Pelarut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.79.12.69 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Addbot |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
||
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{mergefrom|Pelarut dalam reaksi kimia}}
[[Berkas:Nalgene bottles.jpg|jmpl|Botol pelarut berisi [[etanol]] dan [[aseton]].]]
'''Pelarut''' adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut (cairan, padat atau gas yang berbeda secara kimiawi), menghasilkan suatu [[larutan]]. Pelarut biasanya berupa cairan tetapi juga bisa menjadi padat, gas, atau [[fluida superkritis]]. Kuantitas zat terlarut yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu bervariasi terhadap [[suhu]].
Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah [[air]]. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung [[karbon]]) yang juga disebut '''pelarut organik'''. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.
Penggunaan umum untuk pelarut [[senyawa organik|organik]] terdapat dalam cuci kering (misalnya [[tetrakloroetilena]]), seperti ''thinner'' cat (misalnya [[toluena]], [[terpentin]]), sebagai penghilang cat kuku dan pelarut lem ([[aseton]], [[etil asetat]]), pada penghilang noda (misalnya [[heksana]], petroleum eter), dalam [[deterjen]] ([[terpena]] lemon) serta dalam [[parfum]] ([[etanol]]).
== Larutan dan kelarutan ==
[[Berkas:Effect of solvent on solubility.png|ka|500px|Pengaruh pelarut pada kelarutan]]
'''[[Larutan]]''' terbentuk dari campuran zat-zat yang homogen, dimana pelarut memiliki komponen dengan jumlah yang lebih banyak daripada zat terlarut. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada suhu tertentu disebut larutan jenuh. Banyaknya zat terlarut dalam satu [[liter]] larutan jenuh pada suhu tertentu disebut '''[[kelarutan]]'''.<ref>Tinoco, Ignacio; Sauer, Kenneth and Wang, James C. (2002) ''Physical Chemistry'' Prentice Hall hal. 134 ISBN 0-13-026607-8</ref>
Apabila suatu zat terlarut dimasukan ke dalam suatu pelarut, maka [[partikel]] zat terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut. Kemudahan partikel zat terlarut menggantikan [[molekul]] pelarut bergantung pada kekuatan relatif dari interaksi antara pelarut-pelarut, interaksi antara zat terlarut-zat terlarut, dan interaksi antara pelarut-zat terlarut.<ref>Lowery and Richardson, hal. 181–183</ref> Jika tarik menarik zat terlarut-pelarut lebih kuat daripada tarik menarik pelarut-pelarut dan tarik menarik zat terlarut-terlarut, maka proses pelarutan akan berlangsung, proses ini disebut reaksi [[eksotermik]]. Jika interaksi zat terlarut-pelarut lebih lemah daripada interaksi pelarut-pelarut dan interaksi zat-zat terlarut maka proses ini disebut reaksi [[endotermik]].
== Klasifikasi ==
=== Pelarut organik dan anorganik ===
'''Pelarut organik''' merupakan pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Dalam pelarut organik, zat terlarut didasarkan pada kemampuan koordinasi dan [[konstanta dielektrik]]nya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan non-polar bergantung pada gugus kepolaran yang dimilikinya. Pada proses kelarutan dalam pelarut organik, biasanya reaksi yang terjadi berjalan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan.<ref>Srivastava. 2007. Chemistry Vol (1&2). New Delhi: V. K Enterprises.</ref> Larutan yang dihasilkan bukan merupakan [[konduktor]] [[listrik]]. Contoh pelarut organik adalah senyawa dengan [[gugus fungsi|fungsionalitas]] [[alkohol]], [[eter]], [[ester]], [[keton]], dan sebagainya.
Sementara itu, '''pelarut anorganik''' merupakan pelarut selain air yang tidak memiliki komponen organik di dalamnya. Dalam pelarut anorganik, zat terlarut dihubungkan dengan konsep sistem pelarut yang mampu mengautoionisasi pelarut tersebut. Biasanya pelarut anorganik merupakan pelarut yang bersifat polar sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar. Larutan yang dihasilkan merupakan konduktor listrik yang baik. Contoh dari pelarut anorganik adalah [[amonia]] dan [[asam sulfat]].
=== Pelarut protik dan aprotik ===
Pelarut dengan nilai [[permitivitas]] statis relatif (εr) lebih besar dari 15 (seperti kutub atau polarisasi) dapat dibagi menjadi protik dan aprotik. Pelarut protik melarutkan [[anion]] dengan kuat (larutan bermuatan negatif) melalui ikatan hidrogen. [[Air]] termasuk pelarut protik polar. Pelarut seperti [[aseton]] atau [[diklorometana]] cenderung memiliki momen dipol yang besar (pemisahan muatan parsial negatif dan muatan parsial positif dalam molekul yang sama) dan melarutkan spesi bermuatan positif melalui dipol negatif.<ref>Lowery and Richardson, hal. 183.</ref> Dalam [[reaksi kimia]] penggunaan pelarut polar protik mendukung [[mekanisme reaksi]] [[reaksi SN1|S<sub>N</sub>1]], sementara pelarut polar aprotik mendukung mekanisme reaksi [[reaksi SN2|S<sub>N</sub>2]].
