Maluku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 117.20.48.104 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Sobboy Moi |
k Mengembalikan suntingan oleh 36.71.84.185 (bicara) ke revisi terakhir oleh Herryz Tag: Pengembalian |
||
(554 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|provinsi|kepulauan yang mencakup provinsi tersebut|Kepulauan Maluku|kegunaan lain}}
{{
|
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style = border:1;
|perrow = 1/2/2/2
|image1= Bukit Desa Kaibobo.jpg
|image2= Northside of Banda Neira from Gunung Api Banda.jpg
|image3= Cakalele - Maluku.jpg
|image4= Natsepa beach sunset.jpg
|image5=Wisata-pantai-yanain-di-maluku-tengah.jpg
|image6=Tanusang_Geser.jpg
|image7=Pantai Ora 1.jpg
}}
|caption = '''Dari kiri ke kanan, atas ke bawah''': [[Kaibobo, Seram Barat, Seram Bagian Barat|Bukit Desa Kaibobo]], [[Gunung Api Banda]], [[Cakalele|Tarian Cakalele]], Pantai Natsepa, Pantai Yanain, dan Pantai Tanusang Geser, [[Pantai Ora]].
|bendera = Flag of Maluku.svg
|lambang = Coat of arms of Maluku.svg
|julukan = The Spice Island
|motto = Siwalima<br/>{{small|{{lang icon|Ambon|Ambon}} Milik bersama}}
|hari jadi = 19 Agustus 1945{{efn|Provinsi dibentuk oleh [[PPKI]] saat sidang keduanya pada tanggal 19 Agustus 1945. Kini, tanggal tersebut dikenal sebagai Hari Jadi Provinsi Maluku. Provinsi ditetapkan pada 17 Juni 1958 berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 1958.<ref>{{Cite book|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2014|last=Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Khusus, dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|first=|date=2018|publisher=|isbn=|location=|pages=27|url-status=live|access-date=2020-02-16|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>}}
|dasar hukum = UU RI No. 20 Tahun 1958
|ibukota = [[Kota Ambon]]
|kota besar = [[Kota Tual]]
|kabupaten = 9
|kota = 2
|kecamatan = 118
|kelurahan = 35
|desa
|nama gubernur = [[Sadali Ie]] (Pj.)
|nama wakil gubernur = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = Sadali Ie
|nama ketua DPRD = [[Benhur George Watubun]]
|luas = 46914,03
|tinggi maks = 3027
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=20 Januari 2024|format=Visual}}</ref>
|penduduk = 1925301
|tahun populasi = 30 Juni [[2024]]
|peringkat populasi = 28
|demonim = {{hlist|Moluccas | Rakyat Maluku | Orang Maluku}}
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|52,66% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 46,48% [[Kekristenan]]
** 39,64% [[Protestan]]
** 6,84% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,44% Kepercayaan |0,40% [[Hindu]] |0,02% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[bahasa Ambon|Melayu Ambon]] (bahasa daerah utama)
|IPM = {{increase}} 70,94 ([[2023]])<br>{{fontcolor|green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://maluku.bps.go.id/indicator/26/216/1/indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-maluku.html|title=Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2021-2023|website=www.bps.go.id|accessdate=19 Mei 2024}}</ref>
|zona waktu = [[Waktu Indonesia Timur|WIT]]
|utc = +09:00
|kode pos = 971''xx''-976''xx''
|kode area = {{collapsible list|
0910 - Bandanaira|
0911 - Ambon|
0913 - Namlea|
0914 - Masohi|
0915 - Bula|
0916 - Tual|
0917 - Dobo|
0918 - Saumlaki|
0931 - Saparua}}
|ISO = ID-MA
|TNKB = DE
|DAU = Rp 1.721.885.692.000,00 {{small|(2020)}}<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=11 April 2021}}</ref>
|lagu = {{hlist|"Ayo Mama"|"Ambon Manise"|"Waktu Hujan Sore-sore"|"Burung Kakatua"|"Naik-naik ke Puncak Gunung"|"Nona Manis"|"Rasa Sayange"}}
|rumah = [[Baileo]]
|senjata = {{hlist|Kalawai|[[Parang Salawaku]]}}
|flora = [[Anggrek larat]]
|fauna = [[Nuri-raja ambon]]
|web = {{URL|http://www.malukuprov.go.id/}}
}}
'''Maluku''' adalah sebuah [[Provinsi di Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]]. [[Ibu kota provinsi]] ini terletak di [[Kota Ambon]], yang juga merupakan kota terbesar di provinsi ini. Provinsi ini meliputi bagian selatan [[Kepulauan Maluku]]. Provinsi ini berbatasan dengan [[Laut Seram]] di bagian utara, [[Samudra Hindia]] dan [[Laut Arafura]] di bagian selatan, [[Pulau Papua]] di bagian timur, dan [[Pulau Sulawesi]] di bagian barat.{{Sfn|Kembauw|Sahusilawane|Sinay|2017|p=134}} Provinsi Maluku berada di urutan ke-28 provinsi menurut jumlah penduduk di Indonesia, pada pertengahan tahun [[2024]], populasi provinsi Maluku berjumlah 1.925.301 jiwa.<ref name="DUKCAPIL"/><ref name="MALUKU">{{cite web|url=https://maluku.bps.go.id/publication/2021/02/26/972e698a6e9a5506eabfdf7d/provinsi-maluku-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Maluku Dalam Angka 2021|website=www.maluku.bps.go.id|accessdate=11 April 2021|pages=5, 71|format=pdf|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411154620/https://maluku.bps.go.id/publication/2021/02/26/972e698a6e9a5506eabfdf7d/provinsi-maluku-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.kemendagri.go.id/files/2019-05/Kode%26Data%20Wilayah/81.maluku.fix.pdf|title=Kode dan Data Wilayah Provinsi Maluku|date=Juni 2023|website=Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|access-date=21 Oktober 2023|archive-date=2021-03-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210313201421/https://www.kemendagri.go.id/files/2019-05/Kode%26Data%20Wilayah/81.maluku.fix.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Sebelum masa penjajahan, wilayah Maluku menjadi poros perdagangan rempah dunia dengan [[cengkih]] dan [[pala]] sebagai barang dagangan utama. Hal ini membuat Maluku dijuluki sebagai "Kepulauan Rempah" hingga hari ini. Rakyat Maluku berdagang dengan para pedagang dari berbagai daerah di [[Nusantara]] maupun mancanegara seperti pedagang-pedagang [[Tionghoa]], Arab, dan Eropa. Kekayaan rempah ini pun menjadi daya tarik bangsa-bangsa Eropa yang pada akhirnya menguasai Maluku, dimulai oleh [[Imperium Portugal|Portugis]] dan terakhir [[Hindia Belanda]].{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|p=|Ohorella|1999|pp=8–9}}
Sejarah Maluku sebagai satu kesatuan dimulai dari pembentukan tiga kegubernuran oleh [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] pada abad ke-18, yaitu [[Kegubernuran Ambon|Ambon]], [[Kegubernuran Kepulauan Banda|Kepulauan Banda]], dan [[Kota Ternate]] yang disatukan oleh Hindia Belanda pada awal abad ke-19 dalam satu nama, yaitu Maluku. Setelah masa penjajahan, Maluku tetap dipertahankan seutuhnya sebagai provinsi sebelum [[Provinsi Maluku Utara]] dimekarkan menjadi provinsi sendiri pada akhir abad ke-20.{{Sfn|Thalib|2011|p=|pp=14–15}}
{{TOC limit|3}}
== Penamaan ==
'''Jazirah al-Mulk'''
Istilah “Jazirah al-Mulk” oleh para saudagar Arab, mempunyai arti: negeri raja-raja. Selain itu, dikenal juga istilah “Jazirah tuil Jabal Mulku“ dengan Pulau Halmahera sebagai pulau induk di kawasan ini.<ref>{{Cite web|date=2020-08-18|title=Potret Kemerdekaan Dari Jazirah Al – Mulk ( Maluku )|url=https://visioner.id/opini/19068/potret-kemerdekaan-dari-jazirah-al-mulk-maluku.html|website=Indonesia Visioner|language=id-ID|access-date=2024-06-14}}</ref>
'''Moloku Kie Raha'''
Nama Maluku bisa berasal dari konsep "Maluku Kie Raha". “Raha” berarti empat, sedangkan “kie” berarti gunung yang mengacu pada empat pulau bergunung yaitu Ternate, Tidore, Bacan, and Jailolo (Halmahera). Walaupun bisa juga mengacu pada daerah lain. Masing-masing memiliki pemimpin yang disebut Kolano yang kemudian bergelar Sultan. Ada berbagai macam ide untuk asal kata Maluku. “Moloku” berarti menggenggam, yang memiliki asal kata "Loku" yaitu unit dalam perdagangan. Menggunakan makna ini "Moloku Kie Raha" bisa berarti "persatuan empat kerajaan" Tetapi kata "Loku" merupakan kata serapan dari bahasa melayu. Asal kata lain berupa “Maloko” merupakan gabungan kata “Ma” yaitu penunjang dan “Loko” yang kemudian berubah menjadi "Luku" yang berarti tempat atau dunia, jika digabungkan berarti "Maloko Kie Raha" artinya “Dunia berdirinya empat gunung”.<ref>{{cite book|last1=Amal|first1=Muhammad Adnan|date=2016|title=Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950|location=Jakarta|publisher=Gramedia|isbn=978-6024241667|url-status=live}}</ref>{{rp|3}}
== Sejarah ==
{{Main|Sejarah Maluku}}
=== Prasejarah ===
[[Berkas:Prov. Maluku.jpg|jmpl|ki|Peta Administrasi Provinsi Maluku]]
