Pembubaran Yugoslavia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Prass (bicara | kontrib)
Taylorbot (bicara | kontrib)
perbaikan panggilan -- templat salah: "Cat main" -> "Main" | t=429 su=48 in=50 at=48 -- only 35 edits left of totally 84 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
(109 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Unreferenced|date=Mei 2022}}
==Disintegrasi Yugoslavia==
{{Refimprove|date=Februari 2021}}{{Infobox historical event
===Angin reformasi===
| Event_Name = Pembubaran Yugoslavia
| Image_Name = Breakup of Yugoslavia.gif
| Imagesize = 296
| Image_Alt =
| Image_Caption = Peta Yugoslavia
 
{{leftlegend|#FE0000|[[w:Socialist Federal Republic of Yugoslavia|Republik Sosialis Federal Yugoslavia]]}}
DISINTEGRASI YUGOSLAVIA
{{leftlegend|#C00000|[[w:Serbia and Montenegro|Serbia and Montenegro]] <small>(menggunakan nama <br />"Republik Federal Yugoslavia", 1992-2003)</small>}}
{{leftlegend|#C12F26|[[w:Serbia|Serbia]]}}
{{leftlegend|#0000FE|[[w:Kroasia|Kroasia]]}}
{{leftlegend|#FFFF00|[[w:Slovenia|Slovenia]]}}
{{leftlegend|#800080|[[w:Republik Makedonia|Makedonia]]}}
{{leftlegend|#008000|[[w:Bosnia-Herzegovina|Bosnia-Herzegovina]]}}
{{leftlegend|#00FE00|[[w:Inter-Entity Boundary Line|Inter-Entity Boundary Line]] antara [[w:Federasi Bosnia-Herzegovina|Federasi Bosnia-Herzegovina]] dan [[w:Republika Srpska|Republika Srpska]]}}
{{leftlegend|#EA2C31|[[w:Kosovo|Kosovo]] <small>(pemisahan diri dari [[Serbia]])</small>}}
{{leftlegend|#808080|[[w:Montenegro|Montenegro]]}}
----
| Thumb_Time =
| AKA =
| Participants = [[Slobodan Milošević]], [[Franjo Tuđman]], [[Alija Izetbegović]], [[Radovan Karadžić]]
| Location = [[Yugoslavia]]
| Date = 1987-1995
| Result = Pecahnya negara Yugoslavia, lima negara baru berdiri.
| URL =
}}
 
'''Pembubaran Yugoslavia''' disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti krisis politik pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia.
(MENAPAKI PENGALAMAN YUGOSLAVIA)
 
Setelah kemenangan komunis dalam Perang Dunia Kedua, [[Yugoslavia]] didirikan sebagai negara federal yang terdiri dari enam republik, yang mana dipisahkan berdasarkan latar belakang sejarah dan etnis, di antaranya [[Slovenia]], [[Kroasia]], [[Bosnia dan Herzegovina]], [[Serbia]], [[Montenegro]] dan [[Makedonia]]. Terdapat pula dua provinsi otonomi yang didirikan di Serbia, yaitu Vojvodina dan Kosovo. Setiap negara republik memiliki cabang partai komunis dan pejabat elit, dan semua perselisihan yang ada diselesaikan di tingkat federal. Model pemerintahan Yugoslavia beserta “jalan tengah” di antara ekonomi terpimpin dan liberal yang dianut merupakan sebuah keberhasilan dan negara tersebut pun mengalami masa-masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta politik yang relatif stabil sampai dengan tahun 1980-an, di bawah kekuasaan handal presiden seumur hidup [[Josip Broz Tito]]. Sepeninggalnya pada tahun 1980, sistem pemerintahan federal yang melemah tidak lagi mampu menangani tantangan politik dan ekonomi yang semakin sulit.
Pengantar.
Sadarkah kita, bahwa pada saat memasuki millenium ketiga bangsa Indonesia justru berada disimpang jalan. Sayangnya bukan diantara dua pilihan yang sama-sama menarik, melainkan pilihan untuk tetap eksis sebagai bangsa yang besar atau menjadi hancur berkeping-keping akibat disintegrasi. [[Reformasi]] memang menghasilkan sesuatu yang luar biasa, yakni lahirnya demokrasi yang sudah lama kita impikan. Namun korban yang harus kita berikan juga tidak kecil, tidak saja keambrukan perikehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan bahkan yang paling tragis adalah bahaya disintegrasi bangsa yang bertiup kencang.
Krisis yang terjadi di Indonesia nampaknya dimulai dari serangan badai krisis ekonomi dan moneter. Dari sini dengan cepat menggulir ke situasi hilangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah yang bagai tak terbendung menyeret bangsa Indonesia kedalam kancah krisis politik. Tergulingnya rezim, lahirnya pemerintahan transisi, bahkan pemilihan umum yang dinilai telah berlangsung demokratis, jujur dan adilpun akhirnya tak mampu membendung rontoknya kehidupan berpolitik. Itu belum yang paling buruk. Seolah tak mau ketinggalan, kemudian muncul fenomena sosial budaya yang sangat memprihatinkan. Berbagai kerusuhan merebak dimana-mana, penjarahan, perampokan, pemerkosaan pembakaran, pembunuhan seolah menjadi bagian dari keseharian. Mula-mula bernuansa kecemburuan sosial ekonomi, kemudian merembet ke sentimen antar etnis dan agama, maka berderetlah kisah sedih mulai dari tragedi Banyuwangi, Ketapang, Tasikmalaya, Ambon, Sambas, Cipayung dan masih banyak lagi. Kewibawaan hukum seolah lenyap ditelan bumi, masyarakat mulai mempersenjatai diri masing-masing karena aparat keamanan yang jumlahnya sangat terbatas tak sanggup lagi mengendalikan situasi. Tibalah pada puncak prahara, ketika berbagai daerah seakan berlomba menuntut kemerdekaan. Memang ironis, gejala ini seakan sebuah [[paradoks]], dimana kecenderungan umum di dunia menuju kearah globalisasi yang menghilangkan batas-batas negara , kita justru akan mulai membagi-bagi wilayah.
 
Pada tahun 1980-an, penduduk etnis Albania di Kosovo mulai menuntut agar provinsi otonomi mereka diberi status republik anggota, dimulai dari protes pada tahun 1981. Ketegangan antara etnis Albania dan Serbia yang tidak mereda sepanjang dasawarsa, yang mana mengakibatkan penyebaran etnis Serbia ke seluruh Yugoslavia, dan sistem perundingan yang tidak efektif di tingkat federal dianggap sebagai penghambat oleh etnis Serbia yang menyaksikan semakin tingginya otonomi provinsi-provinsi di Serbia. Pada tahun 1987, [[Slobodan Milošević]] mengambil alih kepemimpinan di Serbia dan melalui serangkaian gerakan yang didukung khalayak ramai, berhasil secara de facto menguasai Kosovo, Vojvodina dan Montengro. Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan etnis Serbia. Akan tetapi, Milošević mendapat bantahan dari pemimpin-pemimpin partai di Slovenia dan Kroasia yang mendukung perluasan asas demokrasi seiring dengan melemahnya paham komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia yang merupakan perkumpulan negara-negara berpaham komunis pun bubar pada tahun 1990.
Tetapi kita tidak sendiri. Kehancuran Uni Soviet juga dimulai dari reformasi ([[Glasnost dan Perestroika]]). Meskipun demikian ada pula contoh reformasi yang berhasil. Akhirnya terpulang kepada kita sendiri, apakah kita ingin negara dan bangsa ini hancur berkeping-keping seperti Uni Soviet atau kita mampu mengendalikan diri agar negara dan bansga tercinta ini tetap utuh dan jaya. Tulisan ini sengaja disusun untuk memberikan gambaran tentang proses disintegrasi yang terjadi di Yugoslavia dan merupakan suatu telaah untuk digunakan sebagai bahan pembanding dengan apa yang berkembang di tanah air. Kebetulan penulis sedang bertugas di Yugoslavia dan menyaksikan proses dan puncak krisis perpecahan yang terjadi di Yugoslavia, oleh karena itu melalui pelajaran pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu, semoga kejadian tragis tersebut tidak terjadi di Indonesia. Ucapan terima kasih yang setinggi tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tulisan ini dapat terwujud dan dengan segala kerendahan hati tentunya penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan. Saran dan kritik akan diterima dengan terbuka dan senang hati guna meningkatkan kesempurnaan tulisan. Semoga persembahan sederhana ini dapat menyentuh sanubari kita untuk kembali merenungkan pilihan dalam menempuh jalan panjang menuju kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia.
 
Pada tahun 1990, partai komunis dikalahkan oleh partai-partai nasionalis dalam pemilihan umum multi-partai pertama yang diselenggarakan di seluruh negara, kecuali Serbia dan Montenegro, di mana Milošević dan sekutu-sekutunya memenangkan pemilihan umum. Hasutan nasionalis yang bersumber dari berbagai arah pun semakin memanas. Pada tahun 1991, satu demi satu republik anggota memproklamasikan kemerdekaan, kecuali Serbia dan Montengero, tetapi masalah status etnis minoritas Serbia yang berada di luar Serbia tetap tidak terselesaikan. Setelah segelintir peristiwa bentrokan antaretnis, Perang Yugoslavia pun meletus, pertama-tama di Kroasia, yang kemudian merambat dan berdampak paling parah di Bosnia dan Herzegovina. Perang Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina yang multi-etnis meninggalkan jejak berupa krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan.
Angin reformasi di Yugoslavia.
 
== Awal bencana ==
Bangsa yang besar dan disegani.
Pada masa kepemimpinan [[Josip Broz Tito|Tito]], Republik Federasi Sosialis Yugoslavia cukup populer di forum internasional berkat popularitas kepemimpinan pribadi Tito. Figur Tito sebagai tokoh pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena di samping bakat kepemimpinan dan kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis Kroasia, Tito menikah dengan warga etnis Serbia. Akan tetapi, keadaan kemudian berubah ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia tanpa sempat mempersiapkan pengganti yang sekuat dirinya.
Sejarah negara Yugoslavia dapat ditelusuri sejak abad ke- VI, dan bangsa yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Yugoslavia ialah bangsa Carpadus. Bangsa-bangsa yang berturut-turut datang dan menguasai wilayah tertentu di Yugoslavia antara lain bangsa Romawi, Bangsa Perancis, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Jerman. Diwilayah Yugoslavia yang sekarang ini pertama-tama terdapat beberapa bangsa kecil yang berdiri sendiri-sendiri sehingga memungkinkan bangsa-bangsa pendatang tersebut menjajah beberapa wilayah dalam kurun waktu yang cukup panjang. Perjuangan bangsa Yugoslavia untuk mengusir penjajah dimulai oleh Serbia dan Montenegro yang mendapat pengakuan kemerdekaan sepenuhnya dalam tahun 1878. Dalam [[perang Balkan]] tahun 1912, mengadakan persekutuan dengan Bulgaria dan Yunani melawan Turki dan berhasil mengakhiri penjajahan Turki di Yugoslavia. Dalam tahun 1914 situasi politik di Yugoslavia menjadi genting karena pembunuhan putra mahkota [[Austro-Hungaria]], Franz Ferdinand, di Sarajevo oleh seorang pemuda Serbia bernama Gavrilo Princip, anggota Organisasi Pemuda "Bosnia Muda". Kejadian tersebut memperuncing hubungan Serbia dengan Austro-Hungaria karena Austria menuduh komplotan Serbia sebagai mendalangi pembunuhan itu. Pemerintah Serbia menolak permintaan Austro-Hungaria untuk menyelidiki kasus tersebut. Tindakan Serbia yang melaksanakan mobilisasi umum menyebabkan Austro-Hungaria mengumumkan perang terhadap Serbia dan akibatnya pecahnya [[Perang Dunia Pertama]]. Pada akhir Perang Dunia-I tersebut terbentuklah Kerajaan Serbia - Kroasia -Slovenia pada tanggal 1 Desember 1918 dibawah pimpinan Raja [[Aleksandar Karadjordjevic]] dari Serbia, yang kemudian pada tahun 1929 berubah nama menjadi Kerajaan Yugoslavia. Ia terbunuh di Marseilles tahun 1934 oleh Komplotan “Ustashi” Kroasia. Pemerintahan dijalankan oleh Pangeran Paul, oleh karena putra Raja Aleksandar yaitu Putra Mahkota Petar baru berusia 11 tahun. Dalam Perang Dunia II, Pangeran Paul bersikap pro Jerman, maka rakyat menunjukkan sikap tidak puas, sehingga akhirnya Pangeran Paul terpaksa meletakkan jabatan pada tahun 1941. Sejak saat itu pemerintah dipegang oleh Raja [[Petar Karadjordjevic]].
Kemenangan-kemenangan Jerman dalam permulaan PD-II kemudian membawa tentara Jerman-Italia-Hungaria ke Beograd dan wilayah Yugoslavia lainnya, dan pada tanggal 6 April 1941 Kerajaan Yugoslavia jatuh, Raja Petar Karadjordjevic melarikan diri ke Inggris lengkap dengan keluarga istana dan semua anggota Pemerintah. Perlawanan terhadap kekuasan fasis dilakukan oleh pasukan-pasukan “[[Chetnik]]” yaitu tentara Kerajaan Yugoslavia yang tidak mau menyerah kepada Jerman. Pasukan tersebut melaksanakan gerilya dibawah pimpinan Kolonel Draza Mihailovic. Kemudian di kalangan partai muncul Partai Komunis Yugoslavia, dan ikut melakukan perlawanan bersenjata sejak tanggal 4 Juli 1941 untuk mengakhiri pendudukan Jerman dengan sekutu-sekutunya. Terdapat perbedaan prinsip antara golongan Chetnik yang menghendaki Yugoslavia merdeka tetap dalam bentuk Kerajaan dengan Partai Komunis Yugoslavia yang menghendaki pembentukan negara komunis, sehingga didalam negeri Yugoslavia terdapat perpecahan dikalangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan. Perjuangan Partai Komunis Yugoslavia dibawah pimpinan Tito yang dikenal sebagai [[Perang Partisan]], akhirnya pada tanggal 29 November 1943 berhasil membentuk " Anti Fascist Council of the National Liberation of Yugoslavia" (AFCNLY) dan yang bertindak sebagai pemerintahan Yugoslavia semasa perang. Pada tahun 1945 tentara pembebasan Yugoslavia yang inti kekuatannya adalah tentara Partisan berhasil membebaskan wilayah Yugoslavia dari tangan Fasis Jerman-Italia.
Dengan berakhirnya PD-II, Partai Komunis Yugoslavia keluar dari peperangan membawa dua kemenangan, yaitu kemenangan perjuangan bersenjata melawan Jerman dan sekutunya serta kemenangan politik yakni mendapat simpati rakyat. Pemerintah yang berhasil dibentuk bernama "Pemerintah Federal Demokrasi Yugoslavia" dan Perdana Menteri terpilih Tito. Badan Anti Fascist Nasional Yugoslavia pada tanggal 10 Agustus 1945 disyahkan sebagai Parlemen Sementara. Pada tanggal 11 September 1945 pemilu berhasil membentuk Parlemen Yugoslavia dan dalam pemilu tersebut dimenangkan oleh golongan Tito. Selanjutnya Parlemen mengeluarkan deklarasi pada tanggal 29 November 1945 tentang Proklamasi Yugoslavia dengan nama resmi Negara Republik Federasi Rakyat Yugoslavia, selanjutnya sejak tanggal 7 April 1963 diubah menjadi Republik Federasi Sosialis Yugoslavia.
 
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang kemudian dipimpin secara kolektif oleh suatu badan [[Presidensi]] berjumlah delapan orang dan partai juga dipimpin [[Presidium]] beranggotakan 24 orang, ternyata praktik pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan. Demikian juga pengaruh pimpinan federal (partai maupun negara) menjadi semakin berkurang, dan di lain pihak pengaruh kekuasaan republik bagian menjadi bertambah kuat.
Awal bencana.
 
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia ke arah jurang perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektif tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina. Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991 [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah negara sendiri.
Dimasa kepemimpinan Tito Republik Federasi Sosialis Yugoslavia cukup populer di fora internasional, berkat popularitas kepemimpinan pribadi Tito. Figur Tito sebagai tokoh pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena disamping bakat kepemimpinan dan kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis Kroasia Tito menikah dengan warga etnis Serbia. Akan tetapi keadaan kemudian berubah yaitu ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia tanpa sempat mempersiapkan pengganti yang sekuat dirinya. Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang kemudian dipimpin secara kolektip oleh suatu badan [[Presidensi]] berjumlah delapan orang dan partai juga dipimpin [[Presidium]] beranggotakan 24 orang, ternyata praktek pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan. Demikian juga pengaruh pimpinan Federal (partai maupun Negara) menjadi semakin berkurang, dan dilain fihak pengaruh kekuasaan Republik bagian menjadi bertambah kuat.
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia kearah jurang perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektip tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina. Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991 Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sefihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah negara sendiri. Setelah itu Republik Bosnia Herzegovina pada bulan Maret 1992 mengadakan [[referendum]] untuk menentukan sebagai negara merdeka atau tetap dalam Federasi. Referendum yang diboikot oleh etnis Serb di Bosnia Herzegovina (karena etnis Serb di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan referendum sendiri dan memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia) tersebut menghasilkan suatu keputusan untuk merdeka. Oleh sebab itu pada tanggal 6 April 1992 kelompok negara-negara ME dan AS kemudian memberikan pengakuan dengan segera kepada Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, tanpa menunggu tercapainya stabilitas politik diwilayah-wilayah tersebut. Dengan adanya pengakuan negara-negara lain kepada kemerdekaan Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, maka Republik Serbia dan Republik Montenegro membentuk Federasi Yugoslavia versi baru dengan nama "Republik Federasi Yugoslavia" pada tanggal 27 April 1992 namun tidak mendapat pengakuan internasional sebagaimana republik-republik bagian yang memisahkan diri tersebut. Sedangkan Republik Makedonia yang juga menyatakan kemerdekaannya, namun karena namanya yang ditentang oleh Yunani menghambat pengakuan dari Masyarakat Eropa.
 
