NAMRU-2: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Riset medis militer Angkatan Laut Amerika Serikat; Menambah Kategori:Penelitian medis militer Angkatan Laut Amerika Serikat menggunakan HotCat |
|||
(35 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox military unit
|unit_name= Naval Medical Research Unit Two
|image=
|caption=
|dates= 1944
|country= {{flag|Amerika Serikat}}
|allegiance=
|branch={{nowrap|[[
|type=
|role=
|size=
|command_structure=[[Biro Pengobatan dan Pembedahan AS]] (''Bureau of Medicine and Surgery'') (BUMED)
|current_commander= [[Captain (United States)|Captain]] Carlos I. LeBron
|garrison= [[
|ceremonial_chief=
|colonel_of_the_regiment=
|nickname=
|patron=
|motto=
|colors=
|march=
|mascot=
|battles=
|anniversaries=
}}
'''''Naval Medical Research Unit Two''''' (bahasa Indonesia: '''Unit Riset Medis Angkatan Laut
NAMRU-2 beroperasi di beberapa negara di [[Asia Tenggara]], termasuk [[Vietnam]], [[Laos]], [[Singapura]], [[Filipina]], [[Thailand]], Indonesia dan [[Kamboja]].<ref name="NMRC" /> Di [[Phnom Penh]],
Sementara itu NAMRU-2 yang sebelumnya beroperasi di Indonesia direlokasikan ke [[Pearl Harbor]], [[Hawaii]] dan secara resmi dibuka sebagai NAMRU-2 Pacific pada 17 Juni 2010, dan ditutup pada tahun 2013.
== Sejarah ==
NAMRU-2 dimulai di [[Guam]] pada Perang Dunia II dan dioperasikan dibawah [[Yayasan Rockefeller]].<ref name=USEmbCam>
Pada tahun 1958 wabah [[kolera]] klasik meletus di Bangkok, Thailand, untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun.
Pada tahun 1968 diskusi dimulai antara Kementrian Kesehatan Indonesia untuk mendirikan unit terpisah di di [[Jakarta]], [[Indonesia]].<ref name=NMRC/> Permintaan dari Kementrian Kesehatan Indonesia ini dilatar belakangi oleh penyakit [[pes]] yang melanda [[Boyolali]], kecamatan, Selo dan Cepogo dimana 101 orang jatuh sakit dan 42 orang diantaranya meninggal dengan tingkat fatalitas (''case fatality rate [CFR]'') 42▼
persen.<ref name="DepKes">[http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/lain-lain/Sejarah-Balitbangkes.pdf Katalog Dalam Terbitan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. ''The Dance of Minds: 35 Tahun Badan Litbangkes 1975-2010'']. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2010. 163 hlm.; 17 x 24,5 cm. ISBN 978-602-8937-23-8 </ref>▼
▲Pada tahun 1968 diskusi dimulai antara Kementrian Kesehatan Indonesia untuk mendirikan unit terpisah di di [[Jakarta]], [[Indonesia]].<ref name=NMRC/> Permintaan dari Kementrian Kesehatan Indonesia ini dilatar belakangi oleh penyakit [[pes]] yang melanda [[Boyolali]], kecamatan, Selo dan Cepogo
Unit ini kemudian didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia untuk menyelidiki penyakit penyakit menular yang signifikan baik untuk Angkatan Laut A.S. dan Departemen Pertahanan A.S. <ref name=USEmbJak> {{en}} [http://jakarta.usembassy.gov/pr_04232008.html U.S Embassy Jakarta: Fact Sheet The Truth About Namru-2]</ref><ref name=NMRC/> Pada tahun 1979, sebagai langkah diplomatik akibat diakuinya [[Republik Rakyat Cina]] oleh Amerika Serikat, NAMRU-2 diminta untuk meninggalkan Taiwan dan pindah ke Manila, Filipina. <ref name=NMRC/>▼
▲persen.<ref name="DepKes">[http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/lain-lain/Sejarah-Balitbangkes.pdf Katalog Dalam Terbitan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. ''The Dance of Minds: 35 Tahun Badan Litbangkes 1975-2010''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130911025222/http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/lain-lain/Sejarah-Balitbangkes.pdf|date=2013-09-11}}. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2010. 163 hlm.; 17 x 24,5 cm. ISBN 978-602-8937-23-8