Kepulauan Maluku mulai terbentuk antara 150 hingga satu juta tahun yang lalu, antara zaman [[Mesozoikum|Kehidupan Tengah]] dan [[Pleistosen|zaman Es]]. Kepulauan Maluku tergabung dalam rangkaian [[Paparan Sahul|Dangkalan Sahul]] yang terhubung dengan [[Australia (benua)|Australia]].{{Sfn|Suwondo|1977|p=|pp=5–6}} Kepulauan Maluku pertama kali diduduki sekitar 30.000 tahun yang lalu oleh bangsa [[Austronesia]]-[[Melanesia]] yang terdiri dari [[Orang Negrito|Negrito]] dan Wedda, kemudian dilanjutkan oleh kedatangan bangsa [[Melayu Proto|Melayu Tua]], [[Melayu Deutero|Melayu Muda]], kemudian [[Ras Mongoloid|Mongoloid]], mengingat letak Maluku sebagai daerah lintas perpindahan penduduk Asia Tenggara ke Melanesia dan [[Mikronesia]].{{Sfn|Amal|2016|p=1}}{{Sfn|Suwondo|1977|p=7}} Meskipun demikian, Austronesia-Melanesia dan kebudayaannya tetap menjadi yang terbesar di Maluku.{{Sfn|Amal|2016|p=2}} [[Pulau Seram]] sebagai ''nusa ina'' (pulau ibu) memegang kunci sebagai pusat penyebaran penduduk ke seluruh penjuru Kepulauan Maluku.{{Sfn|Suwondo|1977|p=7}}
Budaya prasejarah Maluku dimulai oleh budaya [[Paleolitikum|Batu Tua]], didukung oleh peninggalan berupa [[kapak genggam]], meskipun manusia pendukung kebudayaan tersebut beserta peninggalan kebudayaan lainnya belum ditemukan. Sementara itu, peninggalan kebudayaan [[Mesolitikum|Batu Tengah]] berupa gua-gua beserta bekas-bekasnya yang dapat ditemukan di Seram dan [[Kepulauan Kei|Kei]].{{Sfn|Suwondo|1977|p=9}} Gua-gua di Maluku memiliki lukisan yang menyerupai lukisan gua [[Pulau Papua|Papua]] yang tidak hanya berupa lukisan telapak tangan layaknya gua-gua di [[Sulawesi]], melainkan juga lukisan kehidupan manusia dan hewan.{{Sfn|Suwondo|1977|p=11}} Kebudayaan dilanjutkan oleh kebudayaan [[Neolitikum|Batu Baru]] dengan budaya bercocok tanam, seiring ditemukannya kapak dan cangkul, yang menjadi dasar perkembangan kebudayaan Maluku hingga saat ini.{{Sfn|Suwondo|1977|p=|pp=9–10}} Selanjutnya, kebudayaan perunggu dan besi meninggalkan [[nekara]], kapak perunggu, gelang, dan patung yang hingga kini dipelihara penduduk setempat sebagai benda pusaka dan lambang kebesaran suku. Sebagian besar nekara yang berada di Maluku merupakan hasil perdagangan dengan [[Indochina|daratan Asia Tenggara]], [[Tiongkok Selatan]], dan [[Tonkin]] sekitar abad pertama masehi.{{Sfn|Suwondo|1977|p=|pp=12–13}} Berbeda dengan daerah lainnya di Asia Tenggara, [[Megalit|Batu Besar]] hanya meninggalkan sedikit peninggalan, yakni [[punden berundak]] dan batu pemali ([[dolmen]]) yang biasanya diletakaan di atas bukit atau di dekat [[Rumah baileo|baileo]].{{Sfn|Suwondo|1977|p=14}}
=== Prapenjajahan ===
{{Seealso|Uli Lima|Uli Siwa}}
Maluku menjadi salah satu tempat terpenting dalam perdagangan dunia karena hasil buminya berupa rempah, terutama [[pala]] dan [[cengkih]], yang ramai dicari pedagang dari Barat. Perdagangan dunia konon terbagi menjadi dua jalur, yakni [[Jalur Sutra Maritim|jalur sutra]] dan [[Perdagangan rempah|jalur rempah]] di mana keduanya melalui Maluku. Karenanya, Maluku ramai dikunjungi para pedagang asing seperti dari [[Bangsa Arab|Arab]], [[Bangsa Persia|Persia]], Gujarat, dan Tiongkok.{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=18}} Pada abad ke-7, pedagang dari Tiongkok menguasai perdagangan rempah Maluku, kemudian perdagangan dikuasai oleh para pedagang Arab dan Persia pada abad-abad setelahnya. Meskipun demikian, pedagang Arab dan Persia telah tercatat beramai-ramai memasarkan rempah dari Maluku seperti cengkih ke [[Eropa]] sejak abad ke-7.{{Sfn|Thalib|2011|p=23}} Pedagang Arab pun mengenalkan [[abjad Arab]] yang berkembang menjadi [[abjad Jawi]] kepada masyarakat Maluku serta [[angka Arab]] yang digunakan dalam segala pembayaran dalam perdagangan di Maluku.{{Sfn|Thalib|2011|p=|pp=19–20}} [[Sriwijaya]] menguasai Maluku pada abad ke-12, kemudian [[Majapahit]] pada abad ke-14. Pada masa ini, pedagang [[Suku Jawa|Jawa]] mengambil alih kuasa dagang Maluku. Pada masa yang sama pula Islam mulai disebarkan kepada penduduk Maluku—sebelumnya Islam hanya dipeluk oleh kalangan musafir dan pedagang—melalui hubungan dagang dengan Timur Tengah serta [[Dai|mubalig]] Jawa dan [[Kesultanan Melaka|Melaka]].{{Sfn|Brown|2004|p=169}}{{Sfn|Thalib|2011|p=24}}{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=16}}
[[Berkas:Uli Lima Uli Siwa.png|jmpl|[[Uli Lima]] dan [[Uli Siwa]] sebelum [[Perjanjian Saragosa]].]]
Selain perdagangan rempah, sejarah Maluku tidak bisa lepas dari empat kerajaan besar [[Maluku Utara]], yaitu [[Kesultanan Ternate|Ternate]], [[Kesultanan Tidore|Tidore]], [[Kesultanan Bacan|Bacan]], dan Jailolo yang telah ada sejak abad ke-13. Penguasa kerajaan-kerajaan tersebut bergelar ''kolan''o (kelana), kemudian diubah menjadi sultan sejak para ''kolano'' memeluk Islam pada abad ke-15.{{Sfn|Thalib|2011|p=31}} Meskipun keempatnya merupakan kerajaan besar, hanya Ternate dan Tidorelah yang memiliki kedudukan penting. Ternate yang membidik barat memperluas wilayahnya hingga [[Pulau Ambon|Ambon]] dan barat [[Pulau Seram|Seram]], terutama pada masa [[Khairun Jamil dari Ternate|Sultan Khairun]] dan [[Baabullah dari Ternate|Sultan Baabullah]] pada abad ke-16. Sementara itu, Tidore yang membidik timur berhasil menguasai timur Seram. Persaingan antarkedua kerajaan yang sudah menjadi kesultanan tersebut membuat keduanya sering bertikai seperti dalam persaingan untuk bekerja sama dengan mitra asing, khususnya Barat, memicu kekuasaan Barat di Maluku di kemudian hari.{{Sfn|Amal|2016|p=|pp=10–12}}{{Sfn|Brown|2004|p=178}} Wilayah kekuasaan Ternate disebut sebagai [[Uli Lima]] atau persekutuan lima negeri, sedangkan wilayah kekuasaan Tidore disebut sebagai [[Uli Siwa]] atau persekutuan sembilan negeri.{{Sfn|Suwondo|1977|p=24}}
===
==== Masa penjajahan portugis ====
Setelah [[Perebutan Melaka (1511)|menaklukkan Melaka pada 1511]], [[Imperium Portugal|Portugis]] di bawah [[Francisco Serrão]] mencari [[Kepulauan Maluku]].{{Sfn|Leonardo de Argensola|1708|p=4}}{{Sfn|Soekmono|1981|p=49}} Serrão yang pada awalnya berlabuh di [[Pulau Ambon|Ambon]] berakhir di [[Kota Ternate|Ternate]] sebagai [[Kesultanan Ternate|sekutunya]] pada 1512.{{Sfn|Leonardo de Argensola|1708|p=5}} Sejak itu, Portugis berhasil menanamkan kekuasaannya di Maluku. Portugis membangun beberapa [[loji]] dan benteng di Ambon{{Efn|Istilah ''Ambon'' dapat merujuk pada [[Pulau Ambon]], Kepulauan Ambon yang meliputi Pulau Ambon dan [[Kepulauan Lease]] ([[Pulau Saparua|Saparua]], [[Pulau Haruku, Maluku Tengah|Haruku]], dan [[Nusalaut, Maluku Tengah|Nusalaut]]),{{sfn|Widjojo|2009|p=19}} atau kawasan Maluku Tengah yang meliputi Kepulauan Ambon-Lease, Seram, dan Buru dengan pengecualian [[Kepulauan Banda]].{{sfn|Bartels|2017a|p=388}}|name=Kegistamb}} serta [[Kepulauan Banda|Banda]] di mana terjadi penginjilan dan perkawinan campur di permukiman yang tumbuh di sekitarnya.{{Sfn|Abdurachman|2008|p=4, 127}} Banda berperan sebagai pusat perdagangan, sementara Ambon menjadi bandar.{{Sfn|Abdurachman|2008|p=127}}
==== Masa penjajahan spanyol ====
Kedudukan Portugis sempat terguncang oleh [[Imperium Spanyol|Spanyol]] yang tiba pada 1521.{{Sfn|Leonardo de Argensola|1708|p=|pp=13–14}} Kehadiran Spanyol yang bersekutu dengan Tidore menimbulkan pertikaian dengan Portugis, meski dapat diakhiri dengan penandatanganan [[Perjanjian Saragosa]] pada 1529 yang memaksa Spanyol untuk meninggalkan Maluku.{{Sfn|Leonardo de Argensola|1708|p=|pp=14, 30–32}}{{Sfn|Vogel|1877|p=|pp=132–133}} Selama berkuasa di Maluku, Portugis mengenalkan teknologi pembangunan Eropa dan tanaman-tanaman asing seperti [[Ketela pohon|ketela]] serta merintis pendidikan barat di Maluku.{{Sfn|Abdurachman|2008|p=|pp=7–8}} Dua Sultan Ternate yang kala itu menguasai sebagian besar Maluku tercatat secara resmi menyerahkan Maluku kepada [[Daftar Penguasa Portugal|Raja Portugal]], pada 1545 oleh [[Tabariji dari Ternate|Tabariji]] dan setahun setelahnya oleh [[Khairun Jamil dari Ternate|Khairun]].{{Sfn|Abdurachman|2008|p=|pp=10–11, 238–239}} Namun demikian, pusat kedudukan Portugis berpindah dari Ternate ke Ambon sejak Portugis diusir oleh [[Baabullah dari Ternate|Baabullah]] pada 1575.{{Sfn|Soekmono|1981|p=50}} Spanyol sempat kembali lagi ke Maluku pasca pembentukan [[Uni Iberia]] di bawah [[Daftar Penguasa Spanyol|Mahkota Spanyol]] pada 1580 juga dengan bersekutu bersama Tidore.{{Sfn|Abdurachman|2008|p=240}}{{Sfn|Abdurachman|2008|p=|pp=99–100}}
==== Masa penjajahan Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC) ====
[[Berkas:Defeat of the Portuguese at Amboina.jpg|kiri|jmpl|Belanda dan Hitu menaklukkan Portugis di Ambon pada 1605.]]
