Lingkungan hidup: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(91 revisi perantara oleh 55 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{lihat pula|Lingkungan}}
[[Berkas:Hopetoun falls.jpg|
'''Lingkungan hidup''' adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang antara makhluk hidup dan komponen abiotik lainnya.<ref>{{Cite book|last=Yulianto|first=Gatot|last2=Susanto|first2=Agus|date=2020|url=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSLK5104-M1.pdf|title=MSLK5104 – Ekoefisiensi Lingkungan|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|pages=1-48|url-status=live}}</ref> Interaksi antar lingkungan alamiah dan sekitarnya membentuk sistem ekologi ([[ekosistem]]).<ref name=":0">{{Cite book|last=Samadi|first=|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=1nh91WJY4J0C&pg=PA126&dq=geografi+lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjI6eu_hrbtAhVryzgGHf8gAisQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=geografi%20lingkungan%20hidup&f=true|title=Geografi 2 : SMA Kelas XI|location=Jakarta|publisher=Yudhistira Ghalia Indonesia|isbn=978-979-746-837-8|pages=109, 111, 112, 115|language=id|url-status=live}}</ref> Lingkungan memegang peranan sebagai habitat bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi.<ref name=":4">{{Cite book|last=Hartono|first=|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=gjnHj6WomNQC&pg=PA114&dq=geografi+lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8_c3cu7vtAhUXVH0KHReoC7gQ6AEwCXoECAAQAg#v=onepage&q=geografi%20lingkungan%20hidup&f=true|title=Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta|location=Bandung|publisher=PT Grafindo Media Pratama|isbn=978-979-9281-61-6|pages=97, 98, 99, 100|language=id|url-status=live}}</ref> <!--
#Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
#Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
Baris 13 ⟶ 9:
-->
Komponen-komponen lingkungan hidup terdiri dari dua jenis, yaitu:<ref name=":0" />
* Komponen biotik, makhluk hidup yang meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia.
* Komponen abiotik adalah benda-benda tak hidup, antara lain air, tanah, batu, udara, dan cahaya matahari.
Semua komponen yang berada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem.<ref name=":0" /> Ekosistem yang merupakan bagian utama dari lingkungan hidup, adalah lingkungan yang sangat dinamis, karena banyaknya komponen yang terlibat di dalamnya. Jika salah satu komponen tersebut berubah maka sistem adaptasi dari organisme yang ada untuk menjaga keseimbangan akan mengalami perubahan. Karena ekosistem merupakan pusat segala aktivitas yang menyediakan sumber makanan dan kebutuhan lain bagi makhluk hidup maka keseimbangan komponen di dalamnya harus dijaga dengan baik.<ref>{{Cite book|last=Widyatmanti|first=Wirastuti|last2=Natalia|first2=Dini|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=uzHy9_chp34C&pg=PA67&dq=geografi+lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj2g9_ulLbtAhW86XMBHX3XCtQQ6AEwCHoECAEQAg#v=onepage&q=geografi%20lingkungan%20hidup&f=true|title=Geografi SMP/MTs Kls VIII (KTSP)|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-182-3|pages=70, 71|language=id|url-status=live}}</ref>
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam suatu ekosistem. Kondisi keseimbangan tersebut kemungkinan dapat berubah dengan adanya campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui batas.<ref name=":4" />
== Definisi ==
=== Definisi lingkungan hidup Indonesia ===
{{pisahkan|Lingkungan hidup di Indonesia}}
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan [[iklim tropis]] dan [[cuaca]] serta [[musim]] yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa [[Indonesia]] menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.