Setelah itu Republik [[Bosnia-Herzegovina]] pada bulan Maret 1992 mengadakan [[referendum]] untuk menentukan diri sebagai negara merdeka atau tetap dalam Federasi. Referendum yang diboikot oleh etnis Serb di Bosnia Herzegovina (karena etnis Serb di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan referendum sendiri dan memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia) tersebut menghasilkan suatu keputusan untuk merdeka. Oleh sebab itu, pada tanggal 6 April 1992 kelompok negara-negara ME dan AS kemudian memberikan pengakuan dengan segera kepada Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, tanpa menunggu tercapainya stabilitas politik di wilayah-wilayah tersebut.
===Korban mulai berjatuhan===
 
Dengan adanya pengakuan negara-negara lain kepada kemerdekaan Republik [[Slovenia]], Kroasia dan Bosnia Herzegovina, maka Republik Serbia dan Republik Montenegro membentuk Federasi Yugoslavia versi baru dengan nama "Republik Federasi Yugoslavia" pada tanggal 27 April 1992 namun tidak mendapat pengakuan internasional sebagaimana republik-republik bagian yang memisahkan diri tersebut. Sedangkan Republik [[Makedonia]] yang juga menyatakan kemerdekaannya, namun karena namanya yang ditentang oleh Yunani menghambat pengakuan dari Masyarakat Eropa.
Proses [[disintegrasi]] Yugoslavia, secara riil dimulai dengan aksi proklamasi pemisahan diri secara sepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia menjadi negara yang berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991. [[Pemisahan diri]] tersebut sedikitnya didukung oleh negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada akhirnya mendapat pengakuan masyarakat internasional padahal pemerintah Yugoslavia berkeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah konflik bersenjata yang bermula di Kroasia dan Slovenia. Konflik yang kemudian terjadi di Bosnia Herzegovina tidak telepas dari proses disintegrasi Yugoslavia. Masyarakat Eropa yang berperan aktip dalam peristiwa pemisahan diri Kroasia dan Slovenia ternyata ikut pula campur tangan di Bosnia Herzegovina melalui [[Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa]] yang menyimpulkan bahwa Republik tersebut layak mendapat pengakuan sebagai negara yang berdaulat. Pengakuan internasional terhadap Republik Bosnia Herzegovina yang merupakan "mini" Yugoslavia yang juga berpenduduk multi nasional, multi agama dan komposisi penduduk yang heterogen ini dinilai oleh banyak pihak sebagai terlalu dini, mengingat masih banyaknya masalah-masalah yang belum terselesaikan sehingga timbullah pertikaian antar etnis diantara penduduk Republik Bosnia Herzegovina.
 
== Korban mulai berjatuhan ==
Rumitnya permasalahan yang terjadi di kawasan Yugoslavia khususnya di [[Bosnia Herzegovina]] telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina melalui perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh faktor-faktor internasional menjadi sangat sulit. Kegagalan-kegagalan perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin mengobarkan pertempuran diantara pihak-pihak yang bertikai yang mengakibatkan timbulnya banyak sekali korban. Guna mencegah berlanjutnya jatuh korban di [[Bosnia Herzegovina]] maupun bertambah buruknya situasi di wilayah Yugoslavia maka PBB terpaksa mengirimkan [[misi damai]] di wilayah eks Yugoslavia dengan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian. Namun banyaknya faktor-faktor luar yang mempengaruhi serta sikap pihak-pihak yang bertikai yang tidak kompromis dalam mempertahankan kepentingan-kepentingannya tampaknya kehadiran pasukan PBB belum berhasil mengakhiri konflik di wilayah eks Yugoslavia.
Proses [[disintegrasi]] Yugoslavia secara riil dimulai dengan aksi proklamasi pemisahan diri secara sepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia menjadi negara yang berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991. [[Pemisahan diri]] tersebut sedikitnya didukung oleh negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada akhirnya mendapat pengakuan masyarakat internasional padahal pemerintah Yugoslavia bersikeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah konflik bersenjata yang bermula di Kroasia dan Slovenia.
 
Konflik yang kemudian terjadi di Bosnia Herzegovina tidak terlepas dari proses disintegrasi Yugoslavia. Masyarakat Eropa yang berperan aktif dalam peristiwa pemisahan diri Kroasia dan Slovenia ternyata ikut campur tangan di Bosnia Herzegovina melalui [[Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa]] yang menyimpulkan bahwa republik tersebut layak mendapat pengakuan sebagai negara yang berdaulat. Pengakuan internasional terhadap Republik Bosnia Herzegovina yang merupakan "mini" Yugoslavia yang juga berpenduduk multi nasional, multi agama dan komposisi penduduk yang heterogen ini dinilai terlalu dini oleh banyak pihak, mengingat masih banyaknya masalah yang belum terselesaikan sehingga timbullah pertikaian antar etnis di antara penduduk Republik Bosnia Herzegovina.
Slovenia dan Kroasia merdeka.
 
Rumitnya permasalahan yang terjadi di kawasan Yugoslavia, khususnya di Bosnia-Herzegovina, telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina melalui perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh faktor-faktor internasional menjadi sangat sulit. Kegagalan-kegagalan perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin mengobarkan pertempuran di antara pihak-pihak yang bertikai yang mengakibatkan timbulnya banyak sekali korban. Guna mencegah berlanjutnya jatuh korban di [[Bosnia Herzegovina]] maupun bertambah buruknya situasi di wilayah Yugoslavia maka [[PBB]] terpaksa mengirimkan [[misi damai]] ke wilayah eks Yugoslavia dengan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian. Namun, banyaknya faktor luar yang memengaruhi serta sikap tidak kompromis pihak-pihak yang bertikai dalam mempertahankan kepentingan-kepentingannya membuat kehadiran pasukan PBB belum berhasil mengakhiri konflik di wilayah eks Yugoslavia.
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menghendaki pembubaran [[Federasi Yugoslavia]] yang diikuti adanya Republik-Republik Bagian yang merdeka. Dari Republik-Republik yang merdeka tersebut kemudian dibentuk negara berdaulat yang mendapat pengakuan satu sama lain maupun dari masyarakat internasional dan selanjutnya bergabung kembali dalam suatu negara baru dengan bentuk [[Konfederasi]]. Pihak Serbia (Republik Serbia dan Republik Montenegro) dan Propinsi Otonom [[Vojvodina]] maupun [[Kosovo]] menentang ide Kroasia dan Slovenia tersebut diatas dengan alasan bahwa Kroasia dituduh ingin melegalisasi perbatasan-perbatasan yang memisahkan antar Republik-Republik satu sama lain menjadi perbatasan negara yang diakui oleh masyarakat internasional. Pihak [[Serbia]] tidak mengakui perbatasan-perbatasan administrasi menjadi perbatasan negara serta tidak akan mengakui pembentukan negara-negara berbentuk apapun sebelum membicarakan masalah perbatasan, karena menyangkut nasib etnis Serbia didalam wilayah-wilayah perbatasan administrasi tersebut. Sementara itu bentuk negara Konfederasi yang merupakan gabungan negara-negara merdeka dan berdaulat yang dibentuk berdasarkan persetujuan maupun dapat dibubarkan secara [[unilateral]] dipandang merugikan blok Serbia karena berarti akan memperkecil wilayahnya dimana selama ini etnis Serbia telah tersebar di semua Republik Bagian Yugoslavia.
Dilain pihak Pimpinan Bosnia Herzegovina /Ketua [[Partai SDA]] di Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]], bersama-sama Pimpinan Makedonia, [[Kiro Gligorov]], mencoba menengahi masalah kelanjutan Yugoslavia dengan mengusulkan formasi yang disebut 2 + 2 + 2. Formasi tersebut adalah [[Serbia]] dan [[Montenegro]] bersatu dalam suatu negara Federal yang menjalin hubungan kenegaraan dengan Bosnia Herzegovina dan [[Makedonia]] yang juga bergabung dalam suatu Federasi dengan suatu bentuk hubungan [[Federasi yang "longgar"]]. Selanjutnya ke-4 negara tersebut diatas mengadakan hubungan untuk bergabung dengan Kroasia dan Slovenia dalam bentuk Konfederasi. Baik usulan Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina, Makedonia mengenai bentuk negara Yugoslavia ternyata ditolak oleh Serbia kecuali usulan untuk meneruskan perundingan sampai ditemukannya jalan keluar. Perundingan demi perundingan terus berlanjut namun keputusan mengenai bentuk negara tidak tercapai. Keadaan demikian yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari pihak-pihak luar telah mengakibatkan [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] secara bersama-sama pada tanggal 25 Juni 1991 memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan didalam negara antara yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan.
 
== Proses Kemerdekaan Slovenia dan Kroasia ==
Pengakuan [[Masyarakat Eropa]] dan Internasional.
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991, Slovenia dan Kroasia menghendaki pembubaran [[Federasi Yugoslavia]] yang diikuti merdekanya republik-republik bagian. Dari republik-republik yang merdeka tersebut kemudian dibentuk negara berdaulat yang mendapat pengakuan satu sama lain maupun dari masyarakat internasional dan selanjutnya bergabung kembali dalam suatu negara baru dengan bentuk [[Konfederasi]]. Pihak Serbia (Republik Serbia dan Republik Montenegro) dan Provinsi Otonom [[Vojvodina]] maupun [[Kosovo]] menentang ide Kroasia dan Slovenia tersebut dengan alasan bahwa Kroasia dituduh ingin melegalisasi perbatasan-perbatasan yang memisahkan antar republik-republik satu sama lain menjadi perbatasan negara yang diakui oleh masyarakat internasional.
 
Pihak [[Serbia]] tidak mengakui perbatasan-perbatasan administrasi menjadi perbatasan negara serta tidak akan mengakui pembentukan negara-negara berbentuk apapun sebelum membicarakan masalah perbatasan karena menyangkut nasib etnis Serbia di dalam wilayah-wilayah perbatasan administrasi tersebut. Sementara itu, bentuk negara konfederasi yang merupakan gabungan negara-negara merdeka dan berdaulat yang dibentuk berdasarkan persetujuan maupun dapat dibubarkan secara [[unilateral]] dipandang merugikan blok Serbia karena berarti akan memperkecil wilayahnya dimana selama ini etnis Serbia telah tersebar di semua Republik Bagian Yugoslavia.
Kelompok Masyarakat Eropa yang sejak semula turut terlibat dalam proses disintegrasi eks Yugoslavia menghadapi gerakan [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] yang memproklamirkan kemerdekaannya tersebut kembali turut campur-tangan dengan menasehatkan Slovenia dan Kroasia untuk menangguhkan kemerdekaannya serta tidak mengambil langkah-langkah apapun selama 3 (tiga) bulan sebagai reaksi keputusan proklamasi kemerdekaan tersebut. Sikap Masyarakat Eropa tersebut mendapat reaksi keras dari blok Serbia serta menolak saran dari Masyarakat Eropa karena dinilai dapat mengancam pecahnya perang saudara karena tidak akan terjadi kesepakatan selama masa penundaan tersebut. Dilain pihak Kroasia dan Slovenia terus mendesak untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional terutama dari kelompok [[Masyarakat Eropa]].
Sementara itu Masyarakat Eropa membentuk suatu [[Komisi Arbitrasi]] untuk mengkaji kelayakan dari keinginan-keinginan Republik-Republik eks Yugoslavia untuk mendapatkan pengakuan. Hasil penelitian ditetapkan sudah harus sampai di meja Ketua Masyarakat Eropa paling lambat tanggal 15 Januari 1992, namun sebelum Komisi Arbitrasi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya pada tanggal 23 Desember 1991 [[Jerman]] dengan tiba-tiba menyatakan pengakuan kepada Slovenia dan Kroasia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pengakuan Jerman yang lebih dini tersebut akhirnya diikuti oleh negara-negara di Eropa lainnya maupun negara-negara yang bersimpati atas proses demokratisasi Republik tersebut dibelahan dunia lainnya.
Pada tanggal 15 Januari 1992 hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa mengatakan bahwa [[Slovenia]] dan [[Makedonia]] telah memenuhi syarat untuk mendapat pengakuan, [[Kroasia]] belum memenuhi syarat sebelum mengubah Undang-Undang-nya yang mengatur etnis-etnis minoritasnya sedangkan [[Bosnia Herzegovina]] akan mendapat pengakuan setelah menyelenggarakan referendum di wilayahnya. Berbeda dengan hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa yang mengatakan bahwa bagi Slovenia dan Makedonia yang memenuhi syarat untuk pengakuan, ternyata justru Slovenia dan Kroasia yang langsung diakui oleh negara-negara Masyarakat Eropa sementara [[Makedonia]] justru ditunda karena protes [[Yunani]] atas penggunaan nama Makedonia sebagai nama negara tersebut. Perkembangan politik internasional selanjutnya telah mendorong negara-negara lainnya untuk mengakui kemerdekaan Slovenia dan Kroasia. Puncak pengakuan negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah [[pengakuan AS]] terhadap Slovenia dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992 yang turut pula mendorong negara-negara maupun lembaga internasional memberikan pengakuannya terhadap Kroasia dan Slovenia.
 
Di lain pihak, pimpinan Bosnia Herzegovina/Ketua [[Partai SDA]] di Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]] bersama-sama pimpinan Makedonia, [[Kiro Gligorov]] mencoba menengahi masalah kelanjutan Yugoslavia dengan mengusulkan formasi yang disebut 2 + 2 + 2. Formasi tersebut adalah [[Serbia]] dan [[Montenegro]] bersatu dalam suatu negara federal yang menjalin hubungan kenegaraan dengan Bosnia Herzegovina dan [[Makedonia]] yang juga bergabung dalam suatu federasi dengan bentuk hubungan [[Federasi yang "longgar"]]. Selanjutnya, keempat negara tersebut mengadakan hubungan untuk bergabung dengan Kroasia dan Slovenia dalam bentuk konfederasi.
Pengakuan Republik Bosnia Herzegovina.
Sebagaimana halnya yang terjadi di Republik-Republik Bagian Yugoslavia lainnya maka di Bosnia Herzegovina pun terjadi demokratisasi setelah hancur dan bubarnya [[komunis]]. Muncullah partai - partai politik yang semata - mata didasarkan pada [[sukuisme]]. Ketiga suku bangsa yang dominan di Republik Bosnia Herzegovina tersebut mulai membentuk partai-partai politik masing-masing, mempunyai [[platform politik]] dan haluan sesuai kepentingan suku bangsa masing-masing.
Peranan Masyarakat Eropa yang terlibat aktip dalam proses pemisahan diri Republik Kroasia dan Slovenia nampaknya mulai ikut campur-tangan di Bosnia Herzegovina. Hasil Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa menyimpulkan Bosnia Herzegovina layak untuk mendapatkan [[pengakuan kedaulatan]] sebagai negara merdeka dengan terlebih dahulu melakukan referendum dan rakyat menginginkan hal tersebut.
Janji Masyarakat Eropa untuk mengakui kedaulatan Bosnia Herzegovina telah menstimulir Pimpinan Republik Bosnia Herzegovina yang didominasi oleh golongan penduduk Muslim dan Kroasia untuk mengajukan permohonan kepada [[Masyarakat Eropa]] untuk diakui kedaulatan Republik Bosnia Herzegovina. Kondisi tersebut turut mempertegang hubungan antar suku bangsa di wilayah Bosnia Herzegovina. Referendum pun akhirnya dilakukan pada tanggal 30 Maret 1992 namun pihak etnis Serbia Bosnia Herzegovina memboikot pelaksanaan referendum tersebut sebagai sikap penolakannya terhadap upaya pemisahan Republik Bosnia Herzegovina dari Yugoslavia. Hasil [[referendum]] menunjukkan penduduk Republik Bosnia Herzegovina memilih menjadi suatu negara yang berdaulat dan merdeka.
Hasil referndum tersebut ditolak oleh pihak Serbia Bosnia Herzegovina yang semakin mempertajam hubungan antara suku di Bosnia Herzegovina. Keadaan di wilayah Bosnia Herzegovina semakin tidak menentu, sementara itu [[konperensi internasional]] mengenai krisis Bosnia Herzegovina yang disponsori oleh Masyarakat Eropa tidak berhasil menemukan solusi. Hambatan utama dalam penyelesaian konflik Bosnia Herzegovina terutama menyangkut struktur konstitusi Bosnia Herzegovina dimasa yang akan datang dan adanya kepentingan-kepentingan yang berbeda diantara ketiga bangsa konstitutip di Bosnia Herzegovina. Akan tetapi secara tiba-tiba Masyarakat Eropa dan AS pada tanggal 6 April 1992 memberikan pengakuan terhadap Republik Bosnia Herzegovina dimana belum dicapai penyelesaian secara menyeluruh masalah-masalah yang ada di Bosnia Herzegovina. Pengakuan internasional terhadap Republik Bosnia Herzegovina yang dinilai terlalu dini merupakan awal terjadinya krisis di wilayah Bosnia Herzegovina yang memicu pecahnya perang saudara, agama dan etnis di wilayah Bosnia Herzegovina yang berlarut larut dan memakan banyak sekali korban rakyat tak berdosa.
 
Baik usulan Slovenia, Kroasia, Bosnia Herzegovina maupun Makedonia mengenai bentuk negara Yugoslavia ternyata ditolak oleh Serbia kecuali usulan untuk meneruskan perundingan sampai ditemukannya jalan keluar. Perundingan demi perundingan terus berlanjut namun keputusan mengenai bentuk negara tidak tercapai. Keadaan yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari pihak-pihak luar telah mengakibatkan [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] secara bersama-sama pada tanggal 25 Juni 1991 memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan di antara negara yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan.
Angkatan Bersenjata Yugoslavia keluar dari wilayah Slovenia dan Kroasia.
 