== Tabel sifat-sifat pelarut umum ==
Pelarut dikelompokkan menjadi pelarut non-polar, polar aprotik, dan polar dan diurutkan berdasarkan kenaikan polaritas. Polaritasnya dinyatakan sebagai [[konstanta dielektrik]]. Sifat pelarut yang melebihi [[air]] ditulis '''tebal'''.
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" align="center"
! align="center" |
! align="center" | [[Rumus kimia]]
! align="center" | [[Titik didih]]<ref name=boil>[http://www.xydatasource.com/xy-showdatasetpage.php?datasetcode=9724855&dsid=1138&searchtext=solvent Solvent Properties – Boiling Point]. Xydatasource.com. Diakses tanggal 26 Januari 2013.</ref>
! align="center" | [[Konstanta dielektrik]]<ref>[http://macro.lsu.edu/HowTo/solvents/Dielectric%20Constant%20.htm Dielectric Constant] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100704013154/http://macro.lsu.edu/HowTo/solvents/Dielectric%20Constant%20.htm |date=2010-07-04 }}. Macro.lsu.edu. Diakses tanggal 26 Januari 2013.</ref>
! align="center" | [[Massa jenis]]<!-- ### Non-Polar Solvents ### -->
|- bgcolor="#DDDDDD"
Baris 50 ⟶ 71:
| align="center" | 0.894 g/ml
|- bgcolor="#FFCCFF"
| align="center" colspan="5" | '''Pelarut [[
|- bgcolor="#FFCCFF"
| align="center" | [[1,4-Dioksana]]
Baris 70 ⟶ 91:
| align="center" | '''1.326 g/ml''' <!-- ### Polar Aprotic Solvents ### -->
|- bgcolor="#FFCCFF"
| align="center" | [[
| align="center" | CH<sub>3</sub>-C(=O)-CH<sub>3</sub>
| align="center" | 56 °C
Baris 94 ⟶ 115:
| align="center" | '''1.092 g/ml'''<!-- ### Polar Protic Solvents ### -->
|- bgcolor="#FFCCCC"
| align="center" colspan="5" | '''Pelarut Polar [[
|- bgcolor="#FFCCCC"
| align="center" | [[Asam asetat]]
Baris 102 ⟶ 123:
| align="center" | '''1.049 g/ml'''
|- bgcolor="#FFCCCC"
| align="center" | [[N-Butanol|''n''-Butanol]]
| align="center" | CH<sub>3</sub>-CH<sub>2</sub>-CH<sub>2</sub>-CH<sub>2</sub>-OH</sub>
| align="center" | 118 °C
Baris 143 ⟶ 164:
| align="center" | 80
| align="center" | 1.000 g/ml</table>
== Dampak kesehatan ==
Bahaya kesehatan umum yang terkait dengan paparan pelarut meliputi toksisitas pada sistem saraf, kerusakan reproduksi, kerusakan hati dan ginjal, gangguan pernapasan, kanker, dan [[dermatitis]].<ref>[https://www.osha.gov/SLTC/solvents/index.html U.S. Department of Labor > Occupational Safety & Health Administration > Solvents]. osha.gov</ref>
=== Paparan akut ===
Banyak pelarut dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba jika terhirup dalam jumlah besar. Pelarut seperti [[dietil eter]] dan [[kloroform]] telah digunakan dalam pengobatan sebagai [[anestesi]], [[sedatif]], dan [[hipnotik]] untuk waktu yang lama. [[Etanol]] (alkohol biji-bijian) adalah [[psikotropika|obat psikoaktif]] yang banyak digunakan dan disalahgunakan. Dietil eter, kloroform, dan banyak pelarut lainnya (misalnya dari [[bensin]] atau lem) digunakan sebagai hiburan dalam ''sniffing'' lem, sering menimbulkan efek kesehatan jangka panjang yang berbahaya seperti neurotoksisitas atau [[kanker]].
Jika tertelan, alkohol (selain etanol) seperti [[metanol]], [[propanol]], dan [[etilen glikol]] memetabolisme menjadi aldehida beracun dan asam, yang berpotensi menyebabkan [[asidosis metabolik]] fatal. Dengan demikian, pelarut metanol yang umum tersedia dapat menyebabkan kebutaan atau kematian permanen jika tertelan. Pelarut [[2-Butoksietanol|2-butoksietanol]], yang digunakan dalam ''fracking fluid'', dapat menyebabkan [[hipotensi]] dan asidosis metabolik.<ref>{{cite journal|title=Fomepizole fails to prevent progression of acidosis in 2-Butoxyethanol and ethanol coingestion|journal=Clinical Toxicology|date=July 2010|volume=48|issue=6|pages=569–571|doi=10.3109/15563650.2010.492350|pmid=20560787|last1=Hung|first1=Tawny|last2=Dewitt|first2=Christopher R.|last3=Martz|first3=Walter|last4=Schreiber|first4=William|last5=Holmes|first5=Daniel Thomas}}</ref>
=== Paparan kronis ===
Beberapa pelarut termasuk [[kloroform]] dan [[benzena]] (bahan umum dalam [[bensin]]) dikenal sebagai [[karsinogen]], sementara banyak lainnya dipertimbangkan oleh [[Organisasi Kesehatan Dunia]] sebagai kemungkinan merupakan karsinogen. Pelarut dapat merusak organ dalam seperti [[hati]], [[ginjal]], [[sistem saraf]], atau [[otak]]. Efek kumulatif dari paparan pelarut jangka panjang atau berulang disebut ensefalopati kronis yang diinduksi pelarut (CSE).