=== Lingkungan hidup alami ===
[[Lingkungan alam|Lingkungan hidup alami]] merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis, maupun berbagai proses alamiah yang menentukan kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung kehidupan. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi. Segala proses yang terjadi di dalam lingkungan alami terjadi dengan sendirinya dan dalam keadaan tetap seimbang. Contoh lingkungan hidup alami adalah hutan primer yang segala kehidupan dan isi di dalamnya belum terkena campur tangan manusia.<ref name=":0" />
Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak, dan sebagainya. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu yang besifat biotis berupa mikroorganisme, parasit, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Termasuk juga di sini, lingkungan prenatal dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan dan sebagainya.<ref name=":1">{{Cite book|last=Siahaan|first=Nommy Horas Thombang|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=ae7qLHtmcW4C&pg=PA41&dq=permasalahan+lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiGooLvsLbtAhX2wzgGHdZuCIQQ6AEwBXoECAUQAg#v=onepage&q=permasalahan%20lingkungan%20hidup&f=true|title=Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan|location=Jakarta|publisher=Erlangga|isbn=978-979-741-053-7|pages=14, 26, 29, 31-35, 37, 38, 40|language=id|url-status=live}}</ref>
=== Lingkungan hidup binaan atau buatan ===
[[-|Lingkungan hidup buatan]] mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Lingkungan hidup alami diubah sehingga dapat dimanfaatkan karena kebutuhan hidup manusia yang cenderung selalu bertambah. Lingkungan hidup binaan bersifat kurang beranekaragam karena keberadaanya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia. Lingkungan hidup buatan ini pada akhirnya dapat merusak keseimbangan, keselarasan, dan kelestarian yang semuanya terdapat dalam lingkungan alam. Hukum yang terdapat di alam mulai terganggu yang menghilangkan hakikat pokok kehidupan yang saling tergantung dan terikat.<ref name=":0" />
=== Lingkungan hidup sosial ===
[[Lingkungan sosial|Lingkungan hidup sosial]] terbentuk karena adanya [[interaksi sosial]] dalam masyarakat. Di dalam lingkungan hidup sosial ini terjadi interaksi dan berbagai proses lainnya, baik antar individu, individu dengan masyarakat, individu dengan budaya, maupun antarkelompok masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perlakuan manusia sebagai makhluk sosial.<ref name=":0" />
Lingkungan sosial dapat terbagi ke dalam tiga bagian diantaranya adalah lingkungan fisiososial (kebudayaan materil seperti peralatan, senjata, mesin, gedung dan lain-lain), lingkungan biososial (manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik), dan lingkungan psikososial (tabiat batin manusia).<ref name=":1" />
== Komponen ==
Lingkungan hidup terdiri dari komponen penyusun antara lain unsur fisik (abiotik), unsur hayati (biotik), dan unsur manusia (budaya).
=== Unsur fisik ===
Unsur ini terdiri dari air, udara, tanah, unsur-unsur senyawa kimia, dan sebagainya. Unsur ini berfungsi sebagai media berlangsungnya kehidupan.
* '''Air''' merupakan unsur lingkungan hidup yang paling penting bagi kehidupan. Air di permukaan bumi tersebar dalam bentuk air laut, air permukaan, air tanah, awan dan salju.
{| class="wikitable"
|+Air di Bumi
! colspan="2" |Kategori
! colspan="2" |Persentase
!Total
|-
| colspan="2" |'''Air asin'''
| colspan="2" |'''97,25%'''
|1.322.600.000 km<sup>2</sup>
|-
| rowspan="4" |'''Air tawar'''
|Air di atmosfer
|0,035%
| rowspan="4" |'''2,75%'''
| rowspan="4" |37.400.000 km<sup>2</sup>
|-
|Air permukaan
|1%
|-
|Air tanah
|23,97%
|-
|Salju/es
|75%
|}
* '''Udara''' merupakan media kehidupan makhluk hidup yang penting. Makhluk hidup memerlukan udara untuk metabolisme tubuh. Hewan dan tumbuhan memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi. Tumbuhan memerlukan [[karbon dioksida]] dalam proses fotosintesis. Lapisan udara juga sangat berguna bagi manusia antara lain sebagai media komunikasi secara langsung maupun melalui alat telekomunikasi seperti telepon, televisi, dan radar.