== Pengakuan Masyarakat Eropa dan Internasional ==
Setelah [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] memproklamirkan kedaulatannya pada tanggal 25 Juni 1991, pada tanggal 27 Juni 1991 sebanyak 2.000 orang pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, Kepolisian Federal dan petugas Bea-Cukai Federal, dikirim ke perbatasan-perbatasan Yugoslavia dengan Austria. Kedatangan pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dan lain-lain diperbatasan [[Slovenia]] tersebut, ternyata tidak dilengkapi dengan peluru dan perlengkapan pencegah [[huru-hara]], Informasi tentang kelemahan pasukan-pasukan ini, termasuk route perjalanan, diketahui oleh Wakil PM Yugoslavia pada saat itu, [[Zivko Pregel]] (etnis Slovenia) dan segera diinformasikan kepada pimpinan Slovenia, sehingga pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dapat dihadang oleh [[HANTER]] Slovenia ditengah perjalanan tanpa dapat membela diri sehingga mission Angkatan Bersenjata Yugoslavia ini gagal total. Kemenangan HANTER Slovenia terhadap Angkatan Bersenjata Yugoslavia tersebut, semakin membuat berani untuk mendukung para politikus Slovenia untuk memisahkan diri dari Federasi.
Kelompok [[Masyarakat Eropa]] yang sejak awal turut terlibat dalam proses disintegrasi eks Yugoslavia kembali campur tangan menghadapi gerakan proklamasi kemerdekaan [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] dengan menasihatkan Slovenia dan Kroasia supaya menangguhkan kemerdekaannya serta tidak mengambil langkah-langkah apapun selama tiga bulan sebagai reaksi keputusan proklamasi kemerdekaan tersebut. Sikap Masyarakat Eropa tersebut mendapat reaksi keras dari blok Serbia dengan menolak saran dari Masyarakat Eropa karena dinilai dapat memicu pecahnya perang saudara akibat tidak terjadinya kesepakatan selama masa penundaan tersebut. Di lain pihak, Kroasia dan Slovenia terus mendesak untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional terutama dari kelompok [[Masyarakat Eropa]].
Sementara itu pasukan [[HANTER]] mulai mengadakan pemasangan alat-alat perintang untuk tank (landak-landak yang dibuat dari rel-rel kereta-api) di jalan-jalan besar di seluruh kota besar di Slovenia, dan memblokade garnisun-garnisun, kesatuan-kesatuan, lembaga-lembaga dan obyek-obyek militer Angkatan Bersenjata Yugoslavia wilayah Slovenia. Perkembangan selanjutnya HANTER Slovenia mulai mengadakan serangan-serangan secara [[militer]] terhadap pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dengan menggunakan segala sarana persenjataan yang ada. Sehubungan dengan itu para politikus meningkatkan kampanye melalui media massa, yang menuduh Angkatan Bersenjata Yugoslavia sebagai agresor di Slovenia, dengan tujuan melumpuhkan kekuatan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, serta mencegah upaya-upaya penggunaan kekuatan militer ke wilayah Slovenia.
 
Sementara itu, Masyarakat Eropa membentuk suatu [[Komisi Arbitrasi]] untuk mengkaji kelayakan dari keinginan-keinginan republik-republik eks Yugoslavia untuk mendapatkan pengakuan. Hasil penelitian ditetapkan sudah harus sampai di meja Ketua Masyarakat Eropa paling lambat tanggal 15 Januari 1992. Sebelum Komisi Arbitrasi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya, pada tanggal 23 Desember 1991 [[Jerman]] dengan tiba-tiba menyatakan pengakuan kepada Slovenia dan Kroasia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pengakuan Jerman yang lebih dini tersebut akhirnya diikuti oleh negara-negara di Eropa lainnya maupun negara-negara yang bersimpati atas proses demokratisasi republik tersebut di belahan dunia lainnya.
Usul-usul Angkatan Bersenjata Yugoslavia kepada [[PANGTI]] untuk mengambil tindakan tegas terhadap pimpinan Slovenia melalui pembubaran pasukan-pasukan para militer di Slovenia tidak berhasil dilaksanakan, karena Presiden Presidensi (etnis Kroasia) dan Wakil Menhan (etnis Slovenia) tidak menyetujuinya serta selalu memboikotnya, dengan alasan khawatir menimbulkan
[[korban]] pada penduduk. Akhirnya untuk mencegah korban yang lebih besar dikalangan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, sebagai akibat keraguan dalam mengambil sikap untuk mencegah konflik, Presidensi RFSY bahkan memutuskan menarik seluruh Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Slovenia, yang berarti secara tidak langsung membiarkan Slovenia untuk memisahkan diri dari ikatan Federal. Peristiwa mundurnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari Kroasia, disamping adanya tekanan dari para [[politisi]] dalam negeri, serta kebijaksanaan pimpinan Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang tidak menentu, juga disebabkan kurang profesionalnya anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia sendiri. Angkatan Bersenjata Yugoslavia setelah mundur dari Slovenia, sebagian anggota yang merasa berasal dari Slovenia dan Kroasia ikut Republiknya masing-masing. Sementara itu Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang berasal dari [[etnis]] Serbia berusaha membantu etnis-etnis Serbia di wilayah Kroasia walaupun tidak secara terbuka. Konflikpun mulai merebak ke seluruh wilayah Republik Kroasia khususnya yang berpenduduk etnis Serbia.
[[Konflik bersenjata]] yang semula [[sporadis]] berubah menjadi besar-besaran. Pengalaman-pengalaman perang Slovenia yang berhasil mendorong Angkatan Bersenjata Yugoslavia keluar dari Republik Slovenia, tampaknya ditiru oleh penguasa Kroasia. Rintangan-rintangan [[tank]] kemudian dipasang, dan garnisun-garnisun, lembaga-lembaga, kesatuan-kesatuan serta obyek-obyek militer, terutama yang terpencil di [[blokade]]. Hubungan telepon, arus listrik, air dan suplai makanan dari dan kearah barak / garnisun militer diputus oleh penguasa Kroasia, dengan tujuan menghancurkan moril dan garis belakang pihak Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Dengan keadaan yang terjepit, dan sebagai pasukan yang terlatih untuk perang, maka Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang semula pasip dan berusaha berperan sebagai pemisah, karena tekanan serta [[agitasi]] yang terus-menerus, akhirnya turut bertempur bersama-sama dengan pasukan-pasukan [[HANTER]] penduduk Serbia melawan pasukan-pasukan Kroasia, yang jumlah serta kekuatannya semakin berkembang.
Sebagaimana halnya dengan di Slovenia, dalam menghadapi situasi tersebut Angkatan Bersenjata Yugoslavia mengambil sikap yang sama, yakni tidak berusaha mengambil tindakan tegas secara militer pada saat situasi negara dalam keadaan yang menjurus pada [[perpecahan]]. Dari tindakannya pada waktu itu, bahkan cenderung menghindari pertempuran, serta melarang anggota militer
untuk bertindak menggunakan [[taktik militer]] profesional. Taktik operasi yang mereka lakukan tampak serba tidak menentu, tidak terorganisir. Dalam segi organisasi, tampak adanya kelemahan dalam bidang [[komando dan pengendalian]] khususnya setelah beberapa perwira tinggi Angkatan Bersenjata Yugoslavia [[membelot]] ke Republik-Republik Bagian. Dari hal tersebut diatas, nampak indikasi adanya suatu konspirasi untuk menjatuhkan militer melalui pimpinan Angkatan Bersenjata Yugoslavia sendiri, sehingga Angkatan Bersenjata Yugoslavia tidak pernah dapat membuat suatu keputusan yang cepat, tepat dan menguntungkan bagi organisasi maupun bagi bangsanya. Akhirnya, setelah mengalami kekalahan moril, maka Angkatan Bersenjata Yugoslavia terus ditarik mundur dari wilayah Kroasia, dengan membubarkan Komando Daerah Militer-V di [[Zagreb]].
 
Pada tanggal 15 Januari 1992, hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa mengatakan bahwa [[Slovenia]] dan [[Makedonia]] telah memenuhi syarat untuk mendapat pengakuan, [[Kroasia]] belum memenuhi syarat sebelum mengubah Undang-Undang yang mengatur etnis-etnis minoritasnya, sedangkan [[Bosnia Herzegovina]] akan mendapat pengakuan setelah menyelenggarakan referendum di wilayahnya. Berbeda dengan hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat Eropa yang mengatakan bahwa bagi Slovenia dan Makedonia yang memenuhi syarat untuk pengakuan, justru Slovenia dan Kroasia yang langsung diakui oleh negara-negara Masyarakat Eropa sementara [[Makedonia]] harus ditunda karena protes [[Yunani]] atas penggunaan nama Makedonia sebagai nama negara tersebut.
Meninggalkan Bosnia dan Makedonia.
 
Perkembangan politik internasional selanjutnya telah mendorong negara-negara lainnya untuk mengakui kemerdekaan Slovenia dan Kroasia. Puncak pengakuan negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah [[pengakuan AS]] terhadap Slovenia dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992 yang turut pula mendorong negara-negara maupun lembaga internasional memberikan pengakuannya terhadap Kroasia dan Slovenia.
Setelah Angkatan Bersenjata Yugoslavia meninggalkan Slovenia dan wilayah Kroasia, wilayah Bosnia-Herzegovina semakin penting bagi posisi Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Didalam reorganisasi Angkatan Bersenjata Yugoslavia, kota [[Sarajevo]] dijadikan kedudukan Kodam II yang dalam organisasi lama dirangkap Kodam I/Beograd. Sebagaimana halnya dengan di Slovenia dan Kroasia, di [[B-H]] pun terulang skenario kegiatan-kegiatan anti Serbia dan anti Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Aksi-aksi provokatip dilancarkan terhadap kedudukan dan lokasi anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya etnis Kroasia (penculikan perwira-perwira, penembakan-penembakan). Bersamaan dengan kejadian tersebut diatas sekitar 30.000 orang anggota "[[HOS]]" yakni tentara Partai Keadilan Kroasia memasuki wilayah Herzegovina (bagian barat wilayah Bosnia Herzegovina). Situasi di Herzegovina menjadi tegang apalagi dengan adanya pernyataan-pernyataan militer Kroasia yang akan melakukan intervensi jika terjadi perang di Bosnia Herzegovina akhirnya setiap golongan etnis membentuk pasukan-pasukan [[para militer]] masing-masing termasuk golongan etnik Serbia disamping tetap mempercayakan keamanannya kepada Angkatan Bersenjata Yugoslavia.
 
== Keluarnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Slovenia dan Kroasia ==
Dilain pihak Pemerintah Bosnia Herzegovina, juga memobilisasi anggota Kepolisian setempat dan membentuk unit-unit berdasarkan etnis. Keadaan tersebut semakin mempertegang hubungan antar etnis di wilayah Bosnia Herzegovina. Aksi-aksi provokasi dari pihak Bosnia Herzegovina telah memulai pecahnya perang diantara pihak etnis [[Serbia Bosnia Herzegovina]] dengan [[Kroasia Bosnia Herzegovina]] dan [[Muslim Bosnia Herzegovina]]. Sebaliknya Angkatan Bersenjata Yugoslavia belum mengambil sikap dan belum mengambil tindakan untuk mencegah kemungkinan eskalasi konflik antar suku tersebut.
Setelah [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] memproklamirkan kedaulatannya pada tanggal 25 Juni 1991, pada tanggal 27 Juni 1991 sebanyak 2.000 pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, Kepolisian Federal, dan petugas Bea Cukai Federal dikirim ke perbatasan-perbatasan Yugoslavia dengan Austria. Kedatangan pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dan lainnya di perbatasan [[Slovenia]] tersebut ternyata tidak dilengkapi dengan peluru dan perlengkapan pencegah [[huru-hara]]. Informasi tentang kelemahan pasukan-pasukan ini, termasuk rute perjalanan, diketahui oleh Wakil Perdana Menteri Yugoslavia saat itu, [[Zivko Pregel]] (etnis Slovenia) dan segera diinformasikan kepada pimpinan Slovenia, sehingga pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dapat dihadang oleh [[HANTER]] Slovenia di tengah perjalanan tanpa dapat membela diri sehingga misi Angkatan Bersenjata Yugoslavia ini gagal total. Kemenangan HANTER Slovenia terhadap Angkatan Bersenjata Yugoslavia tersebut semakin membuat para politikus Slovenia berani untuk mendukung pemisahan diri dari federasi.
Mengamati keadaan yang semakin gawat di Bosnia Herzegovina, kelompok negara Barat yang dimotori oleh pihak AS akhirnya mendesak pada pihak Angkatan Bersenjata Yugoslavia agar segera mundur atau keluar dari wilayah Bosnia Herzegovina. Angkatan Bersenjata Yugoslavia akhirnya meninggalkan Bosnia Herzegovina tanggal 19 Mei 1992 sesuai keputusan Presidensi Yugoslavia yang pada tanggal 27 April 1992 telah membentuk negara baru, yaitu Yugoslavia yang disebut Republik Federal Yugoslavia ([[RFY]]) yang terdiri dari Republik Montenegro dan Republik Serbia diatas wilayah administratip yang berlaku dari eks Yugoslavia. Penarikan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Bosnia Herzegovina tersebut diikuti pula dengan seruan agar anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang berasal dari wilayah Bosnia Herzegovina tersebut diberikan kebebasan memilih apakah akan ditarik bersama Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari Bosnia Herzegovina atau tetap tinggal di wilayah Bosnia Herzegovina namun keluar dari Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Berdasarkan keputusan tersebut maka anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang dari [[etnik Muslim]] yang berasal dari Bosnia Herzegovina keluar dari Angkatan Bersenjata Yugoslavia kemudian bergabung dengan tentara Muslim yang semula adalah HANTER eks Republik Bosnia Herzegovina. Demikian pula anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia yang berasal dari etnis Kroasia dari Bosnia Herzegovina meninggalkan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dan begabung dengan HVO (Hrvatska Veca Odbrana - Tentara [[Partai HDZ Kroasia]] di B-H) yang dalam sementara waktu sudah terbentuk dan menjadi AB Kroasia Bosnia Herzegovina. Demikian juga halnya dengan anggota-anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari etnis Serbia yang berasal dari Bosnia Herzegovina. Mereka bergabung dengan Tentara Republik Serbia Bosnia Herzegovina yang sementara waktu sudah terbentuk. Sehingga dengan demikian sisanya yang tidak bersedia bergabung dengan kelompok etnis di Bosnia Herzegovina tetap sebagai anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia dan ikut membaur ke wilayah [[Yugoslavia baru]] ([[Serbia dan Montenegro]]).
Situasi yang dihadapi Angkatan Bersenjata Yugoslavia di Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina telah mendorong pimpinan Angkatan Bersenjata Yugoslavia untuk secara perlahan-lahan mengadakan pembongkaran-pembongkaran terhadap instalasi maupun peralatan militer vitalnya di Republik [[Makedonia]]. Keadaan tersebut ditambah lagi dengan sikap pemerintah Makedonia yang mulai dirasakan adanya suatu usaha-usaha kegiatan seperti apa yang telah dilaksanakan oleh pemerintah [[Slovenia]], [[Kroasia]] dan [[Bosnia Herzegovina]] terhadap Angkatan Bersenjata Yugoslavia. Akhirnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia secara keseluruhan ditarik dari Makedonia tanpa terjadi sesuatu konflik dengan proses penarikan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari Makedonia berjalan secara damai.
 
Sementara itu, pasukan [[HANTER]] mulai mengadakan pemasangan alat-alat perintang untuk tank (landak-landak yang dibuat dari rel-rel kereta-api) di jalan-jalan besar di seluruh kota besar di Slovenia dan memblokade garnisun, kesatuan, lembaga, dan objek-objek militer Angkatan Bersenjata Yugoslavia wilayah Slovenia. Perkembangan selanjutnya, HANTER Slovenia mulai mengadakan serangan-serangan secara [[militer]] terhadap pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dengan menggunakan segala sarana persenjataan yang ada. Sehubungan dengan itu, para politikus meningkatkan kampanye melalui media massa yang menuduh Angkatan Bersenjata Yugoslavia sebagai agresor di Slovenia dengan tujuan melumpuhkan kekuatan Angkatan Bersenjata Yugoslavia serta mencegah upaya-upaya penggunaan kekuatan militer ke wilayah Slovenia.
Deklarasi [[Yugoslavia baru]] (Republik Federal Yugoslavia).
 
Usul-usul Angkatan Bersenjata Yugoslavia kepada [[PANGTI]] untuk mengambil tindakan tegas terhadap pimpinan Slovenia melalui pembubaran pasukan-pasukan paramiliter di Slovenia tidak berhasil dilaksanakan, karena Presiden Presidensi (etnis Kroasia) dan Wakil Menhan (etnis Slovenia) tidak menyetujuinya serta selalu memboikotnya dengan alasan kekhawatiran timbulnya [[korban]] pada penduduk. Akhirnya, untuk mencegah korban yang lebih besar di kalangan Angkatan Bersenjata Yugoslavia sebagai akibat keraguan dalam mengambil sikap untuk mencegah konflik, Presidensi RFSY memutuskan untuk menarik seluruh Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah Slovenia, yang berarti secara tidak langsung membiarkan Slovenia untuk memisahkan diri dari ikatan federal.
Keadaan yang semakin tidak menentu di wilayah Republik-Republik Bagian Yugoslavia baik di Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina telah memaksa Parlemen Federal Yugoslavia untuk bersidang yang selanjutnya mengesyahkan Undang-Undang Dasar yang baru. Undang-Undang Dasar yang baru tersebut menetapkan pembentukan Yugoslavia yang baru sehingga pada tanggal 27 April 1992 diproklamirkan Republik Federal Yugoslavia yang anggotanya terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montenegro didalam wilayah perbatasan yang ada sekarang. Dengan deklarasi Yugoslavia baru tersebut secara [[de facto]] dan [[de jure]] telah menjadikan Republik-Republik Kroasia, Slovenia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia tidak anggota Yugoslavia lagi. Didalam deklarasi Yugoslavia baru tersebut ditekankan bahwa RFY tidak mempunyai [[ambisi teritorial]] terhadap negara-negara tetangganya.
Pada tanggal 4 Mei 1992 Presidensi Yugoslavia, dalam kapasitasnya sebagai Pangti AB, telah memutuskan untuk menarik semua anggota pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia warga-negara RFY (dalam hal ini warga-negara Serbia dan Montenegro). Anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia diluar warga-negara Yugoslavia baru diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya, apakah tetap tinggal di Yugoslavia atau di Republik Bagian.
Dengan terbentuknya RFY, dan dilaksanakannya keputusan Presidensi Yugoslavia untuk menarik pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah [[Bosnia Herzegovina]], dengan batas waktu yang ditentukan hingga tanggal 19 Mei 1992, maka secara de jure semenjak itu pula RFY tidak mempunyai anggota pasukan di Bosnia Herzegovina.
Sementara itu pembentukan Yugoslavia baru yang anggotanya terdiri [[Republik Serbia]] dan [[Republik Montenegro]], dua anggota eks RFS Yugoslavia, masih tetap ingin disebut Yugoslavia, yaitu Republik Federal Yugoslavia (RFY), dengan ambisi untuk tetap disebut penerus Yugoslavia (sebagai Yugoslavia bentuk ketiga). RFY menganggap diri yang berhak mewarisi beban kewajiban-kewajiban internasionalnya serta untuk mewakili [[kepentingan]] warga-negara Yugoslavia yang lama di luar negeri, sebelum status mereka jelas dan diatur kembali menurut Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.
 