Belanda pertama kali menginjakaan kakinya di Maluku pada 1599 di bawah pimpinan [[Wybrand van Warwijck]] dengan mengunjungi Ambon dan Banda.{{Sfn|Brown|2004|p=179}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=16}} Kedatangan Belanda disusul [[Kerajaan Inggris|Inggris]] yang datang di bawah pimpinan [[James Lancaster]] pada 1601.{{Efn|[[Kerajaan Inggris|Inggris]] telah datang sebelumnya ke Maluku. Inggris menjadi bangsa Eropa ketiga yang menginjakkan kakinya di Maluku, yakni pada 1579 di bawah pimpinan [[Francis Drake]]. Pada kala itu, Inggris mengunjungi Banda dan [[Pulau Buru|Buru]].{{sfn|1=Drake|2=Fletcher|3=1854|p=177}}}} Mereka membangun loji di Banda.{{Sfn|Widjojo|2009|p=11}} Setahun setelahnya, [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) dibentuk.{{Efn|Dalam peranan selanjutnya, VOC akan bertindak seperti negara. VOC diizinkan mendirikan benteng, mengangkat gubernur, memiliki tentara, dan membuat perjanjian dengan penguasa asing di Asia atas nama [[Republik Belanda]].{{sfn|1=Widjojo|2=2009|p=14}} VOC memiliki semacam kedaulatannya sendiri. Dengannya, VOC dapat mengadministrasi wilayah taklukannya sesuka hatinya.{{sfn|1=Widjojo|2=2009|p=19}}}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=13}} Persaingan Inggris-Belanda pun terjadi pasca Inggris yang kini datang sebagai [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Perusahaan Hindia Timur Inggris]] tiba kembali di Maluku pada 1604.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=|pp=54–55}} Namun, setahun setelahnya, Portugis menyerah tanpa perlawanan kepada Belanda di Ambon pada 1605 dan segera meninggalkan Maluku.{{Sfn|Widjojo|2009|p=11, 19}} Sejak itu, Ambon menjadi pusat VOC di Nusantara sebelum pindah ke [[Batavia]] pada 1619.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=54, 58}} VOC sempat mengizinkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon pada 1920 karena urusan diplomatik, meski Inggris harus meninggalkan Maluku pada 1623 setelah [[Pembantaian Amboyna]] terjadi.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=56}} Monopoli VOC menimbulkan perlawanan dari penghasil setempat dalam bentuk penyelundupan. Hal inilah yang menyebabkan [[Penaklukan Kepulauan Banda oleh Belanda|Pembantaian Banda oleh VOC]] pada 1621 dan kekerasan VOC terhadap Ambon-[[Kepulauan Lease|Lease]] yang berakhir menjadi [[Perang Ambon]] pada 1624–1658 di mana banyak rakyat Maluku dijadikan budak.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=57}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=1, 20}}
VOC yang menerapkan kebijakan [[Pelayaran Hongi|pelayaran hongi]] dan [[ekstirpasi]] membatasi penanaman cengkih hanya di Ambon-Lease setelah [[Perang Huamual]] antara Huamual dan VOC-Ternate berakhir pada 1658.{{Sfn|Widjojo|2009|p=|pp=20–21}} VOC benar-benar menjadi kekuatan terdepan Eropa di Maluku setelah Spanyol diusir dari [[Kota Tidore Kepulauan|Tidore]] dengan bantuan VOC pada 1663.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
Sebagai jajahan VOC, Kepulauan Maluku terbagi menjadi tiga kegubernuran: [[Kegubernuran Ambon|Ambon]], [[Kegubernuran Kepulauan Banda|Kepulauan Banda]], dan [[Kegubernuran Ternate|Ternate]].{{Sfn|Widjojo|2009|p=1}}
==== Masa penjajahan britania raya ====
Pada 17 Februari 1796, VOC menyerah kepada [[laksamana]] [[Kerajaan Britania Raya|Britania Raya]], Pieter Ramier sehingga [[Kota Ambon]] menjadi bagian dari wilayah Britania Raya.<ref name=":22">{{Cite web|last=|first=|date=|title=Kota Ambon Masa Lalu|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/wp-content/uploads/sites/13/2015/05/artikel-ini-telah-di-publikasikan-melalui-liflet-BPNB-Ambon-2014-silakan-download2.pdf|website=|publisher=[[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] Badan Pelestarian Nilai Budaya Ambon|access-date=4 Desember 2017|archive-date=2017-12-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20171204222952/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/wp-content/uploads/sites/13/2015/05/artikel-ini-telah-di-publikasikan-melalui-liflet-BPNB-Ambon-2014-silakan-download2.pdf|dead-url=no}}</ref> Britania Raya memerintah di kota sampai tahun [[1803]].<ref name=":22" />
==== Masa penjajahan Jepang ====
Pecahnya Perang Pasifik tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jenderal Belanda A.W.L. Tjarda van Starkenborgh, melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda dalam keadaan perang dengan Jepang.
Tentara Jepang tidak banyak kesulitan merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di negeri [[Tawiri, Teluk Ambon, Ambon|negeri Tawiri]] (tidak jauh dari [[Bandara Pattimura]]).
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan Provinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).
== Pemerintahan ==
===
{{Lihat pula|Daftar Gubernur Maluku|Daftar Wakil Gubernur Maluku|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku}}{{Multiple image
| align = right
| direction = horizontal
| caption_align = center
| image1 = Murad_Ismail,_Gubernur_Maluku.jpg
| caption1 = [[Murad Ismail]]<br /><small>[[Gubernur Maluku|Gubernur]] ke-13<br />sejak 24 April 2019</small>
| image2 = Barbanas Orno, Wakil Gubernur Maluku.jpg
| caption2 = [[Barnabas Orno]]<br /><small>[[Wakil Gubernur Maluku|Wakil gubernur]] ke-6<br />sejak 24 April 2019</small>
| width1 = 129
|
}}
Maluku ditetapkan sebagai salah satu [[Provinsi di Indonesia|provinsi]] yang merupakan daerah swatantra tingkat I melalui [[Undang-undang (Indonesia)|Undang-Undang]] Nomor 20 Tahun 1958 tertanggal 17 Juni 1958 yang juga dapat disebut sebagai Undang-Undang Pembentukan Maluku. Undang-undang tersebut merupakan penetapan dari Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 yang memiliki tujuan yang sama. Pada undang-undang tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku ditetapkan berkedudukan di [[Kota Ambon|Ambon]].<ref>{{Cite book|url=http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1300.pdf|title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 79) Sebagai Undang-Undang|last=|first=|date=17 Juli 1958|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|isbn=|location=|pages=|url-status=live|access-date=2020-04-09|archive-date=2020-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20201205194156/http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1300.pdf|dead-url=no}}</ref>
Provinsi Maluku dipimpin oleh seorang [[Daftar Gubernur Maluku|gubernur]] sebagai kepala daerah beserta [[Daftar Wakil Gubernur Maluku|wakilnya]] yang dipilih langsung oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku]] (DPRD Provinsi Maluku) yang memiliki [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku 2019–2024|45 anggota]].<ref>{{Cite web|url=http://kpu-malukuprov.go.id/penyerahan-dokumen-pengusulan-pelantikan-45-calon-terpilih-anggota-dprd-provinsi-maluku-pemilu-2019/|title=Penyerahan Dokumen Pengusulan Pelantikan 45 Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi Maluku Pemilu 2019|last=|first=|date=20 Agustus 2019|website=Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku|access-date=27 Februari 2020|archive-date=2020-02-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200218093720/http://kpu-malukuprov.go.id/penyerahan-dokumen-pengusulan-pelantikan-45-calon-terpilih-anggota-dprd-provinsi-maluku-pemilu-2019/|dead-url=yes}}</ref> Gubernur Maluku dijuluki sebagai ''Upu Latu Siwalima''.<ref>{{cite news |author=Jossy Linansera |date=15 Mei 2019 |title=Gubernur Maluku Dikukuhkan Sebagai Upu Latu |url=https://www.tribun-maluku.com/gubernur-maluku-dikukuhkan-sebagai-upu-latu/05/15/ |work=Tribun Maluku |location=Ambon |access-date=21 April 2024}}</ref> Siwalima sendiri merupakan gelar atau nama adat yang diberikan masyarakat kepada Provinsi Maluku. Gubernur dan wakilnya memiliki masa jabatan lima tahun dan dapat diperbarui sekali. Anggota DPRD pun dipilih langsung oleh rakyat dengan masa bakti lima tahun. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, gubernur dibantu oleh perangkat daerah: sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, 23 dinas daerah, dan 11 badan.<ref>{{Cite book|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-23-tahun-2014|title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah|last=|first=|date=2 Oktober 2014|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|isbn=|location=|pages=115|url-status=live|access-date=2020-04-09|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610235710/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-23-tahun-2014|dead-url=no}}</ref>