▲Unit ini kemudian didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia untuk menyelidiki penyakit penyakit menular yang signifikan baik untuk Angkatan Laut A.S. dan Departemen Pertahanan A.S.<ref name=NMRC/><ref name=USEmbJak>
Pada tahun 1990 dikarenakan kekalutan politik di Filipina dan ancaman potensial terhadap personil A.S., pihak A.S. menganggap langkah bijaksana untuk memindahkan pusat komando ini karena ada keinginan untuk mengurangi keberadaan A.S. di Manila.<ref name=NMRC/> Angkatan Laut A.S. kemudian mulai menegosiasikan kepindahan unit induk ke Jakarta, Indonesia dan diskusi dimulai antara Kementrian Luar Negeri A.S. dan Pemerintah Indonesia.<ref name=NMRC/> Unit induk kemudian resmi pindah ke Jakarta di tahun 1991 dan Unit di Manila ditutup pada bulan Juni 1994.<ref name=USEmbCam/> ▼
▲Pada tahun 1990 dikarenakan kekalutan politik di Filipina dan ancaman potensial terhadap
Setelah itu NAMRU-2 juga mulai merumuskan cara cara penanganan ancaman penyakit menular untuk personil militer A.S. yang diberangkatkan ke [[Laos]], [[Vietnam]], dan [[Kamboja]]. Proyek proyek riset bersama pun dimulai bersama otoritas lokal di negara-negara ini.<ref name=NMRC/> Kemudian Badan Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) menunjuk NAMRU-2 sebagai pusat kolaborasi penyakit-penyakit baru untuk Asia Tenggara.<ref name=NMRC/> ▼
▲Setelah itu NAMRU-2 juga mulai merumuskan cara cara penanganan ancaman penyakit menular untuk
Pada tahun 2002, aktivitas di Phnom Penh dimulai oleh NAMRU-2 dengan tujuan riset regional penyakit menular dan dukungan laboratorium untuk mendiagnosanya. Operasi ini dilakukan dari laboratorium yang berlokasi di Institut Nasional Kesehatan Publik di Pnom Penh, Kamboja.<ref name=USEmbCam/> Pada tahun 2007, dengan dimulainya prioritas dalam merespon ancaman penyakit menular global NAMRU-2 mulai melakukan langkah langkah persiapan unit terpisah di Pnom Penh dengan dukungan Kantor Kerjasama Pertahanan Kedutaan Singapura.<ref name=USEmbCam/> ▼
▲Pada tahun 2002, aktivitas di Phnom Penh dimulai oleh NAMRU-2 dengan tujuan riset regional penyakit menular dan dukungan laboratorium untuk
Laboratorium utama dan pusat NAMRU-2 berada di Jakarta hingga tahun 2010, saat permintaan ditutup dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.<ref name=USEmbCam/> <ref name=Age/> <ref name=Navy> {{en}} [http://www.navytimes.com/article/20080410/NEWS/804100308/Indonesia-bans-Navy-medical-research-unit Navy Times: Indonesia bans Navy medical research unit]</ref> Kemudian elemen pusat Unit ini dipindahkan ke Pearl Harbor, Hawaii dan secara resmi dibuka sebagai NAMRU-2 Pacific pada 17 Juni 2010 dan ditutup pada 2013.<ref name=USEmbCam/><ref name=Pacific/>▼
▲Laboratorium utama dan pusat NAMRU-2 berada di Jakarta hingga tahun 2010, saat permintaan ditutup dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.<ref name=
===NAMRU-2 di Indonesia===▼
Unit NAMRU-2 di Jakarta Indonesia mulai dibicarakan pada tahun 1968 antara Kementrian Kesehatan Indonesia dengan pihak Amerika Serikat sebagai unit terpisah dari fasilitas yang berada di Taipei, Taiwan. <ref name=NMRC/> Unit ini kemudian secara resmi didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia. <ref name=USEmbJak/> <ref name=NMRC/> Menyusul kekalutan politik di Manila, unit induk resmi pindah ke Jakarta di tahun 1991 dan Unit di Manila ditutup pada bulan Juni 1994.<ref name=USEmbCam/> ▼
▲Unit NAMRU-2 di Jakarta Indonesia mulai dibicarakan pada tahun 1968 antara Kementrian Kesehatan Indonesia dengan pihak Amerika Serikat sebagai unit terpisah dari fasilitas yang berada di Taipei, Taiwan.
