Amsal 30:4: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
(24 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Amsal 30:4''' (disingkat '''Ams 30:4''') adalah ayat keempat [[Amsal 30|dari pasal ke-30]] [[Kitab Amsal]] dalam [[Alkitab Ibrani]] ataudan [[Perjanjian Lama]] di [[Alkitab]] [[Kristen]].<ref name="Blom">J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850979-415-385-0, 9789794153857</ref><ref name="Lasor">{{id}} WS Lasor, ''Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.</ref> Merupakan salah satu tulisan yang oleh orang [[Kristen]] dianggap sangat jelas menunjuk kepada nubuat mengenai [[Mesias]].,<ref name=nelsonstudy>The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997</ref> yaitu kedatangan [[Kristus]], Sang Putra Allah.<ref>{{Citation | last = The American Tract Society | title = The Great Prophecies and Allusions to Christ in the Old Testament | year = ca. 1800s | url = http://www.biblehelpsonline.com/prophecies/pofchristss01.htm | accessdate = 2008-07-18 | archive-date = 2006-05-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20060522044447/http://www.biblehelpsonline.com/prophecies/pofchristss01.htm | dead-url = yes }}</ref> Pandangan ini juga dinyatakan dalam tulisan [[John Witherspoon]] [http://books.google.com/books?id=6McOAAAAIAAJ&pg=PA204&lpg=PA204&dq=agur+prophet&source=web&ots=VqREPDxGRn&sig=5qrrAOMPuNd3c9UKu3-3ZME63UA#PPA204,M1 "On the Purity of The Heart"] ("Mengenai Kesucian Hati"). Lihat pula [http://www.icr.org/home/resources/resources_tracts_hissonsname/ "His Son's Name"] ("Nama Putra-Nya") tulisan Dr. [[Henry M. Morris]] dari [[Institute for Creation Research|Institute for Creation Research (ICR)]]. Sebaliknya, penafsir Yahudi, antara lain [[Rashi]], menafsirkan ayat ini dan ayat sebelumnya ({{Alkitab|Amsal 30:3}}) merujuk kepada [[Musa]], terutama Hikmat [[Taurat]] yang diketahui dan dipahami oleh Musa, dan tidak ada nabi yang bangkit setelah itu yang seperti Musa.<ref>Bandingkan {{Alkitab|Ulangan 34:10}}</ref><ref>{{Citation| last = Chabad.org | title = Proverbs Chapter 30 with Rashi Commentary | url = http://www.chabad.org/library/bible_cdo/aid/16401/jewish/Chapter-30.htm | accessdate = 2013-03-19}}</ref>
 
{{quotation|
:''Siapakah yang naik ke sorga lalu turun?
=== ::''Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? ===
:''Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?
::''Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi?
:''Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!''
::::::::::::Amsal 30:4 ([[Terjemahan Baru]]) }}
 
== Sumber ==
Naskah sumber utama:
* [[Teks Masoret]] ([[abad ke-10]] M)
* [[Septuaginta]] ([[abad ke-3 SM]])
* [[Naskah Laut Mati]] ([[abad ke-2 SM]])
 
== Penulis ==
Baris 12 ⟶ 20:
== Teks ==
=== Bahasa Indonesia ===
[[Terjemahan Baru]] ([[LAI]], [[1974]])
:'' Siapakah yang naik ke sorga lalu turun?
::''Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya?
:''Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?
::'' Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi?
:''Siapa '''namanya''' dan siapa '''nama anaknya'''? Engkau tentu tahu!''<ref>{{Alkitab|Amsal 30:4}}</ref>
 
Baris 48 ⟶ 56:
: {{Strong|mî|4310}} {{Strong|‘ā·lāh|05927}}-{{Strong|shā·ma·yim|08064}} way·{{Strong|yê·raḏ|03381}}
:: {{Strong|mî|4310}} {{Strong|’ā·sap̄|00622}}-{{Strong|rū·aḥ|07307}} bə·{{Strong|khā·p̄ə·nāw|02651}}
: {{Strong|mî|4310}} {{Strong|tsā·rar|06887}}-{{Strong|ma·yim|04325}} baś·{{Strong|śimśhim·lāh|08071}},
:: {{Strong|mî|4310}} {{Strong|hê·qîm|06965}} {{Strong|kāl|03605}}-{{Strong|’ap̄·sê|00657}}-{{Strong|’ā·rets|00776}};
: {{Strong|mah|4100}}-{{Strong|shə·mōw|8034}} ū·{{Strong|mah|4100}}-{{Strong|shəm|8034}}-{{Strong|bə·nōw|01121}} , {{Strong|kî|03588}} {{Strong|ṯê·ḏā‘|03045}}.
 
