Soepomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amangkubumi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(84 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{confused|Supomo}}
{{Infobox Officeholder
| honorific_prefix = [[Raden]]
|name = {{PAGENAME}}
| name = {{PAGENAME}}
|image = Supomo from President Website.JPG
| image = Supomo (Photographs by Daan Noske).jpg
|imagesize =
| imagesize =
|caption =
| caption =Supomo di [[Bandara Schiphol]], 1951
|office = Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Menteri Hukum dan HAM Indonesia
| office = Menteri Kehakiman Indonesia
|order = 1
| order = ke-1
|term_start = [[19 Agustus]] [[1945]]
|term_end term_start = [[1419 November]]Agustus [[1945]]
| term_end = 14 November 1945
|succeeding =
| president = [[Soekarno]]
| predecessor = ''Tidak ada'', ''Jabatan baru''
| successor = [[Soewandi]]
| term_start1 = 20 Desember 1949
|birth_date = {{Birth date|1903|1|22}}
| term_end1 = 6 September 1950
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| president1 = [[Soekarno]]
|death_date = {{Death date and age|1958|9|12|1903|1|22|mf=y}}
| primeminister1 = [[Mohammad Hatta]]
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| predecessor1 = [[Susanto Tirtoprodjo]]
|nationality = [[Indonesia]]
| successor1 = [[Wongsonegoro]]
|party =
| office2 = Presiden Universiteit Indonesia
|spouse =
| order2 = ke-2<br/><small>(Rektor UI)</small>
|relations =
| term_start2 = 1951
|children =
| term_end2 = 2009
|alma_mater =
| president2 =
|occupation =
| predecessor2 = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
|profession =
|religion successor2 = [[IslamBahder Djohan]]
| birth_date = {{Birth date|1903|1|22}}
|signature =
| birth_place = [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kasunanan Surakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]]
|website =
| death_date = {{Death date and age|1958|9|12|1903|1|22|mf=y}}
|footnotes =
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| party =
| spouse =
| relations =
| alma_mater = Bataviasche Rechtsschool (kini [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]]){{br}}[[Universitas Leiden]] ([[Meester in de Rechten|Mr.]])
| occupation = {{hlist|[[Politikus]]|[[pengacara]]}}
| profession =
| signature = Sign Soepomo.png
| website =
| footnotes =
}}
'''Prof. Mr. Dr Soepomo''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Supomo'''; {{lahirmati|[[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]|22|1|1903|[[Jakarta]]|12|9|1958}}) adalah seorang [[pahlawan]] nasional [[Indonesia]]. Soepomo dikenal sebagai arsitek [[UUD 45|Undang-undang Dasar 1945]], bersama dengan [[Muhammad Yamin]] dan [[Sukarno]].<ref name=Sim>lihat Marsillam Simanjuntak 1994. ''Pandangan negara integralistik : sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945''. Pustaka Graffiti.</ref>
 
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Meester in de Rechten|Mr.]] ''' Soepomo''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Supomo'''; {{lahirmati|[[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]]|22|1|1903|[[Jakarta]]|12|9|1958}}) adalah seorang politikus dan pengacara Indonesia yang menjabat sebagai [[Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Kehakiman]] pertama negara itu dari Agustus hingga November 1945 dan lagi dari Desember 1949 hingga 6 September 1950. Dikenal sebagai bapak [[konstitusi Indonesia]],{{sfn|Drooglever|1997| p = 69}} ia secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]] pada tahun 1965. Soepomo dikenal sebagai perancang [[UUD 45|Undang-undang Dasar 1945]], bersama dengan [[Muhammad Yamin]] dan [[Soekarno]].<ref name=Sim>lihat Marsillam Simanjuntak 1994.ANJAY ''Pandangan negara integralistik: sumber, unsur, dan riwayatnya dalam persiapan UUD 1945''. Pustaka Graffiti.</ref>
== Persatuan ==
 
== PendidikanRiwayat Hidup ==
Sebagai putra keluarga [[priyayi]], Soepomo berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS ([[Europeesche Lagere School]]) di [[Boyolali]] (1917), MULO ([[Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs]]) di [[Solo]] (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di [[Batavia]] pada tahun [[1923]]. Ia kemudian ditunjuk sebagai [[pegawai negeri]] pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] yang diperbantukan pada Ketua [[Pengadilan Negeri]] Sragen (Soegito 1977).
 