* '''Tanah''' merupakan bagian terpenting dari kehidupan. Dengan adanya tanah, tumbuhan sebagai produsen dapat tumbuh dengan baik. Manusia dan hewan dapat hidup di atas tanah. Lapisan tanah paling atas merupakan tanah yang subur karena banyak mengandung bahan organik sehingga warnanya lebih gelap.<ref name=":2">{{Cite book|last=Khosim|first=Amir|last2=Lubis|first2=Kun Marlina|date=|url=https://books.google.co.id/books?id=AcAMWbTPfUAC&pg=PA92&dq=lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiIycKFqLbtAhU0gtgFHX6ZC844ChDoATAEegQIAxAC#v=onepage&q=lingkungan%20hidup&f=true|title=Geografi SMA/MA Kls XI (Diknas)|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-017-8|pages=90-92|language=id|url-status=live}}</ref>
=== Unsur hayati ===
Komponen ini terdiri dari semua makhluk hidup, dari tingkatan paling rendah sampai paling tinggi, dari makhluk hidup yang paling kecil sampai paling besar. Unsur-unsur tersebut juga saling berhubungan, dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Unsur hayati terdiri dari hewan, tumbuhan, dan jasad renik.<ref name=":2" />
=== Unsur budaya ===
Manusia mempunyai peranan penting dalam kelangsungan kehidupan di permukaan bumi. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kemampuan mengolah dan mengelola lingkungan hidup. Secara umum, perkembangan manusia diawali dengan kenyataan bahwa manusia sangat tergantung kepada alam, kemudian manusia mampu menguasai alam. Akan tetapi manusia dan alam seharusnya saling memengaruhi. Manusia dengan kemampuan yang dimilikinya berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan memudahkan hidup.<ref name=":2" />
=== Faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan hidup ===
Faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan hidup yang berkaitan dengan tingkat kemampuan daya dukung lingkungan, yaitu terdiri atas faktor-faktor sebagai berikut.<ref name=":4" />
==== Faktor geografi ====
# [[Iklim]], merupakan factor yang memengaruhi aktivitas manusia dalam lingkungannya. Iklim yang ekstrim dapat menjadi pembatas bagi aktivitas manusia.
# Perubahan cuaca, merupakan faktor pembatas bagi manusia ketika suhu ekstrim sedangkan suhu yang beragam dapat menjadi faktor yang membuat manusia lebih kreatif dan inovatif dalam mengatasi perubahan-perubahan tersebut.
# [[Kesuburan tanah]], merupakan faktor yang berpengaruh bagi daerah agraris, karena dengan tanah yang subur sebagai daya dukung lingkungan tersebut nilainya jauh lebih tinggi daripada daerah yang kurang subur.
# [[Erosi]], merupakan faktor yang dapat mengurangi daya dukung lingkungan.
==== Faktor sosial budaya ====
# Tingkat ilmu yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia.
# Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan nilai daya dukung lingkungan.
# Tingkat teknologi yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan dan menurunkan nilai daya dukung lingkungan.
# Perilaku manusia dapat meningkatkan nilai daya dukung dari lingkungan.
== Persetujuan internasional tentang lingkungan hidup ==
Masyarakat dunia menyadari bahwa masalah lingkungan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama pula. Konferensi tentang lingkungan hidup manusia diadakan untuk pertama kalinya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Stockholm, Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972, yang mengusung tema "''The Only One Earth"''. Konferensi ini kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm, dan tanggal pembukaan konferensi, 5 Juni disepakati sebagai [[Hari Lingkungan Hidup Sedunia]]. Pada konferensi itu juga disetujui untuk membentuk badan khusus PBB yang bertugas mengurus pemasalahan lingkungan, yaitu ''[[Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa|United Nation Environment Programe]]'' (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya.<ref name=":0" />
Indonesia termasuk dalam perjanjian: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basah, Perubahan Iklim - Protokol Kyoto (UU 17/2004), Perlindungan Kehidupan Laut (1958) dengan UU 19/1961.
==
Setiap kegiatan pembangunan akan mengakibatkan dampak atau gangguan tehadap komponen ekosistem (lingkungan) itu sebagai lokasi pembangunan.<ref>{{Cite book|last=Soesilo|first=Tri Edhi Budhi|date=2020|url=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSLK5105-M1.pdf|title=MSLK5105 – Pemodelan Lingkungan|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=9786233120128|pages=1-19|url-status=live}}</ref> Dampak pembangunan tersebut tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan secara total. Akan tetapi, upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk mewujudkannya, yaitu dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan, karenanya perlu pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, konservasi, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.<ref name=":3">{{Cite book|last=Manik|first=K. E. S.|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=Icu2DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pengelolaan+lingkungan+hidup&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjv8fzujbvtAhWSguYKHfUxDZYQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=pengelolaan%20lingkungan%20hidup&f=true|title=Pengelolaan Lingkungan Hidup|location=Jakarta|publisher=Kencana|isbn=978-602-422-005-1|pages=15, 16, 53, 54|language=id|url-status=live}}</ref>
Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan mengandung dua pengertian, yaitu:<ref name=":3" />
Suatu lingkungan dapat berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, pada suatu areal yang ditumbuhi pepohonan akan dibangun kawasan industri, sehingga pepohonan tersebut harus ditebang. Dalam hal ini perencanaan harus menyediakan pengganti fungsi pepohonan tersebut, yaitu dengan diganti oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan.