Peristiwa mundurnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari Kroasia lihat [[AB Yugoslavia mundur dari Kroasia]], dan kisah keluarnya Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari Bosnia dan Makedonia, lihat: [[AB Yugoslavia tinggalkan Bosnia dan Makedonia]].
===Banjir darah di Bosnia===
 
== Deklarasi Yugoslavia yang baru (Republik Federal Yugoslavia) ==
[[Bosnia]] bergolak.
Keadaan yang semakin tidak menentu di wilayah Republik-Republik Bagian Yugoslavia baik di Slovenia, Kroasia maupun Bosnia Herzegovina telah memaksa Parlemen Federal Yugoslavia untuk bersidang yang selanjutnya mengesahkan Undang-Undang Dasar yang baru. Undang-Undang Dasar yang baru tersebut menetapkan pembentukan Yugoslavia yang baru sehingga pada tanggal 27 April 1992 diproklamirkan Republik Federal Yugoslavia yang anggotanya terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montenegro di dalam wilayah perbatasan yang ada sekarang. Dengan deklarasi Yugoslavia baru tersebut secara [[de facto]] dan [[de jure]] telah menjadikan Republik-Republik Kroasia, Slovenia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia tidak anggota Yugoslavia lagi. Di dalam deklarasi Yugoslavia baru tersebut ditekankan bahwa RFY tidak mempunyai [[ambisi teritorial]] terhadap negara-negara tetangganya.
Republik Bosnia Herzegovina terletak di bagian sentral Yugoslavia, dan sering dianggap sebagai "[[miniatur Yugoslavia]]" karena penduduknya multi nasional yaitu terdiri dari bangsa Muslim, Serbia dan Kroasia yang bercampur menjadi satu. Itulah sebabnya Republik tersebut sebelum mendapat pengakuan internasional masih dilanda pertikaian-pertikaian seperti masalah etnis, tidak adanya kesamaan pendapat mengenai bentuk masa depan Republik tersebut dan masalah perebutan kekuatan masalah wilayah termasuk penguasaan industri-industri / pabrik-pabrik serta masalah-masalah lainnya. Perbedaan-perbedaan yang mendalam diantara penduduk konstitutip Bosnia Herzegovina ditambah adanya gesekan-gesekan dari pihak luar telah memercikkan api pertikaian diantara mereka yang akhirnya berubah menjadi [[perang saudara]], agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia Herzegovina. Oleh sebab itu pengakuan internasional yang terlalu dini terhadap Republik Bosnia Herzegovina tersebut dinilai merupakan sumber terjadinya krisis di [[Bosnia Herzegovina]] mengingat masih banyaknya masalah-masalah yang belum diselesaikan.
 
Pada tanggal 4 Mei 1992 Presidensi Yugoslavia, dalam kapasitasnya sebagai Pangti AB, telah memutuskan untuk menarik semua anggota pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia warga-negara RFY (dalam hal ini warga-negara Serbia dan Montenegro). Anggota Angkatan Bersenjata Yugoslavia di luar warga-negara Yugoslavia baru diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya, apakah tetap tinggal di Yugoslavia atau di Republik Bagian.
Perang antara etnis [[Serbia Bosnia]] dengan etnis [[Kroat Bosnia]].
Dengan terbentuknya RFY, dan dilaksanakannya keputusan Presidensi Yugoslavia untuk menarik pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia dari wilayah [[Bosnia Herzegovina]], dengan batas waktu yang ditentukan hingga tanggal 19 Mei 1992, maka secara de jure semenjak itu pula RFY tidak mempunyai anggota pasukan di Bosnia Herzegovina.
 
Sementara itu pembentukan Yugoslavia baru yang anggotanya terdiri [[Republik Serbia]] dan [[Republik Montenegro]], dua anggota eks RFS Yugoslavia, masih tetap ingin disebut Yugoslavia, yaitu Republik Federal Yugoslavia (RFY), dengan ambisi untuk tetap disebut penerus Yugoslavia (sebagai Yugoslavia bentuk ketiga). RFY menganggap diri yang berhak mewarisi beban kewajiban-kewajiban internasionalnya serta untuk mewakili [[kepentingan]] warga-negara Yugoslavia yang lama di luar negeri, sebelum status mereka jelas dan diatur kembali menurut Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.
Perang antara etnis Serbia dengan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992 akibat tidak menentunya situasi di wilayah Bosnia Herzegovina. Aksi-aksi dari pihak Kroasia terhadap pihak Serbia Bosnia Herzegovina atau sebaliknya telah mengawali perang antara etnis Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia. Pecahnya [[konflik bersenjata]] antara pihak Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia dimulai dari serangan pihak Kroat Bosnia, dibawah pimpinan dari golongan ekstrim kanan Kroasia, terhadap penduduk Serbia Bosnia di desa [[Sijekovac]] dekat kota [[Bosanski Brod]] (bagian utara Bosnia Herzegovina) yang menewaskan 29 orang penduduk sipil Serbia Bosnia Herzegovina, 7 orang wanita Serbia Bosnia menderita perkosaan dan 3 diantaranya dibunuh. Peristiwa tersebut dilakukan oleh 35 orang kelompok bersenjata [[Garda Kroasia]]/pasukan Kroasia dibawah pimpinan [[Dobrosav Paraga]], yang berakibat memicu terjadinya perang antara pihak Kroat Bosnia dengan Serbia Bosnia. Selanjutnya pertempuran antara Serbia Bosnia dengan Kroat Bosnia tidak saja terjadi di bagian utara wilayah Bosnia Herzegovina akan tetapi juga di wilayah-wilayah lainnya dimana terdapat kepentingan yang sama antara Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia.
 
== Banjir darah di Bosnia ==
Perang antara etnis Serbia Bosnia dengan Muslim Bosnia.
Republik Bosnia Herzegovina terletak di bagian sentral Yugoslavia, dan sering dianggap sebagai "[[miniatur Yugoslavia]]" karena penduduknya multi nasional yaitu terdiri dari umat Muslim, Serbia dan Kroasia yang bercampur menjadi satu. Itulah sebabnya Republik tersebut sebelum mendapat pengakuan internasional masih dilanda pertikaian-pertikaian seperti masalah etnis, tidak adanya kesamaan pendapat mengenai bentuk masa depan Republik tersebut dan masalah perebutan kekuatan masalah wilayah termasuk penguasaan industri-industri / pabrik-pabrik serta masalah-masalah lainnya.
Situasi politik yang tegang, pernyataan-pernyataan para anggota pimpinan ketiga [[golongan etnis]] yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dari hari ke hari makin mempertegang situasi, namun keadaan masih tetap dibawah kontrol. Api perang tersulut, konflik bersenjata tidak terhindarkan lagi setelah terjadi pembunuhan terhadap seorang etnis Serbia yang sedang menikahkan putranya tanggal 30 Maret 1992 di pusat kota [[Sarajevo]]. Pada saat acara pernikahan gereja selesai dan iring-iringan sedang menuju tempat parkir kendaraan didepan gereja, pada saat itu beberapa tembakan telah dilepaskan ke arah iring-iringan mempelai tersebut yang menewaskan ayah mempelai putra dan melukai pendeta yang memberkahi perknikahan tersebut. Dalam kejadian tersebut bendera/panji-panji bangsa [[Serbia]] yang dibawa salah seorang rombongan dirampas dan dikoyak-koyak oleh si penyerang yang berhasil melarikan diri. Akan tetapi hari berikutnya si penyerang berhasil ditangkap dan ternyata adalah dari etnis [[Muslim Bosnia]]. Situasi tersebut telah mengakibatkan ketegangan di kalangan penduduk. Pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia mencoba bertindak sebagai penengah, namun, tidak berhasil, malah pos-pos dan tangsi-tangsi Angkatan Bersenjata Yugoslavia di [[blokade]], rintangan-rintangan jalanan dipasang oleh fihak Muslim dan Kroasia yang semenjak semula sudah membentuk koalisi Serbia dan Angkatan Bersenjata Yugoslavia, skenario yang terjadi di [[Slovenia]] dan [[Kroasia]] terulang, peperangan sporadis, pecah dimana-mana.
 
Perbedaan-perbedaan yang mendalam di antara penduduk konstitutip Bosnia Herzegovina ditambah adanya gesekan-gesekan dari pihak luar telah memercikkan api pertikaian di antara mereka yang akhirnya berubah menjadi [[perang saudara]], agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia Herzegovina. Oleh sebab itu pengakuan internasional yang terlalu dini terhadap Republik Bosnia Herzegovina tersebut dinilai merupakan sumber terjadinya krisis di [[Bosnia Herzegovina]] mengingat masih banyaknya masalah-masalah yang belum diselesaikan. Untuk mengetahui secara lebih detail tentang peperangan yang terjadi di Bosnia, lihat [[Banjir darah di Bosnia]]
Klimaks konflik terjadi setelah [[Masyarakat Eropa]] dan AS mengakui Bosnia Herzegovina sebagai negara merdeka dan berdaulat. Hal ini telah mendorong pimpinan Bosnia-Herzegovina yang terdiri dari etnis Muslim & Kroat menuduh etnis Serbia Bosnia yang sebagai "[[agresor]]" terhadap negara merdeka dan berdaulat [[Republik Bosnia Herzegovina]].
Pertempuran antara pihak Serbia Bosnia dengan Muslim Bosnia berkecamuk kembali terutama di wilayah [[Sarajevo]], wilayah utara Bosnia Herzegovina dan wilayah bagian timur Bosnia Herzegovina. Pertempuran sengit yang masih terus berlanjut antara pasukan Muslim Bosnia dengan Serbia Bosnia adalah pertempuran untuk memperebutkan tempat strategis di [[Foca]] (suatu kota di wilayah bagian selatan [[Sarajevo]] yang menghubungkan [[garis logistik]] pasukan Muslim dari Bosnia Timur ke Sarajevo) dan perebutan titik kuat di bukit [[Jblanesca]] dan bukit [[Igman]] yang terletak dipinggiran kota Sarajevo. Dari tempat-tempat strategis tersebut diatas akan dapat menguasai Sarajevo secara keseluruhan. Situasi pertempuran terakhir menunjukkan pihak Serbia Bosnia telah berhasil menguasai tempat-tempat strategis tersebut. Pertempuran yang terus berlanjut antara Muslim Bosnia Herzegovina dengan Serbia Bosnia Herzegovina di Sarajevo tersebut menjadikan perundingan penyelesaian krisis di [[Bosnia Herzegovina]] diantara Faksi-Faksi yang bertikai di Jenewa menjadi tertunda.
 
== Sanksi PBB ==
Perang antara Serbia Bosnia dengan aliansi Kroat Bosnia dan Muslim Bosnia.
 
=== Hujan resolusi ===
Dalam upaya politik antara [[Muslim Bosnia]] dengan [[Kroat Bosnia]] telah terbentuk koalisi sejak proses pemisahan diri Republik Bosnia Herzegovina dari Yugoslavia. Keadaan tersebut juga diikuti di bidang militer dimana terjadi [[aliansi]] antara kekuatan militer Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia untuk mengimbangi kekuatan [[Serbia Bosnia]]. Penyelesaian krisis di wilayah Bosnia Herzegovina melalui perundingan yang tidak menghasilkan sesuatu untuk menghentikan krisis Bosnia Herzegovina telah mendorong [[konflik bersenjata]] di lapangan antara pihak Serbia Bosnia dengan Muslim-Kroat Bosnia semakin meluas untuk mencapai kepentingan-kepentingannya. Dalam perang saudara, perang antar etnis dan agama yang terjadi di Bosnia Herzegovina banyak diwarnai oleh pertempuran-pertempuran antara pasukan Serbia Bosnia dengan pasukan Muslim-Kroat. Front pertempuran timbul di seluruh wilayah Bosnia Herzegovina. Pertempuran antara pihak Serbia Bosnia Herzegovina dengan Muslim-Kroat bertambah sengit karena pihak Muslim-Kroat mendapat bantuan kekuatan dari [[tentara reguler]] [[Republik Kroasia]] yang diperkirakan sekitar 40.000 orang dan tentara-tentara asing ([[Mujahidin]]). Kekuatan yang berimbang tersebut mengakibatkan alotnya pertempuran namun pada akhirnya pihak Serbia Bosnia lebih banyak memenangkan pertempuran-pertempuran, karena pasukan Serbia Bosnia lebih terorganisir baik dari segi personil maupun perlengkapan militer. Hasil dilapangan menunjukkan bahwa hampir 2/3 wilayah Bosnia Herzegovina telah dikuasai oleh pasukan Serbia Bosnia selama 28 bulan terakhir dalam konflik bersenjata yang ada di Bosnia Herzegovina. Akibat perang Serbia Bosnia dengan Muslim-Kroat telah menimbulkan korban yang sangat besar jumlahnya yang diperkirakan ratusan ribu tewas (penduduk sipil maupun militer). [[Gencatan senjata]] yang disetujui antara pihak Serbia Bosnia Herzegovina dengan Muslim-Kroasia tidak pernah dilaksanakan akibat banyaknya formasi-formasi militer yang tidak dibawah komando tentara reguler yang ada di Bosnia Herzegovina dan juga diperkirakan akibat kurangnya pengaruh [[pimpinan politik]] terhadap pihak-pihak militer.
Pada tanggal 30 Mei 1992, yakni sehari sebelum pelaksanaan Pemilu bagi Parlemen Yugoslavia yang baru (terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montengero), Yugoslavia telah dikejutkan dan terpukul oleh keputusan [[DK PBB]] dengan resolusinya yang telah mengenakan sanksi [[embargo]] total terhadap Yugoslavia, dengan tuduhan Yugoslavia cq [[Serbia dan Montenegro]] yang paling bersalah atas terjadinya peperangan di [[Bosnia Herzegovina]], dan turut dalam peperangan yang terjadi di Bosnia Herzegovina.
 
Lepas dari persoalan, apakah Yugoslavia betul-betul bersalah atau tidak dalam gejolak yang terjadi di Bosnia Herzegovina, yang jelas sanksi DK PBB, termasuk embargo minyak mentah, mempunyai efek yang kuat di dalam aspek kehidupan negara Yugoslavia. Sejak awal terjadinya disintegrasi Yugoslavia tercatat lebih dari 30 resolusi PBB telah dikeluarkan, akan tetapi yang menonjol, dikaitkan dengan adanya blokade total ekonomi internasional terhadap Yugoslavia adalah [[Resolusi DK PBB nomor 757]] tentang dikenakannya [[sanksi ekonomi]] dan [[resolusi]] No 820.
Perkembangan situasi politik di Bosnia Herzegovina turut mempengaruhi perkembangan situasi militer. Kegagalan-kegagalan usaha-usaha perdamaian yang disponsori oleh masyarakat internasional telah mendorong meningkatnya pertempuran-pertempuran diantara pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina. Persetujuan-persetujuan [[gencatan senjata]] tidak mampu menghentikan perang yang berkobar diantara pihak-pihak yang bertikai terutama antara pasukan [[Muslim Bosnia]] bersama-sama dengan [[Kroat Bosnia]] melawan pasukan [[Serbia Bosnia]]. Meningkatnya pertempuran antara pasukan Muslim Bosnia dan Kroat Bosnia melawan pasukan Serbia Bosnia, antara lain disamping sebagai akibat terbentuknya Federasi Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia sesuai [[inisiatip Washington]] pada bulan Maret 1994, juga dikarenakan adanya persetujuan-persetujuan gencatan senjata yang tidak dipatuhi oleh pihak-pihak yang bertikai. Dengan kata lain, satu pihak mematuhi akan tetapi pihak lainnya melakukan pelanggaran-pelanggaran dan memanfaatkan gencatan senjata sebagai momentum yang baik untuk melancarkan operasi-operasi militernya. Daerah-daerah konflik yang paling sengit antara pasukan Muslim dan Kroat Bosnia melawan Serbia Bosnia terjadi di daerah-daerah strategis utamanya di [[Gunung Ozren]] (sebelah utara kota [[Sarajevo]]), kota [[Brcko]] (bagian utara Bosnia Herzegovina), [[Gorazde]], [[Maglaj]] dan [[Olovo]], akhirnya meluas ke wilayah Sarajevo yaitu di kota [[Vares]] (lebih kurang 40 km dari Sarajevo).
Dalam pertempuran tersebut pasukan Muslim Kroat berusaha untuk merebut wilayah-wilayahnya yang hilang selama terjadinya krisis di Bosnia Herzegovina 2 tahun sebelumnya karena pasukan Serbia Bosnia telah menguasai hampir 2/3 wilayah Bosnia Herzegovina selama pertempuran-pertempuran dengan pihak Muslim Bosnia maupun pihak Kroat Bosnia.
 
