Pakistan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(64 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikannoref}}
{{wikifydisputed}}
{{ethnic group|
Suku Pakistan-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Pakistan yang menetap di Indonesia dan atau etnis Pakistan asli yang telah menikah dengan gadis pribumi Indonesia sehingga mempunyai keturunan Pakistan-Indonesia. Suku Pakistan-Indonesia biasa dikenal dengan sebutan Khoja, Koja, Kujo, dan Tambol. Orang Koja umumnya berasal dari daerah Cutch, Kathiawar dan Gujarat, India yang beragama Islam tetapi mereka lebih memilih Pakistan daripada India karena faktor agama. Mereka berasal dari kasta Ksatria. Pada mulanya Bangsa Pakistan pergi ke Indonesia untuk keperluan berdagang dan menyebarkan agama Islam, tapi lama-kelamaan justru betah dan memilih tinggal dan berkeluarga di Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda, mereka dianggap sebagai bangsa Mor bersama dengan suku Arab-Indonesia dan suku India-Indonesia. Tapi seperti kaum etnis Tioghoa dan Arab, India, tidaklah sedikit kaum Pakistan-Indonesia yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.
|image=
|caption=
|group=Pakistan Indonesia<br/>ઇન્ડોનેશિયામાં પાકિસ્તાની<br> انڈونیشیا میں پاکستانی<br>پاڪستاني انڊونيشيا ۾<br>ਇੰਡੋਨੇਸ਼ੀਆ ਵਿੱਚ ਪਾਕਿਸਤਾਨੀ<br>پاکستان په اندونیزیا کې<br>باكستاني في اندونيسيا
|poptime= 40.000-45.000.000
|popplace= [[Medan]], [[Jakarta]], [[Semarang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], dan [[Surabaya]]
|rels= [[Berkas:Star and Crescent.svg|18px]] [[Islam]]
|langs= Terutama: [[bahasa Gujarati|Gujarati]] • [[bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>Juga: [[bahasa Urdu|Urdu]] • [[bahasa Sindhi|Sindhi]] • [[bahasa Punjabi|Punjabi]] • [[bahasa Pashtun|Pashtun]] • [[bahasa Arab|Arab]] • [[daftar bahasa di Indonesia|bahasa daerah]] lainnya di Indonesia Inggris
|related= [[India Indonesia]] • [[Orang-orang Arya|Arya]] • [[Orang Punjabi|Punjabi]] • [[Orang Gujarati|Gujarati]] • [[Orang Sindhi|Sindhi]]
}}
 
Suku'''Pakistan Pakistan-Indonesia''' ([[bahasa Gujarati|Gujarati]]: '''ઇન્ડોનેશિયામાં પાકિસ્તાની'''; [[bahasa Urdu|Urdu]]: '''انڈونیشیا میں پاکستانی''') adalah [[penduduk]] [[Indonesia]] yang memilikimerupakan keturunan [[Orang Pakistan|etnis Pakistan]] yang menetap di [[Indonesia]] dan /atau etnis Pakistan asli yang telah menikah dengan gadispenduduk pribumi[[Pribumi Indonesia]] sehingga mempunyai keturunan Pakistan- Indonesia. SukuEtnis ini berbeda dengan etnis [[India Indonesia]]. Pakistan- Indonesia biasa dikenal dengan sebutan '''Khoja''', '''Koja''', '''Kujo''', dan '''Tambol'''. Orang Koja umumnya berasal dari daerah [[Cutch]], [[Kathiawar]], dan [[Gujarat]], [[India]] yang beragama [[Islam]] tetapi mereka lebih memilih [[Pakistan]] daripada [[India]] karena faktor [[agama]]. Mereka berasal dari kasta Ksatria {{butuh rujukan}}. Pada mulanya Bangsa[[orang Pakistan]] pergi ke [[Indonesia]] untuk keperluan berdagang dan menyebarkan agama [[Islam]], tapitetapi lama-kelamaan justru betah dan memilih tinggal dan berkeluarga di Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda, mereka dianggap sebagai bangsa[[Moor|orang MorMoor]] bersama dengan suku[[Arab Arab-Indonesia]] dan suku[[India India-Indonesia]]. Tapi seperti kaum[[Tionghoa Indonesia|etnis TioghoaTionghoa]], dan[[Arab Indonesia|Arab]], dan [[India Indonesia|India]], tidaklah sedikit kaumorang Pakistan- Indonesia yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.
 