* '''Pelestarian lingkungan'''
Keberadaan [[hutan lindung]], [[taman nasional]] dan [[cagar alam]] yang harus tetap dipertahankan merupakan contoh konkretnya. Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.
== Permasalahan lingkungan hidup ==
Masalah lingkungan terjadi sebagai akibat timbulnya salah satu dari kondisi-kondisi seperti melampaui kemampuan suatu komponen, adanya ketidakseimbangan di antara komponen, terganggunya fungsi komponen atau sama sekali tidak mampu berfungsi seperti biasanya.<ref name=":1" /> Masalah lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan [[sumber daya alam]] secara berlebihan, industrialisasi, dan transportasi.<ref name=":3" />
[[Berkas:Erupsi Gunung Sinabung dan Dampaknya dilingkungan sekitar.jpg|jmpl|223x223px|Erupsi [[Gunung Sinabung]] di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Erupsi berdampak pada kerusakan permukiman dan perkebunan masyarakat di sekitarnya.]]
=== Peristiwa alam ===
Peristiwa alam atau kejadian yang terjadi secara alamiah, seperti [[gempa bumi]], longsor, [[Kebakaran liar|kebakaran hutan]] oleh petir, banjir, letusan gunung berapi, dan lain-lain, telah banyak menimbulkan masalah lingkungan hidup. Gempa yang terjadi di daratan dapat menyebabkan tanah retak-retak, bentang alam longsor, kerugian harta benda, kematian manusia dan hewan, dan lain sebagainya. Sedangkan, gempa di lautan menyebabkan terganggunya kehidupan biota laut dan badai. Kebakaran hutan mengakibatkan pencemaran udara oleh asap, punahnya sumber daya genetik ([[plasma nutfah]]), terganggunya kehidupan satwa liar dan kematian bagi satwa yang pergerakannya lambat. Dampak letusan gunung berapi sangat luas dan dapat mengubah ekosistem wilayah bersangkutan. Letusan gunung berapi yang dampaknya sangat luas adalah [[Gunung Krakatau]] di Selat Sunda pada [[Letusan Krakatau 1883|1883]] <ref name=":3" />
=== Pencemaran ===
{{Utama|Pencemaran}}[[Berkas:Alfred Palmer Smokestacks.jpg|jmpl|Polusi udara dari kegiatan industri]]Masalah [[pencemaran]] timbul bilamana suatu zat atau energi dengan tingkat konsentrasi sedemikian rupa hingga dapat mengubah kondisi lingkungan, baik langsung atau tidak langsung, dan pada akhirnya lingkungan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Timbulnya pencemaran berkaitan erat dengan berbagai aktivitas manusia, antara lain:
* [[Industri|Kegiatan industri]], dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas, kepulan asap, kebisingan, dan lain-lain.
* Kegiatan [[pertambangan]], berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan-lahan bekas pertambangan.
* Kegiatan [[transportasi]], berupa kepulan asap, kebisingan kendaraan bermotor, tumpahan bahan bakar, dan lain-lain.
