[[File:CSR framework - value1.jpg|225px|right|thumb|Kerangka kerja TJSL.]]
'''Tanggung jawab Sosial Perusahaan''' atau '''Corporate Social Responsibility''' (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa [[organisasi]], khususnya (namun bukan hanya) [[perusahaan]] adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap [[konsumen]], [[karyawan]], [[pemegang saham]], [[komunitas]] dan [[lingkungan]] dalam segala aspek operasional perusahaan.
'''Tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL)''' ({{Lang-en|Corporate social responsibility}}) adalah suatu konsep bahwa [[perusahaan]] memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh [[pemangku kepentingan]]<nowiki/>nya, yang di antaranya adalah [[konsumen]], [[karyawan]], [[pemegang saham]], [[masyarakat]] dan [[lingkungan]] dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
CSRKonsep TJSL berhubungan erat dengan "''konsep [[pembangunan berkelanjutan]]''", diyang mana ada argumentasimengatur bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktordampaknya keuangan,dalam aspek ekonomi (misalnya tingkat keuntungan atau [[devidendividen]]), melainkantetapi juga harus berdasarkanmenimbang konsekuensidampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk saatjangka inipendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. TJSL dapat dirumuskan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
== Model ==
Menurut Kotler dan Lee,<ref>Kotler, Phillip dan Nancy Lee. 2005. ''Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause.'' United States</ref> terdapat enam model TJSL yang dapat diterapkan di perusahaan, yaitu: ''Cause Promotion, Cause Related Marketing, Coporate Societal Marketing, Corporate Philanthropy, Community Volunteering,'' dan ''Socially Responsible Business Practice.''
== Analisis dan pengembangan ==
Hal iniIni yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamananketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama [[surat kabar]]. ▼
[[Undang-undang|Peraturan]] [[pemerintah]] pada beberapa [[negara]] mengenai [[lingkungan hidup]] dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan [[hukum]] seringkalisering kali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh [[Uni Eropa]]. Beberapa [[investor]] dan perusahaam [[manajemen investasi]] telah mulai memperhatikan kebijakan CSRTJSL dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktekpraktik yang dikenal sebagai "[[Investasi bertanggung jawab sosial]]" ( ''socially responsible investing ''). ▼
Banyak pendukung CSRTJSL yang memisahkan CSRTJSL dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh [[Habitat for Humanity]] atau [[Ronald McDonald House Charities|Ronald McDonald House]]), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSRTJSL. Perusahaan dipada masa lampau seringkalisering kali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek [[komunitas]], pemberian [[beasiswa]] dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkalisering kali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk [[sukarelawan]] (''volunteer'') dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat [[merek]] perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSRTJSL, terutama ''triple bottom line '', perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas. ▼
▲Hal ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama [[surat kabar]].
▲[[Undang-undang|Peraturan]] [[pemerintah]] pada beberapa [[negara]] mengenai [[lingkungan hidup]] dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan [[hukum]] seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh [[Uni Eropa]]. Beberapa [[investor]] dan perusahaam [[manajemen investasi]] telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "[[Investasi bertanggung jawab sosial]]" (socially responsible investing).
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSRTJSL bukanlah sekedarsekadar kegiatan amal, dimelainkan mana CSRTJSL mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (''stakeholder'') perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal. ▼
▲Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh [[Habitat for Humanity]] atau [[Ronald McDonald House Charities|Ronald McDonald House]]), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek [[komunitas]], pemberian [[beasiswa]] dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk [[sukarelawan]] (''volunteer'') dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik di mata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat [[merek]] perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.