NAMRU-2 Jakarta menempati lokasi sebesar 5.670 meter persegi yang terdiri dari laboratorium, kantor, dan tempat penyimpanan yang berada di tiga gedung yang berbeda yang terdapat di kompleks Kementrian Kesehatan Indonesia (Badan LITBANGKES).<ref name=NMRC/> Fasilitas ini juga dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan binatang yang telah diakreditasi oleh Asosiasi Akreditasi AS Untuk Perawatan Hewan Laboratorium - ''American Association for the Accreditation of Laboratory Animal Care'' (AAALAC).<ref name=NMRC/> Didalamnya juga termasuk 220 meter persegi laboratorium BL3 yang dipindahkan dari lokasi sebelumnya di Korea.<ref name=NMRC/> Selain fasilitas yang berada di Jakarta, fasilitas lain yang cukup modern dan lengkap adalah fasilitas riset seluas 418 meter persegi yang terdapat di Jayapura, Irian Jaya. Staf NAMRU-2 terdiri dari 175 pegawai Indonesia dan 19 pegawai A.S.<ref name=USEmbJak/>
Pada tahun 2001 sebuah buku berjudul Evaluasi Program: Perspektif Departemen Pertahanan Amerika Serikat akan Munculnya Sistem Penanggulangan dan Pengawasan Penyakit Menular Global (''Perspectives on the Department of Defense Global Emerging Infections Surveillance and Response System
===
====
Pada tahun 2005 [[flu burung]] menjadi masalah kesehatan serius untuk dunia, dan Indonesia terkena dampak terparah dengan 141 kasus dan 115 yang terkena meninggal dunia.<ref name=CH2>{{en}} [http://www.currentconcerns.ch/index.php?id=774 Current Concern: Indonesian Minister of Health Demands Dignity, Equality and Transparency for all Countries in the World No. 7/8 2009] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304203838/http://www.currentconcerns.ch/index.php?id=774 |date=2016-03-04 }}</ref> Dr. [[Siti Fadilah Supari]] pada awalnya patuh pada peraturan WHO dan mengikuti seluruh aturannya.<ref name=CH2/>
Salah satu purwarupa vaksinnya kemudian dikembangkan oleh perusahaan [[Australia]] [[CSL]] dan didukung dana oleh pemerintahan [[John Howard|Howard]] <ref name=ABC>{{en}} [http://www.abc.net.au/pm/content/2008/s2176988.htm ABC: Rudd under pressure over vaccine deal with Indonesia]</ref> Upaya pembuatan vaksin ini ditujukan untuk melindungi pekerja medis apabila terjadi wabah, namun kemudian mantan Menteri Kesehatan Australia, [[Tony
Pada tahun yang sama (2007) Siti, sebagai Menteri Kesehatan RI mengumumkan bahwa Indonesia tidak akan lagi menyerahkan virus-virus [[flu burung]]nya kepada Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) Divisi Jaringan Pegawas Influenza yang dikenal sebagai GISN.