=== Pembagian administratif ===
{{Utama|Daftar kabupaten dan kota di Maluku}}
Provinsi Maluku terbagi menjadi 9 kabupaten dan 2 kota. Di bawahnya, terdapat 118 kecamatan yang terdiri dari 35 kelurahan dan 1.198 desa dan [[negeri (Maluku)|negeri]]. Di antara seluruh kabupaten dan kota, ibu kota provinsi, Ambon merupakan yang terbesar menurut jumlah penduduk dan [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]] merupakan yang terbesar menurut luas wilayah.<ref name=":0" /> Sepanjang sejarah Maluku, terdapat beberapa usaha mengubah nama kabupaten. Hingga kini, yang baru terwujud ialah pengubahan nama Maluku Tenggara Barat menjadi Kepulauan Tanimbar.<ref>{{Cite book|url=https://kemendagri.go.id/documents/2019/02/fe408ee7e204f6ba6c2c923436748850.pdf|title=Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Provinsi Maluku|last=|first=|date=23 Januari 2019|publisher=|isbn=|location=|pages=|url-status=live|access-date=2020-04-09|archive-date=2021-01-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20210114090511/https://kemendagri.go.id/documents/2019/02/fe408ee7e204f6ba6c2c923436748850.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Berikut daftar '''[[kabupaten]] dan/atau [[kota]] di [[Maluku|Provinsi Maluku]]'''
{{:Daftar kabupaten dan kota di Maluku}}
== Ekonomi ==
Maluku merupakan ekonomi terkecil ke-3 di Indonesia, setelah [[Maluku Utara]] dan [[Gorontalo]], menurut PDRB lapangan usaha dan juga merupakan ekonomi termiskin ke-3 di Indonesia, juga setelah Maluku Utara dan Gorontalo, menurut PDRB pengeluaran.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/955/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-miliar-rupiah-.html|title=[Seri 2010] Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi, 2010-2018 (Miliar Rupiah)|last=|first=|date=15 Agustus 2019|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143543/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/955/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-miliar-rupiah-.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/11/08/1228/pdrb-triwulanan-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-pengeluaran-2010-100-2014-2019.html|title=PDRB Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (2010=100), 2014-2019|last=|first=|date=7 Februari 2020|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143548/https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/11/08/1228/pdrb-triwulanan-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-pengeluaran-2010-100-2014-2019.html|dead-url=no}}</ref> Dengan kata lain, pada tahun 2018, Maluku menyumbang 0,29% dari nilai PDB Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/959/-seri-2010-distribusi-pdrb-terhadap-jumlah-pdrb-34-provinsi-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-persen-.html|title=[Seri 2010] Distribusi PDRB Terhadap Jumlah PDRB 34 Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi, 2010-2018 (Persen)|last=|first=|date=15 Agustus 2019|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143555/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/959/-seri-2010-distribusi-pdrb-terhadap-jumlah-pdrb-34-provinsi-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-persen-.html|dead-url=no}}</ref> Menurut pendapatan per kapitanya, Maluku merupakan provinsi termisikin ke-2 di Indonesia, setelah [[Nusa Tenggara Timur]], dengan PDRB lapangan usaha per kapita senilai Rp24.278.490,00 pada tahun 2018.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/957/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-ribu-rupiah-.html|title=[Seri 2010] Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi, 2010-2018 (Ribu Rupiah)|last=|first=|date=15 Agustus 2019|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143541/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/957/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-provinsi-2010-2018-ribu-rupiah-.html|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Maluku berada di atas rata-rata nasional dengan pertumbuhan PDRB senilai 5,94% dan pertumbuhan PDRB per kapita senilai 4,20%.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/961/-seri-2010-laju-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi-2010-2018-persen-.html|title=[Seri 2010] Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi (Persen)|last=|first=|date=15 Agustus 2019|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143538/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/961/-seri-2010-laju-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi-2010-2018-persen-.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/26/964/-seri-2010-laju-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi-2011-2018-persen-.html|title=[Seri 2010] Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Persen)|last=|first=|date=15 Agustus 2019|website=Badan Pusat Statistik|access-date=28 Februari 2020|archive-date=2020-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228143548/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/26/964/-seri-2010-laju-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi-2011-2018-persen-.html|dead-url=no}}</ref>
Pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan topangan terbesar terhadap ekonomi Maluku, diikuti dengan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta perdagangan besar dan eceran. Lapangan-lapangan usaha tersebut pun menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi provinsi.<ref>{{Cite book|url=https://maluku.bps.go.id/pressrelease/2020/02/05/371/ekonomi-maluku-tahun-2019-tumbuh-5-57-persen.html|title=Perkembangan Ekonomi Provinsi Maluku Triwulan IV-2019|last=|first=|date=|publisher=Badan Pusat Statistk|isbn=|location=|pages=6, 8|url-status=live|access-date=2020-03-01|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301101607/https://maluku.bps.go.id/pressrelease/2020/02/05/371/ekonomi-maluku-tahun-2019-tumbuh-5-57-persen.html|dead-url=no}}</ref> Pertumbuhan industri Maluku merupakan salah satu yang terpesat di Indonesia dengan pertumbuhan industri mikro dan kecil di atas tiga belas persen pada 2019.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/11/04/979/pertumbuhan-produksi-tahunan-industri-mikro-dan-kecil-y-on-y-2010-100-menurut-provinsi-2012-2019.html|title=Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil Y on Y (2010=100) menurut Provinsi, 2012-2019|last=|first=|date=6 Februari 2020|website=Badan Pusat Statistik|access-date=1 Maret 2020|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085932/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/11/04/979/pertumbuhan-produksi-tahunan-industri-mikro-dan-kecil-y-on-y-2010-100-menurut-provinsi-2012-2019.html|dead-url=no}}</ref> Pada tahun yang sama, angka pengangguran terbuka provinsi merupakan kedua tertinggi setelah Jawa Barat dengan kisaran tujuh persen.<ref>{{Cite book|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen.html|title=Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019|last=|first=|date=|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=|location=|pages=11|url-status=live|access-date=2020-03-01|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301101610/https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen.html|dead-url=no}}</ref>
===
Dengan bentuk kepulauan, transportasi di Maluku dikuasai oleh transportasi laut. Meskipun demikian, infrastruktur transportasi laut Maluku belum mampu memenuhi permintaan. Kini, di Maluku terdapat 31 [[pelabuhan penyeberangan]] dengan 66 lintas penyeberangan yang dilayani 25 unit kapal. Maluku dilalui 3 lintas [[Tol Laut]] dengan 9 pelabuhan singgah yang tersebar di seluruh penjuru kepulauan.<ref>{{Cite news|url=http://hubla.dephub.go.id/berita/Pages/MENHUB-TEMUI-GUBERNUR-DAN-BUPATI-SE-PROVINSI-MALUKU-BAHAS-PERCEPATAN-PEMBANGUNAN-INFRASTRUKTUR-TRANSPORTASI.aspx|title=Menhub Temui Gubernur dan Bupati Se-Provinsi Maluku Bahas Percepatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi|last=|first=|date=12 November 2019|work=Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub|access-date=9 April 2020|publisher=Direktorat Jenderal Perhubungan Laut}}</ref> Sebagai pulau terbesar, transportasi darat dan jalan terpusat di [[Pulau Seram|Seram]].{{Sfn|BPS Provinsi Maluku|2019|p=510}} Maluku memiliki 13 bandara dengan 13 rute komersial dan 7 rute perintis.{{Sfn|BPS Provinsi Maluku|2019|p=|pp=527–530}} Pelabuhan terbesar Maluku adalah [[Pelabuhan Yos Soedarso|Pelabuhan Yos Sudarso]], sementara bandara terbesarnya adalah [[Bandar Udara Internasional Pattimura|Bandara Pattimura]].