== Sejarah Kedatangan ==
* '''Abad ke-11'''
Masa ini adalah masa kedatangan para [[datuk]] dari [[Walisongo]] yang dipelopori oleh keluarga besar [[Syekh Jamaluddin Akbar]] dari [[Gujarat]], Ia besama putra-putra berdakwahber[[dakwah]] jauh ke seluruh pelosok [[Asia Tenggara]] hingga [[Nusantara]] dengan strategi utama menyebarluaskan [[Islam]] melalui [[pernikahan]] dengan penduduk setempat utamanya dari kalangan istana-istana [[Hindu]].
* '''Tahun 1880an1880-an'''
Pada tahun [[1877]] pelabuhan [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]] mulai dibangun secara [[modern]], selanjutnya KPM (''Koninklijke Paketvaart Maatschappij''), sebuah perusahaan pelayaran [[Belanda]] dioperasikan tahun [[1888]] dengan rute [[Eropa - ]]–[[Hindia Belanda]], sehingga memungkinkan orang-orang dari [[orang India|India]], [[orang Pakistan|Pakistan]], [[Bangsa Arab|Arab Yaman]] atau [[Bangsa Arab|Arab Mesir]], melakukan [[migrasi]] ke [[Nusantara]] secara berangsur-angsur mulai tahun [[1870]] hingga setelah tahun [[1888]].
Gelombang kedatangan suku Pakistan dengan berbondong-bondong ke [[Nusantara]] sekitar tahun 1880an[[1880]]-an. Tidak seperti [[Syeh Jamaluddin Akbar]] dengan strategi menyebarkan agama [[Islam]] dengan menikahi penduduk setempat, pada abad ini strategi menyebarkan [[Islam]] sambil berdagang di [[Nusantara]]. Kaum pendatang ini tidak banyak melakukan [[kawin]] campur dengan penduduk [[pribumi-Nusantara]], tetapi sebagainsebagian juga melakukan [[kawin]] campur dengan penduduk [[pribumi-Nusantara]].
 
=== Perkembangan di Indonesia ===
Komunitas warga Pakistan-Indonesia kebanyakan bermukim di kota [[Semarang]] [[Jawa Tengah]]. Pada awalnya terkonsentrasi di kawasan Pekojan dan Petolongan, namun kini juga tersebar di kawasan sekitar Jl. Mt. Haryono (Mataram) bagian utara kota [[Semarang]], yakni di Jeruk Kingkit, Bonarum, Wotprau, Suburan, Pandean, Progo, Pemali, dan Pesanggrahan. Saat ini etnis Koja sudah banyak yang menyebar kedaerah lain di [[Indonesia]] contohnya [[Jakarta]], [[Solo]], [[Surabaya]], [[Kalimantan]] bahkan sampai [[Papua]]. Mereka memiliki tradisi tersendiri setiap Lebaran, hari-hari besar Islam, dan pernikahan.
Karena kedatangan etnis Pakistan-Indonesia pada awalnya sebagai pedagang, maka mereka meneruskan pekerjaan dan keahliannya tersebut untuk berdagang sampai sekarang. Perdagangann yang mereka geluti adalah di bidang opticoptik, konveksi (kain), arloji, electricelectrik, dan rempah-rempah. Hal ini bisa di temukan di daerah sekitar jalan MT. Haryono dan [[Kawasan Perdagangan Johar]]. Perdagangan tersebut mereka wariskan secara turun temurun kepada anak-anaknya, hal ini bertujuan agar usaha yang mereka miliki tetap berjalan.
 
