Cabai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ncheeee (bicara | kontrib)
SabitAprido (bicara | kontrib)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(94 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{other uses|Cabai (disambiguasi)|}}
{{kegunaanlain}}
{{Automatic taxobox
| name = Cabai
| image = Chilipeber.jpg
| image_caption = Cabai merah
| taxon = Capsicum
|regnum = [[Plantae]]
| authority =
|unranked_divisio =
| Nama Ilmiah=Capsicum annuum
|unranked_classis =
L.
|unranked_ordo =
|}}
|ordo =
'''Cabai''' adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]], [[rempah]], atau [[bumbu]], tergantung bagaimana pemanfaatannya. Buah cabai yang belum matang biasa bewarna hijau atau putih, dan disaat matang buah cabai dapat bewarna merah atau ungu. Buah cabai umumnya berukuran tidak lebih dari 10 cm dan isi buah cabai di dominasi oleh bijinya. Sebenarnya warna, bentuk, dan ukuran cabai bergantung pada varietas cabai itu sendiri.
|familia =
|genus =
|species =
|}}
'''Cabai''' atau '''cabai merah''' atau '''lombok''' ([[bahasa Jawa]]) adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]] maupun [[bumbu]], tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang [[pedas]] sangat populer di [[Asia Tenggara]] sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni [[masakan Padang]], cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
 
'''Cabai''' atau '''cabai merah''' atau '''lombok''' ([[bahasa Jawa]]) adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]] maupun [[bumbu]], tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang [[pedas]] sangat populer di [[Asia Tenggara]] sebagai penguat rasa untuk makanan. Bagi seni [[masakan Padang]], cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluhkesepuluh (alih-alih sembilankesembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
== Manfaat ==
Cabai berbeda dengan [[rempah-rempah]] lainnya yang bersifat panas atau menghangatkan. Rasa cabai sangatlah kuat, panas, dan menyakitkan, sehingga mengkonsumsinya harus dengan penuh perhatian. Rasa pedas cabai ini disebabkan oleh suatu senyawa aktif yang disebut [[Capsaicin]]. Sensasi pedas dan panas inilah yang menyebabkan cabai menjadi bahan bumbu terpenting pada hampir di setiap masakan pedas.
Cabai merah Besar (''Capsicum annuum'' L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. <ref name="Geografi">Sayuti A. 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.</ref>. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
 
== Manfaat cabai ==
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi <ref name=" Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi">Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.</ref> dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
Cabai merah Besarbesar (''Capsicum annuum'' L.) merupakan salah satu jenis sayuran[[sayur]]an yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam [[senyawa]] yang berguna bagi kesehatan manusia. <ref name="Geografi">Sayuti A. 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.</ref>. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).
 
Cabai (''Capsicum annum'' L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi <ref name=" Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi">Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.</ref> dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu, terdapat kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namuntetapi harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
 
== Cara penanaman ==
[[Berkas:Chilli plantation bali.jpg|jmpl|Kebun cabai di Bedugul, Bali]]
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan ([[Solanaceae]]) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam dipada dataran rendah ataupun di [[dataran tinggi]]. Tanaman cabai banyak mengandung [[vitamin A]] dan [[vitamin C]] serta mengandung minyak atsiriasiri ''[[capsaicin]]'', yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar.
 
Tanaman cabai cocok ditanam pada [[tanah]] yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-65—6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-AprilMaret—April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun adakemungkinan memiliki risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya:. Untuk areal satu [[hektarhektare]] dibutuhkan sekitar 2-3dua sampai tiga kg buah cabai (300-500300—500 gr biji).
 
== Permasalahan produksi ==
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah dengan adanya serangan [[lalat buah]] pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal [[panen]].<ref name=" The Pest of Crops in Indonesia">Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.</ref>. Laporan [[Departemen Pertanian RIRepublik Indonesia]] tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia akibat hama dapat mencapai 35%. Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung [[larva]] lalat. Penyebabnya terutamautamanya adalah lalat buah ''[[Bactrocera carambolae]]''. Karena gejala awalnya yang taktidak tampak jelas, sementara [[hama]] ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama [[karantina]] yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi cabai.
 
