Museum Tekstil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mkurniawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Marga yg di tuliskan sebelumnya salah, sayed abdul aziz bermarga alkazimi, bukan alkatiri. Terbukti dalam tulisana di monumen di museum tekstil tertulis alkazimi bukan alkatiri (setelah protes daei keturunan alkazimi)
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(53 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Museum Tekstil 16.jpg|thumb|Museum Tekstil tampak dari depan]]
Museum Tekstil menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Petamburan No. 4 Tanah Abang - Jakarta Pusat. Gedungnya Sendiri pada mulanya adalah rumah pribadi seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke-19. Kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada DR. Karel Christian Cruq.
'''Museum Tekstil''' merupakan museum yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976 oleh Ibu [[Siti Hartinah|Tien Suharto]]. Letak museum menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Kota Bambu Selatan No. 4 [[Palmerah, Jakarta Barat|Kecamatan Palmerah]], [[Jakarta Barat]].
 
Pendirian museum tekstil bertujuan melestarikan budaya tekstil Indonesia. Ada pun visi museumnya adalah menjadikan Museum Tekstil sebagai pusat pelestarian wastra Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional.<ref name=":1">{{Cite web|title=Museum Tekstil|url=https://www.mitramuseumjakarta.org/tekstil|website=www.mitramuseumjakarta.org|access-date=2022-06-16|archive-date=2022-06-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220617164637/https://www.mitramuseumjakarta.org/tekstil|dead-url=yes}}</ref> Ide ini didukung penuh oleh himpunan Wastraprema yaitu sebuah komunitas pencinta kain, tenun dan batik Indonesia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Dimyati|first=Edi|date=2010|title=47 Museum Jakarta|location=Jakarta|publisher=PT. Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-5501-0|pages=55-59|url-status=live}}</ref> Selain sebagai museum, bangunan ini merangkap sebagai situs [[cagar budaya]] dengan nomber SK menteri 0128/M/1998 pada tanggal 27 Februari 1988<ref>{{Cite web|title=Museum Tekstil - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|url=http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014112100006/museum-tekstil|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2022-06-16|archive-date=2022-06-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220617164105/http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014112100006/museum-tekstil|dead-url=yes}}</ref>
Dimasa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil.
 
== Sejarah ==
[[Berkas:musetextil.jpg|jmpl|250px|Museum Tekstil, Tampak Muka]]
 
Pada abad ke-19, bangunan museum ini merupakan rumah pribadi warga negara Prancis. Kemudian dibeli oleh Konsul Turki bernama Abdul Azis Al Mussawi Al Kazimi yang menetap di Indonesia. Selanjutnya, pada tahun [[1942]] kepemilikan bangunan ini beralih ke Karel Christian Crucq.<ref>{{Cite book|last=Marijan|first=Kacung|year=2012|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/10914/|title=Album Budaya: Direktori Museum Indonesia|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|pages=236|url-status=live}}</ref>
 
DimasaPada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas [[Barisan Keamanan Rakyat]] (BKR) dan tahun [[1947]] didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun [[1952]] dibeli oleh [[Departemen Sosial]] dan pada tanggal [[25 Oktober]] [[1975]] diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal [[28 Juni]] [[1976]] diresmikan penggunaannya oleh Ibu [[Siti Hartinah|Tien Soeharto]] sebagai Museum Tekstil.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web |url=https://www.jurnalkini.com/2016/04/03/museum-tekstil/ |title=Tekstil" |access-date=2018-08-17 |archive-date=2018-08-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180817164249/https://www.jurnalkini.com/2016/04/03/museum-tekstil/ |dead-url=yes }}</ref><ref name=":3">{{Cite web|title=Museum Tekstil|url=https://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/99-museum-tekstil.html|website=asosiasimuseumindonesia.org|access-date=2022-06-16}}</ref>
 
Pendirian museum tekstil dilatarbelakangi oleh penurunan tren kain tradisional yang dimulai pada tahun 1970. Penurunan tersebut diiringi dengan berkurangnya pemahaman mengenai penggunaannya serta kuantitas dan kualitas kain tradisional. Tak ayal, terdapat dorongan dari para pencinta kain tradisional untuk membuat organisasi yang berorientasi pada pelestarian kain tradisional. Organisasi Wastraprema pun terbentuk, mereka menyumbangkan 500 kain tradisional kepada pemerintahan DKI Jakarta.<ref name=":2">{{Cite web|title=Museum Tekstil|url=https://www.mitramuseumjakarta.org/history/tekstil|website=www.mitramuseumjakarta.org|access-date=2022-06-16|archive-date=2022-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220616145620/https://www.mitramuseumjakarta.org/history/tekstil|dead-url=yes}}</ref>
 
Setelah peresmian, pada tahun 1985 dibangun dua gedung baru yang dipergunakan untuk ruang perawatan, ruang penyimpanan koleksi, ruang pengenalan wastra, auditorium, perpustakaan dan kantor. Selanjutnya, pada tanggal 2 Oktober 2010 Museum Tekstil melakukan bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia dan meresmikan Galeri Batik yang menyajikan koleksi Batik dari seluruh Indonesia. Pada satu waktu, [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNESCO]] mengakui batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia piagam Warisan Budaya Tak Benda.<ref name=":2" />
 
== Koleksi ==
Terdapat sekitar 1914 buah koleksi kain di museum tekstil.<ref name=":3" /> Namun, hanya 120 kain yang dipilih untuk dipamerkan dan dipublikasikan. Kain-kain tersebut berasal dari tiap daerah dengan segala corak dan kekhasannya. Setiap koleksi ada yang didapatkan dari pembelian, sumbangan dan hibah. Secara umum terdapat empat jenis koleksi. Pertama kelompok koleksi kain tenun, kedua kelompok kain batik, ketiga kelompok kain kontemporer. Terakhir, kelompok kain campuran.<ref name=":0" />
 
Selain koleksi kain, terdapat juga koleksi bahpeaarrwana batik alami, motif-motif cap batik, tata cara proses membatik dan berbagai macam interior-interior yang bermotif batik seperti tempat tidur, furniture, topeng & wayang golek.<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=2021-07-02|title=Museum Tekstil|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/museum/2021/07/museum-tekstil-17-22-17-19-17-66-17-19|website=dinaskebudayaan.jakarta.go.id|language=en-US|access-date=2022-06-16|archive-date=2022-06-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20220617141042/https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/museum/2021/07/museum-tekstil-17-22-17-19-17-66-17-19|dead-url=yes}}</ref> Di luar ruangan terdapat taman pewarna alam dengan luas 2.000m², taman tersebut difungsikan untuk melestarikan dan memperkenalkan pepohonan yang biasa dijadikan pewarna alami. Contoh pohon yang ditanam di sana adalah pohon nangka(pewarna kuning), pohon sawo(pewarna coklat), pohon lobi-lobi(pewarna mra..h)<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Museum di Jakarta}}
{{Lokasi wisata Daerah Khusus Ibukota Jakarta}}
{{Commonscat|Textile Museum (Jakarta)}}
{{coord|-6.18835|106.80962|display=title}}
 
[[Kategori:Museum di Jakarta|Tekstil]]
 
 
{{indo-sejarah-stub}}