=== Sikap Yugoslavia ===
Perang etnis Muslim Bosnia dengan etnis Kroat Bosnia.
Pimpinan RF Yugoslavia berpendapat bahwa penyebab utama krisis Yugoslavia adalah kegiatan-kegiatan destruktip dari negara-negara besar, yang berhasil melemahkan negara nya dengan cara menghancurkan dari dalam dan mengorganisir kekuatan-kekuatan [[secessionist]] dalam negeri, dengan tujuan untuk merealisasi kepentingan globalnya. Yugoslavia mengemukakan bahwa satu-satunya jalan untuk memecahkan krisis di wilayah eks Yugoslavia, adalah melalui perundingan, disamping tetap menghormati kepentingan dan hak legitimitas dari ketiga suku-bangsa itu di [[Bosnia]].
 
Cara pemecahan dengan paksa dari luar, dan dengan menggunakan ultimatum sulit untuk diterima oleh Yugoslavia. Sanksi yang keras dan dipandang tidak adil terhadap Yugoslavia, bertujuan untuk memaksa Yugoslavia mengikuti kebijaksanaan Eropa pada umumnya.
Meskipun antara etnis Muslim dengan Kroat telah membentuk [[koalisi]], akan tetapi pada prinsipnya kedua kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda dalam krisis di Bosnia Herzegovina. Persekutuan Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia hanya merupakan upaya untuk mencapai tujuan masing-masing. Pihak Kroat Bosnia mempunyai cita-cita untuk menyatukan Bosnia Herzegovina dengan Kroasia ataupun memisahkan wilayah dimana terdapat etnis Kroat Bosnia untuk selanjutnya bergabung dengan Republik Kroasia. Dilain pihak Faksi Muslim Bosnia menghendaki Bosnia Herzegovina sebagai negara kesatuan dan menentang pembagian Bosnia Herzegovina kedalam bentuk apapun serta bercita-cita untuk membentuk [[Negara Islam]]. Konflik bersenjata antara Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia tidak terlepas dari gagasan [[Cyrus Vance]] dan [[Lord R. Owen]] untuk membagi wilayah Bosnia Herzegovina kedalam 10 Propinsi dimana diantaranya terdapat 3 Propinsi bersama antara penduduk Muslim dan penduduk Kroat. Aspirasi dari “[[Rencana Vance – Owen]]” tersebut lah yang memicu terjadinya perang antara Faksi Muslim dengan Kroat yang sejak semula mempunyai kepentingan yang berbeda dalam krisis Bosnia Herzegovina.
Sanksi DK-PBB yang dijatuhkan kepada Yugoslavia pada tanggal 30 Mei 1992 oleh kalangan politisi Yugoslavia dinilai sebagai sanksi yang paling berat, yakni [[blokade ekonomi]] secara total, termasuk [[sanksi sosial budaya]] dan olahraga.
Terjadinya perang antara Faksi Muslim Bosnia dan Kroat Bosnia di Bosnia Tengah yang terus berkecamuk, diantaranya adalah untuk mendominasi potensi-potensi ekonomi dan militer di wilayah bersama antara penduduk Muslim dan Kroat. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa perang yang paling sengit terjadi di kota-kota dimana terdapat lahan-lahan pabrik senjata ataupun industri-industri militer. Akibat perang tersebut tidak saja menimbulkan korban dikalangan penduduk maupun militer akan tetapi industri-industri militer tersebut turut pula mengalami kehancuran. Oleh sebab itu perang antara [[Muslim Bosnia]] dengan [[Kroat Bosnia]] secara tidak langsung ikut menghancurkan potensi militer di Bosnia Tengah. Situasi pertempuran antara pasukan Muslim Bosnia Herzegovina dengan Kroasia Bosnia Herzegovina pada awalnya kemenangan di pihak Kroasia Bosnia Herzegovina akan tetapi dalam posisi terakhir pasukan Muslim Bosnia Herzegovina dapat memukul pasukan Kroasia Bosnia Herzegovina dimana pasukan Muslim Bosnia telah mendapat perkuatan dari pasukan-pasukan sukarelawan asing (khususnya [[Mujahidin]] yang diperkirakan berjumlah 3.000 orang) dan mulai menguasai kota-kota penting di Bosnia Tengah. Pertempuran antara Kroat Bosnia dengan Muslim Bosnia di Bosnia Tengah telah menimbulkan korban dan pengungsian penduduk besar-besaran dari wilayah tersebut yang sering disebut dengan istilah “[[ethnic cleansing]]”.
 
Walaupun demikian posisi Yugoslavia (baru) masih cukup dianggap sebagai faktor penentu, pada proses perdamaian di kawasan ini. Secara resmi Yugoslavia sebenarnya pada waktu itu masih anggota PBB, akan tetapi dilarang hadir pada SU-PBB serta organisasi-organisasi internasional lainnya, seperti [[UNESCO]], KKKE ([[CSCE]]). Bahkan akhirnya Yugoslavia juga disuspensi dari setiap kegiatan [[GNB]].
Pertikaian antar Muslim di Bosnia Barat.
RF Yugoslavia (Yugoslavia baru) yang merupakan "sisa Yugoslavia lama", menyatakan diri sebagai pewaris Yugoslavia lama, secara [[de facto]] diakui sebagai salah satu faktor utama yang dapat memainkan peranan penting, dalam proses perundingan-perundingan tentang penyelesaian krisis di wilayah eks Yugoslavia.
 
=== Kehadiran Pasukan PBB ===
Setelah Konferensi-Konferensi mengenai Perdamaian tentang Bosnia Herzegovina gagal, akhirnya pada tanggal 27 September 1993, [[Cazin-Krajina]], daerah kantong Muslim yang paling besar di bagian barat Bosnia Herzegovina telah diproklamirkan dan ditetapkan sebagai Propinsi Otonomi Bosnia Barat (Autonomous Province of Western Bosnia). Proklamasi Propinsi Otonomi Bosnia Barat dilakukan dengan suara bulat oleh 400 delegasi dalam suatu Sidang Konstitusional Parlemen di [[Velika Kladusa]] (kota terbesar di wilayah [[Cazin-Krajina]]). Badan yang sama juga memilih dengan suara bulat [[Fikret Abdic]] sebagai Presiden [[APWB]]. Proklamasi ini ditentang oleh pemimpin Muslim Bosnia, A[[Alija Izetbegovic]], yang memerintahkan pasukannya untuk menindak [[Fikret Abdic]] sehingga menimbulkan pecahnya perang di kalangan Muslim sendiri yaitu antara Faksi Muslim Bosnia Herzegovina pengikut Alija Izetbegovic melawan pengikut Muslim moderat Fikret Abdic. Upaya-upaya pihak Muslim Bosnia Herzegovina pimpinan Alija Izetbegovic dalam menyelesaikan perselisihannya dengan pimpinan Muslim Bosnia Herzegovina Barat pimpinan Fikret Abdic baik secara persuasip maupun dengan kekerasan tetap tidak dapat menghentikan sikap Muslim Bosnia Herzegovina Barat yang telah memproklamirkan dirinya sebagai Propinsi Otonomi Bosnia Barat. Kondisi tersebut telah mendorong semakin sengitnya pertempuran kedua belah pihak yang mengakibatkan jatuhnya korban di pihak masing-masing.
Keterlibatan [[PBB]] dalam upaya mengakhiri krisis di wilayah [[Yugoslavia]] dimulai pada awal Januari 1992 setelah upaya [[Masyarakat Eropa]] secara regional tidak membawa hasil perdamaian di wilayah Yugoslavia, bahkan situasi cenderung semakin memburuk. Sejak saat itu masalah yang terjadi di wilayah Yugoslavia telah menjadi masalah PBB, baik secara politis maupun militer. Secara politis PBB turut mensponsori perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh masyarakat internasional sedangkan dalam bidang militer PBB mengirimkan pasukan-pasukannya yang tergabung dalam [[UNPROFOR]] untuk memelihara perdamaian ataupun mencegah meluas konflik di wilayah Yugoslavia khususnya di wilayah [[Kroasia]], [[Bosnia Herzegovina]] dan [[Makedonia]].
Perkembangan yang menarik dari konflik antar Muslim Bosnia Herzegovina bagian barat tersebut adalah adanya sikap pasukan Alija Izetbegovic yang tidak sepenuhnya bertempur menghadapi pasukan pimpinan Fikret Abdic bahkan tidak sedikit pasukan-pasukan pimpinan Alija Izetbegovic yang menyeberang ke pihak Fikret Abdic. Kondisi tersebut telah memaksa banyaknya pergantian-pergantian unsur pimpinan militer [[Alija Izetbegovic]] di Bosnia Herzegovina Barat. Perkembangan terakhir ini dalam perang antar Muslim Bosnia Herzegovina di bagian Barat pasukan Muslim Bosnia yang setia kepada Alija Izetbegovic telah berhasil menundukkan pasukan-pasukan yang setia terhadap Fikret Abdic. Keberhasilan pasukan Muslim Bosnia Herzegovina yang setia kepada Alija Izetbegovic tersebut untuk menundukkan pengikut-pengikut Fikret Abdic setelah adanya [[Federasi]] antara Muslim Bosnia– Kroat Bosnia maupun adanya gencatan senjata di Bosnia Herzegovina yang memungkinkan dapatnya konsentrasi pasukan Muslim Bosnia pimpinan Alija Izetbegovic dikerahkan secara penuh ke wilayah Bosnia Barat.
 
Namun perjalanan tugas [[UNPROFOR]] di Yugoslavia tidak berjalan dengan mulus, bahkan menghadapi tantangan yang sangat berat dan kehadirannya tidak dikehendaki oleh pihak yang bertikai. Pemerintah Kroasia bahkan beberapa kali menolak perpanjangan mandat UNPROFOR sehingga akhirnya pada tahun 1995 mandat [[UNPPROFOR]] di ubah sehingga melahirkan [[UNPF]] (United Nation Peace Force) sebagai organisasi induk berkedudukan di [[Zagreb]] dengan organisasi pelaksana [[UNCRO]] (United Nation Confidence Restoration Operation) di [[Kroasia]], [[UNPROFOR]] (United Nation Protection Forces) di [[Bosnia Hecegovina]] dan [[UNPREDEP]] ( United Preventive Deployment Force) di [[FYROM]] ([[Macedonia]]).
Bosnia yang membara.
 
=== Missi pasukan PBB di wilayah Serbia Krajina sebagai daerah perlindungan PBB (UNPA) ===
Wilayah Bosnia yang terletak di jantung dari [[Federasi Yugoslavia]], yang menjadi daerah perebutan pengaruh sejak zaman Kerajaan [[Austro-Hungaria]] melawan pengaruh Kerajaan [[Turki]] pada saat Kekaisaran “[[Ottoman]]”. Bubarnya Yugoslavia lama, tampaknya oleh negara-negara sekitarnya maupun dari negara-negara Big Power/luar menginginkan agar “Yugoslavia mini” ini ikut bubar. Adanya pemerintahan yang diatur bergilir oleh tiga etnis dominant di Bosnia (Muslim, Serbia dan Kroat), ikut menambah kerawanan negeri ini, karena pengaruh pada salah satu etnis dari negara tetangga ataupun dari luar, dapat segera membakar kearah pertikaian. Penguasaan Bosnia secara bulat oleh Republik-Republik disekitarnya ataupun menjadi suatu negara yang berdasarkan konstitusi [[Islam]], akan dipandang cukup membahayakan negara-negara Eropa.
Keberhasilan Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia secara paksa ternyata belum menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara tersebut. Etnis [[Serbia Krajina]] yang merupakan mayoritas di wilayah [[Krajina]] dan masih di dalam perbatasan administratip Republik Kroasia, menolak pemisahan diri Kroasia dari Yugoslavia dan selanjutnya membentuk suatu pemerintahan sendiri di luar kekuasaan Kroasia melalui kemerdekaannya yang diproklamirkan pada Desember 1991. Tindakan etnis Serbia di Kroasia tersebut dilakukan setelah pihak Kroasia menolak keinginan Serbia Krajina untuk tetap bergabung dengan Yugoslavia karena dinilai melanggar konstitusional Kroasia. Pernyataan kemerdekaan Serbia Krajina yang membentuk negara berdiri sendiri semakin meningkatkan ketegangan di antara pihak Kroasia dengan Serbia Krajina.
Dilihat dari segi Sosial Budaya maka keberadaan tiga etnis dominan yang terdiri dari 3 suku yang berbasis pada agama yang berbeda, setelah kesadaran beragama mulai terusik sedangkan UUD-nya tidak mengatur tentang kerukunan hidup beragama karena tidak adanya suatu idiologi yang mengikat kesadaran berbangsa, maka perbedaan diantara penduduk semakin tajam. Perbedaan ini menjadi bertambah berbahaya ketika pimpinan politik dan pengaruh luar ikut mengeksploitir kekuasaan berdasarkan etnis dan agama ini. Pada saat Tito berkuasa, mereka dipersatukan oleh kepemimpinan Tito yang kharismatik, program “[[Unity and Brotherhood]]” yang cukup baik sehingga wilayah ini menjadi sangat potensial bagi keberadaan Yugoslavia pada waktu itu.
Dari kacamata ekonomi, kekayaan alam dan bahan tambang yang dikandung dalam wilayah Bosnia Herzegovina, merupakan daya tarik lainnya bagi siapa yang menguasai wilayah ini. Hampir 80% medan gunung-gunung dengan sungai yang berjeram merupakan daerah yang menguntungkan bagi penyediaan listrik tenaga air ([[Hydropower plant]]). Demikian juga kekayaan akan tambang bauxit, magnesium, asbes, dalomit, batubara, minyak, lignite, garam dan lain-lain, merupakan tambang yang potensial bagi berjalannya industrialisasi. Sewaktu Tito berkuasa, wilayah ini kemudian menjadi pilihan ditempatkannya lebih dari 60% pabrik-pabrik Yugoslavia. Oleh sebab itu Bosnia Herzegovina merupakan mesin utama bagi jalannya perindustrian Yugoslavia. Daerah-daerah industri yang ada di Bosnia Herzegovina diantaranya ialah Pabrik senjata artileri dan mortir di [[Novitravnik]], Pabrik tank/kendaraan lapis baja di [[Bosanki Brod]], Oil Refinery di [[Slavonski Brod]], Pabrik aluminium dan pesawat terbang di [[Mostar]], Pabrik bahan kimia di [[Sabac]] dan [[Tuzla]], Pabrik senjata ringan “Pretis” di [[Vogasca]] (dekat [[Sarajevo]]), Pabrik senjata dan munisi “Igman” di [[Konjic]], Pabrik kimia, mesin, ranjau, tambang batubara dan lignite di [[Tuzla]], Pabrik besi dan baja di [[Zenica]], Pabrik minyak roket, bahan ledak, bubuk mesiu di [[Vitez]], Pabrik munisi di [[Gorazde]], Pabrik battery di [[Luskovac]], Pabrik perlengkapan militer di [[Foca]] dan [[Capljina]] dan lain-lain. Kota dimana pabrik-pabrik serta wilayah tambang tersebut diatas pada umumnya didalam kekuasaan etnis Muslim dan etnis Kroat, sehingga saat itu merupakan daerah perebutan kekuasaan ([[trouble spot]]). Beberapa diantaranya dilindungi oleh [[PBB]]/[[UNPROFOR]] untuk mencegah penghancuran daerah-daerah krisis tersebut.
 
Puncak ketegangan terjadi setelah pasukan Kroasia menyerang polisi Serbia di [[Knin]] (RSK) yang mengakibatkan terjadinya pertempuran. Pertempuran segera meluas di wilayah dimana terdapat penduduk Serbia yang menjadi mayoritas di wilayah Kroasia. Salah satu pertempuran antara Serbia Krajina dengan Kroasia yang paling dikenal karena banyaknya korban yang berkisar puluhan ribu orang adalah di [[Vukovar]] (suatu kota yang terletak di antara perbatasan [[Kroasia]] dengan [[Serbia]]).
Dari pandangan [[Strategi Militer]], keberadaan pabrik-pabrik bagi keperluan militer yang lebih dari 60% berada di wilayah [[Bosnia Herzegovina]] merupakan daya tarik utama akan penguasaan wilayah ini. Pada masa Tito berkuasa, dengan pertimbangan keamanan, dan perlindungan alam yang baik maka Bosnia Herzegovina dipilih untuk kedudukan wilayah [[industri militer]], karena dipandang aman dari ancaman [[Pakta Warsawa]] maupun Pakta [[NATO]]. Ditinjau dari segi etnis, bahasa dan sosial budaya, Yugoslavia sebagai negara “[[sosialis self-management]]” merupakan tujuan utama bagi ahli-ahli / para teknokrat eks Pakta Warsawa untuk keluar dari [[Uni Soviet]]. Tidak mustahil bila mereka berhasil masuk ke Yugoslavia dalam keadaan bersatu, maka Yugoslavia akan dapat menjadi negara super power di bidang pertahanan dan keamanan dikemudian hari. Dengan terpusatnya industri militer Yugoslavia berada di Bosnia Herzegovina, maka ahli-ahli tersebut dikhawatirkan akan berada di wilayah ini. Untuk mencegah hal tersebut negara-negara “Big Power” terutama dari [[Blok Barat]], tentunya menjadikan wilayah Bosnia Herzegovina sebagai wilayah kepentingannya.
Pertempuran-pertempuran yang terus berlanjut antara pihak Kroasia dan Serbia Krajina akibat tidak adanya titik-temu untuk menyelesaikan pertikaian antara kedua belah pihak semakin banyak menimbulkan korban. Keadaan tersebut telah memaksa PBB untuk menjadikan wilayah Serbia Krajina sebagai [[daerah perlindungan PBB]] (United Nations Protecting Area [[UNPA]]) sampai dicapainya penyelesaian di antara kedua belah pihak yang bertikai.
Disisi lain dengan bubarnya [[Pakta Warsawa]] maka [[Eropa]] dikhawatirkan akan kebanjiran stock senjata eks Blok Timur, yang akan bermuara pada meningkatnya organisasi senjata secara liar di Eropa dan selanjutnya akan membahayakan keamanan Eropa. Dengan adanya perang Bosnia maka aliran senjata lebih tersebut secara tidak langsung akan mengarah ke wilayah ini. Dengan menumpuknya beberapa kepentingan di wilayah Bosnia Herzegovina maka wilayah ini layak untuk disebut [[daerah rawan]] atau [[titik kritis]] bagi negara-negara di Eropa.
 