Terjemahan harfiah
Baris 68 ⟶ 76:
== Analisis ==
=== Umum ===
Dalam ayat ini terdapat suatu catatan nubuat mengenai Dia yang sudah turun dari sorga untuk menjadi Pengajar dan Juruselamat kita, dan kemudian naik ke sorga untuk menjadi Pembela kita. [[Mesias]] di sini disebut sebagai sosok pribadi yang berbeda dengan Sang Bapa, tetapi namanya masih rahasia. Sang Penebus Agung, dalam kemuliaan pengetahuan dan anugerah-Nya, tidak dapat dikenali dengan sempurna. kalau bukan karena [[Kristus]], dasar bumi telah runtuh di bawah tekanan beban kutukan atas tanah, akibat dosa manusia. Siapa, dan apa itu Yang Berkuasa yang melakukan semuanya itu? Tidak ada dasar untuk menduga hal lain selain dari Firman Allah; di mana menambahi Firman-Nya membuka jalan bagi kesalahan dan penyelewengan.<ref>Matthew Henry's Concise Commentary</ref>
 
Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam ayat ini begitu mendorong [[Agur]] untuk menyadari ketidaktahuan dan ketiadaannya di hadapan pikiran kemuliaan dan kekuasaan Sang Pencipta. Kita dapat membandingkan dengan [[Ayub 38]] dan seterusnya.<ref name=pulpit>The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.</ref> Dalam [[Perjanjian Lama]] jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sampai "Siapa Nama-Nya" jelas adalah "[[YHWH]]" (atau ditulis "TUHAN" dalam Alkitab bahasa Indonesia), tetapi pertanyaan "Siapa nama putra-Nya?" tidak terjawab sampai [[Yesus]] [[Kristus]] menyatakannya dalam [[Yohanes 3#Ayat 13|Yohanes 3:13]]:<ref name=nelsonstudy/>
:''"<font color=green>Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari padadaripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia</font>."''<ref>{{Alkitab|Yohanes 3:13}}</ref>
 
=== Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? ===
Baris 79 ⟶ 87:
 
"Naik ke sorga lalu turun" dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan tentang Allah dan hal-hal ilahi, lalu turun kembali ke dunia untuk menyampaikan hal itu. [[Henokh]] terangkat ke sorga sebelum waktunya (kematian jasmaninya), dan nabi [[Elia]] juga dijemput dengan kereta berapi, mungkin saja pada bertepatan dengan saat kematian jasmaninya; namun tidak ada dari mereka yang kembali lagi ke dunia orang hidup, untuk menginformasikan kepada manusia fana apa yang telah dilihat, diketahui dan dinikmati di sana. Setelahnya, [[Paulus dari Tarsus|rasul Paulus]] terangkat sampai ke langit ketiga, dan kembali lagi; namun apa yang didengarnya tidak boleh diucapkan oleh manusia: dan sebenarnya, sejak kedatangan [[Kristus]] tidak perlu lagi penyampaian lebih lanjut dari perjalanan semacam itu, untuk mendapatkan informasi ({{Alkitab|Roma 10:6}}). Dan, berbicara lazimnya, tidak pernah ada selain dia, yang nama-namanya adalah Ithiel dan Ukal, yang pernah memikirkannya. Bahwa Ia (Sang Putra) berbaring di pelukan Sang Bapa, dan mengenal jelas segala pikiran dan kehendak-Nya; Ia turun dari sorga ke bumi bukan dengan gerakan perpindahan, melainkan dengan cara alamiah; dan ketika Ia menyatakan kehendak Bapa-Nya, dan melaksanakan pekerjaan-Nya, Ia naik lebih dari segala langit, dan menerima pemberian-pemberian untuk umat manusia; untuk mengisi gereja-gereja dan pelayan-pelayan-Nya dengan pemeberian-pemberian tersebut, guna berkomunikasi dan melengkapi pengetahuan rohani dan ilahi; dan karenanya, dengan kepatutan dan ketepatan yang agung, Ia menerapkan segala perkataan itu kepada diri-Nya sendiri ({{Alkitab|Yohanes 3:13}}).<ref name=gill>Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref>
<!--
who hath bound the waters in a garment? either the waters above, which are bound in the thick clouds as in a garment which hold them from pouring out; or the waters of the sea, which are as easily managed by the Lord as an infant by its parent, and is wrapped about with a swaddling band, Job 26:8. But can any creature do this? none but the mighty God; and his almighty Son the Ithiel and Ucal, who clothes the heavens with blackness, and makes sackcloth their covering: even he who is the Redeemer of this people, and has the tongue of the learned, to speak a word in season to them Isaiah 50:2;<ref name=gill/>
 
=== Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? ===
who hath established all the ends of the earth? fixed the boundaries of the several parts of the world, Europe, Asia, Africa, and America, and the several countries in them? settled the foundations of the earth, and secured the banks and borders of it from the raging of the sea? None but these next mentioned; see Job 38:4;<ref name=gill/>
Kata "angin" diterjemahkan dari [[bahasa Ibrani]] ''{{Strong|rū·aḥ|07307}}'' yang dapat berarti "roh". Jadi pertanyaan itu dapat pula ditulis: Siapa yang telah mengumpulkan '''roh''' dalam genggamnya? Siapa yang memiliki kontrol akan angin yang tidak kelihatan, sehingga dapat seenaknya menahan atau melepaskannya menurut kehendak-Nya? ({{Alkitab|Mazmur 135:7; Amos 4:13}}). Dalam [[Septuaginta]] tertulis, "Siapa yang mengumpulkan angin dalam pelukannya ({{lang-en|his bosom}}; {{lang-el|κόλῳ}})?"<ref name=pulpit/> Bukan makhluk biasa; maupun seseorang atau sekelompok orang tertentu; bukan dalam kekuasaan siapapun, manusia maupun malaikat, untuk menahan maupun melepaskan angin seenaknya; juga bukan Iblis, meskipun disebut penguasa di udara, yaitu roh-roh jahat di udara, dapat memerintahkan angin. Hanya yang menciptakan angin yang dapat memerintahkan untuk bertiup atau menjadi diam; Dialah, yang mengeluarkan dari perbendaraharaan-Nya, dengan Putra-Nya sendiri, yang ditaati oleh angin dan lautan; lihat {{Alkitab|Mazmur 135:7}}, juga [[Mujizat Yesus|mujizat]] [[Angin ribut diredakan|Yesus meredakan angin ribut]] ({{Alkitab|Matius 8:23-27; Markus 4:35-41; Lukas 8:22-25}}).<ref name=gill/> Orang-orang bukan Kristen sendiri menyadari hal ini, bahwa kekuasaan angin hanya milik Allah, bahwa mereka membentuk dewa bernama "Aeolus"; yang diciptakan oleh Sosok Ilahi menjadi semacam penjaga penyimpanan angin, dan diberi kuasa untuk menenangkan atau membangkitkan angin sesuai kemauannya.<ref>Homer. Odyss. 10. v. 21, 22. "Aeole, namque tibi divum pater atque hominum rex, et mulcere dedit fluctus, et tollere vento", Virgil Aeneid. l. v. 69, 70. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref>
 