::{{cquote|" ...dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapunmana pun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama....setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut <ref>ungkapan Dr. David C. Korten penulis Buku laris berjudul When Corporations Rule the World.</ref> }}▼
▲Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (''stakeholder'') perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
Sebuah definisi yang luas oleh [[World Business Council for Sustainable Development]] (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "[[pembangunan berkelanjutan]]" (''sustainable development'') yang menyatakan bahwasebagai berikut: ▼
▲::"dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama....setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut <ref>ungkapan Dr. David C. Korten penulis Buku laris berjudul When Corporations Rule the World.</ref>
::{{cquote|" CSRTJSL merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan [[ekonomi]] dari komunitas setempat atau punataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".<ref>[http://www.wbcsd.org/includes/getTarget.asp?type=d&id=ODgwMw CSR: Meeting Changing Expectations, 1999]</ref> .}}▼
▲Sebuah definisi yang luas oleh [[World Business Council for Sustainable Development]] (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "[[pembangunan berkelanjutan]]" (''sustainable development'') yang menyatakan bahwa:
▲::" CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan [[ekonomi]] dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".<ref>[http://www.wbcsd.org/includes/getTarget.asp?type=d&id=ODgwMw CSR: Meeting Changing Expectations, 1999]</ref>.
== Pelaporan dan pemeriksaan ==
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSRTJSL termasuk dalam hal:
* [[Akuntabilitas]] atas standar [[AA1000]] berdasarkan laporan sesuai standar [[John Elkington]] yaitu laporan yang menggunakan dasar ''[[triple bottom line]]'' (3BL)
* [[Global Reporting Initiative]], yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
* [[Verite]], acuan pemantauan
* Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional [[SA8000]]
* Standar manajemen lingkungan berdasarkan [[ISO 14000]]
Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSRTJSL, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. SmentaraSementara aspek lingkungan--apalagilingkungan—apalagi aspek ekonomi--memangekonomi—memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan [[audit]] eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam [[pembangunan berkelanjutan]], biasanya diberi nama laporan CSRTJSL atau [[laporan keberlanjutan]] (''[[sustainability report]]''). Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSRTJSL dari perusahaan [[Enron]] dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSRTJSL dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSRTJSL atau [[laporan keberlanjutan]] (''[[sustainability report]]'') merupakan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.{{fact}}
== Alasan terkait bisnis (''business case'') untuk CSRTJSL ==
Skala dan sifat keuntungan dari CSRTJSL untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSRTJSL, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin ''[[balanced scorecard]]'' oleh [[Deming]]. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes<ref>[{{Cite web |url=http://www.finanzasostenibile.it/finanza/moskowitz2004.pdf |title=Orlizty, Schmidt and Rynes] |access-date=2006-05-09 |archive-date=2006-05-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060509103853/http://www.finanzasostenibile.it/finanza/moskowitz2004.pdf |dead-url=no }}</ref> yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSRTJSL (''corporate social performance'') dengan kinerja finansial perusahaan (''corporate financial performance'') memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSRTJSL diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (''core subject'') dalam [[ISO 26000]] ''"Guidance on Social Responsibility--direncanakan''"—direncanakan terbit pada September 2010--akan2010—akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSRTJSL.
Hasil SurveySurvei "The Millenium Poll on CSRTJSL" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSRTJSL) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & ''brand image''-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSRTJSL adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.<ref>Tulisan Chrysanti Hasibuan-Sedyono, MIM; staf senior Lembaga Manajemen PPM, Asisten Dirut - External Relations PPM; pada situs PPM [http://www.lppm.ac.id/article.php?p=ms&id=182] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070904175852/http://www.lppm.ac.id/article.php?p=ms&id=182|date=2007-09-04}}</ref>
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
=== SumberdayaSumber daya manusia ===
Program CSRTJSL dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakanmempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSRTJSL dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan ,<ref>[http://www.economist.com/surveys/displayStory.cfm?Story_id=3555212 The Economist's CSR Survey]</ref>, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSRTJSL perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSRTJSL dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (''volunteering'') dalam bekerja untuk masyarakat.
=== Manajemen risiko ===
[[Manajemen risiko]] merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. [[Reputasi]] yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal [[korupsi]] atau tuduhan melakukan perusakan [[lingkungan hidup]]. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yanglingkungan—yang semuanya merupakan komponen CSR--padaTJSL—pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.<ref>[http://www.ksg.harvard.edu/m-rcbg/CSRI/publications/workingpaper_10_kytle_ruggie.pdf Risk: A model for multinationals]</ref>.