Bersamaan dengan tindakan PBB yang menjadikan wilayah Serbia Krajina sebagai UNPA pada tanggal 21 Februari 1992 PBB mengeluarkan [[resolusi]] No. 743 untuk membentuk [[UNPROFOR]] selama periode 12 bulan guna menciptakan kondisi damai dan aman dalam rangka negosiasi penyelesaian krisis di Yugoslavia. Sampai dengan akhir Maret 1992 dengan disetujuinya resolusi No. 743 tersebut PBB merencanakan untuk menempatkan 14.389 orang anggota [[UNPROFOR]] di wilayah [[UNPA]]. Tindakan PBB yang menjadikan Serbia Krajina (RSK) sebagai wilayah UNPA dan ditambah penempatan pasukan UNPROFOR dengan jumlah yang cukup besar telah meredakan situasi di wilayah tersebut. Akan tetapi kondisi tersebut di atas tidak diikuti dengan perundingan-perundingan yang tuntas antara pihak Kroasia dan Serbia Krajina hingga situasi di wilayah UNPA tetap eksplosip.
===Sanksi PBB===
 
Pada bulan Januari 1995 Pemerintah Kroasia kembali menolak perpanjangan mandat UNPROFOR sehingga akhirnya lahir mandat baru dengan nama [[UNCRO]] dengan kekuatan pasukan yang lebih kecil.
Hujan [[Resolusi]].
Pada bulan Mei 1995 pasukan Kroasia menyerang dan merebut sektor barat UNPA dan pada bulan agustus merebut sektor selatan dan utara sehingga saat itu tinggal sektor timur yang meliputi wilayah [[Slavonija timur]], [[Srem barat]] dan [[Baranja]] yang masih merupakan daerah yang dipersengketakan.
Dalam bulan Oktober 1995 telah dimulai penarikan sebagai pasukan UNCRO dari sektor selatan dan utara dan secara bertahap akan terus dikurangi.
 
=== Missi pasukan PBB di wilayah Republik Bosnia Herzegovina ===
Pada tanggal 30 Mei 1992, yakni sehari sebelum pelaksanaan Pemilu bagi Parlemen Yugoslavia yang baru (terdiri dari Republik Serbia dan Republik Montengero), Yugoslavia telah dikejutkan dan terpukul oleh keputusan [[DK PBB]] dengan resolusinya yang telah mengenakan sanksi [[embargo]] total terhadap Yugoslavia, dengan tuduhan Yugoslavia cq [[Serbia dan Montenegro]] yang paling bersalah atas terjadinya peperangan di [[Bosnia Herzegovina]], dan turut dalam peperangan yang terjadi di Bosnia Herzegovina. Lepas dari persoalan, apakah Yugoslavia betul-betul bersalah atau tidak dalam gejolak yang terjadi di Bosnia Herzegovina, yang jelas sanksi DK PBB, termasuk embargo minyak mentah, mempunyai efek yang kuat didalam aspek kehidupan negara Yugoslavia. Sejak awal terjadinya disintegrasi Yugoslavia tercatat lebih dari 30 resolusi PBB telah dikeluarkan, akan tetapi yang menonjol, dikaitkan dengan adanya blokade total ekonomi internasional terhadap Yugoslavia adalah resolusi No. 757 tentang dikenakannya [[sanksi ekonomi]] dan [[resolusi]] No 820.
Kedatangan pasukan perdamaian PBB ([[UNPROFOR]]) yang semula disetujui oleh semua pihak di wilayah Yugoslavia untuk menegakkan perdamaian di wilayah [[Krajina]], [[Slavonia]] dan [[Srem Barat]] (wilayah etnis Serbia di Republik Kroasia) dan memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang bertikai guna penyelesaian secara politis di meja perundingan akhirnya dilibatkan pula di wilayah Republik [[Bosnia Herzegovina]] akibat situasi yang buruk di wilayah tersebut. Kehadiran pasukan [[UNPROFOR]] di wilayah Bosnia Herzegovina diharapkan untuk mencegah meningkatnya konflik antar etnis di Bosnia Herzegovina.
 
Pelibatan pasukan UNPROFOR di wilayah Bosnia Herzegovina pun sesuai saran kelompok [[Masyarakat Eropa]] yang juga disetujui oleh Panglima UNPROFOR, diawali pada akhir April 1992 dengan mendatangkan sebanyak 100 orang [[pengamat militer]] di wilayah Bosnia Herzegovina. Perkembangan situasi di wilayah Bosnia Herzegovina yang terus memburuk telah memaksa kedatangan pasukan pemelihara PBB di wilayah tersebut yang
[[Resolusi DK PBB]] No. 757 tanggal 30 Mei 1992.
Pada tanggal 30 Mei 1992, DK PBB, yang diketuai oleh Dubes Austria, dalam sidang daruratnya untuk membahas situasi di Yugoslavia, telah mengeluarkan resolusi yang mengenakan sanksi total terhadap Republik Federal Yugoslavia cq Serbia dan Montenegro yang dituduh paling bertanggung-jawab dan mendorong berkobarnya perang saudara, serta dianggap melancarkan aksi agresi terhadap Bosnia Herzegovina.
Resolusi yang diprakarsai oleh [[Perancis]], [[Inggris]], [[AS]], [[Belgia]], [[Marocco]], [[Hungaria]] dan dari 15 anggota Dewan (hanya [[RRC]] dan [[Zimbabwe]] yang abstain), akhirnya mengesyahkan [[resolusi]], dan berlaku semenjak ditetapkan. Batas waktu pelaksanaannya tidak ditentukan, akan tetapi pada tanggal 22 Juni 1992, tiap-tiap negara harus melaporkan hasil pelaksanaannya, apakah Pemerintah Yugoslavia telah mengadakan perubahan sikap. Resolusi menetapkan antara lain :
 
a. Melarang setiap hubungan apapun dengan Republik Federal Yugoslavia.
b. Melarang untuk mengangkut semua jenis barang yang berasal dari Republik Federal Yugoslavia.
c. Membekukan semua dana dan uang serta uang Serbia dan Montenegro yang disimpan di luar negeri.
d. Melarang setiap [[penanaman modal]] dalam perekonomian Serbia dan Montenegro.
e. Agar mencabut [[ijin terbang]] bagi semua pesawat terbang yang datang atau menuju Yugoslavia. Terkecuali penerbangan [[humaniter]] yang ijinnya diusahakan terlebih dahulu.
f. Melarang partisipasi olahragawan Serbia dan Montenegro dipertandingan-pertandingan internasional.
g. Menghentikan semua kerjasama ilmiah, teknik dan budaya dengan Republik Federal Yugoslavia.
h. Agar jumlah anggota perwakilan Yugoslavia di luar negeri dikurangi.
 
Resolusi ini didasarkan kepada pasal 7 [[Piagam PBB]] yang mengancam untuk "mengenakan hukuman terberat kepada sesuatu negara yang telah melanggar perdamaian dan keamanan internasional", dan juga memberi wewenang "kemungkinan pelaksanaan [[intervensi militer]] sekiranya sanksi ekonomi tidak memberikan hasil yang diharapkan".
Resolusi No. 820 tanggal 18 April 1993
DK PBB kembali mengangkat suatu resolusi baru untuk peningkatan pengetatan sanksi terhadap RFY yang akan berlaku mulai tanggal 26 April 1993 jika pihak Serbia Bosnia Herzegovina tidak menanda-tangani paket perdamaian sesuai konsep "[[Vance - Owen]]". Pengangkatan resolusi baru tersebut dilakukan setelah melalui suatu perdebatan sengit diantara para anggota DK PBB. Dalam pemungutan suara untuk pengangkatan resolusi tersebut 13 suara menyetujui sementara 2 suara abstain ([[Russia]] dan [[China]]). Sebelum dilakukan pemungutan suara, wakil delegasi [[Russia]], [[Brazilia]], [[Cape Verde]], [[Spanyol]], [[New Zealand]] dan [[Jibuouti]] telah meminta suatu sidang darurat, sementara Duta Besar Inggris, AS, Venezuela, China, Jepang dan Hungaria mempertegas sikapnya setelah dilakukan pemungutan suara. Pengangkatan resolusi itu sebagai akibat pihak Serbia Bosnia Herzegovina telah mengabaikan seruan-seruan masyarakat internasional. Jika paket perdamaian yang diusulkan oleh Vance-Owen tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka secara perlahan-lahan keputusan-keputusan terhadap sanksi RFY akan di revisi. Pada prinsipnya pengetatan sanksi tersebut adalah peningkatan sanksi-sanksi yang telah diberlakukan, yaitu pengetatan melalui darat, laut dan udara.
 
Sikap Yugoslavia.
Pimpinan RF Yugoslavia berpendapat bahwa penyebab utama krisis Yugoslavia adalah kegiatan-kegiatan destruktip dari negara-negara besar, yang berhasil melemahkan negara nya dengan cara menghancurkan dari dalam dan mengorganisir kekuatan-kekuatan [[secessionist]] dalam negeri, dengan tujuan untuk merealisasi kepentingan globalnya. Yugoslavia mengemukakan bahwa satu-satunya jalan untuk memecahkan krisis di wilayah eks Yugoslavia, adalah melalui perundingan, disamping tetap menghormati kepentingan dan hak legitimitas dari ketiga suku-bangsa itu di [[Bosnia]]. Cara pemecahan dengan paksa dari luar, dan dengan menggunakan ultimatum sulit untuk diterima oleh Yugoslavia. Sanksi yang keras dan dipandang tidak adil terhadap Yugoslavia, bertujuan untuk memaksa Yugoslavia mengikuti kebijaksanaan Eropa pada umumnya.
Sanksi DK-PBB yang dijatuhkan kepada Yugoslavia pada tanggal 30 Mei 1992 oleh kalangan politisi Yugoslavia dinilai sebagai sanksi yang paling berat, yakni [[blokade ekonomi]] secara total, termasuk [[sanksi sosial budaya]] dan olahraga. Walaupun demikian posisi Yugoslavia (baru) masih cukup dianggap sebagai faktor penentu, pada proses perdamaian di kawasan ini. Secara resmi Yugoslavia sebenarnya pada waktu itu masih anggota PBB, akan tetapi dilarang hadir pada SU-PBB serta organisasi-organisasi internasional lainnya, seperti [[UNESCO]], KKKE ([[CSCE]]). Bahkan akhirnya Yugoslavia juga disuspensi dari setiap kegiatan [[GNB]].
RF Yugoslavia (Yugoslavia baru) yang merupakan "sisa Yugoslavia lama", menyatakan diri sebagai pewaris Yugoslavia lama, secara [[de facto]] diakui sebagai salah satu faktor utama yang dapat memainkan peranan penting, dalam proses perundingan-perundingan tentang penyelesaian krisis di wilayah eks Yugoslavia.
 
===Kehadiran Pasukan PBB===
 
Keterlibatan [[PBB]] dalam upaya mengakhiri krisis di wilayah [[Yugoslavia]] dimulai pada awal Januari 1992 setelah upaya [[Masyarakat Eropa]] secara regional tidak membawa hasil perdamaian di wilayah Yugoslavia, bahkan situasi cenderung semakin memburuk. Sejak saat itu masalah yang terjadi di wilayah Yugoslavia telah menjadi masalah PBB, baik secara politis maupun militer. Secara politis PBB turut mensponsori perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh masyarakat internasional sedangkan dalam bidang militer PBB mengirimkan pasukan-pasukannya yang tergabung dalam [[UNPROFOR]] untuk memelihara perdamaian ataupun mencegah meluas konflik di wilayah Yugoslavia khususnya di wilayah [[Kroasia]], [[Bosnia Herzegovina]] dan [[Makedonia]].
Namun perjalanan tugas [[UNPROFOR]] di Yugoslavia tidak berjalan dengan mulus, bahkan menghadapi tantangan yang sangat berat dan kehadirannya tidak dikehendaki oleh pihak yang bertikai. Pemerintah Kroasia bahkan beberapa kali menolak perpanjangan mandat UNPROFOR sehinga akhirnya pada tahun 1995 mandat [[UNPPROFOR]] di ubah sehinga melahirkan [[UNPF]] (United Nation Peace Force) sebagai organisasi induk berkedudukan di [[Zagreb]] dengan organisasi pelaksana [[UNCRO]] (United Nation Confidence Restoration Operation) di [[Kroasia]], [[UNPROFOR]] (United Nation Protection Forces) di [[Bosnia Hecegovina]] dan [[UNPREDEP]] ( United Preventive Deployment Force) di [[FYROM]] ([[Macedonia]]).
 
Missi pasukan PBB di wilayah [[Serbia Krajina]] sebagai daerah perlindungan PBB ([[UNPA]]).
 
Keberhasilan Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia secara paksa ternyata belum menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara tersebut. Etnis [[Serbia Krajina]] yang merupakan mayoritas di wilayah [[Krajina]] dan masih didalam perbatasan administratip Republik Kroasia, menolak pemisahan diri Kroasia dari Yugoslavia dan selanjutnya membentuk suatu pemerintahan sendiri diluar kekuasaan Kroasia melalui kemerdekaannya yang diproklamirkan pada Desember 1991. Tindakan etnis Serbia di Kroasia tersebut dilakukan setelah pihak Kroasia menolak keinginan Serbia Krajina untuk tetap bergabung dengan Yugoslavia karena dinilai melanggar konstitusional Kroasia. Pernyataan kemerdekaan Serbia Krajina yang membentuk negara berdiri sendiri semakin meningkatkan ketegangan diantara pihak Kroasia dengan Serbia Krajina. Puncak ketegangan terjadi setelah pasukan Kroasia menyerang polisi Serbia di [[Knin]] (RSK) yang mengakibatkan terjadinya pertempuran. Pertempuran segera meluas di wilayah dimana terdapat penduduk Serbia yang menjadi mayoritas di wilayah Kroasia. Salah satu pertempuran antara Serbia Krajina dengan Kroasia yang paling dikenal karena banyaknya korban yang berkisar puluhan ribu orang adalah di [[Vukovar]] (suatu kota yang terletak diantara perbatasan [[Kroasia]] dengan [[Serbia]]).
Pertempuran-pertempuran yang terus berlanjut antara pihak Kroasia dan Serbia Krajina akibat tidak adanya titik-temu untuk menyelesaikan pertikaian antara kedua belah pihak semakin banyak menimbulkan korban. Keadaan tersebut telah memaksa PBB untuk menjadikan wilayah Serbia Krajina sebagai [[daerah perlindungan PBB]] (United Nations Protecting Area [[UNPA]]) sampai dicapainya penyelesaian diantara kedua belah pihak yang bertikai.
Bersamaan dengan tindakan PBB yang menjadikan wilayah Serbia Krajina sebagai UNPA pada tanggal 21 Februari 1992 PBB mengeluarkan [[resolusi]] No. 743 untuk membentuk [[UNPROFOR]] selama periode 12 bulan guna menciptakan kondisi damai dan aman dalam rangka negosiasi penyelesaian krisis di Yugoslavia. Sampai dengan akhir Maret 1992 dengan disetujuinya resolusi No. 743 tersebut PBB merencanakan untuk menempatkan 14.389 orang anggota [[UNPROFOR]] di wilayah [[UNPA]]. Tindakan PBB yang menjadikan Serbia Krajina (RSK) sebagai wilayah UNPA dan ditambah penempatan pasukan UNPROFOR dengan jumlah yang cukup besar telah meredakan situasi di wilayah tersebut. Akan tetapi kondisi tersebut diatas tidak diikuti dengan perundingan-perundingan yang tuntas antara pihak Kroasia dan Serbia Krajina hingga situasi di wilayah UNPA tetap eksplosip.
 
Pada bulan Januari 1995 Pemerintah Kroasia kembali menolak perpanjangan mandat UNPROFOR sehinga akhirnya lahir mandat baru dengan nama [[UNCRO]] dengan kekuatan pasukan yang lebih kecil.
Pada bulan Mei 1995 pasukan Kroasia menyerang dan merebut sektor barat UNPA dan pada bulan agustus merebut sektor selatan dan utara sehinga saat itu tinggal sektor timur yang meliputi wilayah [[Slavonija timur]], [[Srem barat]] dan [[Baranja]] yang masih merupakan daerah yang dipersengketakan.
Dalam bulan Oktober 1005 telah dimulai penarikan sebagai pasukan UNCRO dari sektor selatan dan utara dan secara bertahap akan terus dikurangi.
 
Missi pasukan PBB di wilayah Republik [Bosnia Herzegovina].
Kedatangan pasukan perdamaian PBB ([[UNPROFOR]]) yang semula disetujui oleh semua pihak di wilayah Yugoslavia untuk menegakkan perdamaian di wilayah [[Krajina]], [[Slavonia]] dan [[Srem Barat]] (wilayah etnis Serbia di Republik Kroasia) dan memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang bertikai guna penyelesaian secara politis di meja perundingan akhirnya dilibatkan pula di wilayah Republik [[Bosnia Herzegovina]] akibat situasi yang buruk di wilayah tersebut. Kehadiran pasukan [[UNPROFOR]] di wilayah Bosnia Herzegovina diharapkan untuk mencegah meningkatnya konflik antar etnis di Bosnia Herzegovina.
 