== Budaya Pakistan-Indonesia ==
* KEKERABATAN
=== Kekerabatan ===
==== Pola Perkawinan<br />====
Dulu, Orangorang-orang Koja yang ada di daerah [[Semarang]] ketika masih ada keturunan asli atau pendatang [[Pakistan]] yang kemudian menetap di daerah persingghanpersinggahan melakukan [[perkawinan]] dengan orang yang masih sama keturunan [[Pakistan]] juga. Hal ini dikarenakandisebabkan orang-orang Koja tersebut sangat menghargai nilai-nilai kekeluargaan [[tradisional]] yang sangat kuat. MakanyaMaka dari itu, kebanyakan orang Koja zaman dulu banyak yang dijodohkan oleh orang yang dituakan dengan persetujuan dari mempelai [[pria]] dan mempelai [[wanita]]. Tetapi pada perkembangan yang sekarang, masyarakat Koja sudah ada yang melakukan [[perkawinan]] campuran dengan orang-orang di luar orang Koja.<br />
 
==== Pola Menetap<br />====
Pola menetap yang dilakukan oleh orang Koja di daerah [[Pekojan]] dan sekitarnya adalah Patrilokal[[patrilokal]], dimana kehidupan setelah [[menikah]], [[istri]] lebih memilih untuk tinggal di dalam lingkungan [[suami]]. Adanya pola yang sudah menjadi [[tradisi]] bagi masyarakat Koja setelah menikah seorang [[istri]] mengikuti suaminya[[suami]]nya. Anggapan [[suami]] sudah menjadi kepala [[keluarga]] dan [[masyarakat]] Koja di daerah tersebut menganggap bahwa [[suami]] adalah [[pemimpin|imam]] atau [[pemimpin]] yang harus diikuti oleh istrinya[[istri]]nya.<br />
 
=== Dialek ===
DIALEK<br />
Masyarakat Koja yang bermukim di [[Semarang]] dulunya menggunakan [[bahasa di India|dialek-dialek indiaIndia]] atau [[bahasa di Pakistan|Pakistan]] dalam berkomunikasiber[[komunikasi]]. Tetapi seiring bejalannya waktu, sampai generasi ke lima ini sudah tidak menggunakan [[bahasa di India|dialek-dialek India]] atau [[bahasa di Pakistan|Pakistan]], mereka terpengaruh dengan [[bahasa arabArab]] misalnya memanggil ayah dan ibu dengan sebutan 'abah' dan 'umi'. Disini walaupun dalam keseharian mereka sudah tidak menggunakan [[bahasa India]] atau [[bahasa Urdu|Pakistan]] tetapi mereka masih melestarikannya dengan cara pada saat mereka bertemu sanak keluarga mereka, mereka masih menggunakan bahasa Pakistan sebagai alat komunikasi mereka.
Ketika mereka berkomunikasi dengan keluarga dekat bahasa Pakistan masih sering mereka gunakan misalnya nala yang berarti enak, paitan yang berarti pergi dan soru yang artinya makan.<br />
Kamus Bahasa Dialek Khoja :
Enak (Nala), Tidak Enak (Nalailik), Kecil (Korcil), Banyak/Besar (Meto), Buang Air Besar (Maedan), Buang Air Kecil (Maedan Tani), Habis (Pocuk) Uang (Sali), Hutang (Kardan), Makan (Soru), Tidur (Tonggre), Bohong/Menipu (Cempli), Nasi (Arsi), Lapar (Pesgi), Orang (Per), Melihat (Pakeran), Kerja (Suhul), Mahal (Micem), Murah (Malio), Gila/Edan (Paiti), Pergi (Paetan), Nikah (Zuat), Anak (Pole), dll.
 
=== Tradisi<br />===
Tradisi yang masih melekat hingga saat ini<br />
==== Malam pacar ====
Malam pacar adalah malam yang dilakukan oleh keluarga dari mempelai putri, sebelum menjalankan akad nikah. Malam itu biasanya diisi dengan menghias tangan mempelai putri dengan menggunakan hena (kutek pacar). Setelah acara itu selesai dilanjutkan dengan tari-tarian oleh gadis-gadisngadis yang merupakan teman dari mempelai wanita. Tarian ini mempunyai makna bahwa mempelai wanita bahgiabahagia akan segera melepas masa lajangnya, tarian tersebut dilakukan di kamar mempelai wanita dan yang berada dalam kamar itu hanya para wanita saja, sedangkan laki-lakinya berada di luar rumah.
Malam pacar juga diiringi dengan acara pembacaan doa-doa islam dan pengajian yang dilangsung dipimpin oleh seorang pemuka agama.
Setelah acara malam pacar selesai dilanjutkan dengan acara ijab yang hanya dihadiri oleh keluarga mempelai pria dan para kaum laki-laki yang merupakan teman dari mempelai laki-laki hingga acara ijab selesai sedangkan mempelai wanita berada dikamar. <br />
==== Khitanan Massal<br />====
Acara khitanan[[khitan]]an ini dilakukan rutin setahun sekali, acara ini juga merupakan warisan dari keturunan pakistan sehingga warga koja yang berada di [[Pekojan]] [[Semarang]] melestarikan [[budaya]] ini setiap bulan [[Maulid]].<br />
 
