Silsilah raja-raja Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(47 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
Berikut ini adalah silsilah raja kerajaan-kerajaan di [[Pasundan]], [[Indonesia]], yaitu kerajaan:
#
#
#
#
== Salakanagara ==
[[Jayasingawarman]] pendiri [[Tarumanagara]] adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari [[Salankayana]] di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari
== Tarumanagara ==
Berikut adalah raja-raja [[Tarumanagara]]:
# '''[[Jayasingawarman]]''' (358 - 382 M) Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari
# '''[[Dharmayawarman]]''' (382 - 395 M) Dipusarakan di tepi kali Candrabaga.
# '''[[Purnawarman]]''' (395 - 434 M) Ia membangun
# '''[[Wisnuwarman]]''' (434-455 M)
# '''[[Indrawarman]]''' (455-515 M)
# '''[[Candrawarman]]''' (515-[[535]] M) Pada tahun [[535]] M terjadinya Meletus Gunung [[Krakatau]] yang sangat dasyat yang menyebabkan [[tsunami]] yang sangat besar dan berdampak pada seluruh dunia
# '''[[Suryawarman]]''' ([[535]] - 561 M) Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun [[526]] M, misalnya, '''Manikmaya''', menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di '''[[Kendan]] '''yang terkenal dengan [[Kerajaan Kendan]], daerah Nagreg antara [[Bandung]] dan Limbangan, [[Garut]]. Sedangkan putera Manikmaya, tinggal bersama kakeknya di
# '''[[Kertawarman]]''' (561 - 628) [[Rakeyan Sancang]] (lahir 591 M) putra Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 – 618 M). Raja Suraliman Sakti (568 – 597) putra Manikmaya cucu [[Suryawarman]] Raja [[Kerajaan Kendan]] adalah saudara sepupu Rakeyan Sancang
# '''[[Sudhawarman]]''' (628-639 M)
# '''[[Hariwangsawarman]]''' (639-640 M)
# '''[[Nagajayawarman]]''' (640-666 M)
# '''[[Linggawarman]]''' (666-669 M) Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan '''12 orang raja'''. Dalam tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama '''Manasih''' menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama '''Sobakancana''' menjadi isteri [[
# '''
== Kerajaan Sunda Galuh ==
Berikut adalah raja-raja [[Kerajaan Sunda Galuh|Sunda Galuh]]:
# '''
# [[Sanjaya dari Sunda|'''
# [[Tamperan Barmawijaya|'''Tamperan Barmawijaya''']] / Rakeyan Panaraban (732 - 739 M) Ia adalah kakak seayah [[Rakai Panangkaran]], Raja [[Kerajaan Mataram (Hindu)]] ke 2, putera [[Sanjaya]] dari '''Sudiwara''' puteri '''Dewasinga''' Raja '''Kalingga Selatan''' atau Bumi '''
# Rakeyan Banga / [[Hariang Banga|'''Hariang Banga''']] (739-766 M).
# [[Rakeyan Medang|'''Rakeyan Medang''']] / Prabu Hulukujang (766-783 M).
# [[Prabu Gilingwesi|'''Prabu Gilingwesi''']], menantu
# Pucukbumi Darmeswara, menantu no. 6, (795-819 M).
# Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus (819-891 M).
Baris 49:
# Prabu Dewa Sanghyang (1012-1019M).
# Prabu Sanghyang Ageng (1019 - 1030 M), berkedudukan di Galuh.
#
# Raja Sunda ke 21 berkedudukan di Galuh
# Raja Sunda ke 22 berkedudukan di Pakuan
# Raja Sunda ke 23 berkedudukan di Pakuan
# Raja Sunda ke-24 memerintah di Galuh
# '''PRABU GURU DHARMASIKSA atau [[Darmasiksa]]''', mula-mula berkedudukan di [[Saunggalah]], kemudian pindah ke [[Pakuan]].
# Prabu Ragasuci (1297 – 1303M) berkedudukan di Saunggalah dan dipusarakan di Taman, Ciamis. Ragasuci sebenarnya bukan putera mahkota karena kedudukanya itu dijabat kakaknya RAKEYAN JAYADARMA. Permaisuri Ragasuci adalah DARA PUSPA (Puteri Kerajaan Melayu) adik DARA KENCANA isteri KERTANEGARA, dari kerajaan SINGHASARI di Jawa Timur.
# Prabu Citraganda (1303 – 1311 M), berkedudukan di Pakuan. Ketika wafat ia dipusarakan di Tanjung.
Baris 60:
# '''Prabu Hajiguna Wisesa''' (1333 - 1340), berkedudukan di [[Kawali]], adalah menantu Prabu Lingga Dewata. Sampai tahun 1482 pusat pemerintahan tetap berada di sana. Bisa dikatakan bahwa tahun 1333 - 1482 adalah ZAMAN KAWALI dalam sejarah pemerintahan di Jawa Barat dan mengenal 5 orang raja. Lain dengan Galuh, nama Kawali terabadikan dalam dua buah prasasti batu peninggalan PRABU RAJA WASTU yang tersimpan di "ASTANA GEDE" Kawali. Dalam prasasti itu ditegaskan "mangadeg di kuta Kawali" (bertahta di kota Kawali) dan keratonnya disebut SURAWISESA yang dijelaskan sebagai "Dalem sipawindu hurip" (keraton yang memberikan ketenangan hidup).