what is his name, and what is his son's name, if thou canst tell? if thou surest it is a mere man that does all these things tell his name; or, if he be dead, say what is the name of his son or of any of his family; so Jarchi and others interpret it: or rather, since it is the Lord alone and his own proper Son, to whom these things can he ascribed say what is his name; that is, his nature and perfections which are incomprehensible and ineffable; otherwise he is known by his name Jehovah and especially as his name is proclaimed in Christ and manifested by him and in his Gospel: and seeing he has a son of the same nature with him, and possessed of the same perfections, co-essential, and co-existent, and every way equal to him, and a distinct person from him, say what is his nature and perfections also; declare his generation and the manner of it; his divine filiation, and in what class it is; things which are out of the reach of human capacity, and not to be expressed by the tongue of men and angels; see Matthew 11:27. Otherwise, though his name for a while was a secret, and he was only called the seed of the woman and of Abraham, Genesis 3:15; yet he had many names given him under the Old Testament; as Shiloh, Immanuel, the Wonderful, Counsellor, the mighty God, the everlasting Father, and Prince of peace; the Lord our righteousness, and the Man, the Branch: and under the New Testament, Jesus the Saviour, Christ the Anointed; the Head of the church, the Judge of the world; the Word of God, and King of kings, and Lord of lords. This Scripture is a proof of Christ's being the eternal Son of God; of his equality with his divine Father as such, their name and nature being alike ineffable; of his co-existence with his Father as such; and of his omnipresence and omnipotence, expressed by the phrases here used of ascending, &c. and of his distinct personality from the Father; the same question being distinctly put of him as of the Father. Ada yang menerjemahkan bagian terakhir "apakah engkau tahu?"<ref>Bahasa Latin: "ad nosti?" Noldius, p. 393. No. 1337. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref> Engkau tidak tahu Allah dan Putra-Nya, hakekat dan kesempurnaan mereka tidak dikenali dengan terang alami, melainkan hanya dengan wahyu dan itupun tidak sempurna.<ref name=gill/>
-->
<!--
Pertanyaan kedua paling tidak ditutup dengan suatu [[Pazer]], tetapi berlawanan dengan aturan, Pazer tidak terulang sendiri dalam ayat ini; Cod. Erfurt. 2, dan beberapa edisi lebih lama, mempunyai untuk בחפניו lebih tepatnya בחפניו dengan Rebia.<ref name=sacredtext/>-->
The second question is at least shut off by Pazer, but, contrary to the rule, that Pazer does not repeat itself in a verse; Cod. Erfurt. 2, and several older editions, have for בחפניו more correctly בחפניו with Rebia. So much for the interpunction. חפנים are properly not the two fists, for the fist - that is, the hand gathered into a ball, pugnus - is called אגרף; while, on the contrary, חפן (in all the three dialects) denotes the palm of the hand, vola (vid., Lev 16:12); yet here the hands are represented after they have seized the thing as shut, and thus certainly as fists. The dual points to the dualism of the streams of air produced by the disturbance of the equilibrium; he who rules this movement has, as it were, the north or east wind in one first, and the south or west wind in the other, to let it forth according to his pleasure from this prison (Isa 24:22). The third question is explained by Job 26:8; the שׂמלה (from שׂמל, comprehendere) is a figure of the clouds which contain the upper waters, as Job 38:37, the bottles of heaven. "All the ends of the earth" are as at five other places, e.g., Psa 22:28, the most distant, most remote parts of the earth; the setting up of all these most remote boundaries (margines) of the earth is equivalent to the making fast and forming the limits to which the earth extends (Psa 74:17), the determining of the compass of the earth and the form of its figures. כּי תדע is in symphony with Job 38:5, cf. Job 38:18. The question is here formed as it is there, when Jahve brings home to the consciousness of Job human weakness and ignorance. But there are here two possible significations of the fourfold question. Either it aims at the answer: No man, but a Being highly exalted above all creatures, so that the question מה־שּׁמו [what his name?] refers to the name of this Being. Or the question is primarily meant of men: What man has the ability? - if there is one, then name him! In both cases מי עלה is not meant, after Pro 24:28, in the modal sense, quis ascenderit, but as the following ויּרד requires, in the nearest indicative sense, quis ascendit. But the choice between these two possible interpretations is very difficult. The first question is historical: Who has gone to heaven and (as a consequence, then) come down from it again? It lies nearest thus to interpret it according to the consecutio temporum. By this interpretation, and this representation of the going up before the descending again, the interrogator does not appear to think of God, but in contrast to himself, to whom the divine is transcendent, of some other man of whom the contrary is true. Is there at all, he asks, a man who can comprehend and penetrate by his power and his knowledge the heavens and the earth, the air and the water, i.e., the nature and the inner condition of the visible and invisible world, the quantity and extent of the elements, and the like? Name to me this man, if thou knowest one, by his name, and designate him to me exactly by his family - I would turn to him to learn from him what I have hitherto striven in vain to find. But there is not such an one. Thus: as I fell myself limited in my knowledge, so there is not at all any man who can claim limitless knnen and kennen ability and knowledge. Thus casually Aben Ezra explains, and also Rashi, Arama, and others, but without holding fast to this in its purity; for in the interpretation of the question, "Who hath ascended?" the reference to Moses is mixed up with it, after the Midrash and Sohar (Parasha, ויקהל, to Exo 35:1), to pass by other obscurities and difficulties introduced. Among the moderns, this explanation, according to which all aims at the answer, "there is no man to whom this appertains," has no exponent worth naming. And, indeed, as favourable as is the quis ascendit in coelos ac rursus descendit, so unfavourable is the quis constituit omnes terminos terrae, for this question appears not as implying that it asks after the man who has accomplished this; but the thought, according to all appearance, underlies it, that such an one must be a being without an equal, after whose name inquiry is made. One will then have to judge עלה and וירד after Gen 28:12; the ascending and descending are compared to our German "auf und neider" up and down, for which we do not use the phrase "nieder und auf," and is the expression of free, expanded, unrestrained presence in both regions; perhaps, since וירד is historical, as Psa 18:10, the speaker has the traditional origin of the creation in mind, according to which the earth arose into being earlier than the starry heavens above. Thus the four questions refer (as e.g., also Isa 40:12) to Him who has done and who does all that, to Him who is not Himself to be comprehended as His works are, and as He shows Himself in the greatness and wonderfulness of these, must be exalted above them all, and mysterious. If the inhabitant of the earth looks up to the blue heavens streaming in the golden sunlight, or sown with the stars of night; if he considers the interchange of the seasons, and feels the sudden rising of the wind; if he sees the upper waters clothed in fleecy clouds, and yet held fast within them floating over him; if he lets his eye sweep the horizon all around him to the ends of the earth, built up upon nothing in the open world-space (Job 26:7): the conclusion comes to him that he has before him in the whole the work of an everywhere present Being, of an all-wise omnipotent Worker - it is the Being whom he has just named as אל, the absolute Power, and as the קדשׁים, exalted above all created beings, with their troubles and limitations; but this knowledge gained vi causalitatis, vi eminentiae, and vi negationis, does not satisfy yet his spirit, and does not bring him so near to this Being as is to him a personal necessity, so that if he can in some measure answer the fourfold מי, yet there always presses upon him the question מה־שׁמו, what is his name, i.e., the name which dissolves the secret of this Being above all beings, and unfolds the mystery of the wonder above all wonders. That this Being must be a person the fourfold מי presupposes; but the question, "What is his name?" expresses the longing to know the name of this supernatural personality, not any kind of name which is given to him by men, but the name which covers him, which is the appropriate personal immediate expression of his being. The further question, "And what the name of his son?" denotes, according to Hitzig, that the inquirer strives after an adequate knowledge, such as one may have of a human being. But he would not have ventured this question if he did not suppose that God was not a monas unity who was without manifoldness in Himself. The lxx translates: ἣ τί ὄνομα τοῖς τέκνοις αὐτοῦ (בּנו), perhaps not without the influence of the old synagogue reference testified to in the Midrash and Sohar of בנו to Israel, God's first-born; but this interpretation is opposed to the spirit of this חידה (intricate speech, enigma). Also in general the interrogator cannot seek to know what man stands in this relation of a son to the Creator of all things, for that would be an ethical question which does not accord with this metaphysical one. Geier has combined this ומה־שׁם־בנו with viii.; and that the interrogator, if he meant the חכמה, ought to have used the phrase ומה־שׁם־בּתּו, says nothing against this, for also in אמון, Pro 8:30, whether it means foster-child or artifex, workmaster, the feminine determination disappears. Not Ewald alone finds here the idea of the Logos, as the first-born Son of God, revealing itself, on which at a later time the Palestinian doctrine of מימרא דיהוה imprinted itself in Alexandria; (Note: Vid., Apologetik (1869), p. 432ff.) but also J. D. Michaelis felt himself constrained to recognise here the N.T. doctrine of the Son of God announcing itself from afar. And why might not this be possible? The Rig-Veda contains two similar questions, x. 81, 4: "Which was the primeval forest, or what the tree from which one framed the heavens and the earth? Surely, ye wise men, ye ought in your souls to make inquiry whereon he stood when he raised the wind!" And i. 164, 4: "Who has seen the first-born? Where was the life, the blood, the soul of the world? Who came thither to ask this from any one who knew it?"
 