=== Membedakan merek ===
Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSRTJSL dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.<ref>[{{Cite web |url=http://www.scu.edu/ethics/practicing/focusareas/business/ethics-and-brand-value.ppt |title=Ethics and Brand Value: Strategic Differentiation] |access-date=2007-07-23 |archive-date=2007-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070713173544/http://www.scu.edu/ethics/practicing/focusareas/business/ethics-and-brand-value.ppt |dead-url=yes }}</ref>. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSRTJSL yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu ''corporate social marketing'' (CSM) dan ''cause related marketing'' (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu--biasanyaisu—biasanya yang terkait dengan produknya--yangproduknya—yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui ''media campaign''. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.
=== IjinIzin usaha ===
Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui [[pajak|perpajakan]] atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha diluardi luar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.
=== Motif perselisihan bisnis ===
Kritik atas CSRTJSL akan menyebabkan suatu alasan dimanayang, pada akhirnya, bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSRTJSL sering seringkalikali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
== Catatan kaki ==
== Pranala luar ==
'''Pendukung CSRTJSL '''
* [http://www.beritalingkungan.com/search/label/CSR Berita CSRTJSL Indonesia]
* [http://www.beritalingkungan.com/2012/12/melirik-csr-sebagai-solusi-masalah.html Melirik CSRTJSL Sebagai Solusi Masalah Lingkungan] [http://www.beritalingkungan.com/ Beritalingkungan.com]
* [http://ec.europa.eu/employment_social/soc-dial/csr/index.htm European Commission - Employment and Social Affairs - CSRTJSL]
* [https://web.archive.org/web/20080516235812/http://harvardbusinessonline.hbsp.harvard.edu/email/pdfs/Porter_Dec_2006.pdf The Link Between Competitive Advantage and Corporate Social Responsibility (Harvard Business Review)]: Michael Porter and Mark Kramer
* [http://www.wbcsd.org/includes/getTarget.asp?type=p&id=ODY&doOpen=1&ClickMenu=RightMenu Business Case Studies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120804223718/http://www.wbcsd.org/includes/getTarget.asp?type=p&id=ODY&doOpen=1&ClickMenu=RightMenu |date=2012-08-04 }}: Examples of CSRTJSL-related activities by corporations.
* [https://web.archive.org/web/20070104223745/http://www.contingencyanalysis.com/home/papers/suffrage.pdf Investor Suffrage Movement]: A novel approach for placing CSRTJSL back in shareholders' hands.
* [http://www.businessethics.ca/3bl Canadian Critique of the Triple Bottom Line] approach to measuring CSRTJSL
* [http://www.intercultural-training.co.uk/articles/general/corporate_social_resp.asp Looking at CSRTJSL in a cultural context]
'''Kritik terhadap CSRTJSL'''
* [http://reclaimdemocracy.org/corporate_accountability/corporations_cannot_be_responsible.html Inherent Rules of Corporate Behavior] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070717161853/http://reclaimdemocracy.org/corporate_accountability/corporations_cannot_be_responsible.html |date=2007-07-17 }}. Critiques corporate social responsibility as a naive approach.
* [http://www.motherjones.com/news/feature/2006/11/hype_vs_hope.html ''Mother Jones'' Magazine] Bill McKibben critiques CSRTJSL.
* [http://www.colorado.edu/studentgroups/libertarians/issues/friedman-soc-resp-business.html Milton Friedman article] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080312125647/http://www.colorado.edu/studentgroups/libertarians/issues/friedman-soc-resp-business.html |date=2008-03-12 }} on why corporations should focus on profit alone.
* [http://www.opinionjournal.com/editorial/feature.html?id=110009295 Milton Friedman Was Right: "Corporate social responsibility" is bunk] by [[Henry G. Manne]]
* [http://repositories.cdlib.org/cgirs/reprint/CGIRS-Reprint-2005-08/ Center for Global, International, and Regional Studies] History and Critique of Corporate Social Responsibility (PDF file)
* [http://www.economist.com/printedition/displayStory.cfm?Story_ID=4008642 Business and Society: The biggest contract]: The Economist on advantages and limitations of CSRTJSL.