Lebaran<br />
==== Lebaran ====
Masyarakat Koja yang berada diluardi luar daerah Pekojan, [[Semarang]], setiap lebaran[[Lebaran]] menyempatkan pulang ke kampung halaman, Pekojan, untuk melakukan ''sonjo'' (Silaturahmi[[silaturahmi]]). [[Lebaran]] di kampungKampung Pekojan, dan kemudian saat [[malam]] dilanjut ''sonjo'' (Silaturahmi[[silaturahmi]]) [[Lebaran]] ke [[Wotprau]], [[Jerukkingkit]], [[Suburan]], [[Pandean]], [[Progo]], [[Pemali]] yang merupakmerupakan juga daerah basis keturunan Pekojan.
Dalam perjalanannya, di akhir tahun 2019 para generasi keturunan Khoja di Semarang mendirikan Komunitas Budaya Khoja Semarang (KHOJAS) diketuai Muhammad Sholeh Emde (Ketua Umum)bersekretariat di Jalan MT Haryono Kp Wotprau No 7 Semarang. Tujuan berdirinya komunitas KHOJAS untuk melestarikan budaya Khoja, yang merupakan paduan budaya Gujarat-Indonesia (Semarangan). Salah satu yang dipertahankan sampai kini adalah Adat pengantin Semarangan bagi warga Pekojan. Adat Pengantin Semarangan banyak dipengarugi budaya KHOJA, terlihat tampak pada pakaiannya yang mengenakan Kurta (mirip Jubah) dengan topi Turban (mirip Sorban). Pengantin Semarangan tidak mengenakan keris, melainkan pedang ala Gujarat (bukan Samurai).
Pada Saat lebaran, makanan khas KHOJA yang menjadi sugatan yang terkenal adalah : Dadar Saus, Tar Nanas dan Coklat Piring (dipanggang diatas dan sebesar piring), ketan Punar, Ketan Enten-enten, Sagon, Pis Tuban, Bolu Lapis 50 telor, dll.
 
'''TOKOH KHOJA SEMARANG'''
Ahmad Rafiq atau dikenal A Rafiq adalah kelahiran Kp Wotprau Semarang, keturunan Khoja. Sejak kecil hingga besar A Rafiq hidup di kawasan Pekojan, termasuk sekolah di Mahad Islam dan aktif di Masjid Jami pekojan, Jalan Tolongan Semarang. Di Kampung Wotprau A Rafiq tergabung dalam perkumpulan Orkes Melayu (OM) Sinar Mutiara pimpinan Arief Fadilah (kakek M Sholeh Emde) pada tahun 1960an. Jebolan OM Sinar Mutiara Muda ini kemudian bergabung di OM Sinar Kemala Surabaya pimpinan A Kadir, sebelum akhirnya tenar sebagai penyanyi Melayu dan aktor di Jakarta.
Anas Salim dikenal sebagai sesepuh Persatuan Artis Film Indonesia Semarang. Pada tahun 1970an hingga 1980an Anas Salim dikenal sebagai pemain teater dan aktor. Peran yang sering dilakonkan sebagai ulama dalam film-film horor.
 
== Lihat pula ==
Etnis peranakan lain
* [[en:Pakistanis in Arab-Indonesia]]
* [[Orang Indo|Eropa-Indonesia]]
* [[Filipina-Indonesia]]
* [[India-Indonesia]]
* [[Jepang-Indonesia]]
* [[Korea-Indonesia]]
* [[Tionghoa-Indonesia]]
{{India Indonesia}}
 
{{Uncategorized|date=Februari 2023}}
[[en:Pakistanis in Indonesia]]