Kata "<big>חפנים</big>" {{Strong|khā·p̄ə·nim|02651}} bukan bermakna "kepalan" dua tangan, karena kepalan - yaitu, tangan yang dikepalkan menjadi berbentuk seperti bola, {{lang-la|pugnus}} - disebut אגרף; sedangkan, sebaliknya, חפן (dalam semua tiga dialek) menyatakan telapak tangan, {{lang-la|vola}} (lihat {{Alkitab|Imamat 16:12}}); namun di sini tangan-tangan digambarkan memegang sesuatu erat-erat, jadi berupa "genggaman". Poin ganda di sini menunjuk kepada dualisme aliran angin yang dihasilkan dari perubahan keseimbangan alam; Ia yang memerintah gerakan ini seakan-akan menggenggam angin utara atau timur di satu tangan, dan angin selatan atau barat di tangan yang lain, dan melepaskannya sesuai kehendak-Nya dari ikatan ini ({{Alkitab|Yesaya 24:22}}).<ref name=sacredtext/>
(Note: Cited by Lyra in Beweis des Glaubens Jahrg. 1869, p. 230. The second of these passages is thus translated by Wilson (Rig-Veda-Sanhit, London, 1854, vol. ii. p. 127): "Who has seen the primeval (being) at the time of his being born? What is that endowed with substance which the unsubstantial sustains? From earth are the breath and blood, but where is the soul? Who may repair to the sage to ask this?")<ref name=sacredtext/>
-->
 
=== Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? ===
Kata "angin" diterjemahkan dari [[bahasa Ibrani]] ''{{Strong|rū·aḥ|07307}}'' yang dapat berarti "roh". Jadi pertanyaan itu dapat pula ditulis: Siapa yang telah mengumpulkan '''roh''' dalam genggamnya? Siapa yang memiliki kontrol akan angin yang tidak kelihatan, sehingga dapat seenaknya menahan atau melepaskannya menurut kehendak-Nya? ({{Alkitab|Mazmur 135:7; Amos 4:13}}). Dalam [[Septuaginta]] tertulis, "Siapa yang mengumpulkan angin dalam pelukannya ({{lang-en|his bosom}}; {{lang-el|κόλῳ}})?"<ref name=pulpit/> Bukan makhluk biasa; maupun seseorang atau sekelompok orang tertentu; bukan dalam kekuasaan siapapun, manusia maupun malaikat, untuk menahan maupun melepaskan angin seenaknya; juga bukan Iblis, meskipun disebut penguasa di udara, yaitu roh-roh jahat di udara, dapat memerintahkan angin. Hanya yang menciptakan angin yang dapat memerintahkan untuk bertiup atau menjadi diam; Dialah, yang mengeluarkan dari perbendaraharaan-Nya, dengan Putra-Nya sendiri, yang ditaati oleh angin dan lautan; lihat {{Alkitab|Mazmur 135:7}}, juga [[Mujizat Yesus|mujizat]] [[Angin ribut diredakan|Yesus meredakan angin ribut]] ({{Alkitab|Matius 8:23-27; Markus 4:35-41; Lukas 8:22-25}}.<ref name=gill/> Orang-orang bukan Kristen sendiri menyadari hal ini, bahwa kekuasaan angin hanya milik Allah, bahwa mereka membentuk dewa bernama "Aeolus"; yang diciptakan oleh Sosok Ilahi menjadi semacam penjaga penyimpanan angin, dan diberi kuasa untuk menenangkan atau membangkitkan angin sesuai kemauannya.<ref>Homer. Odyss. 10. v. 21, 22. "Aeole, namque tibi divum pater atque hominum rex, et mulcere dedit fluctus, et tollere vento", Virgil Aeneid. l. v. 69, 70. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref>
 
=== Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? ===
Air yang ada di awan-awan menutupi tempat penyimpanan di langit, dan tertahan, sebagaimana oleh secarik "kain", sehingga meskipun berat muatannya, tidak jatuh ke bumi. Seperti yang dikatakan oleh [[Ayub]] , "Ia '''membungkus air''' di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek." ({{Alkitab|Ayub 26:8}}; kata "membungkus air" dalam kedua ayat ini sama persis ejaannya); Danyang ditambah lagi, "Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit?" ({{Alkitab|Ayub 38:37}}; "tempayan-tempayan langit" = {{lang-en|the bottles of heaven}} menekankan gambaran bahwa awan-awan itu menyimpan air yang diatas<ref name=sacredtext/>) Demikian pula pemazmur menyatakan, "Dengan samuderasamudra raya Engkau telah menyelubunginya (bumi); air telah naik melampaui gunung-gunung." ({{Alkitab|Mazmur 104:6}}; Lihat pula {{Alkitab|Amsal 8:27}}; {{Alkitab|Yesaya 50:2}} dan lain-lain).<ref name=pulpit/><ref name=gill/>
 
=== Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? ===
Siapa yang telah menguatkan landasannya, dan menentukan batas-batasnya, sampai daerah paling terpencil di dunia? (bandingkan {{Alkitab|Ayub 38:4}} dan seterusnya). Jawaban keempat pertanyaan sampai di sini adalah "Allah Mahakuasa." Ia sendiri yang dapat mengatur dan mengontrol daya-daya alami.<ref name=pulpit/>
 
"Segala ujung bumi" ("''All the ends of the earth''") sama seperti pada lima bagian lain di Alkitab, misalnya {{Alkitab|Mazmur 22:28}}, adalah tempat-tempat yang paling jauh dan terpencil di bumi. Penentuan batas-batas terjauh di bumi ini sama dengan penetapan dan pembentukan batasan bentangan daratan di bumi ({{Alkitab|Mazmur 74:17}}), penentuan kompas bumi dan pembentukan bagian-bagian tanahnya. כּי תדע merupakan suatu simponi dengan {{Alkitab|Ayub 38:5}}, bandingkan {{Alkitab|Ayub 38:18}}. Pertanyaan yang diutarakan di sini, sama seperti dalam [[kitab Ayub]] ketika Allah mengingatkan Ayub akan kelemahan dan ketidaktahuan manusia.<ref name=sacredtext/>
<!--
Namun di sini ada dua kemungkinan nilai penting dari keempat pertanyaan tersebut; baik menuntut jawaban: "Tidak seorangpun, kecuali Sosok yang melebihi seluruh ciptaan, sehingga kemudian pertanyaan מה־שּׁמו [siapa namanya?] merujuk kepada nama Sosok ini; atau pertanyaan ini terutama dimaksudkan untuk manusia: Manusia apa yang mempunyai kemampuan ini? - jika ada, sebutkan namanya! Thus casually Aben Ezra explains, and also Rashi, Arama, and others, but without holding fast to this in its purity; for in the interpretation of the question, "Who hath ascended?" the reference to Moses is mixed up with it, after the Midrash and Sohar (Parasha, ויקהל, to Exo 35:1), to pass by other obscurities and difficulties introduced. Among the moderns, this explanation, according to which all aims at the answer, "there is no man to whom this appertains," has no exponent worth naming. And, indeed, as favourable as is the quis ascendit in coelos ac rursus descendit, so unfavourable is the quis constituit omnes terminos terrae, for this question appears not as implying that it asks after the man who has accomplished this; but the thought, according to all appearance, underlies it, that such an one must be a being without an equal, after whose name inquiry is made. One will then have to judge עלה and וירד after Gen 28:12; the ascending and descending are compared to our German "auf und neider" up and down, for which we do not use the phrase "nieder und auf," and is the expression of free, expanded, unrestrained presence in both regions; perhaps, since וירד is historical, as Psa 18:10, the speaker has the traditional origin of the creation in mind, according to which the earth arose into being earlier than the starry heavens above. Thus the four questions refer (as e.g., also Isa 40:12) to Him who has done and who does all that, to Him who is not Himself to be comprehended as His works are, and as He shows Himself in the greatness and wonderfulness of these, must be exalted above them all, and mysterious. If the inhabitant of the earth looks up to the blue heavens streaming in the golden sunlight, or sown with the stars of night; if he considers the interchange of the seasons, and feels the sudden rising of the wind; if he sees the upper waters clothed in fleecy clouds, and yet held fast within them floating over him; if he lets his eye sweep the horizon all around him to the ends of the earth, built up upon nothing in the open world-space (Job 26:7): the conclusion comes to him that he has before him in the whole the work of an everywhere present Being, of an all-wise omnipotent Worker - it is the Being whom he has just named as אל, the absolute Power, and as the קדשׁים, exalted above all created beings, with their troubles and limitations; but this knowledge gained vi causalitatis, vi eminentiae, and vi negationis, does not satisfy yet his spirit, and does not bring him so near to this Being as is to him a personal necessity, so that if he can in some measure answer the fourfold מי, yet there always presses upon him the question מה־שׁמו, what is his name, i.e., the name which dissolves the secret of this Being above all beings, and unfolds the mystery of the wonder above all wonders. That this Being must be a person the fourfold מי presupposes; but the question, "What is his name?" expresses the longing to know the name of this supernatural personality, not any kind of name which is given to him by men, but the name which covers him, which is the appropriate personal immediate expression of his being.<ref name=sacredtext/>
-->
=== Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu! ===
"Anak" di sini dalam [[bahasa Ibrani]] ''{{Strong|bən|01121}}'' merujuk kepada "anak laki-laki" atau "putra". Pembicara mencari jawaban untuk teka-teki mengenai alam semesta dalam kata-kata yang mengingatkan akan tantangan Allah kepada Ayub dalam {{Alkitab|Ayub 38:4-9}}. Dia mencari Allah. Pertanyaan mengenai anak Allah adalah aneh. Greenstone membantah bahwa nama itu dipakai untuk [[Israel]] atau [[Musa]] atau [[Yesus|sang Firman]], tetapi dia tidak memberikan pendapat positif untuk menjelaskan hal itu. Menurut Delitzsch, nama itu merujuk pada sang perantara dalam penciptaan, yang pada akhirnya menyatakan diri sebagai Anak Allah. Delitzsch dengan baik mengemukakan, "Dia tentu tidak akan mengajukan pertanyaan ini kalau dia tidak beranggapan bahwa Allah bukanlah satu kesatuan, yang tanpa banyak pribadi di dalam Diri-Nya".<ref>Kyle M. Yates, Sr. Th.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Wycliffe Bible Commentary of the Old Testament. Chicago: Moody Press, 1962.</ref>
 