Paparan kronis pelarut organik di lingkungan kerja dapat menghasilkan berbagai efek neuropsikiatrik yang merugikan. Misalnya, paparan kerja terhadap pelarut organik telah dikaitkan dengan jumlah pelukis yang lebih tinggi yang menderita [[alkoholisme]].<ref name="pmid1606027">{{cite journal |vauthors=Lundberg I, Gustavsson A, Högberg M, Nise G |title= Diagnoses of alcohol abuse and other neuropsychiatric disorders among house painters compared with house carpenters |journal=Br J Ind Med |volume=49 |issue=6 |pages=409–15 |year=1992 |pmid=1606027 |pmc=1012122 |doi=10.1136/oem.49.6.409}}</ref> Etanol memiliki efek sinergis bila dikonsumsi bersamaan dengan banyak pelarut; Misalnya, kombinasi [[toluena]]/[[benzena]] dan etanol menyebabkan lebih banyak [[mual]]/[[muntah]] daripada zat baik saja.
Banyak pelarut diketahui atau diduga bersifat katarak, sangat meningkatkan risiko pengembangan katarak di lensa mata.<ref>{{Cite journal | pmid = 1086605| year = 1976| author1 = Raitta| first1 = C| title = Lens changes in car painters exposed to a mixture of organic solvents| journal = Albrecht von Graefes Archiv für klinische und experimentelle Ophthalmologie| volume = 200| issue = 2| pages = 149–56| last2 = Husman| first2 = K| last3 = Tossavainen| first3 = A | doi=10.1007/bf00414364}}</ref> Paparan pelarut juga dikaitkan dengan kerusakan neurotoksik yang menyebabkan gangguan [[pendengaran]].<ref>{{Cite journal|last=Campo|first=Pierre|last2=Morata|first2=Thais C.|last3=Hong|first3=OiSaeng|title=Chemical exposure and hearing loss|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0011502913000229|journal=Disease-a-Month|volume=59|issue=4|pages=119–138|doi=10.1016/j.disamonth.2013.01.003|pmc=4693596|pmid=23507352}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Johnson AC and Morata,|first=TC|year=2010|title=Occupational exposure to chemicals and hearing impairment. The Nordic Expert Group for Criteria Documentation of Health Risks from Chemicals.|url=https://gupea.ub.gu.se/bitstream/2077/23240/1/gupea_2077_23240_1.pdf|journal=Arbete och Hälsa|volume=44|pages=177|via=}}</ref> dan timbulnya penyakit [[buta warna]].<ref>{{Cite journal | pmid = 3497110| year = 1987| author1 = Mergler| first1 = D| title = Solvent related colour vision loss: An indicator of neural damage?| journal = International Archives of Occupational and Environmental Health| volume = 59| issue = 4| pages = 313–21| last2 = Blain| first2 = L| last3 = Lagacé| first3 = J. P. | doi=10.1007/bf00405275}}</ref>
== Lihat pula ==
{{commons category|Solvents|Pelarut}}
* [[Energi bebas solvasi]]
* [[Koefisien partisi]] (log ''P'')
* [[Solvasi]]
* [[Larutan]]
* [[Polusi air]]
== Referensi ==
{{Reflist|30em}}
== Bibliografi ==
* Lowery, T.H. and Richardson, K.S., ''Mechanism and Theory in Organic Chemistry'', [[Harper Collins Publishers]] 3rd ed. 1987 ISBN 0-06-364044-9
== Pranala luar ==
{{Wiktionary|pelarut}}
* [http://www.esig.org] Solvents in Europe.
* [http://www.usm.maine.edu/~newton/Chy251_253/Lectures/Solvents/Solvents.html Table and text] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041113054037/http://www.usm.maine.edu/~newton/Chy251_253/Lectures/Solvents/Solvents.html |date=2004-11-13 }} O-Chem Lecture
* [http://virtual.yosemite.cc.ca.us/smurov/orgsoltab.htm Tables] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041207190740/http://virtual.yosemite.cc.ca.us/smurov/orgsoltab.htm |date=2004-12-07 }} Properties and toxicities of organic solvents
* [http://www.cdc.gov/niosh/topics/organsolv/ CDC – Organic Solvents – NIOSH Workplace Safety and Health Topic]
* [https://www.epa.gov/hwgenerators/final-rule-2013-conditional-exclusions-solid-waste-and-hazardous-waste-solvent EPA - Solvent Contaminated Wipes]
{{Mekanisme reaksi}}
{{Larutan kimia}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Pelarut| ]]
[[Kategori:Senyawa kimia]]
[[Kategori:Larutan]]
|