# '''Prabu Maharaja Lingga Buana''' (1340 – 1357).
# MANGKUBUMI SURADIPATI atau PRABU BUNISORA, adik Prabu Lingga Buana. Ada yang menyebut PRABU KUDA LALEAN. Dalam [[BABAD PANJALU]] ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) disebut [[PRABU BOROSNGORA]]. Selain itu ia pun dijuluki BATARA GURU di
# '''Prabu Raja Wastu''' atau '''[[Niskala Wastu Kancana]]'''(1371-1475). Ia adalah anak Prabu Lingga Buana, dinobatkan menjadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Permaisurinya yang pertama adalah LARA SARKATI puteri [[Lampung]]. Dari perkawinan ini lahir SANG HALIWUNGAN (setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda bergelar PRABU SUSUKTUNGGAL). Permaisuri yang kedua adalah MAYANGSARI puteri sulung Bunisora atau Mangkubumi Suradipati. Dari perkawinan ini lahir NINGRAT KANCANA (setelah menjadi penguasa [[Galuh]] bergelar PRABU DEWA NISKALA).
# '''Prabu Dewa Niskala''' dan '''Prabu Susuktunggal''' (1475-1482). Setelah Wastu Kancana wafat tahun [[1475]], kerajaan dipecah dua di antara Susuktunggal dan Dewa Niskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilayah telah membuat jalinan perkawinan antar cucu Wastu Kencana. JAYADEWATA, putera Dewa Niskala mula-mula memperistri AMBETKASIH (puteri KI GEDENG SINDANGKASIH). Kemudian memperistri SUBANGLARANG (puteri KI GEDENG TAPA yang menjadi Raja Singapura). Subanglarang ini keluaran pesantren Pondok QURO di PURA, [[Karawang]]. Ia seorang wanita muslim murid [[Syekh Quro|SYEKH HASANUDIN]] yang menganut MAHZAB HANAFI. Pesantren Qura di [[Karawang]] didirikan tahun [[1416]] dalam masa pemerintahan Wastu Kancana. Subanglarang belajar di situ selama 2 tahun. Ia adalah nenek [[Syarif hidayatullah|SYARIF HIDAYATULLAH]]. Kemudian memperistri KENTRING MANIK MAYANG SUNDA puteri Prabu Susuktunggal. Jadilah antara Raja Sunda dan Raja Raja Galuh yang seayah ini menjadi besan.
# '''[[Sri Baduga Maharaja]]''' (1482 - 1521). Pada tahun [[1482]], Prabu Dewa Niskala menyerahkan Tahta Kerajaan Galuh kepada puteranya [[Sri Baduga Maharaja|Jayadewata]]. Demikian pula dengan Prabu Susuktungal yang menyerahkan Tahta Kerajaan Sunda kepada menantunya ini ([[Sri Baduga Maharaja|Jayadewata]]). Dengan peristiwa yang
▲=== Raja-Raja Sunda yang menjadi Raja di Mataram dan Majapahit ===
Jadi ada '''dua''' penerus sah dari tahta KERAJAAN SUNDA yang menjadi raja besar di '''Jawa Tengah''' dan '''Jawa Timur'''.
# [[Sanjaya]] / '''Rakeyan Jamri''' / '''Prabu Harisdarma''', raja ke 2 Kerajaan Sunda-Galuh(723 – 732M), menjadi raja di [[Kerajaan Mataram (Hindu)|Kerajaan Mataram]] Kuno (732 - 760M). Ia adalah pendiri [[Kerajaan Mataram Kuno]], dan sekaligus pendiri '''[[Wangsa Sanjaya]]'''.
# [[Raden Wijaya]], penerus sah Kerajaan Sunda ke – 26, yang lahir di Pakuan, dan dikemudian hari menjadi Raja [[Majapahit]] pertama (1293 – 1309 M). Memiliki darah Sunda dari kakeknya
== Pajajaran ==
Baris 77 ⟶ 78:
# [[Ratu Sakti]] (1543 – 1551), bertahta di [[Pakuan]]
# [[Ratu Nilakendra]] (1551-1567), meninggalkan [[Pakuan]] karena serangan Hasanudin dan anaknya, [[Maulana Yusuf]]
# [[Raga Mulya]] (1567 – 1579), dikenal sebagai
'''Palangka Sriman Sriwacana'''
Berakhirnya zaman [[Pajajaran]] (1482 - 1579), ditandai dengan diboyongnya PALANGKA SRIMAN SRIWACANA (Tempat duduk tempat penobatan tahta) dari Pakuan ke [[Surasowan]] di [[Banten]] oleh pasukan [[Maulana Yusuf]]. Batu berukuran 200 x 160 x 20
▲Berakhirnya zaman [[Pajajaran]] (1482 - 1579), ditandai dengan diboyongnya PALANGKA SRIMAN SRIWACANA (Tempat duduk tempat penobatan tahta) dari Pakuan ke [[Surasowan]] di [[Banten]] oleh pasukan [[Maulana Yusuf]]. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa di boyong ke [[Banten]] karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian.