=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
Antara tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat kesempatan melanjutkan pendidikannya ke [[Rijksuniversiteit Leiden]] di [[Belanda]] di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum yang dikenal sebagai "arsitek" ilmu [[hukum adat]] Indonesia dan ahli [[hukum internasional]], salah satu konseptor [[Liga Bangsa Bangsa]]. Thesis doktornya yang berjudul ''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta'' (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta) tidak saja mengupas sistem [[agraria]] tradisional di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di [[wilayah Surakarta]] (Pompe 1993). Ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam bahasa yang halus dan tidak langsung, menggunakan argumen-argumen kolonial sendiri, dan hanya dapat terbaca ketika kita menyadari bahwa subyektivitas Soepomo sangat kental diwarnai etika Jawa (lihat buku [[Franz Magnis-Suseno]] "Etika Jawa" dan tulisan-tulisan [[Ben Anderson]] dalam ''Language and Power'' sebagai tambahan acuan tentang etika Jawa untuk memahami cara pandang dan strategi ''agency'' Soepomo).
Soepomo dilahirkan pada 22 Januari 1903, di [[Sukoharjo]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]).{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Ia berasal dari keluarga priyayi; kakek dari pihak ibu dan ayah keduanya adalah pejabat tinggi pemerintah. Ia memulai pendidikannya pada tahun 1917, ketika ia terdaftar di [[Europeesche Lagere School]] (ELS) di [[Boyolali]]. Ia lulus pada tahun 1920, dan melanjutkan studinya ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) di [[Surakarta]]. Pada tahun 1923, ia pindah ke [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]) dan bersekolah di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Bataviasche Rechtsschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Setelah lulus dari sana, ia bekerja di sebuah pengadilan negeri di [[Surakarta]],<ref name="Tokoh">{{cite web | title = Salah Satu Perumus UUD 1945 | work = TokohIndonesia.com | url = https://tokoh.id/biografi/3-pahlawan/salah-satu-perumus-uud-1945/ | url-status = live | df = dmy-all}}</ref> sebelum berangkat ke [[Belanda]] untuk melanjutkan pendidikan. Di Belanda, ia mendaftar di [[Universitas Leiden]], dan belajar hukum di bawah [[Cornelis van Vollenhoven]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}}
 
Ia lulus pada tahun 1927, dengan tesisnya yang berjudul "Reformasi Sistem Agraria di [[Wilayah Surakarta]]",{{efn|Asli: "''Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta''"}} yang berisi uraian tentang sistem agraria di Surakarta dan kritik terselubung terhadap [[Imperium Belanda|kolonialisme Belanda]].{{sfn|Bahari|2011| pp = 12–13}} Sekembalinya ke rumah, ia menjadi pegawai pengadilan di [[Yogyakarta]], kemudian dipindahkan ke Departemen Kehakiman di Batavia. Saat bertugas di Departemen Kehakiman, ia mengambil pekerjaan sampingan sebagai dosen tamu di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Rechtshoogeschool]].{{sfn|Bahari|2011| p = 13}} Ia kemudian bergabung dengan asosiasi pemuda [[Jong Java]], dan menulis sebuah makalah berjudul "Perempuan Indonesia dalam Hukum", yang ia presentasikan bersama dengan Perdana Menteri di kemudian hari [[Ali Sastroamidjojo]] pada Kongres Perempuan 1928.<ref name="Tokoh"/>
 
=== Pemakluman konstitusi ===
[[File:Supomo, Pekan Buku Indonesia 1954, p248.jpg|thumb|200px|right|Foto Soepomo, {{circa|1954}}]]
 
Pada tanggal 1 Maret 1945, tahun terakhir [[pendudukan Jepang di Indonesia]], pemerintah Jepang membentuk [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945 untuk mengerjakan "persiapan kemerdekaan di wilayah pemerintahan pulau jawa ini". Soepomo menjadi salah satu dari 62 anggota. Pada sidang pertama yang berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni, ia menyatakan dukungannya untuk masa depan Indonesia menjadi negara kesatuan yang kuat, dengan alasan bahwa itu sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. Dia juga berbicara menentang gagasan negara Islam. Pada tanggal 1 Juni 1945, presiden di masa depan [[Soekarno]] berpidato, di mana ia menguraikan dasar negara masa depan, lima sila [[Pancasila]]. Pada masa reses BPUPKI, hal ini kemudian dimasukkan ke dalam pembukaan konstitusi masa depan, [[Piagam Jakarta]] oleh Panitia Sembilan, yang tidak termasuk Soepomo.{{sfn|Elson|2009| pp = 108–111}}
 