Pelibatan pasukan UNPROFOR di wilayah Bosnia Herzegovina pun sesuai saran kelompok [[Masyarakat Eropa]] yang juga disetujui oleh Panglima UNPROFOR, diawali pada akhir April 1992 dengan mendatangkan sebanyak 100 orang [[pengamat militer]] di wilayah Bosnia Herzegovina. Perkembangan situasi di wilayah Bosnia Herzegovina yang terus memburuk telah memaksa kedatangan pasukan pemelihara PBB di wilayah tersebut yang
pada bulan September 1995 telah mencapai lebih kurang 30.953 orang khusus di wilayah [[Bosnia Herzegovina]].
Dengan berubahnya mandat [[UPROFOR]] menjadi [[UNPPF]], nama pasukan perdamaian yang bertugas di Bosnia Hecegovina tidak mengalani perubahan yaitu tetap mengunakanmenggunakan nama [[UNROFOR]].
Kekuatan dan disposisi UNPROFOR di wilayah Yugoslavia:
 
Dalam sejarah penugasan pasukan PBB selama ini maka missi PBB di wilayah Yugoslavia merupakan yang terbesar baik dalam pengeluaran resolusi, pengerahan kekuatan personil, perlengkapan militer maupun jumlah korban yang timbul. Semenjak mulai timbulnya krisis di wilayah Yugoslavia PBB telah mengeluarkan tidak kurang 50 [[resolusi]] mengenai krisis yang terjadi di wilayah Yugoslavia terutama yang menyangkut masalah Bosnia Herzegovina. Sementara itu jumlah pasukan PBB yang bertugas di wilayah Yugoslavia menurut data-data terakhir adalah sebanyak 50.774 orang yang berasal dari berbagai negara. Sebanyak 44.991 orang dari jumlah tersebut diatas adalah pasukan, 652 orang pengamat militer, 466 orang polisi sipil dan 4.665 orang petugas sipil. Dalam pelaksanaan missinya di wilayah Yugoslavia pasukan PBB ditempatkan diberbagai sektor di wilayah Yugoslavia. Lihat [[Disposisi Pasukan PBB di Yugoslavia]]
 
===Upaya Damai===
Dalam penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah [[Yugoslavia]] khususnya di wilayah [[Bosnia Herzegovina]] telah diupayakan usaha-usaha perdamaian yang disponsori oleh [[Masyarakat Eropa]] melalui Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia yang akhirnya diambil-alih oleh [[PBB]]. Upaya-upaya perdamaian yang ditempuh ternyata sulit untuk berhasil menyelesaikan krisis di Bosnia Herzegovina karena tidak dapat memenuhi kepentingan ketiga pihak yang bertikai ataupun memberatkan salah satu Faksi. Mengamati penyelesaian krisis di [[Bosnia Herzegovina]] melalui perundingan-perundingan internasional selama ini seringkali konsep-konsep penyelesaian krisis di Bosnia Herzegovina tidak berasal dari Faksi-Faksi yang bertikai akan tetapi dari pihak luar (masyarakat internasional) yang sudah barang tentu belum cocok untuk diterapkan untuk mengatasi krisis di Bosnia Herzegovina. Dan konsep-konsep tersebut nampak dipaksakan untuk diterima oleh semua pihak sehingga turut mempengaruhi usaha-usaha damai.
 
Fakta singkat upaya damai krisis Yugoslavia.
 
a. Perundingan Sarajevo. Pada tanggal 17 Maret 1992 dilaksanakan pertemuan yang kelima kalinya antara tokoh-tokoh partai/etnis Bosnia Herzegovina (Muslim, Kroasia dan Serbia) yang disponsori oleh [[Masyarakat Eropa]] dibawah diplomat [[Portugal]], [[Hose Cutleri]], yang menyarankan adanya [[kantonisasi]]. Bosnia Herzegovina akan menjadi negara yang terdiri dari 3 unit etnik dan tetap berada didalam batas wilayah yang ada sekarang. Usul ditolak oleh Presiden Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]] yang mengakibatkan tidak tercapainya kesepakatan dalam perundingan tersebut.
 
b. [[Perundingan Lissabon]]. Pada tanggal 27 Mei 1992, Konferensi Internasional yang pertama tentang Yugoslavia yang diorganisir oleh Masyarakat Eropa dilaksanakan di [[Lissabon]] sebagai lanjutan dari perundingan [[Sarajevo]]. Dalam perundingan damai tersebut ketiga pihak yang bertikai telah menyetujui bahwa Republik [[Bosnia Herzegovina]] akan menjadi negara yang terdiri dari 3 unit etnis dan tetap dalam batas wilayah yang ada sekarang.
Menurut gagasan tersebut maka Republik Bosnia Herzegovina akan dibentuk sebagai [[Konfederasi]] yang terdiri dari "kanton-kanton". Akan tetapi perundingan Lissabon tidak berhasil menghentikan krisis di Bosnia Herzegovina akibat sikap pihak Muslim Bosnia Herzegovina yang meninggalkan sidang karena adanya kejadian di [[Sarajevo]] dimana terjadi ledakan bom yang menewaskan puluhan penduduk dan pihak Serbia Bosnia Herzegovina dituduh sebagai pelaku peledakan tersebut. Pihak Muslim Bosnia Herzegovina tidak mau melanjutkan sidang dan perundingan pun dianggap gagal.
 
c. [[Perundingan Beograd]]. Pada tanggal 19 Juni 1992, perundingan damai mengenai Bosnia Herzegovina dilaksanakan di [[Beograd]] dengan mediator [[Lord Carrington]] maupun Menlu [[Portugis]], [[Jono de Pinjora]]. Tidak terdapat titik-temu antara pihak-pihak yang bertikai mengenai pengakhiran krisis di [[Bosnia Herzegovina]].
 
d. [[Perundingan Sarajevo]]. Pada tanggal 22 Juni 1992 berlangsung perundingan Presiden Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]], dengan Kepala Staf [[UNPROFOR]] wilayah Yugoslavia, [[Letjen Lewis McKeuzic]], dalam rangka membicarakan penyelesaian perang. Tidak terdapat hasil konkrit dari pertemuan tersebut karena terjadi ledakan di [[Sarajevo]] yang mengakibatkan 8 orang penduduk tewas dan 35 orang luka-luka.
 
e. [[Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia di London]]. Pada tanggal 26 - 28 Agustus 1992 Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia dilaksanakan di [[London]] yang diprakarsai oleh Presiden [[Perancis]] dan dipimpin oleh Menlu [[Inggris]], [[Douglas Hurd]] dan Sekjen PBB. Konperensi diselenggarakan guna mencari formula damai atas krisis yang terjadi di wilayah [[Yugoslavia]] sekaligus membawa pihak-pihak yang bertikai ke meja perundingan. Hasil-hasil pertemuan ternyata belum dapat menghentikan konflik di [[Bosnia Herzegovina]] karena perlu pertemuan-pertemuan yang lebih lanjut guna mencapai hal-hal yang konkrit.
 
f. [[Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia di Jenewa]].
1) Pada tanggal 5 Nopember 1992, dilaksanakan perundingan diantara ketiga kelompok pihak yang bertikai di [[Jenewa]] untuk menyusun Undang-Undang Republik Bosnia Herzegovina. Pihak Muslim Bosnia Herzegovina mendesak diberlakukannya regionalisasi
Bosnia Herzegovina tanpa berdasarkan etnis tetapi berdasarkan prinsip geografis. Pihak Serbia Bosnia Herzegovina yang didukung oleh Kroasia Bosnia Herzegovina mendesak konsep pembagian wilayah Bosnia Herzegovina berdasarkan 3 kanton etnis.
2) Pada tanggal 9 Desember 1992, dilaksanakan perundingan diantara pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina di [[Jenewa]]. Dalam perundingan tersebut pihak Serbia Bosnia Herzegovina mengusulkan dasar pembuatan peta baru berdasarkan [[persetujuan Lissabon]] yaitu membagi wilayah Bosnia Herzegovina kedalam 3 Propinsi etnis. Pihak Kroasia mengusulkan pembagian wilayah Bosnia Herzegovina tidak mengajukan usul mengenai pembagian wilayah Bosnia Herzegovina.
3) Pada tanggal 3 dan 4 Januari 1993, para wakil dari 3 pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina mengadakan perundingan paripurna untuk yang pertama kalinya di [[Jenewa]]. Ketua Bersama Konperensi, [[Lord Owen]] dan [[Vance]] mengusulkan suatu peta yang membagi Bosnia Herzegovina terdiri atas 10 propinsi dimana masing-masing mempunyai wewenang yang luas dibandingkan dengan pemerintah pusat. Bosnia Herzegovina akan merupakan negara [[desentralisasi]] dengan pemerintahan yang kuat di 10 propinsi yang bukan berdasarkan etnis akan tetapi berdasarkan prinsip geografis, historis dan komunikasi.
4) Pada tanggal 30 Januari 1994, pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina menanda-tangani prinsip-prinsip konstitusi Bosnia Herzegovina mengenai kelanjutan negara Bosnia Herzegovina di [[Jenewa]]. Selain hal tersebut juga ditanda-tangani persetujuan damai sementara persetujuan peta hanya ditanda-tangani oleh pihak Kroasia Bosnia Herzegovina. Ketidak-sepakatan dalam pertemuan tersebut telah mengakibatkan dipindahkannya perundingan ke Markas PBB di [[New York]].
 
g. [[Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia di New York]].
1) Pada tanggal 5 Februari 1993, Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia diselenggarakan di Markas PBB [[New York]] sebagai lanjutan dari konperensi [[Jenewa]]. Topik pembicaraan dalam perundingan tersebut adalah mengenai usulan pembagian wilayah Bosnia Herzegovina kedalam 10 propinsi. Tidak terdapat kesepakatan mengenai pembagian peta Bosnia Herzegovina diantara pihak-pihak yang bertikai.
2)Pada tanggal 5 Maret 1993, perundingan babak kedua penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina antara pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina dilaksanakan di [[New York]]. Pihak Muslim Bosnia Herzegovina maupun Serbia Bosnia Herzegovina menolak menanda-tangani dokumen peta pembagian Bosnia Herzegovina kedalam 10 propinsi. Pihak Serbia Bosnia Herzegovina menolak konsep pembagian peta wilayah Bosnia Herzegovina menjadi 10 propinsi karena akan mengurangi wilayahnya sebesar 20%. Sedangkan pihak Muslim Bosnia Herzegovina menghendaki wilayah yang lebih luas dan menghendaki adanya hubungan-hubungan antara wilayah-wilayah Muslim Bosnia Herzegovina.
3) Pada tanggal 18 sampai dengan 25 Maret 1993, ronde ketiga perundingan penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina dilaksanakan di [[New York]]. Dalam perundingan tersebut Paket Perdamaian sesuai usulan Cyrus Vance dan Lord Owen ditanda-tangani oleh pihak Muslim Bosnia Herzegovina, sementara pihak Serbia Bosnia Herzegovina menolak menanda-tangani paket perdamaian tersebut. Paket perdamaian yang sama sudah ditanda-tangani oleh pihak Kroasia Bosnia Herzegovina pada awal Januari 1993 di [[Jenewa]].
 
h. [[Perundingan Jenewa]] mengenai penyelesaian krisis Kroasia dan [[Serbia Krajina]] (RSK). Pada tanggal 7 April 1993, Kroasia dan RSK telah menanda-tangani suatu persetujuan gencatan senjata dalam perundingan yang dilangsungkan di Jenewa akan tetapi persetujuan tersebut akan dapat dilaksanakan jika Parlemen RSK dalam sidangnya tanggal 10 April 1993 meratifikasi persetujuan tersebut. Persetujuan gencatan senjata itu merupakan penghentian seluruh operasi militer [[Kroasia]] di wilayah RSK yang menjadi wilayah [[UNPA]] dan penarikan pasukan Kroasia ke posisi sebelum Kroasia melancarkan serbuannya ke wilayah tersebut. Dalam waktu yang samapersetujuan itu juga meminta penempatan senjata-senjata berat RSK dibawah pengawasan pasukan [[UNPROFOR]].
 
i. [[Konperensi Athena]] tentang pengakhiran krisis di wilayah Bosnia Herzegovina. Pada tanggal 1 - 2 Mei 1993, sidang paripurna tentang pengakhiran krisis di wilayah Bosnia Herzegovina diselenggarakan. Dalam konperensi tersebut hadir ketiga pemimpin bangsa Bosnia Herzegovina, Presiden RFY, Presiden Kroasia, Ketua [[Konperensi Jenewa]] dan Utusan Khusus AS maupun Russia. Dalam konperensi tersebut akhirnya pihak Serbia Bosnia Herzegovina menanda-tangani paket perdamaian "[[Vance-Owen]]" namun dengan syarat perlu pengesyahan melalui sidang Parlemen Serbia yang akan dilaksanakan tanggal 5 Mei 1993. Baik sidang Parlemen Serbia Bosnia Herzegovina maupun referendum yang dilaksanakan oleh rakyat Serbia Bosnia Herzegovina ternyata menolak apa yang disebut paket perdamaian "Vance-Owen" tersebut diatas.
 
j. [[Pertemuan puncak di Jenewa]] guna mengakhiri krisis Bosnia Herzegovina. Pada tanggal 16 Juni 1993, para pemimpin dari negara [[Republik Serbia]], [[Republik Kroasia]], [[Republik Montenegro]] dan Pemimpin Faksi [[Muslim Bosnia Herzegovina]], Pemimpin Faksi [[Serbia Bosnia Herzegovina]] serta mediator internasional mengenai Yugoslavia, [[Lord Owen]] dan [[Thorvald Stoltenbrg]], mengadakan suatu pertemuan di [[Jenewa]] guna membicarakan situasi yang terjadi di Bosnia Herzegovina yang dilanda perang saudara, agama dan etnis antara ketiga bangsa (Muslim, Serbia dan Kroasia) selama ini. Dalam akhir pertemuan tersebut dicapai suatu kesepakatan prinsip bahwa melalui politik dan perdamaian seyogianya digunakan untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di wilayah [[Yugoslavia]], khususnya untuk mengakhiri perang di Bosnia Herzegovina. Pertemuan tersebut diwarnai oleh sikap Pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina yang meninggalkan sidang sebelum berakhir dengan alasan memburuknya situasi di wilayah Gorazde (salah satu wilayah kantong Muslim yang merupakan "Safe Area" PBB).
 
k. Perundingan [[Kroasia]] dengan [[Serbia Krajina]] di [[Jenewa]]. Pada tanggal 6 - 8 Juli 1993, dilaksanakan perundingan normalisasi hubungan antara Kroasia dan Serbia Krajina (RSK) di [[Jenewa]]. Dalam perundingan tersebut tidak tercapai kesepakatan atas suatu draft implementasi resolusi DK PBB No. 802 karena masing-masing pihak tetap mempertahankan pendiriannya.
 
l. Konperensi Internasional Yugoslavia di Jenewa.
1) Pada tanggal 29 - 30 Juli 1993 perundingan penyelesaian krisis Bosnia Herzegovina dilaksanakan di Jenewa diantara pihak-pihak yang bertikai. Dalam perundingan tersebut Ketua Bersama Konperensi, [[David Owen]] dan [[Thorvald Stoltenberg]] mengusulkan konsep baru tentang konstitusi Republik Bosnia Herzegovina dimasa yang akan datang dengan bentuk "Uni dari United Republik-Republik Bosnia Herzegovina". Konsep baru tersebut merupakan kombinasi dari usulan pihak-pihak Serbia Bosnia Herzegovina - Kroasia Bosnia Herzegovina yaitu pembagian Bosnia Herzegovina kedalam 3 negara etnis (suatu bentuk Konfederasi).
 
Para wakil yang bertikai secara prinsip menerima tentang persetujuan tersebut. 2)Pada tanggal 4 Agustus 1993, perundingan damai mengenai krisis di wilayah Bosnia Herzegovina kembali dilanjutkan di Markas PBB, [[Jenewa]], tanpa keikut-sertaan pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]], yang meminta dihentikannya ofensip terhadap kota Sarajevo oleh pasukan Serbia Bosnia Herzegovina. Perundingan tersebut dihadiri oleh para [[mediator]], Presiden [[Slobodan Milosevic]] (Serbia), Presiden [[Tudjman]] (Kroasia), Presiden [[Bulatovic]] (Montenegro) dan wakil-wakil dari Faksi Muslim, Faksi Kroasia. Pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, Alija Izetbegovic, menolak kembali ke perundingan sebelum pasukan Serbia Bosnia Herzegovina ditarik dari Bjelasnica dan Bukit [[Igman]] (dekat [[Sarajevo]]).
3) Pada tanggal 9 Agustus 1993, lanjutan perundingan [[Jenewa]] dalam rangka penyelesaian krisis di wilayah Bosnia Herzegovina, Ketua Bersama Konperensi Internasional, [[Lord Owen]] dan [[Thorvald Stoltenberg]], mengadakan pembicaraan bilateral dengan Pimpinan-Pimpinan Faksi yang bertikai di wilayah Bosnia Herzegovina. Pertemuan tersebut dimaksudkan apakah kondisi-kondisi untuk suatu pertemuan bersama diantara ketiga para Pemimpin Faksi di [[Bosnia Herzegovina]] dapat dilaksanakan. Konsultasi bilateral berakhir dengan persetujuan akan dilanjutkan kembali pada esok harinya.
4) Pada tanggal 17 Agustus 1993 dilaksanakan lanjutan perundingan damai mengenai Bosnia Herzegovina di [[Jenewa]] dengan hasil dicapai kesepakatan mengenai kota [[Sarajevo]] dibawah pemerintahan PBB serta disepakatinya suatu rencana perjanjian yang mengatur tentang Konstitusi Uni Republik-Republik, masalah-masalah peta militer Bosnia Herzegovina dan lain-lain. Rencana perjanjian yang disepakati oleh wakil-wakil ketiga Faksi tersebut akan disyahkan oleh masing-masing Parlemen ketiga Faksi dalam jangka waktu 10 hari.
Pada tanggal 30 Agustus 1993 setelah Parlemen masing-masing mengesyahkan rencana perjanjian direncanakan akan dilanjutkan di Jenewa untuk penanda-tanganan rencana perjanjian tersebut. Akan tetapi Parlemen pihak Muslim Bosnia Herzegovina menolak rencana perjanjian tersebut.
 