Pada akhir 2019, rasio elektrifikasi Maluku baru mencapai 89%. Lebih dari empat perlima listrik Maluku dihasilkan oleh [[kapal pembangkit listrik]], terutama Kota Ambon. Maluku masih membangun beberapa pembangkit listrik, sebagian besar mesin gas dengan salah satunya [[Pembangkit listrik tenaga panas bumi|panas bumi]].<ref>{{Cite news|url=http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/27050/t/Tinjau+Kapal+Pembangkit+Listrik%2C+Komisi+VII+Dorong+100+Persen+Elektrifikasi+Maluku|title=Tinjau Kapal Pembangkit Listrik, Komisi VII Dorong 100 Persen Elektrifikasi Maluku|last=Komisi VII|first=|date=19 Desember 2019|work=Parlementaria Terkini|access-date=9 April 2020|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|archive-date=2020-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200116180448/http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/27050/t/Tinjau+Kapal+Pembangkit+Listrik,+Komisi+VII+Dorong+100+Persen+Elektrifikasi+Maluku|dead-url=no}}</ref> Dari seluruh listrik yang dihasilkan, hanya 85% yang terjual.{{Sfn|BPS Provinsi Maluku|2019|p=416}} Maluku tidak memiliki sistem gas kota; sebagian besar masyarakat menggunakan [[kayu bakar]] dan [[minyak tanah]] untuk memasak.<ref>{{Cite web|url=https://maluku.bps.go.id/statictable/2019/01/23/237/banyaknya-desa-kelurahan-menurut-jenis-bahan-bakar-untuk-memasak-yang-digunakan-oleh-sebagian-besar-keluarga-dan-keberadaan-agen-penjual-bahan-bakar-2018.html|title=Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Bahan Bakar Untuk Memasak Yang Digunakan Oleh Sebagian Besar Keluarga Dan Keberadaan Agen/Penjual Bahan Bakar, 2018|last=|first=|date=23 Januari 2019|website=Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku|access-date=9 April 2020|archive-date=2020-11-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20201115201005/https://maluku.bps.go.id/statictable/2019/01/23/237/banyaknya-desa-kelurahan-menurut-jenis-bahan-bakar-untuk-memasak-yang-digunakan-oleh-sebagian-besar-keluarga-dan-keberadaan-agen-penjual-bahan-bakar-2018.html|dead-url=no}}</ref> Sebagian besar masyarakat Maluku masih memanfaatkan air sumur sebagai sumber air minumnya.<ref>{{Cite web|url=https://maluku.bps.go.id/statictable/2019/01/23/239/banyaknya-desa-kelurahan-menurut-sumber-air-minum-sebagian-besar-keluarga-2018.html|title=Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga, 2018|last=|first=|date=23 Januari 2019|website=Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku|access-date=9 April 2020}}</ref>
== Demografi ==
{{Main|Demografi Maluku|Orang Maluku}}
Dengan penduduk sebesar 1.533.506 jiwa pada sensus 2010,<ref>{{Cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=8100000000&wilayah=Maluku|title=Provinsi Maluku|last=|first=|date=|website=Badan Pusat Statistik|access-date=6 April 2020|archive-date=2019-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20190509062001/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=8100000000&wilayah=Maluku|dead-url=no}}</ref> tumbuh menjadi 1.831.880 menurut proyeksi 2020, Maluku merupakan provinsi terbesar ke-29 di Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/18/1274/proyeksi-penduduk-menurut-provinsi-2010---2035.html|title=Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)|last=|first=|date=18 Februari 2014|website=Badan Pusat Statistik|access-date=6 April 2020|archive-date=2020-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200427140213/https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/18/1274/proyeksi-penduduk-menurut-provinsi-2010---2035.html|dead-url=no}}</ref> Kawasan Ambon-[[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]] mencakup hampir setengah dari seluruh penduduk provinsi dengan ibu kota, [[Kota Ambon|Ambon]], sendiri mencakup hampir sepertiga.<ref>{{Cite web|url=https://maluku.bps.go.id/dynamictable/2019/06/14/291/proyeksi-penduduk-maluku-menurut-kabupaten-kota-2010-2020.html|title=Proyeksi Penduduk Maluku Menurut Kabupaten/Kota, 2010-2020|last=|first=|date=14 Juni 2019|website=Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku|access-date=6 April 2020|archive-date=2020-09-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20200924014142/https://maluku.bps.go.id/dynamictable/2019/06/14/291/proyeksi-penduduk-maluku-menurut-kabupaten-kota-2010-2020.html|dead-url=no}}</ref> Kepadatan penduduk Maluku merupakan salah satu yang terendah dengan 36 jiwa per kilometer persegi.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/07/842/kepadatan-penduduk-menurut-provinsi-2000-2015.html|title=Kepadatan Penduduk menurut Provinsi, 2000-2015|last=|first=|date=2 Maret 2017|website=Badan Pusat Statistik|access-date=6 April 2020|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806175732/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/07/842/kepadatan-penduduk-menurut-provinsi-2000-2015.html|dead-url=no}}</ref> Umur harapan hidup Maluku mencapai 65,82 tahun, terendah ketiga.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/04/16/1298/umur-harapan-hidup-saat-lahir-uhh-menurut-provinsi-metode-baru-2010-2019.html|title=Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Menurut Provinsi [Metode Baru], 2010-2019|last=|first=|date=18 Februari 2020|website=Badan Pusat Statistik|access-date=6 April 2020|archive-date=2020-12-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20201225132355/https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/04/16/1298/umur-harapan-hidup-saat-lahir-uhh-menurut-provinsi-metode-baru-2010-2019.html|dead-url=no}}</ref> Angka kesuburan Maluku sebesar 3,20 anak lahir tiap wanita merupakan salah satu yang tertinggi di negara.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1271/angka-fertilitas-total-menurut-provinsi-1971-1980-1985-1990-1991-1994-1997-1998-1999-2000-2002-2007-2010-dan-2012.html|title=Angka Fertilitas Total menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1991, 1994, 1997, 2000, 2002, 2007, 2010 dan 2012|last=|first=|date=20 Agustus 2014|website=Badan Pusat Statistik|access-date=6 April 2020|archive-date=2019-11-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20191114075010/https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1271/angka-fertilitas-total-menurut-provinsi-1971-1980-1985-1990-1991-1994-1997-1998-1999-2000-2002-2007-2010-dan-2012.html|dead-url=no}}</ref>
===
[[Berkas:Pakaian Adat Pengantin Ambon.jpg|200px|ka|jmpl|Sepasang pengantin [[Suku Ambon|Ambon]] mengenakan pakaian adatnya.]]
[[Berkas:Baileo Negeri Siri Sori Amalatu (1).jpg|200px|ka|jmpl|[[Rumah baileo|Baileo]], [[rumah panggung]] di [[Sirisori Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Amalatu]], [[Pulau Saparua|Saparua]].]]
Sebagian besar penduduk Maluku merupakan [[Orang Maluku|penduduk asli Maluku]] yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti suku-suku [[Suku Alifuru|Alifuru]], suku [[Orang Ambon|Ambon]], [[Suku Buru|Buru]], [[Suku Kei|Kei]] dan [[Suku Tanimbar|Tanimbar]].<ref>{{Cite web|url=https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa|title=Suku Bangsa|last=|first=|date=|website=Indonesia.go.id|access-date=6 April 2020|archive-date=2020-04-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20200421175944/https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa|dead-url=yes}}</ref> Suku-suku pendatang—sebagian besar mendiami Ambon dan Maluku Tengah— di antaranya [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Makassar|Makassar]], dan [[Suku Buton|Buton]] serta suku-suku dari [[Jawa]] yang datang beriringan dengan [[Majapahit]].{{Sfn|Fitriati|Gunawan|Irfan|Nulhaqim|2020|p=39}}{{Sfn|Pieris|2004|p=|pp=86–87}} Meskipun demikian, penduduk asli Maluku tercatat sejak dahulu kala telah melakukan berbagai perkawinan campuran dengan suku-suku pendatang tersebut serta [[Suku Minahasa|Minahasa]] dan suku-suku dari [[Sumatra]].{{Sfn|Suryana|2012|p=403}} Selain itu, mengingat peran Maluku dalam sejarah perdagangan dunia, penduduk asli Maluku telah bercampur dengan bangsa [[Bangsa Arab|Arab]], [[Orang India|India]], dan Eropa (umunya [[Bangsa Belanda|Belanda]] dan [[Bangsa Portugis|Portugis]]), dapat dilihat dari marga-marga asing yang masih digunakan orang Maluku hingga kini.{{Sfn|Suryana|2012|p=404}} Hal ini pun menjadi salah satu penyebab mengapa Maluku menjadi satu-satunya kawasan [[mestizo]] di Indonesia.{{Sfn|Suryana|2012|p=403}}
Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Maluku:<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=18 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2010]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
! Asal [[Kepulauan Maluku|Maluku]]
! style="text-align: right;" | 1.127.148
! style="text-align: right;" | 73,83%
|-
| 2
| Asal [[Sulawesi]]
| style="text-align: right;" | 247.266
| style="text-align: right;" | 16,20%
|-
| 3
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 79.340
| style="text-align: right;" | 5,20%
|-
| 4
| [[Suku Bugis|Bugis]]
| style="text-align: right;" | 25.419
| style="text-align: right;" | 1,66%
|-
| 5
| Asal [[Nusa Tenggara Timur|NTT]]
| style="text-align: right;" | 8.624
| style="text-align: right;" | 0,56%
|-
| 6
| [[Suku Makassar|Makassar]]
| style="text-align: right;" | 6.414
| style="text-align: right;" | 0,42%
|-
| 7
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 4.556
| style="text-align: right;" | 0,30%
|-
| 8
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 4.457
| style="text-align: right;" | 0,30%
|-
| 9
| Suku Lainnya
| style="text-align: right;" | 23.486
| style="text-align: right;" | 1,53%
|-
!