Ketika BPUPKI bersidang kembali untuk sidang kedua, yang dimulai pada 10 Juli, sebuah komite beranggotakan 19 orang dibentuk untuk menghasilkan rancangan undang-undang, dan Soepomo memainkan peran dominan dalam pembahasannya, yang berlangsung selama tiga hari. Dia sengaja menghasilkan konstitusi yang memiliki pemerintahan pusat yang kuat dengan kekuasaan terkonsentrasi pada presiden, dan tanpa sistem [[Pemisahan kekuasaan|''checks and balances'']] yang jelas, sejalan dengan pendapatnya. Secara khusus, ia mendukung totalitarianisme integralis berdasarkan ideologi keluarga dan mengusulkan negara Indonesia dimodelkan pada [[Nazi Jerman]] dan [[Kekaisaran Jepang]].<ref>{{cite book |last1=Bourchier |first1=David |title=Illiberal democracy in indonesia : the ideology of the family state. |date=2016 |publisher=Taylor & Francis |location=London and New York |isbn=9781138236721 |pages=65–69 |url=https://www.routledge.com/Illiberal-Democracy-in-Indonesia-The-Ideology-of-the-Family-State/Bourchier/p/book/9781138236721 |access-date=2 April 2022}}</ref>
 
Ia meyakini sistem ini akan menghindari konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam diskusi itu, ia ditentang keras oleh [[Mohammad Yamin]], yang menyerukan demokrasi ala Barat dengan jaminan hak asasi manusia. Wakil presiden masa depan [[Mohammad Hatta|Hatta]] juga menginginkan deklarasi hak-hak untuk dimasukkan, tetapi Soekarno memihak Soepomo. Kompromi mencapai Pasal 28 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia akan diatur dengan undang-undang. Setelah diskusi panas, khususnya mengenai peran agama dalam berita negara, rancangan konstitusi dan pembukaannya diterima pada 16 Juli.{{sfn|Anderson|1961|p=18}}{{sfn|Kusuma & Elson|2011|p=196}}{{sfn|Elson|2009|p=114-118}}{{sfn|Butt|Lindsey|2012|pp=39-41,51}}{{sfn|Indrayana|2008|p=98-100}} Setelah [[Jepang menyerah]], pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan Indonesia]]. Keesokan harinya, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) yang telah dibentuk pada 7 Agustus, bertemu dan menyetujui rancangan undang-undang yang dihasilkan oleh panitia BPUPKI.{{sfn|Elson|2009|p=114-118}} Konstitusi juga memiliki penjelasan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembukaan dan isi, yang juga ditulis oleh Soepomo. Karena ini bukan produk BPUPKI atau PPKI, status hukumnya tidak pasti.{{sfn|Indrayana|2008| p = 98-100}}
 
=== Karier pascakemerdekaan ===
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen di [[Universitas Gadjah Mada]],{{sfn|Bahari|2011|p=13}} serta [[Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian|Akademi Polisi Jakarta]].<ref name="Tokoh" /> Dia juga Presiden [[Universitas Indonesia]].<ref name="Tokoh" /> Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]].<ref name="Tokoh" />{{sfn|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada 12 September 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].{{sfn|Bahari|2011| p = 12}} Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]].<ref name="Tokoh" />
 
== Pemikiran ==
{{main|Integralisme Soepomo}}
Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name=Sim/>
 
Hampir tidak ada [[biografi]] tentang Soepomo, kecuali satu yang dikerjakan Soegito (1977) berdasarkan proyek [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]. [[Marsilam Simanjuntak]] berpendapat bahwa Soepomo adalah sumber dari munculnya [[fasisme]] di [[Indonesia]]. Soepomo mengagumi sistem pemerintahan [[Jerman]] dan [[Jepang]]. Simanjuntak menilai Negara "[[Orde Baru]]" ala Jenderal [[Soeharto]] adalah bentuk negara yang paling dekat dengan ideal Soepomo, kesimpulan yang masih perlu diperdebatkan ulang.<ref name="Sim" />
== Meninggal dunia ==
Soepomo meninggal dalam usia muda akibat [[serangan jantung]] di [[Jakarta]] pada tahun 1958 dan dimakamkan di [[Surakarta|Solo]].
 