== Bacaan lanjut ==
* Freeman, Edward; Moutchnik, Alexander (2013): ''Stakeholder management and CSRTJSL: questions and answers.'' In: ''UmweltWirtschaftsForum'', Springer Verlag, Bd. 21, Nr. 1. http://link.springer.com/article/10.1007/s00550-013-0266-3
* Carroll, A. and Buchholtz, A. (2003) Business and Society: Ethics and Stakeholder Management. Thomson. Ohio
* Carroll, A. (1998) The Four Faces of Corporate Citizenship. Business and Society Review, September, vol. 100, no. 1, pp. 1-7 1–7
* Clarkson, M. (1995) A stakeholder framework for analyzing and evaluating corporate social performance. Academy of Management Review. Vol.20, pp. 92 -117–117.
* Davis, K. and Blomstrom, R. (1975) Business and Society: Environment and Responsibility, McGraw - Hill, New York.
* Fombrun, C. (2000) The value to be found in corporate reputation The public's view of a company not only acts as a reservoir of goodwill, but also boosts the bottom line. Financial Times December 4 2000
* Griffin, J. and Mahon, J. (1997) The Corporate Social Performance and Corporate Financial Performance Debate: Twenty five years of incompatible research. Business and Society. Vol. 36. pp. 5 -31–31
* Maignan, I., Ferrell, O. and Tomas, G.(1999) Corporate Citizenship: Cultural Antecedents and Business Benefits. Journal of the Academy of Marketing Science. Volume 27, No. 4, pages 455-469.
* Maignan, I., and Ferrell, O. (2001) Corporate citizenship as a marketing instrument - Concepts, evidence and research directions. European Journal of Marketing. Vol.35 No.3/4 pp.457-484 457–484
* Matten, D, Crane, A. and Chapple, W. (2003) Behind the mask: Revealing the true face of corporate citizenship. Journal Business Ethics Vol. 45, Issue1 pp109
* Menon, A. and Menon, A. (1997) Enviropreneurial marketing strategy: the emergence of corporate environmentalism as marketing strategy. Journal of Marketing. Vol. 61, pp. 51 -– 67
* Millennium Poll on Corporate Responsibility ‘Environics International Ltd’ in cooperation with The Prince of Wales Trust September 1999.
* Waddell, S. (2000) New institutions for the practice of corporate citizenship; Historical Intersectoral, and Developmental Perspectives'. Business and Society Review, Vol. 105, pp. 323 -– 345.
* Wartick, S. and Cochran, P. (1985) The Evolution of the Corporate Social Performance Model. Academy of Management Review, Vol.10, pp. 767.
* {{cite book| last=WBCSD ||title=[http://www.wbcsd.org/Plugins/DocSearch/details.asp?DocTypeId=25&ObjectId=Mjc1 The Business Case for Sustainable Development] | publisher=[[World Business Council for Sustainable Development]] | date=2001 | isbn=2-94-024019-1}}
* {{cite book| last=WBCSD ||title=[http://www.wbcsd.org/Plugins/DocSearch/details.asp?DocTypeId=25&ObjectId=Mjg1 Corporate Social Responsibility: Making good business sense] | publisher=[[World Business Council for Sustainable Development]] | date=2000 | isbn=2-94-024007-8}}
* {{cite book| last=WBCSD ||title=[http://www.wbcsd.org/Plugins/DocSearch/details.asp?DocTypeId=25&ObjectId=Mjg2 Corporate Social Responsibility: Meeting changing expectation] | publisher=[[World Business Council for Sustainable Development]] | date=1999 | isbn=2-94-024007-8}}
* {{cite book| ||title=[http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32583/4-jurnal%20p%20kohar.pdf?sequence=1 Kajian Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Unilever Indonesia] | publisher=IPB Repository | date=2010}}
* Wood, D. (1991) Corporate Social Performance Revisited. Academy of Management Review, Vol.4, pp. 691 -– 718.
{{Authority control}}
[[Kategori:Bisnis]]
|