! Provinsi Maluku
! style="text-align: right;" | 1.526.710
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
===
{{See also|Konflik sektarian Maluku}}
{{Bar box|bars=
{{bar percent|[[Islam]]|green|52.66}}
{{bar percent|[[Protestan]]|dodgerblue|39.64}}
{{bar percent|[[Katolik]]|purple|6.84}}
{{bar percent|Kepercayaan|black|0.44}}
{{bar percent|[[Hindu]]|orange|0.40}}
{{bar percent|[[Buddha]]|yellow|0.02}}
|float=right|left1=Agama|right1=%|title=Agama di Maluku pada 2023<ref name="DUKCAPIL"/>{{Sfn|BPS Provinsi Maluku|2020|p=|pp=248–249}}|titlebar=#ddd}}
==== Islam ====
Masuknya agama Islam juga melalui para pedagang Islam yang datang dari [[Jawa Timur]]. Pusat Islam di Jawa Timur sesudah runtuhnya Majapahit adalah Gresik. Dari [[Gresik]] inilah datang mubaliq-mubaliq Islam bersama para pedagang ke pulau [[Kota Ambon|Ambon]], dan mereka semuanya berpusat di kota pelabuhan Hitu. Jadi [[Kerajaan Tanah Hitu|Hitu]] merupakan daerah pertama masuknya Islam dan selanjulnya menjadi pusat penyebaran Islam di daerah sekitarnya, sekitar tahun 1500. Di Hitu dijumpai banyak pedagang-pedagang Jawa yang kemudian menetap dan ber-mukim disana.{{Sfn|Zuhdi|Wulandari|1997|p=34}}{{Sfn|Suwondo|1977|p=59}}
==== Kristen katolik & protestan ====
Katolik dibawa oleh Portugis pada abad ke-16 dengan tokoh penting [[Fransiskus Xaverius]] sebagai pelopor, lalu diteruskan oleh [[Yesuit]] dengan penganut besar di [[Pulau Ambon|Ambon]].{{Sfn|Aritonang|Steenbrink|2008|p=28}} Kemudian, setelah Belanda mengambil alih Maluku, Protestanisme mulai menyebar.{{Sfn|Aritonang|Steenbrink|2008|p=103}}
Gereja Protestan terbesar Maluku merupakan [[Gereja Protestan Maluku]] (GPM) yang melayani Maluku dan [[Maluku Utara]] serta merupakan hasil kemandirian dari [[Gereja Protestan di Indonesia]] (GPI). Keduanya didirikan di Ambon sebelum pada masa [[Sejarah Nusantara (1602–1800)|VOC]]-[[Sejarah Nusantara (1800–1942)|Belanda]] dan terpengaruh oleh para zending Belanda.{{Sfn|Van den End|Weitjens|p=77|2008}} Sementara itu, Maluku juga memiliki keuskupannya sendiri, yaitu [[Keuskupan Amboina]] yang merupakan [[keuskupan sufragan]] dari [[Keuskupan Agung Makassar]]. Kesukupan Amboina juga melayani [[Maluku Utara]] atau dengan kata lain melayani seluruh [[Kepulauan Maluku]].{{Sfn|Rahardi|2007|p=156}}
==== Hindu ====
Penganut Hindu tercatat ada di seluruh kabupaten dan kota dengan [[Kabupaten Buru|Buru]], [[Kabupaten Buru Selatan|Buru Selatan]], dan [[Kabupaten Maluku Tenggara|Maluku Tenggara]] sebagai kabupaten yang memiliki penduduk Hindu terbanyak.
==== Budha & konghucu ====
Buddha dan Konghucu tidak memiliki penganut di seluruh kabupaten dan kota Maluku. Buddha memiliki penganut terbanyak di [[Kabupaten Seram Bagian Timur|Seram Bagian Timur]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], dan Buru, sedangkan tercatat tidak memiliki penganut di [[Kabupaten Seram Bagian Barat|Seram Bagian Barat]], [[Kabupaten Maluku Barat Daya|Maluku Barat Daya]], Buru Selatan, dan [[Kota Tual|Tual]]. Sebagai agama terkecil, penganut Konghucu hanya terdapat di daerah-daerah seperti [[Kabupaten Kepulauan Tanimbar|Kepulauan Tanimbar]], Maluku Tenggara, Maluku Tengah, Buru, dan [[Kabupaten Kepulauan Aru|Kepulauan Aru]].{{Sfn|BPS Provinsi Maluku|2019|p=|pp=226–227}}<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://maluku.kemenag.go.id/halaman/pemeluk-agama|title=Persentase Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku 2019|website=www.maluku.kemenag.go.id|accessdate=24 September 2020|archive-date=2020-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200928185735/https://maluku.kemenag.go.id/halaman/pemeluk-agama|dead-url=yes}}</ref>
==== Pertikaian Agama 1999 ====
[[Berkas:Ambon refugees, 1999.jpg|jmpl|Prajurit TNI mengawal pengungsi konflik di Ambon pada 1999.|al=|kiri]]
Pertikaian antar agama besar [[Konflik sektarian Maluku|pernah terjadi pada akhir abad ke-20 hingga permulaan abad ke-21]]. [[Kejatuhan Soeharto|Krisis politik]] melanda Indonesia pada saat itu setelah terjadinya [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi]],{{Sfn|Bertrand|2004|p=122}} kemudian dipertajam lagi oleh rencana pemekaran [[Maluku Utara]] dari Maluku yang disebabkan oleh permasalahan politik yang menyangkut agama.{{Sfn|Bertrand|2004|p=|pp=129–131}} Hal ini menimbulkan pertikaian antara kedua belah pihak Kristen dan Islam pada awal 1999. Pertikaian ini pun berkembang menjadi pertempuran dengan warga sipil sebagai sasaran kekerasan setelah pecahnya kerusuhan di Batu Merah, Ambon pada Januari 1999.{{Sfn|Hedman|2008|p=50}}{{Sfn|Lindawaty|2011|p=272}} Kerusuhan pun menyebar ke seluruh penjuru provinsi serta Maluku Utara yang baru dibentuk pada saat itu.{{Sfn|Lindawaty|2011|p=273}} Pertikaian dihentikan setelah berbagai upaya pemerintah dan turun tangan dari [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] serta diakhiri dengan [[Piagam Malino II]] pada 2002.{{Sfn|Bertrand|2004|p=133}} Setelah sekian lama ketegangan mereda, kerusuhan serupa terjadi lagi [[Kerusuhan Ambon 2011|di Ambon pada 2011]], namun tidak sebesar kerusuhan sebelumnya dan tidak menyebar ke seluruh bagian provinsi. Meskipun demikian, kerusuhan ini menuai kritik dari kalangan agama seperti sinode GPM.{{Sfn|Lindawaty|2011|p=273}} Pertikaian-pertikaian keagamaan yang terjadi di Maluku dipercayai memiliki akar kuat yang berasal dari kedatangan Eropa, di mana Kepulauan Maluku secara sosioagama terbelah menjadi Maluku Utara yang beragama Islam dan berada dalam pengaruh [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan Maluku Selatan (kini Provinsi Maluku) yang berada dalam pengaruh zending-zending Belanda.{{Sfn|Jati|2013|p=403}}
=== Bahasa ===
{{Lihat pula|Daftar bahasa di Maluku|Bahasa Ambon}}
[[Berkas:Kamus_Bahasa_Melayu_Ambon-Indonesia.png|al=|jmpl|227x227px|Kamus Bahasa Ambon–Indonesia.]]
[[Bahasa Indonesia]] yang berperan sebagai bahasa resmi digunakan secara luas bersama-sama dengan [[bahasa Ambon]] (juga dikenal sebagai bahasa Melayu Ambon atau Melayu Maluku) sebagai [[Basantara|bahasa pengantar]] provinsi. Hingga 2020, Maluku tercatat memiliki 62 bahasa daerah.{{Efn|Jumlah dapat berubah dari waktu ke waktu. Penelitian terus dilakukan oleh para ahli bahasa di Kantor Bahasa Maluku, Badan Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.}}<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Maluku|title=Bahasa di Provinsi Maluku|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=8 April 2020|archive-date=2019-12-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20191214134039/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Maluku|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, Maluku merupakan salah satu pusat kepunahan [[Daftar bahasa di Indonesia|bahasa di Indonesia]]. Dalam tiga tahun terakhir, [[bahasa daerah]] yang punah di Indonesia berjumlah 11 bahasa dengan 8 di antaranya merupakan bahasa daerah Maluku.<ref>{{Cite web|url=https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/02/cegah-bertambah-punahnya-bahasa-daerah-kemendikbud-lakukan-pelindungan-bahasa|title=Cegah Bertambah Punahnya Bahasa Daerah, Kemendikbud Lakukan Pelindungan Bahasa|last=|first=|date=25 Februari 2020|website=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=19 April 2020|archive-date=2020-11-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20201111053002/https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/02/cegah-bertambah-punahnya-bahasa-daerah-kemendikbud-lakukan-pelindungan-bahasa|dead-url=no}}</ref> Kepunahan bahasa daerah disebabkan salah satunya oleh pengaruh bahasa Ambon yang dulunya merupakan bahasa kedua (bahasa pengantar) bagi sebagian besar penduduk Maluku, kini menjadi [[bahasa ibu]], menggantikan bahasa daerah sebagai bahasa ibu di hampir seluruh wilayah Provinsi Maluku.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2018/07/keterancaman-bahasa-bahasa-daerah-di-maluku-akibat-dominasi-bahasa-melayu-ambon-2/|title=Keterancaman Bahasa-Bahasa Daerah di Maluku Akibat Dominasi Bahasa Melayu Ambon|last=Wahidah|first=|date=10 Juli 2018|website=Kantor Bahasa Maluku|publisher=Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan|access-date=19 April 2020|archive-date=2020-10-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20201008150404/https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2018/07/keterancaman-bahasa-bahasa-daerah-di-maluku-akibat-dominasi-bahasa-melayu-ambon-2/|dead-url=no}}</ref>