Selain lalat buah, Kutudaunkutu daun ''Myzus persicae'' ([[Hemiptera]]: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada budidayabudi daya cabai, karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%. Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektidainsektisida nabati ekstrak ''Tephrosia vogelii'' dan ''Alpinia galanga''.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58836 Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga terhadap Myzus persicae pada Tanaman Cabai]</ref>
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58836 Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga terhadap Myzus persicae pada Tanaman Cabai]</ref>
 
=== Upaya penanggulangan hama ===
Trips juga merupakan salah satu organisme pengganggu utama tanaman cabai. Salah satu cara pemantauan hama ini yang sedang dikembangkan adalah menggunakan perangkap likat berwarna. Likat berwarna yang dapat digunakan berwarna biru, kuning, dan putih.
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan [[lalat buah]] ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis dan efektif untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemaridapat mengakibatkan pencemaran lingkungan juga sangat berbahaya bagi [[konsumen]] buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Selain insektisida sintetik, insektisida nabati seperti kacang babi ''Tephrosia vogelii'', jeruk purut ''[[Citrus × hystrix|Citrus]]'' [[Citrus × hystrix|x ''hystrix'']], serai wangi ''Cymbopogon citratus'' efektif sebagai penolak lalat buah.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56345 Evaluasi Lima Ekstrak Tanaman sebagai Penolak Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera: Tephritidae) pada Cabai Merah.]</ref>
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54883 Keefektifan Perangkap Likat Berwarna untuk Pemantauan Trips pada Pertanaman Cabai (Capsicum annuum) di Bogor]</ref>
 
[[Berkas:1. Tanaman Cabai Besar Hijau.jpg|jmpl|tanaman cabai]]
''Asphondylia'' sp. (Diptera: Cecidomyiidae) merupakan salah satu hama penyebab puru pada buah cabai. Gejala puru lebih banyak dijumpai pada bagian bunga dan buah yang masih
muda. Parasitoid untuk mengendalikan hama ini berasal dari ordo Hymenoptera,
yaitu Famili Eurytomidae (Eurytoma sp.1 dan Eurytoma sp.2) dan Famili
Eulophidae (Aprostocetus sp. dan Sigmophora sp.).
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/17471 Serangan ssphondylia sp. (Diptera: Cecidomyiidae) Pada Pertanaman Cabai Keriting dan Cabai Rawit (Capsicum spp.) Serta Parasitoidnya Di Desa Cikarawang, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor]</ref>
 
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi, penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan [[residu]] yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Di samping harga [[insektisida]] sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan [[ekspor]] oleh banyak negara, tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu [[fungisida]] dan [[pestisida]] lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-53—5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).
== Upaya penanggulangan ==
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan [[lalat buah]] ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi [[konsumen]] buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Selain insektisida sintetik, insektisida nabati seperti kacang babi ''Tephrosia vogelii'', jeruk purut ''Citrus hystrix'', serai wangi ''Cymbopogon citratus'' efektif sebagai penolak lalat buah.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56345 Evaluasi Lima Ekstrak Tanaman sebagai Penolak Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera: Tephritidae) pada Cabai Merah.]</ref>
 
== Kegunaan ==
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan [[residu]] yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Di samping harga [[insektisida]] sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan [[ekspor]] oleh banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu [[fungisida]] dan [[pestisida]] lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).
Cabai adalah buah pokok di [[Bhutan]]. Orang Bhutan menyebut tanaman ini ema (dalam Dzongkha) atau solo (dalam Sharchop). [[Ema datshi]] seluruhnya terbuat dari cabai yang dicampur dengan [[keju]] lokal.
 
== Referensi ==
Baris 55 ⟶ 50:
== Pranala luar ==
{{Commons category|Capsicum}}
* {{en}} [http://au.lifestyle.yahoo.com/b/better-homes-gardens/8003/some-like-it-hot/ Petunjuk bercocok tanam cabai] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090218022925/http://au.lifestyle.yahoo.com/b/better-homes-gardens/8003/some-like-it-hot |date=2009-02-18 }}
* {{en}} [http://www.plantcultures.org/plants/chilli_pepper_landing.html Sejarah dan manfaat cabai] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050220140720/http://www.plantcultures.org/plants/chilli_pepper_landing.html |date=2005-02-20 }}
* {{en}} [http://www.chilepepperinstitute.org/ Tentang cabai di situs web New Mexico State University] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161120165150/http://www.chilepepperinstitute.org/ |date=2016-11-20 }}
* {{en}} [http://www.g6csy.net/chile/database.html Basis data varietas cabai] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070415014525/http://www.g6csy.net/chile/database.html |date=2007-04-15 }}
 
{{Taxonbar|from=Q165199}}
{{bahan-masakan-stub}}
{{tumbuhan-stub}}
 
[[Kategori:Cabai| ]]
[[Kategori:Solanaceae]]
[[Kategori:Capsicum]]