5) Pada tanggal 14 September 1993, dilaksanakan perundingan antara Presiden Kroasia, [[Franjo Tudjman]], sebagai wakil Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina dan Pemimpin Muslim Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]], di [[Jenewa]] dengan hasil penanda-tanganan suatu [[deklarasi bersama]] mengenai penghentian seluruh permusuhan dan konflik bersenjata diantara pasukan Muslim Bosnia Herzegovina dengan pasukan Kroasia Bosnia Herzegovina dimana persetujuan tersebut akan efektip berlaku tanggal 18 September 1993. Dalam persetujuan yang ditanda-tangani tersebut juga mencakup penutupan dan penyerahan semua tawanan-tawanan tanpa bersyarat di kedua belah pihak yang dilaksanakan paling lambat tanggal 21 September 1993 dan juga penciptaan kondisi-kondisi untuk kegiatan gerakan humanitair.
6) Pada tanggal 28 Nopember 1993, Konperensi tentang Yugoslavia atas inisiatip Eropa diselenggarakan di [[Jenewa]], dihadiri oleh 12 Menlu yang tergabung dalam EU/EC, pimpinan konperensi perdamaian [[Lord Owen]] dan [[Thorvald Stoltenberg]], ketiga pimpinan etnbis di Bosnia, Presiden Serbia, Presiden Montenegro, Presiden Kroasia, utusan khusus USA dan Rusia, Pengamat dari Canada, Wakil dari UNPROFOR, ICRC, UNHCR, untuk membicarakan masalah Bosnia terutama pada kegiatan internasional untuk membantu rakyat Bosnia dalam menghadapi musim dingin ini. Pertemuan tersebut membicarakan 3 topic pokok masalah yaitu pengiriman bantuan kemanusiaan, upaya damai atas usulan Menlu [[Perancis]] - [[Jerman]] ([[Alain Juppe]] dan [[Klaus Kinkel]]) serta masalah [[Krajina]] (RSK).
Hasil pertemuan adalah disetujuinya oleh ketiga Faksi yang bertikai untuk memberikan jaminan keselamatan pada bantuan kemanusiaan yang akan melewati wilayah tiga Faksi yang bertikai. Sedangkan usulan Faksi Muslim untuk mendapat tambahan teritory dalam rangka mencapai upaya damai yang telah dilakukan pada bulan September 1993 yang lalu, tidak dicapai kesepakatan.
7) Pada tanggal 3 Desember 1993 lanjutan perundingan damai Bosnia Herzegovina di [[Jenewa]] menghasilkan persetujuan Faksi Serbia dan Faksi Kroasia yang memberikan konsesi teritorial terhadap Faksi Muslim Bosnia Herzegovina.
8) Pada tanggal 21 Desember 1993 putaran baru perundingan [[Jenewa]] dimulai. Dalam pertemuan tersebut hadir Presiden Serbia, Presiden Montenegro, Presiden Kroasia dan ketiga pemimpin Faksi yang bertikai di Bosnia Herzegovina. Dalam perundingan tersebut dibicarakan konsesi teritorial yang diminta oleh pihak Muslim Bosnia Herzegovina. Delegasi-delegasi dari pihak Serbia dan Kroasia mencapai kesepakatan mengenai konsesi teritorial kepada pihak Muslim Bosnia Herzegovina sehingga pihak Muslim Bosnia Herzegovina mendapatkan wilayah Bosnia Herzegovina 33,3 persen.
9) Pada tanggal 18 dan 19 Januari 1994, lanjutan perundingan Jenewa dilaksanakan. Putaran perundingan damai selama 2 hari mengenai krisis Bosnia Herzegovina tersebut telah berakhir dengan kegagalan. Perbedaan-perbedaan yang tetap ada diantara pihak-pihak yang bertikai berkaitan dengan peta pembagian wilayah Bosnia Herzegovina merupakan hambatan yang tidak dapat diatasi. Sebagai lanjutan perundingan tersebut masing-masing pihak menyetujui untuk melakukan perundingan lagi pada tanggal 10 Februari 1994 di Jenewa.
10) Pada tanggal 27 Januari 1994 dilaksanakan pertemuan diantara delegasi-delegasi RFY dan Republik Kroasia di [[Jenewa]]. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa wakil RFY akan mengunjungi [[Zagreb]] pada tanggal 12 Februari 1994 dalam rangka sidang pertama dari Komisi Bersama untuk menemukan orang-orang yang hilang serta guna membicarakan issu humaniter lainnya. Patut diketahui pada tanggal 19 Januari 1994 Pimpinan RFY dan Kroasia telah menanda-tangani deklarasi bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hubungan kedua negara.
 
m. Konperensi Internasional Yugoslavia di [[Brussel]].
Pada tanggal 23 Desember 1993 lanjutan perundingan [[Jenewa]] dilaksanakan di Brussel. Pertemuan tersebut berakhir tanpa menanda-tangani suatu persetujuan damai. Konsesi teritorial yang diberikan oleh Serbia dan Kroasia telah ditolak oleh Muslim Bosnia Herzegovina dengan alasan kualitas dari pembagian wilayah tersebut tidak memuaskan pihak Muslim Bosnia Herzegovina. Lanjutan perundingan dijadwalkan pada tanggal 15 Januari 1994 di Jenewa.
11) Pada tangal 8 Sepptember 1995 pertemuan tingkat menlu negara negara Bosnia, Kroasia dan Yugoslavia di [[Jenewa]] dan berhasil dicapai persetujuan mengenai susunan negara Bosnia Herzegovina yang terdiri dari dua entitas yakni Federasi Muslim-Kroat dan Republika Serpska.
 
n. Perundingan damai Bosnia Herzegovina di [[Washington]].
1) Pada tanggal 1 Maret 1994, Faksi Muslim Bosnia Herzegovina dan Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina serta Republik Kroasia atas inisiatip Washington menanda-tangani persetujuan pembentukan suatu [[Federasi]] dari 2 bangsa konstitutip di Bosnia Herzegovina dan selanjutnya diharapkan akan dapat membentuk [[Konfederasi]] dengan Republik Kroasia. Penanda-tanganan persetujuan yang disponsori oleh AS tersebut dilakukan oleh Menlu Republik Kroasia, [[Mate Granic]], PM Muslim Bosnia Herzegovina, [[Haris Silajdzic]], dan pemimpin Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina, [[Kresimir Zubak]], yang dihadiri oleh Menlu AS, [[Warren Christoper]]. Persetujuan tersebut menetapkan tanggal 15 Maret 1994 sebagai batas waktu untuk formulasi suatu draft konstitusi dari negara baru dan menjadi landasan Konfederasi dengan Republik Kroasia.
2)Pada tanggal 18 Maret 1994, di Washington telah ditanda-tangani oleh Muslim Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina persetujuan tentang pembentukan [[Federasi Muslim - Kroasia]] di Bosnia Herzegovina dan penentuan prinsip-prinsip tentang pembentukan Konfederasi antara Federasi Muslim Bosnia - Republik Kroasia. Persetujuan tentang Federasi ditanda-tangani oleh [[Haris Slajdzic]], PM Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, dan [[Kresimir Zubak]] Pemimpin Kroasia Bosnia Herzegovina, sedang prinsip-prinsip tentang Konfederasi ditanda-tangani oleh Presiden Republik Kroasia, [[Franjo Tudjman]], dan Pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]].
Penanda-tanganan persetujuan itu dihadiri pula oleh Presiden [[AS]], [[Bill Clinton]], para Menlu [[Troika]] (Menlu [[Yunani]] [[Karolos Papoulias]], Menlu [[Belgia]], [[Willy Claes]], dan Menlu [[Jerman]] [[Klaus Kinkel]]), utusan khusus Presiden [[Russia]], [[Vitaly Churkin]], mediator [[EU]] dan [[PBB]] untuk bekas RFSY, [[Lord Owen]] dan [[Thorvald Stoltenberg]].
3) Pada tangal 28 September 1995, persetujuan Konstitusi Bosnia Herzegovina dicapai melalui Perundingan para menlu negara-negara Yugoslavia, Bosnia dan Kroasia di New York.
 
o. Perundingan damai Bosnia Herzegovina di [[Wina]] - [[Austria]].
Pada tanggal 5 - 14 Maret 1994 dilaksanakan perundingan antara delegasi Muslim Bosnia Herzegovina dengan Kroasia Bosnia Herzegovina di Kedubes AS di [[Wina]]. Dalam perundingan intensip selama 10 hari tersebut wakil Faksi Muslim Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina telah menyelesaikan suatu konsep Konstitusi Federasi Muslim - Kroasia dimasa yang akan datang. Konsep Konstitusi yang terdiri dari 52 halaman tersebut akan ditanda-tangani di Washington oleh Presiden Kroasia, [[Franjo Tudjman]], Pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, [[Alija Izetbegovic]], dan Pemimpin Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina, [[Kresimir Zerbak]], sebelum konsep Konstitusi tersebut diumumkan harus diratifikasi oleh suatu Majelis Penduduk Muslim - Kroasia. Sesuai konsep Konstitusi tersebut Federasi akan mempunyai suatu Parlemen Bicameral yang terdiri dari suatu Kamar Perwakilan dan Kamar bangsa-Bangsa. Kamar Perwakilan akan didominasi oleh etnis Muslim Bosnia Herzegovina sebagaimana yang memiliki jumlah penduduk lebih besar sementara Kamar Bangsa-Bangsa akan terdapat wakil Muslim dan Kroasia yang sama.
 
Dalam sejarah penugasan pasukan PBB selama ini maka missi PBB di wilayah Yugoslavia merupakan yang terbesar baik dalam pengeluaran resolusi, pengerahan kekuatan personel, perlengkapan militer maupun jumlah korban yang timbul. Semenjak mulai timbulnya krisis di wilayah Yugoslavia PBB telah mengeluarkan tidak kurang 50 [[resolusi]] mengenai krisis yang terjadi di wilayah Yugoslavia terutama yang menyangkut masalah Bosnia Herzegovina. Sementara itu jumlah pasukan PBB yang bertugas di wilayah Yugoslavia menurut data-data terakhir adalah sebanyak 50.774 orang yang berasal dari berbagai negara. Sebanyak 44.991 orang dari jumlah tersebut di atas adalah pasukan, 652 orang pengamat militer, 466 orang polisi sipil dan 4.665 orang petugas sipil. Dalam pelaksanaan missinya di wilayah Yugoslavia pasukan PBB ditempatkan diberbagai sektor di wilayah Yugoslavia. Lihat [[Disposisi Pasukan PBB di Yugoslavia]]
p. Perundingan damai antara pihak RSK dan Republik Kroasia di [[Zagreb]].
Pada tanggal 22 - 23 Maret 1994, Delegasi RSK dan Republik Kroasia melaksanakan perundingan tentang gencatan senjata dan penghentian permusuhan diantara kedua pihak bertempat di Kedubes [[Russia]] di [[Zagreb]]. Delegasi Kroasia dipimpin oleh Hrvoje Sarimic (Penasehat Keamanan Nasional Presiden Kroasia) sementara Delegasi RSK dipimpin oleh Menhan RSK, Dusan Rokic.
Perundingan dipimpin oleh wakil dari Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia, [[Kai Aide]] (diplomat [[Norwegia]]), dan [[Goerd Ahrares]] (diplomat [[Jerman]]) disamping utusan khusus Presiden [[Russia]], [[Vitaly Churkin]]. Perundingan dalam 2 hari tersebut berakhir tanpa sesuatu hasil.
 
== Upaya Damai ==
q. Upaya perundingan damai Bosnia Herzegovina melalui "[[Kontak Group]]".
{{Main|Upaya perdamaian krisis Yugoslavia}}
1) Pada tanggal 25 - 26 Mei 1994, wakil pihak-pihak yang bertikai di wilayah Bosnia Herzegovina (Muslim Bosnia Herzegovina, Serbia Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina) beserta "Kontak Group" internasional masalah Bosnia Herzegovina (wakil negara AS, Russia dan EU) mengadakan perundingan di [[Talloires]] ([[Perancis]]) guna mencari upaya penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah [[Bosnia Herzegovina]]. Perundingan yang berlangsung selama 2 hari tersebut memfokuskan pembicaraan tentang implementasi keputusan yang dibuat dalam pertemuan tingkat Menteri dari negara [[AS]], [[Russi]]a dan [[kelompok EU]] pada tanggal 13 Mei 1994 di [[Jenewa]] yaitu negara Federasi Muslim - Kroasia Bosnia Herzegovina dimasa yang akan datang akan memiliki wilayah 51% dan Faksi Serbia Bosnia Herzegovina 49%. Tidak terdapat hasil yang konkrit dari pertemuan tersebut namun disepakati perundingan akan dilanjutkan kembali dalam 7 hari berikutnya.
Dalam penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah [[Yugoslavia]] khususnya di wilayah [[Bosnia Herzegovina]] telah diupayakan usaha-usaha perdamaian yang disponsori oleh [[Masyarakat Eropa]] melalui Konperensi Internasional mengenai Yugoslavia yang akhirnya diambil-alih oleh [[PBB]]. Upaya-upaya perdamaian yang ditempuh ternyata sulit untuk berhasil menyelesaikan krisis di Bosnia Herzegovina karena tidak dapat memenuhi kepentingan ketiga pihak yang bertikai ataupun memberatkan salah satu Faksi. Mengamati penyelesaian krisis di [[Bosnia Herzegovina]] melalui perundingan-perundingan internasional selama ini sering kali konsep-konsep penyelesaian krisis di Bosnia Herzegovina tidak berasal dari Faksi-Faksi yang bertikai akan tetapi dari pihak luar (masyarakat internasional) yang sudah barang tentu belum cocok untuk diterapkan untuk mengatasi krisis di Bosnia Herzegovina. Dan konsep-konsep tersebut tampak dipaksakan untuk diterima oleh semua pihak sehingga turut memengaruhi usaha-usaha damai.
2) Pada tanggal 4 Juni 1994, perundingan mengenai pembagian wilayah [[Bosnia Herzegovina]] dimulai oleh wakil-wakil dari [[Kontak Group]] dan delegasi-delegasi dari pihak-pihak yang bertikai (Muslim, Serbia dan Kroasia). Sebagai dasar dalam perundingan tersebut adalah sebagaimana yang diusulkan dalam pertemuan Kontak Group pada tanggal 13 Mei 1994 yang menetapkan suatu gencatan senjata selama 4 bulan dan pihak-pihak yang bertikai dan pembagian 51% wilayah Bosnia Herzegovina bagi Federasi Muslim - Kroasia dan 49% bagi pihak Serbia Bosnia Herzegovina.
3) Pada tanggal 5 - 6 Juli 1994 dilaksanakan perundingan lanjutan mengenai krisis Bosnia Herzegovina di Jenewa dibawah sponsor "[[Kontak Group]]". Lima negara yang tergabung dalam Kontak Group mengenai Bosnia Herzegovina menyerahkan peta pembagian [[Bosnia Herzegovina]] kepada Faksi-Faksi yang bertikai dengan pembagian 51% untuk Federasi Muslim - Kroasia dan 49% untuk Serbia Bosnia Herzegovina. Kepada pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina diberikan waktu selama 2 minggu untuk mempelajari proposal [[Kontak Group]] mengenai peta pembagian wilayah Bosnia Herzegovina tersebut. Jika para pihak-pihak yang bertikai tidak menerima proposal tersebut diancam dengan suatu tindakan yaitu perluasan sanksi ataupun diberlakukannya sanks-sanksi baru dan pencabutan embargo senjata terhadap pihak Muslim Bosnia Herzegovina.
 
== Lihat pula ==
4) Pada tanggal 21 Juli 1994 wakil dari pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina beserta anggota [[Kontak Group]] mengadakan pertemuan di Jenewa guna membicarakan pengakhiran krisis di Bosnia Herzegovina. Dalam pertemuan tersebut pihak-pihak yang bertikai menyampaikan jawabannya atas proposal [[pembagian wilayah Bosnia Herzegovina]] yang telah disampaikan 2 minggu sebelumnya. Pihak Muslim Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina menerima proposal [[Kontak Group]] tersebut. Dilain pihak wakil Serbia Bosnia Herzegovina menyampaikan jawabannya kepada Kontak Group melalui suatu amplop yang disegel yang inti jawabannya mengatakan bahwa Majelis Serbia Bosnia Herzegovina tidak dalam posisi untuk dapat memutuskan mengenai peace plan Kontak Group tersebut karena proposal Kontak Group dinilai tidak jelas. Dalam jawaban Serbia Bosnia Herzegovina tersebut mempermasalahkan persetujuan-persetujuan konstitusional, persetujuan penghentian permusuhan, masalah kota [[Sarajevo]], masalah akses Serbia Bosnia Herzegovina ke Laut Adriatik, persetujuan implementasi peace plan dan masalah-masalah pencabutan sanksi-sanksi terhadap penduduk Serbia. Jawaban Serbia Bosnia Herzegovina tersebut oleh [[Kontak Group]] (kecuali [[Russia]]) merupakan penolakan karena tidak memberikan suatu jawaban yang defenitip.
* [[Upaya perdamaian krisis Yugoslavia]]
t. Badan Legislatip Serbia angkat deklarasi mengenai konsep damai [[Kontak Group]] atas krisis [[Bosnia Herzegovina]].
* [[Bosnia-Herzegovina]]
Pada tanggal 26 Agustus 1994 Badan Legislatip Serbia Yugoslavia dalam sidang khususnya telah mengangkat suatu deklarasi berkenaan dengan peace plan yang dibuat oleh 5 kekuatan besar "[[Kontak Group]]".
* [[Kroasia]]
* [[Slovenia]]
* [[Makedonia]]
* [[Montenegro]]
* [[Perang Kosovo]]
* [[Operasi Allied Force]]
 
[[Kategori:Yugoslavia]]
===Posisi Indonesia===
[[Kategori:Sejarah Yugoslavia]]
==Kesimpulan==
[[Kategori:Sejarah Bosnia dan Herzegovina]]
[[Kategori:Sejarah Kroasia]]
[[Kategori:Sejarah Slovenia]]
[[Kategori:Sejarah Makedonia]]
[[Kategori:Pembubaran negara]]