▲Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru.
Kedua, dengan memiliki Palangka itu, menjadikan Maulana yusuf sebagai namanya, merupakan penerus kekuasaan Pajajaran yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri [[Sri Baduga Maharaja]].
Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas [[Keraton Surasowan]] di [[Banten]]. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya WATU GIGILANG. Kata Gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
'''Mahkota Binokasih'''
Dalam silsilah keluarga Sumedang [[Pangeran Santri|Pangeran Kusumadinata]] / [[Pangeran Santri]] selain dianggap sebagai raja daerah/ mandala [[Kerajaan Sumedang Larang]] juga mendapat gelar jabatan NALENDRA dari Kerajaan [[Pakuan Pajajaran]], dia dijadikan titik tolak urutan para keturunan Sumedang serta diposisikan sebagai Bupati pertama walaupun istilah Bupati belum dikenal pada waktu itu. Mulailah urutan para penguasa atau Bupati yang memerintah [[Sumedang]] secara turun menurun, dimulai dari pewarisan kekuasaan/ kerajaan kepada salah satu putranya yang bernama [[Prabu Geusan Ulun]] / Pangeran Kusumadinata II dan bergelar Nalendra yang memerintah dari tahun 1578 sampai tahun 1610
Pada masa pemerintahannya datang menghadap untuk mengabdi serombongan orang yang dipimpin oleh 4 Kandage Lante (bangsawan/ abdi raja setingkat bupati) dari [[Pakuan Pajajaran]] yang telah hancur diserang [[Kesultanan Banten]], kedatangannya selain melaporkan bahwa Pajajaran telah bubar juga meminta agar [[Prabu Geusan Ulun]] meneruskan kepemimpinan [[Pakuan Pajajaran]], diserahkanlah '''''mahkota emas''''' milik Raja [[Pakuan Pajajaran]] yang bernama '''[[Binokasih Sanghyang Pake|Bino Kasih]]''' (Mahkota [[Binokasih]]) berikut ''perhiasan serta atribut kebesaran lainnya'' sebagai bentuk pernyataan bahwa Kerajaan Sumedang Larang telah ditetapkan sebagai penerus kekuasaan Pakuan Pajajaran, ke 4 Kandaga Lante tersebut adalah: ''Batara Sang Hyang Hawu'' (Sayang Hawu atau lebih dikenal sebagai eyang/ Embah Jaya Perkasa); ''Batara Pancar Buana'' (Terong Peot); ''Batara Dipati Wiradijaya'' (Nganganan); ''Batara Sang Hyang Kondang Hapa''.
Dengan kejadian tadi berarti kedudukan dan kekuasaan [[Prabu Geusan Ulun]] Raja [[Sumedang Larang]] menjadi lebih besar dengan menerima hibah sebagian besar wilayah bekas Kerajaan Pakuan Pajajaran (seluruh Tatar Sunda kecuali Banten dan Cirebon), sementara Raja Pakuan Pajajaran terakhir (Prabu Nusiya Mulya/ Suryakancana) menurut kabar menyingkir ke Gunung Salak sambil menghimpun kekuatan untuk serangan balasan, namun tidak pernah terlaksana karena dia keburu meninggal dunia.
Walaupun telah menerima wilayah kekuasaan dari bekas Kerajaan Pakuan Pajajaran, sulit bagi dia untuk mengembangkan kekuasaannya karena posisi [[Kerajaan Sumedang Larang]] terjepit di antara dua kekuatan besar yaitu Kerajaan/ [[Kesultanan Banten]] dan Kerajaan/ [[Kesultanan Cirebon]] yang sama-sama mengincar wilayah bekas [[Pakuan Pajajaran]].
== Garis waktu kerajaan-kerajaan di Tatar Pasundan ==
{{Kerajaan Sunda}}
{{S-start}}
{{Succession box|jabatan=[[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Kerajaan Hindu-Budha]]
|pendahulu=[[Kerajaan Salakanagara|Salakanagara]]
|pengganti=[[Kerajaan Sunda Galuh|Sunda Galuh]]
|tahun=358 - 669
}}
[[Kategori:Daftar raja Indonesia|Sunda]]
[[Kategori:Raja Sunda]]
|