Didalam bukunya Siti mengungkapkan bahwa sejak tahun 1952 sebanyak 110 negara yang memiliki kasus kasus flu wajib berbagi contoh spesimen virus tanpa syarat.<ref name=CH2/> Virus virus ini dikumpulkan oleh GISN, menjadi milik mereka, dan oleh ahlinya kemudian melakukan pertimbangan
Negosiasi kemudian dimulai oleh Indonesia pada Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia (''WHA - World Health Assembly'') menuntut perpindahan virus-virus yang adil dan transparan, upaya ini banyak didukung oleh negara-negara lain yang tergabung di WHO.<ref name=CH/> Ada dua hal utama yang dipermasalahkan oleh Siti; (1) jalur distribusi pengiriman virus yang tidak transparan
Namun pertemuan ini menjadi singkat karena Menteri Fadila diminta kembali ke Indonesia karena adanya wabah dan banyak diskusi penting yang dijadwalkan tidak terjadi.<ref name=CH/> Indonesia kemudian mulai mengirim lagi contoh virusnya berdasarkan konsensus negara-negara di dunia internasional bahwa virus flu burung Indonesia H5N1 nyata sangat berbahaya untuk manusia sehingga sangat penting bahwa laboratorium laboratorium WHO memiliki kesempatan menganalisis secara rinci, membandingkannya dengan virus yang mirip dari berbagai dunia lain, dan melindungi Indonesia dan negara lainnya dari penyebarannya.<ref name=ABC/> Dalam Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia juga dipertanyakan walaupun Indonesia memiliki keprihatinan dalam ranah geografisnya, penyebaran penyakit tidak melihat batas negara.<ref name=CH/>
Pengamat asal Amerika Serikat Scott McPherson yang merupakan konsultan pemerintah, bisnis, dan ahli persiapan dan pemulihan bencana menyatakan dalam blognya bahwa isu ini masuk pada tahap "tidak masuk akal" oleh Kementrian Kesehatan Indonesia.<ref name=ScottBlog>[http://www.scottmcpherson.net/journal/2008/4/10/epidemic-of-indonesian-health-ministry-insanity-grows-as-nam.html Epidemic of Indonesian Health Ministry insanity grows as NAMRU-2 banned]</ref> Scott juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak menunjukkan rasa terima kasih sama sekali atas apa yang telah dilakukan AS di Tangerang dalam memberantas Flu Burung pada tahun 2008.<ref name=ScottBlog/><ref name=Antara3>[http://www.antaranews.com/view/?i=1207038671&c=NAS&s= Tangerang Dapat Bantuan Rp15 Miliar dari AS Tangani AI]</ref> Sebagai tambahan menurutnya virus flu burung tidak perlu dipersenjatai oleh manusia untuk menyebar, burungnya sendiri telah melakukan hal tersebut.<ref name=ScottBlog/> Sementara pengamat lain Debora MacKenzie kontributor untuk New Scientist menyatakan pada blognya bahwa pendirian Siti Fadilah yang mempermasalahkan transparansi perpindah tanganan virus masuk akal, dan WHO telah merespon dengan mendirikan sistem pelacakan virus yang didonasikan pergi kemana dalam sistem farmasi dan dunia keilmuan.<ref name=NewScientist>{{en}} [http://www.newscientist.com/blog/shortsharpscience/2008/02/using-flu-for-world-domination.html New Scientist:Using flu for world domination?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131011190302/http://www.newscientist.com/blog/shortsharpscience/2008/02/using-flu-for-world-domination.html |date=2013-10-11 }}</ref> Diskusi diskusi juga mulai dibuka untuk merembukkan tata cara yang lebih baik dalam berbagi hasilnya.<ref name=NewScientist/> Sementara untuk senjata biologi adalah kesimpulan keliru.<ref name=NewScientist/> Debra menambahkan bahwa antara dua pilihan senjata biologis atau vaksin demi keuntungan, yang kedua malah menunjukkan skenario yang lebih mungkin.<ref name=NewScientist/>
=====Dana bantuan AS dan Kekebalan Diplomatik Staf NAMRU-2=====▼
Pada bulan Oktober 2005 dalam kunjungannya ke negara-negara Asia, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat [[Mike Leavitt]] menyatakan telah mengalokasikan dana sebesar 3,15 juta dolar AS untuk membantu penanganan kasus flu burung di Indonesia.<ref name=Merdeka> [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0510/26/nas4.htm Suara Merdeka.com: Jepang Kirim Tim Ahli Flu Burung dan Alat Medis ke Indonesia]. <small> Dipublikasi pada 26 Oktober 2005, diakses 30 Juni 2013</small></ref> Total bantuan yang didapatkan Indonesia adalah sejumlah 25 Juta Dolar <ref name=Merdeka/> sebagai awal bantuan Pemerintah Jepang mengirimkan tim tenaga ahli berupa tiga orang ahli diagnosis laboratorium yang akan mulai bekerja dan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan (Depkes); Pemerintah Australia menyerahkan 50 ribu Tamiflu, obat anti virus influenza produksi PT Roche dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Internasional (WHO)<ref name=Merdeka/>, Australia juga menyatakan akan menambah bantuannya 10 juta dolar Australia guna memerangi ancaman flu burung di Indonesia pernyataan yang disampaikan Menlu [[Alexander Downer]] kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sehingga paket bantuan kepada Indonesia untuk menangani flu burung menjadi 15,5juta dolar Australia, karena sebelumnya mereka telah menjanjikan bantuan sebesar lima juta dolar Australia.<ref name=Merdeka/>▼
▲Pada bulan Oktober 2005 dalam kunjungannya ke negara-negara Asia, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat [[Mike Leavitt]] menyatakan telah mengalokasikan dana sebesar 3,15 juta dolar AS untuk membantu penanganan kasus flu burung di Indonesia.<ref name=Merdeka>
Namun menurut Siti dalam bukunya "It's Time For The World To Change", Indonesia tidak pernah melihat uang yang dijanjikan oleh bantuan AS.