== Dalam budaya populer ==
==Referensi==
* Dalam film ''[[Jenderal Soedirman (film)|Jenderal Soedirman]]'' (2015), Soepomo diperankan oleh [[Totos Rasiti]].
{{reflist}}
 
== Catatan kaki ==
 
{{Notelist|30em}}
 
== Referensi ==
 
=== Kutipan ===
 
{{Reflist|30em}}
 
=== Sumber ===
 
{{refbegin|30em}}
*{{Cite book|title=Some Aspects of Indonesian Politics under the Japanese occupation, 1944-1945|last=Anderson|first=Benedict|author-link=Benedict Anderson|publisher=Cornell University|year=1961|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924006545622&view=1up&seq=3|location=Ithaca, N.Y.}}
*{{cite book |last=Bahari |first=Adib |title=Pendekar Hukum Indonesia |trans-title=Indonesian Legal Giants |publisher=Pustaka Yustisis |isbn=978-979-3411-04-0 |language=Indonesian |location=Yogyakarta |year=2011 }}
*{{Cite book|last1 = Butt| first1 = Simon| last2= Lindsey| first2 = Tim |title=The Constitution of Indonesia: A Contextual Analysis|publisher=Hart Publishing|year=2012|isbn = 978-1-84113-018-7}}
* {{Citation | last = Drooglever | first = P. J. | title = The Genesis of the Indonesian Constitution of 1949 | journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | volume = 153 | issue = 1 | pages = 65–84| year = 1997 | issn = 0006-2294 | doi = 10.1163/22134379-90003945| hdl = 2066/29299 | url = https://repository.ubn.ru.nl/bitstream/2066/29299/1/29299___.PDF| hdl-access = free}}
* {{cite journal |last1=Elson |first1=R. E. |date=October 2009 |title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 |url= https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf?sequence=1&isAllowed=y |journal=Indonesia |volume= 88|issue=88 |pages=105–130}}
*{{cite web |url=http://www.indonesianembassy.org.uk/embassy_ambassador.html |title=Indonesian Ambassadors |publisher=Indonesian Embassy in the United Kingdom |archive-url=https://web.archive.org/web/20110927105628/http://www.indonesianembassy.org.uk/embassy_ambassador.html |ref={{harvid|Embassy of Indonesia, Indonesian Ambassadors}} |archive-date=27 September 2011 |url-status=dead |df=dmy-all }}
* {{Cite book|first=Denny|last=Indrayana |title=Indonesian Constitutional Reform 1999-2002: An Evaluation of Constitution-Making in Transition|publisher=Kompas Book Publishing|year=2008|isbn=978-979-709-394-5|location=Jakarta}}
* {{Citation | last = Kusuma | first = A.B. | last2 = Elson | first2 = R.E. | title = A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia | journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | volume = 167 | issue = 2–3 | pages = 196–209| year = 2011 | issn = 0006-2294 | doi = 10.1163/22134379-90003589| url = http://espace.library.uq.edu.au/view/UQ:273574/UQ273574_OA.pdf }}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/popup_biodata_pejabat.asp?id=111 Biodata pada Kepustakaan Presiden RI]
* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/popup_biodata_pejabat.asp?id=111 Biodata pada Kepustakaan Presiden RI]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{S-start}}
 
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{s-new | office}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]] | tahun = 1945 | pendahulu = tidak ada | pengganti = [[Soewandi]]}}
{{Kotak_suksesis-ttl | jabatan title= [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]] | tahunyears = 1949 - 1950 | pendahulu = [[Susanto Tirtoprodjo]] | pengganti = [[AG. Pringgodigdo]]1945}}
{{s-aft | after= [[Soewandi]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Menteri Kehakiman Republik Indonesia|Menteri Kehakiman Indonesia]]
| tahun = 1949–1950
| pendahulu = [[Susanto Tirtoprodjo]]
| pengganti = [[AG. Pringgodigdo]]
}}
{{s-aca}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Rektor Universitas Indonesia|Presiden Universiteit Indonesia (Rektor UI)]]
| tahun = 1951–1954
| pendahulu = [[Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo]]
| pengganti = [[Bahder Djohan]]
}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya|Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya]]
| tahun = 1954–1956
| pendahulu = [[Soebandrio]]
| pengganti = [[Soenario]]
}}
{{kotak selesai}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}
{{BPUPKI}}
{{PPKI}}
{{Menteri Hukum dan HAM Indonesia}}
{{Authority control}}
{{lifetime|1903|1958|Soepomo}}
 
{{Menteri Hukum dan HAM Indonesia}}
 
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:BPUPKI]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Sukoharjo]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia]]
[[Kategori:TokohMenteri JawaKabinet TengahPresidensial]]
[[Kategori:TokohDuta JawaBesar Indonesia untuk Britania Raya]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]