Tidaklah cukup untuk mengetahui kekuatan dan cara kerja maupun kekuasaan Sosok misterius ini; Agur (si penulis) rindu untuk mengenal lebih jauh hakekathakikat-Nya, esensi-Nya. Tentunya Ia memiliki kepribadian; Ia bukan sosok yang abstrak, suatu daya, suatu kualitas; Ia adalah suatu Pribadi. Maka, siapa Nama-Nya? Nama yang menunjukkan siapa dia sendiri? Manusia mempunyai penyebutan (''appellation'') berbeda-beda untuk Sosok Mahatinggi ini, menurut sifat-sifat tertentu yang diperhatikan mereka; apakah ada satu nama yang mencakup semuanya, yang memberikan keterangan memadai akan Pencipta yang tak terjangkau akal? Pertanyaan ini tidak dapat dijawabnya secara tegas dalam hidupnya. "...Kita tahu, bahwa apabila [[Kristus]] menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."<ref name=pulpit/><ref>{{Alkitab|1 Yohanes 3:2}}</ref><ref name=pulpit/>
 
Pertanyaan selanjutnya, "Siapa nama putranya?" telah menyebabkan banyak kesulitan dalam penafsiran. [[Septuaginta]] menerjemahkan sebagai, "Siapa nama anak-anaknya (τοῖς τέκνοις αὐτοῦ)?" seakan-akan merujuk kepada bangsa Israel, anak-anakyang Allaholeh yang[[Midrash]] khususdan Zohar disebut "anak sulung Allah". Namun naskah aslinya tidak mendukung interpretasi ini, yang juga bertentangan dengan ide teka-teki yang diajukan. Pertanyaan ini mungkin bermakna - Apakah kita menerapkan kepada Sosok Ilahi istilah hubungan alami yang sama dengan hubungan kekeluargaan kita? Tetapi ini nampaknyatampaknya konsep yang rendah dan tidak layak. Atau sang "putra" dapat berarti manusia yang pertama ({{Alkitab|Ayub 15:7}}) atau orang bijak; namun jawabannya nampaktampak tidak memuaskan, atau tidak memecahkan pertanyaan agung itu. Ada dua jawaban yang dapat diberikan atas penyelidikan Agur. Melihat pemerian yang menakjubkan dari "Hikmat" pada {{Alkitab|Amsal 8:22}} dan seterusnya, kita dapat mempertimbangkan "Hikmat" sebagai penyebutan Anak Allah, dan si penanya ingin tahu nama dan sifat pribadi ini, yang kehadirannya sudah dipastikannya. Atau ia sampai pada pengetahuan bahwa Anak Tunggal Allah, karena ide mengenai "Firman" (''Logos'') lebih kurang dikembangkan dalam Kitab Hikmat, dalam tulisan-tulisan [[Filo]], dan dalam sekolah Alexandrian; serta menginginkan pengetahuan yang lebih sempuran. Sesungguhnya, hal ini tersembunyi: "... pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri." ({{Alkitab|Wahyu 19:12}}). Sia-sia menanyakan hal ini pada sesama manusia; pikiran manusia tidak dapat memahami hakekathakikat Allah, atau melacak tindakan-tindakan-Nya (Kebijaksanaan 18:4, dan seterusnya).<ref name=sacredtext/><ref name=pulpit/>
 