Bahasa Ambon yang sebenarnya merupakan salah satu dialek [[bahasa Melayu]] berkembang pesat sejak [[Sejarah Nusantara (1602–1800)|masa VOC]]. Dimulai dari gereja, di kalangan masyarakat Kristen terdidik, bahasa Melayu kian lama menggantikan bahasa tanah (bahasa daerah atau bahasa asli).{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=37}}{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=31}} Setelah itu, pada [[Hindia Belanda|masa Hindia Belanda]], pemerintah melarang penggunaan bahasa tanah dalam usaha menuntut masyarakat menggunakan bahasa Ambon. Kini, bahasa tanah hanya bertahan di beberapa kampung Kristen terpencil dan kampung Islam.{{Sfn|Bartels|2017|p=17}}<ref name=":1" /> Penggunaan bahasa Indonesia pun menjadi salah satu penyebab terancam punahnya bahasa tanah.{{Sfn|Bartels|2017|p=17}} Bahasa tanah digunakan secara luas hanya oleh tokoh adat saat upacara adat dan dicap sebagai tuturan-tuturan adat.<ref>{{Cite web|url=https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2019/02/bahasa-tanah/|title=Bahasa Tanah|last=Asrif|first=|date=28 Februari 2019|website=Kantor Bahasa Maluku|publisher=Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan|access-date=19 April 2020|archive-date=2020-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20201117083701/https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2019/02/bahasa-tanah/|dead-url=no}}</ref>{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=37}}
=== Pendidikan ===
{{Main|Pendidikan di Maluku}}{{Lihat pula|Daftar perguruan tinggi di Maluku}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een groep schoolkinderen voor de Volksbibliotheek in Dobo Aroe-Eilanden TMnr 10027919.jpg|jmpl|Siswa di depan perpustakaan rakyat di [[Dobo]], [[Kabupaten Kepulauan Aru|Aru]] pada 1929.|al=|kiri]]
Pendidikan barat atau pendidikan modern mulai memasuki Maluku seiring dengan [[Kekristenan di Indonesia|masuknya Kekristenan]] pada masa [[Imperium Portugal|Portugis]]. Portugis mendirikan sekolah-sekolah gereja dengan tujuan memberantas [[Melek aksara|buta huruf]] sehingga masyarakat yang telah masuk Kristen dapat membaca [[Alkitab]]. Namun, setelah Belanda datang, semua sekolah dibebaskan dari pengaruh agama dan dijadikan sekolah negeri. Kemajuan pendidikan umum maupun pendidikan agama di Maluku pun terjadi pada masa ini. Meskipun demikian, di kemudian hari, para misionaris tetap mendirikan sekolah Kristen. Peran pendidikan pun sangat penting dalam perkembangan [[bahasa Ambon]] yang pada awalnya digunakan secara luas pada masyarakat Kristen terdidik. Sepanjang [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|masa penjajahan Belanda]], pendidikan di Ambon merupakan yang termaju di Hindia Belanda.{{Sfn|Latuconsina|Leirissa|Ohorella|1999|p=31}}
Kini, Maluku mencanangkan wajib belajar dua belas tahun bagi warga negara berumur antara 7 hingga 18 tahun, sejenjang di atas wajib belajar nasional yang hanya sembilan tahun, seiring dengan telah tercapainya standar pelayanan minimal.<ref>{{Cite book|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/32403/perda-prov-maluku-no-9-tahun-2011|title=Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor: 09 Tahun 2011 tentang Program Wajib Belajar 12 (Dua Belas) Tahun di Provinsi Maluku|last=|first=|date=7 Februari 2011|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku|isbn=|location=|pages=119 dan 128|url-status=live|access-date=2020-03-01|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301172533/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/32403/perda-prov-maluku-no-9-tahun-2011|dead-url=no}}</ref> Terlepas dari keadaan ekonominya, Maluku merupakan provinsi paling terdidik ketiga di Indonesia, setelah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan [[Kepulauan Riau]], dengan rata-rata lama sekolah selama 9,81 tahun pada 2019.<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2020/02/18/1773/rata-rata-lama-sekolah-menurut-provinsi-metode-baru-2010-2019.html|title=Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Provinsi [Metode Baru], 2010-2019|last=|first=|date=18 Februari 2020|website=Badan Pusat Statistik|access-date=2 Maret 2020|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301154532/https://www.bps.go.id/dynamictable/2020/02/18/1773/rata-rata-lama-sekolah-menurut-provinsi-metode-baru-2010-2019.html|dead-url=no}}</ref> Dengan didorong oleh partisipasi pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas yang tinggi, partisipasi pendidikan tinggi Maluku merupakan kedua tertinggi nasional setelah [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|url=https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/22/1054/angka-partisipasi-sekolah-aps-menurut-provinsi-2011-2019.html|title=Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Provinsi, 2011-2019|last=|first=|date=5 Februari 2020|website=Badan Pusat Statistik|access-date=2 Maret 2020|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301172534/https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/22/1054/angka-partisipasi-sekolah-aps-menurut-provinsi-2011-2019.html|dead-url=no}}</ref> Terdapat 43 [[Daftar perguruan tinggi di Maluku|perguruan tinggi di Maluku]] yang terdiri dari 31 sekolah tinggi, 4 universitas, akademi dan politeknik masing-masing berjumlah 3, dan 2 institut.<ref>{{Cite book|url=https://pddikti.ristekdikti.go.id/asset/data/publikasi/Statistik%20Pendidikan%20Tinggi%20Indonesia%202018.pdf|title=Statistik Pendidikan Tinggi 2018|last=|first=|date=2018|publisher=Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi|isbn=|location=|pages=15|url-status=live|access-date=2020-03-01|archive-date=2020-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301174815/https://pddikti.ristekdikti.go.id/asset/data/publikasi/Statistik%2520Pendidikan%2520Tinggi%2520Indonesia%25202018.pdf|dead-url=yes}}</ref>
=== Kesehatan ===
{{Main|Kesehatan di Maluku}}
[[Berkas:Model RSUP Ambon.jpg|jmpl|RSUP dr. J. Leimena |al=]]
Maluku menerapkan sistem pelayanan kesehatan gugus pulau dengan 56 pusat gugus tersebar di segala penjuru provinsi pada 2018. Sistem ini bertujuan untuk mengatasi kendala kesehatan Maluku selama ini, yaitu biaya pengangkutan yang mahal dan penyaluran perlengkapan yang tidak merata.<ref>{{Cite news|url=http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190408/1529967/menerobos-tantangan-pelayanan-kesehatan-gugus-kepulauan/|title=Menerobos Tantangan Pelayanan Kesehatan di Gugus Kepulauan|last=|first=|date=8 April 2019|work=Sehat Negeriku!|access-date=10 April 2020|publisher=Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI|archive-date=2020-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20200214220019/http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190408/1529967/menerobos-tantangan-pelayanan-kesehatan-gugus-kepulauan/|dead-url=no}}</ref> Gugus pulau dibagi berdasarkan kedekatan suatu pulau dengan pusat gugus yang memiliki sarana dan prasarana kesehatan seperti [[Pusat Kesehatan Masyarakat|puskesmas]] dan rumah sakit pratama. Di bawah pusat gugus, terdapat pulau satelit sebagai tempat [[Puskesmas Pembantu|puskesmas pembantu]], [[polindes]], dan bidan desa.<ref>{{Cite news|url=https://www.timesindonesia.co.id/read/news/190826/ekspedisi-gubernur-rumah-sakit-apung-cara-maluku-beri-layanan-kesehatan-daerah-terpencil|title=Ekspedisi Gubernur: Rumah Sakit Apung, Cara Maluku Beri Layanan Kesehatan Daerah Terpencil|last=Qf|first=Ahmad Jilul|date=25 November 2018|work=Times Indonesia|access-date=10 April 2020|editor-last=Mayasari|editor-first=Deasy|archive-date=2021-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20210203180611/https://www.timesindonesia.co.id/read/news/190826/ekspedisi-gubernur-rumah-sakit-apung-cara-maluku-beri-layanan-kesehatan-daerah-terpencil|dead-url=no}}</ref>
Maluku memiliki jaringan puskesmas yang besar dengan hampir dua puskesmas tiap kecamatan. Meskipun demikian, hanya dua dari lima puskesmas memberikan layanan sesuai standar. Setengah dari seluruh rumah sakit di Maluku belum terakreditasi.<ref>{{Cite web|url=https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf|title=Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018|last=|first=|date=|website=|publisher=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|access-date=11 April 2020|archive-date=2020-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20200411050126/https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf|dead-url=no}}</ref> [[Rumah Sakit Umum Pusat dr. J. Leimena|RSUP dr. J. Leimena]] yang terletak di Ambon merupakan rumah sakit rujukan tertinggi dan RSUP pertama di Maluku; RSUP melayani Provinsi Maluku dan sekitarnya.<ref>{{Cite news|url=http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190924/4631783/kemenkes-segera-operasikan-rumah-sakit-ambon/|title=Kemenkes Segera Operasikan Rumah Sakit di Ambon|last=|first=|date=24 September 2019|work=Sehat Negeriku!|access-date=10 April 2020|publisher=Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI|archive-date=2020-12-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20201202163007/http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190924/4631783/kemenkes-segera-operasikan-rumah-sakit-ambon/|dead-url=no}}</ref>
=== Musik ===
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).{{cn}}
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih memiliki ciri khas di mana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling yang mencirikan alat musik gurun pasir.
