. Konsep FFCC sangat ditentang pada saat itu, baik di dalam maupun di luar negeri. Namun kini konsep itu disempurnakan menjadi [[glass cockpit]] yang menjadi standar untuk pesawat sipil. [[Boeing]] yang semula menentang akhirnya menggunakan teknologi ini pada pesawat Boeing 747 400 dan Boeing 777. Nama glass cockpit juga dikenal sebagai ''Garuda cockpit'' yang sebelumnya dinamakan ''Wiweko cockpit''. Tercatat Garuda Indonesia mengoperasikan 9 pesawat jenis ini (A 300 B4 FFCC), salah satunya [[Garuda Indonesia Penerbangan 152|jatuh]] di [[Sibolangit]], [[Sumatera Utara]] pada tahun [[1997]]. Pada akhirnya untuk menyehatkan keuangan perusahaan (dan mengikuti perkembangan teknologi), pesawat ini kemudian dijual untuk menyehatkan perusahaan meskipun menurut R.J. Salatun, setidaknya ada salah satu yang dijadikanseharusnya dimasukkan museum.
 
== Wafatnya ==
Wiweko Soepono meninggal dunia di Rumah Sakit St Carolus pada [[8 September]] [[2000]] pukul 11.30, setelah dirawat beberapa waktu akibat menderita sakit prostat. Setelah disemayamkan di rumah duka Jalan Cianjur 24, Menteng, pukul 17.00, jenazah dikebumikan di Pemakaman Umum [[Jeruk Purut]], [[Cipete]], Jakarta di sebelah makam istrinya, Siti Aminah Mieke Wiweko, yang meninggal dua tahun sebelumnya.
 
== Bacaan lebih lanjut ==
{{DEFAULTSORT:Soepono, Wiweko}}
{{indo-bio-stub}}
 
* "Wiweko Soepomo: Pejuang dan Pembangun Penerbangan di Indonesia" oleh Sudiro Sumbodo, majalah ''[[Airliner World Indonesia]]'' No. 15; Agustus-September 2011, Jakarta, Indonesia; halaman 46-51.
[[Kategori:Perintis TNI-AU]]
 
== Pranala luar ==
* [http://www.blitarian.com/wp/category/sejarah/tokoh/ Profil di Blitarian.com]
 
{{Direktur Utama Garuda Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Soepono, Wiweko}}
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Perintis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Penerbang Indonesia]]
Baris 45 ⟶ 81:
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Direktur Utama Garuda Indonesia]]