Pada bulan April 2008 sebuah telegram yang dikirimkan oleh [[Kedutaan Besar AS]] Jakarta untuk Washington yang dibocorkan oleh situs Wikileaks melaporkan perkembangan
Keputusan apakah NAMRU-2 ditutup atau tidak, tertunda, pada bulan Juni 2008 karena pihak Indonesia memiliki pendapat yang berbeda.<ref name=JP3>[http://www.thejakartapost.com/news/2008/06/28/indonesia-suspends-namru-negotiations.html Indonesia suspends Namru negotiations]</ref> Pemerintah Indonesia termasuk perwakilan partai politik di pemerintah terbagi dua antara ingin meneruskan dan menutup.<ref name=JP3/> Sementara Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadilah pada orasinya dalam dialog 'Namru-2 Laboratorium Tentara AS di Jantung Jakarta, Ke Mana TNI?' pada bulan yang sama meminta dukungan rakyat untuk menutup NAMRU-2.<ref name=Detik5>[http://news.detik.com/read/2008/06/23/193551/961084/10/namru-2-ditutup-atau-tidak-tergantung-dpr Namru-2 Ditutup atau Tidak, Tergantung DPR]</ref> Kalimat kalimat seperti "usir", "tidak ada gunanya", dan "dijajah" digunakan dalam argumentasinya.<ref name=Detik5/> Negosiasi terhenti karena dari pihak AS tetap menuntut kekebalan diplomatik untuk stafnya sementara dari pihak Indonesia menolak mengirimkan contoh virus.<ref name=JP3/><ref name=JP1/>
Pada bulan Oktober 2008 Siti kemudian menolak (lagi) mengirimkan contoh virus ke NAMRU-2 dengan mengedepankan isu intelejen asing dan permintaan bahwa A.S. tunduk akan tuntutan Indonesia mengenai transparansi transfer virus WHO. <ref name=JP1>{{en}}[http://www.thejakartapost.com/news/2008/04/25/us-insists-immunity-all-namru2-laboratory-staff.html U.S. insists on immunity for all Namru-2 laboratory staff]</ref> Tuduhan aktivitas intelejen dibantah oleh Duta Besar [[Cameron Hume]] dengan menyatakan bahwa seluruh hal yang terjadi di NAMRU-2 transparan. Semua proyek riset telah disetujui oleh Kementrian Kesehatan dan Pemerintah Indonesia memiliki akses pada riset yang sedang dikerjakan. Sehingga tuduhan tidak transparan ini aneh. <ref name=JP1/> Hume juga meminta agar Indonesia memisahkan isu NAMRU-2 dan Perjanjian Transfer Material (virus) atau dikenal juga dengan ''Material Transfer Agreement'' karena hal ini merupakan dua hal yang berbeda.<ref name=JP1/>▼
▲Pada bulan Oktober 2008 Siti kemudian menolak (lagi) mengirimkan contoh virus ke NAMRU-2 dengan mengedepankan isu intelejen asing dan permintaan bahwa A.S. tunduk akan tuntutan Indonesia mengenai
== Rujukan ==
{{reflist}}
[[Kategori:Penelitian medis militer Angkatan Laut Amerika Serikat]]
|