* Kegiatan [[pertanian]], terutama akibat residu pemakaian zat-zat kimia seperti pestisida, insektisida, herbisida atau fungisida, untuk hama. Demikian pula pemakaian pupuk anorganik.<ref name=":1" />
[[Berkas:SIV primates.jpg|jmpl|263x263px|Kiri ke kanan: ''[[Chlorocebus]] sp.'' sumber [[Simian immunodeficiency virus|SIV]], ''[[Mangabey hitam|Cercocebus atys atys]]'' sumber [[HIV|HIV-2]], dan [[Simpanse]] sumber [[HIV|HIV-1]]. Jenis primata tersebut merupakan inang pembawa awal mula virus HIV di alam liar. ]]
=== Timbul berbagai penyakit ===
Perkembangan industri dan teknologi tidak selamanya menjadi alat pemuas bagi kehidupan manusia, karena di balik itu semua terdapat banyak risiko dan masalah yang bermunculan. Belakangan ini telah banyak muncul penyakit yang diakibatkan oleh limbah industri, seperti [[Penyakit Minamata]] dan Itai-itai di Jepang. Penyakit dan wabah-wabah juga semakin banyak bermunculan akibat pengelolaan lingkungan yang tidak benar oleh manusia. Hutan sebagai habitat dan menyimpan berbagai spesies satwa dan tumbuhan, yang tadinya tertutup, kini terbuka dan habis ditebangi untuk berbagai konsumsi modern, terutama bagi masyarakat perkotaan. Karena hutan sebagai habitat satwa-satwa sudah rusak, maka spesies-spesies satwa bermigrasi ke segala tempat, termasuk ke sekitar permukiman manusia. Berbagai satwa liar banyak pula mengandung berbagai virus mematikan bagi manusia dan ragam hewan piaraan, berinteraksi dengan lingkungan permukiman manusia, dan akhirnya virus ini berpindah ke tubuh manusia. Faktor perdagangan satwa langka juga berkontribusi untuk membawa virus dari hutan dan binatang-binatang ke lingkungan manusia melalui alat transportasi, bahkan ke hotel-hotel. Beberapa wabah yang timbul oleh karena faktor tersebut antara lain wabah virus [[Virus Marburg|Marburg]], [[Penyakit virus ebola|Ebola]], [[HIV]] ([[AIDS|penyakit AIDS]]), penyakit [[Sindrom pernapasan akut berat|SARS]], dan [[Chikungunya]]. Penyakit lainnya timbul akibat proses teknologi, misalnya penyakit yang disebabkan dari [[radiasi elektromagnetik]]. Radiasi elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan antara lain berupa [[leukemia]], leinfoma, infertilitas pada pria, cacat kongenital, proses generatif, perubahan ritme jantung, perubahan metabolisme melatonin, [[neurosis]], dan lain-lain.<ref name=":1" />
[[Berkas:Riau palm oil 2007.jpg|jmpl|236x236px|[[Pengawahutanan]] untuk perkebunan [[Elaeis (kelapa sawit)|kelapa sawit]] di [[Riau|Riau, Sumatra, Indonesia]]]]
=== Pemanfaatan alam secara tidak terkendali ===
Tingkah laku manusia dalam mengeksplotasi dan menggunakan sumber-sumber daya alam secara tidak seimbang berdampak pada rusaknya tata lingkungan alami. Hal tersebut dapat terlihat melalui praktek-praktek masyarakat seperti [[Penggundulan hutan|pengundulan hutan]], pemanfaatan ekosistem pantai, penangkapan ikan laut yang melampaui batas konservasinya, penggunaan alat-alat beracun dan peledak untuk menangkap ikan, [[Perburuan liar|perburuan binatang liar]], dan pola pertanian sistem ladang berpindah. Masalah ini merupakan dampak yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, misalnya tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih mengungguli tingkat pertumbuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya, perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan taraf hidup, [[konsumerisme]], masalah keterbataasan alam untuk diolah terutama sumberdaya tak terbaharukan, pengangguran dan lain-lain.<ref name=":1" />
=== Kepadatan penduduk ===
Pertambahan penduduk yang semakin lama makin meningkat akan berbenturan dengan sistem lingkungan, yaitu bahwa setiap manusia memiliki berbagai kebutuhan, baik yang pokok dan pelengkap. Sedangkan semua faktor tersebut baru dapat terpenuhi apabila siklus dan cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Akan dapat terjadi masa krisis, jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus atau jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan, dan hal tersebut tidak ditata secara terencana. Masalah ledakan penduduk tidak hanya terkait dengan masalah kebutuhan dasar, namun juga menyangkut berbagai aspek hidup atau kualitas hidup secara kompeks seperti pemukiman, kesehatan, tingkat pendidikan, kebebasan perorangan, kententeraman, ketertiban, keamanan dan hal lainnya yang diperlukan dalam kondisi hidup wajar.<ref name=":1" />
[[Berkas:Sumatran Rhinoceros at Sumatran Rhino Sanctuary Lampung Indonesia 2013.JPG|jmpl|[[Badak sumatra]] yang terancam punah populasinya di alam.]]