=== Tarian ===
Tari yang terkenal dari negeri Maluku adalah [[tari Cakalele]] yang menggambarkan keperkasaan orang Maluku. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai). Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik.{{cn}}
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih tampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa, dan bas gitar dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh [[Eropa]] yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda. Tarian bambu gila, tarian khusus yang bersifat magis, berasal dari Desa Suli. Keunikan tarian ini adalah para penari seakan-akan dibebani oleh bambu yang dapat bergerak tidak terkendali dan tarian ini bisa diikuti oleh siapa saja.{{cn}}
== Lihat pula ==
{{Portal|Maluku}}
* [[Daftar tokoh Maluku]]
*[[Daftar Fam Orang Maluku|Daftar fam orang Maluku]]
*[[Museum Maluku]]
*[[Masakan Maluku]]
*[[Orang Maluku]]
*[[Maluku FC|Maluku Fc]]
*[[Orang Maluku di Belanda]]
== Catatan kaki ==
=== Catatan ===
{{Notelist}}
===
{{reflist|2}}
=== Daftar pustaka ===
{{refbegin|30em}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=--FeDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Pembangunan Perekonomian Maluku|last=Kembauw|first=Esther|last2=Sahusilawane|first2=Aphrodite M.|last3=Sinay|first3=Lexy J.|date=2017|publisher=Deepublish|isbn=978-602-475-237-8|location=Yogyakarta|pages=134|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-02-16|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085937/https://books.google.co.id/books?id=--FeDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7513/1/SEJARAH%20KEBUDAYAAAN%20MALUKU.pdf|title=Sejarah Kebudayaan Maluku|last=Latuconsina|first=Djuariah|last2=Leirissa|first2=R.Z|last3=Ohorella|first3=G.A.|date=1999|publisher=Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=979-9335-07-8|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-02-16|archive-date=2020-10-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20201009103151/http://repositori.kemdikbud.go.id/7513/1/SEJARAH%20KEBUDAYAAAN%20MALUKU.pdf|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/wp-content/uploads/sites/13/2014/08/naskah-ini-telah-di-terbitkan-BPNB-Ambon-2012.pdf|title=Sejarah Masuknya Islam di Maluku|last=Thalib|first=Usman|date=2011|publisher=Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi Maluku dan Maluku Utara|isbn=|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-02-22|archive-date=2021-09-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20210917040112/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/wp-content/uploads/sites/13/2014/08/naskah-ini-telah-di-terbitkan-BPNB-Ambon-2012.pdf|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=aCdIDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Kepulauan Rempah-Rempah|last=Amal|first=M. Adnan|date=2016|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-424-166-7|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-02-24|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085947/https://books.google.co.id/books?id=aCdIDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=lfPJAwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=The Territories of Indonesia|last=Brown|first=Iem|date=2004|publisher=Routledge|isbn=978-113-535-540-1|location=|pages=|language=en|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-16|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085947/https://books.google.co.id/books?id=lfPJAwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=stmECgAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Kerajaan Tradisional di Indonesia: Bima|last=Zuhdi|first=Susanto|last2=Wulandari|first2=Triana|date=1997|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-03-02|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085937/https://books.google.co.id/books?id=stmECgAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=498&bid=2314|title=Sejarah Daerah Maluku|last=Suwondo|first=Bambang|date=1977|publisher=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-06-14|archive-date=2020-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20200614182715/http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=498&bid=2314|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=rEkxAAAAMAAJ&printsec=frontcover|title=The Discovery and Conquest of the Molucco and Philippine Islands|last=Leonardo de Argensola|first=Bartolomé|date=1708|publisher=|isbn=|location=London|pages=|language=en|translator-last=Stevens|translator-first=John|author-link=Bartolomé Leonardo de Argensola|orig-year=1609|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-18|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085941/https://books.google.co.id/books?id=rEkxAAAAMAAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cAyEYpbYUrsC&printsec=frontcover|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|last=Soekmono|first=R.|date=1981|publisher=Kanisius|isbn=978-979-413-291-3|edition=3|location=Yogyakarta|pages=|orig-year=1973|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-02|archive-date=2020-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200927082954/https://books.google.co.id/books?id=cAyEYpbYUrsC&printsec=frontcover|dead-url=yes}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=EtXXDQAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Bunga Angin Portugis di Nusantara: Jejak-Jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara|last=Abdurachman|first=Paramita R.|date=2008|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-602-433-027-9|editor-last=Thung|editor-first=Ju Lan|location=Jakarta|pages=|language=Indonesia dan Inggris|editor-last2=Widodo|editor-first2=Eko|editor-last3=Adenan|editor-first3=Musiana|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-18|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085934/https://books.google.co.id/books?id=EtXXDQAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=3wsrumdSvrUC&printsec=frontcover|title=The Revolt of Prince Nuku: Cross-Cultural Alliance-Making in Maluku, C.1780-1810|last=Widjojo|first=Muridan Satrio|date=2009|publisher=Koniklijke Brill NV|isbn=978-90-04-17201-2|location=Leiden|pages=|language=en|issn=1871-6938|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-22|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085942/https://books.google.co.id/books?id=3wsrumdSvrUC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=YZBPAAAAYAAJ&printsec=frontcover|title=A Century of Discovery: Biographical Sketches of the Portuguese and Spanish Navigators from Prince Henry to Pizarro|last=Vogel|first=Theodore|date=1877|publisher=D. Appleton and Co.|isbn=|location=New York|pages=|language=en|translator-last=Seeley|translator-last2=Jackson|translator-last3=Halliday|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-02|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085935/https://books.google.co.id/books?id=YZBPAAAAYAAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=p2krMV9N8TwC&printsec=frontcover|title=The World Encompassed by Sir Francis Drake, Being His Next Voyage to That to Nombre de Dios|last=Drake|first=Francis|last2=Fletcher|first2=Francis|date=1854|publisher=Hakluyt Society|isbn=|location=|pages=|language=en|author-link=Francis Drake|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-02|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085935/https://books.google.co.id/books?id=p2krMV9N8TwC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&printsec=frontcover|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=2008|publisher=PT Serambi Ilmu Semesta|isbn=979-16-0012-0|editor-last=Nugraha|editor-first=Moh. Sidik|edition=4|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-22|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085942/https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://maluku.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MTQ5MWZkNWI0NWZhODVhOGE5NGI3OWI3&xzmn=aHR0cHM6Ly9tYWx1a3UuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTkvMDgvMTYvMTQ5MWZkNWI0NWZhODVhOGE5NGI3OWI3L3Byb3ZpbnNpLW1hbHVrdS1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0wOSAxNDoyMzozMQ%3D%3D|title=Provinsi Maluku dalam Angka 2019|last=BPS Provinsi Maluku|first=|date=2019|publisher=BPS Provinsi Maluku|isbn=|issn=0215-4471|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-09|archive-date=2020-11-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20201127234817/https://maluku.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MTQ5MWZkNWI0NWZhODVhOGE5NGI3OWI3&xzmn=aHR0cHM6Ly9tYWx1a3UuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTkvMDgvMTYvMTQ5MWZkNWI0NWZhODVhOGE5NGI3OWI3L3Byb3ZpbnNpLW1hbHVrdS1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0wOSAxNDoyMzozMQ%3D%3D|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=_gzaDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Merawat Perdamaian: 20 Tahun Konflik Maluku|last=Fitriati|first=Rachma|last2=Gunawan|first2=Budhi|last3=Irfan|first3=Maulana|last4=Nulhaqim|first4=Soni A.|date=2020|publisher=M&C Gramedia|isbn=978-602-480-659-0|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-06|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085936/https://books.google.co.id/books?id=_gzaDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=7TF7we23ho4C&printsec=frontcover|title=Tragedi Maluku: Sebuah Krisis Peradaban|last=Pieris|first=John|date=2004|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-513-7|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-06|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085945/https://books.google.co.id/books?id=7TF7we23ho4C&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=LMlyDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Provinsi di Indonesia|last=Suryana|first=Dayat|date=2012|publisher=CreateSpace Independent Publishing Platform|isbn=978-148-012-226-0|location=|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-06|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085948/https://books.google.co.id/books?id=LMlyDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&printsec=frontcover|title=A History of Christianity in Indonesia|last=Aritonang|first=Jan Sihar|last2=Steenbrink|first2=Karel|date=2008|publisher=Koniklijke Brill NV|isbn=978-90-04-17026-1|issn=0924-9389|location=Leiden|pages=|language=en|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-03-02|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085937/https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=uMn4CaHD1GYC&printsec=frontcover|title=Ragi carita 2: sejarah gereja di Indonesia 1860-an–sekarang|last=Van den End|first=Th.|last2=Weitjens|first2=J.|date=2008|publisher=Gunung Mulia|isbn=978-979-415-606-3|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref=harv|orig-year=1989|access-date=2020-04-09|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085937/https://books.google.co.id/books?id=uMn4CaHD1GYC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cjSru99LiP8C&printsec=frontcover|title=Menguak Rahasia Bisnis Gereja|last=Rahardi|first=F.|editor-last=Darman|editor-first=Flavianus|date=2007|publisher=visimedia|isbn=979-1043-56-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-03-04|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085947/https://books.google.co.id/books?id=cjSru99LiP8C&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=2oZQRuT78JIC&printsec=frontcover|title=Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|last=Bertrand|first=Jacques|date=2004|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-81889-3|location=|pages=|language=en|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-06|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085944/https://books.google.co.id/books?id=2oZQRuT78JIC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=EUDii8kvQYAC&printsec=frontcover|title=Conflict, Violence, and Displacement in Indonesia|last=Hedman|first=Eva-Lotta E.|date=2008|publisher=Cornel Southeast Asia Program|isbn=978-0-87727-775-0|location=[[Ithaca, New York|Ithaca]]|pages=|language=en|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-06|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085941/https://books.google.co.id/books?id=EUDii8kvQYAC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Lindawaty|first=Debora Sanur|date=2011|year=|title=Konflik Ambon: Kajian Terhadap Beberapa Akar Permasalahan dan Solusinya|url=https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/295/231|journal=Politica|volume=2|issue=2|pages=|doi=|ref=harv|access-date=2020-04-08|archive-date=2020-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20200717043029/http://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/295/231|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Jati|first=Wasisto Raharjo|date=2013|year=|title=Kearifan Lokal Sebagai Resolusi Konflik Keagamaan|url=http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/viewFile/251/232|journal=Walisongo|volume=21|issue=2|pages=|doi=|ref=harv|access-date=2020-04-08|archive-date=2020-02-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20200209204203/http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/viewFile/251/232|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=vnyDDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim-Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah|last=Bartels|first=Dieter|date=2017a|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-424-150-6|location=Jakarta|pages=|translator-last=Rijoly|translator-first=Frans|orig-year=1994|volume=Jilid I: Kebudayaan|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-04-19|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085945/https://books.google.co.id/books?id=vnyDDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=wHyDDwAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim-Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah|last=Bartels|first=Dieter|date=2017b|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-424-151-3|location=Jakarta|pages=|translator-last=Rijoly|translator-first=Frans|orig-year=1994|volume=Jilid II: Sejarah|url-status=live|ref=harv|access-date=2020-05-24|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124085944/https://books.google.co.id/books?id=wHyDDwAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Maluku}}
* {{id}} [http://www.malukuprov.go.id/ Situs resmi Pemerintah Provinsi Maluku]
* {{id}} [http://maluku.bps.go.id/ Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku]
{{Topik Maluku}}
{{Maluku}}
{{Provinsi Indonesia}}
{{coor title dm|5|32|S|130|19|E|region:ID_type:adm1st_scale:5000000|display=title}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Maluku]]
[[Kategori:Provinsi di Indonesia]]
[[Kategori:Kepulauan Maluku]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945]]
|