=== Penurunan populasi fauna dan flora ===
Populasi fauna dan flora yang menurun sangat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pembangunan dan sikap keserakahan manusia yang dapat mengganggu perkembangbiakan dan rusaknya habitat. Pembabatan, pembakaran, dan kebakaran hutan telah memusnakan spesies-spesies binatang dan tumbuh-tumbuhan serta merusak unsur hara dalam tanah. Aktivitas penyemprotan hama dengan obat pembasmi [[pestisida]] dan semacamnya juga memberikan efek samping yang buruk. Pemakaian [[DDT]] dan zat semacamnya yang persisten dan sukar terurai akan merembes ke dalam rantai makanan, yang selanjutnya memengaruhi makhluk-makhluk lain. Tindakan pembasmian dapat pula membunuh makhluk-makhluk yang bukan sasaran, yang banyak berperan sebagai predator yang bermanfaat mengontrol populasi binatang secara efektif dan banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia. Perdagangan satwa langka atau liar juga sulit diberantas. Satwa ini digunakan untuk keperluan obat-obatan dan kosmetika, serta hobi. Masalah ini harus diberantas dan ratifikasi sistem pengaturan dan larangan yang telah ditentukan [[CITES]] harus diterapkan secara ketat.<ref name=":1" />
[[Berkas:Urban flood cropped.jpg|jmpl|234x234px|Banjir di jalanan perkotaan.]]
=== Ketidakseimbangan ekosistem ===
Lingkungan mempunyai sifat yang saling berkaitan, interdependen, dan saling memengaruhi. Bila salah satu mengalami gangguan atau ketidakseimbangan, akan berakibat pada bagian-bagian sekitar lainnya. Tanah yang tandus di mana pohon-pohon tidak lagi tumbuh dapat menimbulkan [[banjir]] dan [[Tanah longsor|longsor]]. Kota yang padat permukiman tetapi tidak ditata dengan pengelolaan sampah dan pembuatan selokan, kali, kanal, dan tidak ada persediaan runag-ruang hijau, tanah resapan ataupun lahan terbuka, dan waduk-waduk buatan akan menciptakan ketidakseimbangan ekosistem perkotaan. Akibatnya ialah ancaman banjir sepanjang musim hujan. Masalah lingkungan tidak saja terbatas pada masalah biofisik, tetapi juga pada lingkungan sosial (ekosistem sosial). Bertumpuknya pembangunan di kota tetapi hal yang serupa tidak dialami di pedesaan misalnya, akan menimbulkan masalah pada ekosistem sosial berupa timbulnya [[urbanisasi]] yang pesat, dan akhirnya mengakibatkan bertambahnya permasalahan-permasalahan di perkotaan, seperti pengangguran, gelandangan, peningkatan kriminalitas, terganggunya kelancaran lalu lintas, rendahnya mutu kesehatan lingkungan,dan sebagainya.<ref name=":1" />
=== Masalah lingkungan hidup di Indonesia ===
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor, limbah industri, limbah pariwisata, dan limbah rumah sakit.
Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.
==== Limbah
Merupakan hasil dari pemakaian peralatan kesehatan padat dan cair, bahan kimia dan bagian dari tubuh manusia yang tidak dapat digunakan lagi. Unit penghasil limbah di
== Lihat pula ==
Baris 49 ⟶ 168:
* [[Pendidikan Lingkungan Hidup]]
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
* [https://www.unep.org/ United Nation Environment Programme]
* [http://sipongi.menlhk.go.id/cms/images/files/1026.pdf Undang-Undang Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210413165327/http://sipongi.menlhk.go.id/cms/images/files/1026.pdf |date=2021-04-13 }}
{{Pencemaran}}
[[Kategori:Lingkungan hidup| ]]
|