Para penafsir Yahudi menafsirkan kata "anak" atau "putra" (<big>בנו</big>) sebagai "sarana pencipta" (''causa media'') pada penciptaan dunia. Arama, dalam karyanya "<big>עקדת יצחק</big>", sect. xvi., berpendapat bahwa bahwa kata "anak" di sini dipahami sebagai elemen primordial (perdana) Rabbi Levi ben Gerson (Ralbag) menjelaskan "anak" ini berarti "penyebab yang disebabkan oleh penyebab utama" (''the cause caused by the supreme cause''), dengan kata lain: "the principium principaiatum" penciptaan dunia. Kami katakan: si penanya memaksudkan ini sebagai suatu kekuatan ilahi (''demiurgic might'') yang keluar dari Allah, dan melayani Putra Allah dalam penciptaan dunia; yang sama dengan "Hikmat" pada [[Amsal 8]] dan digambarkan sebagai "Anak yang dikasihi Allah".<ref name=sacredtext/> Mengenai nama Sang Putra ini setelah diketahui, ternyata "nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari padadaripada nama para malaikat."<ref>{{Alkitab|Ibrani 1:4}}</ref> (Catatan: Komentari itu mengemukakan: Adalah suatu "nama lengkap surgawi dari yang Maha Tinggi", {{lang-he|<big>שׁם המפורשׁ</big>}}, {{lang-la|nomen explicitum}}, yang di sisi sini tidak dapat memasuki hati (manusia) siapapun, dan tidak terucapkan oleh lidah siapapun, {{lang-el|ὄνομα ὁ οὑδεὶς οῖδεν εἰ μὴ ὁ αὐτός}}, {{Alkitab|Wahyu 19:12}}).<ref name=sacredtext/>
Pertanyaan selanjutnya, "Siapa nama putranya?" telah menyebabkan banyak kesulitan dalam penafsiran. [[Septuaginta]] menerjemahkan sebagai, "Siapa nama anak-anaknya (τοῖς τέκνοις αὐτοῦ)?" seakan-akan merujuk kepada bangsa Israel, anak-anak Allah yang khusus. Namun naskah aslinya tidak mendukung interpretasi ini, yang juga bertentangan dengan ide teka-teki yang diajukan. Pertanyaan ini mungkin bermakna - Apakah kita menerapkan kepada Sosok Ilahi istilah hubungan alami yang sama dengan hubungan kekeluargaan kita? Tetapi ini nampaknya konsep yang rendah dan tidak layak. Atau sang "putra" dapat berarti manusia yang pertama ({{Alkitab|Ayub 15:7}}) atau orang bijak; namun jawabannya nampak tidak memuaskan, atau tidak memecahkan pertanyaan agung itu. Ada dua jawaban yang dapat diberikan atas penyelidikan Agur. Melihat pemerian yang menakjubkan dari "Hikmat" pada {{Alkitab|Amsal 8:22}} dan seterusnya, kita dapat mempertimbangkan "Hikmat" sebagai penyebutan Anak Allah, dan si penanya ingin tahu nama dan sifat pribadi ini, yang kehadirannya sudah dipastikannya. Atau ia sampai pada pengetahuan bahwa Anak Tunggal Allah, karena ide mengenai "Firman" (''Logos'') lebih kurang dikembangkan dalam Kitab Hikmat, dalam tulisan-tulisan [[Filo]], dan dalam sekolah Alexandrian; serta menginginkan pengetahuan yang lebih sempuran. Sesungguhnya, hal ini tersembunyi: "... pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri." ({{Alkitab|Wahyu 19:12}}). Sia-sia menanyakan hal ini pada sesama manusia; pikiran manusia tidak dapat memahami hakekat Allah, atau melacak tindakan-tindakan-Nya (Kebijaksanaan 18:4, dan seterusnya).<ref name=pulpit/>
 
Jadi hanya Allah sendiri yang dapat melakukan semua hal dalam pertanyaan sebelumnya, dan Putra Tunggal-Nya, yang juga ditanyakan nama-Nya; yaitu hakikat dan kesempurnaan-Nya yang tidak dapat dipahami dan tak terlukiskan; yang dikenal dengan nama-Nya "[[YHWH|Jehovah atau Yahweh]]" dan secara khusus nama-Nya ini diberitakan dalam [[Kristus]] dan dijelmakan di dalam-Nya serta dalam [[Injil]]-Nya. Melihat bahwa Allah memiliki seorang Putra dengan hakikat yang sama dengan-Nya, dan memiliki kesempurnaan, esensi dan keberadaan yang sama, dan dalam segala hal setara dengan-Nya, dan merupakan Pribadi yang unik, juga menyatakan hakikat dan kesempurnaan-Nya, yang di luar kemampuan pemikiran manusia dan tidak dapat dituturkan oleh lidah manusia maupun malaikat; lihat {{Alkitab|Matiuis 11:27}}. Meskipun untuk sementara waktu, nama-Nya ini dirahasiakan, dan hanya disebut "Benih Perempuan" ([[Kejadian 3#Ayat 15|Kejadian 3:15]]) dan "Benih Abraham", tetapi kepada-Nya sudah diberikan sejumlah nama dalam [[Perjanjian Lama]]: "Shiloh", "Imanuel", "Penasehat Ajaib", "Allah Mahakuasa", "Bapa yang Kekal", "Pangeran Damai"; "Tuhan Kebenaran kita", dan "Sang Manusia", "Sang Tunas"; juga dalam [[Perjanjian Baru]]: [[Yesus]] sang [[Juruselamat]], [[Kristus]] yang Diurapi; Kepala Gereja, Hakim seluruh Dunia, Firman Allah, Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Alkitab adalah bukti keberadaan Kristus sebagai Anak Allah yang Kekal; kesetaraan-Nya dengan Bapa ilahi-Nya sedemikian, sehingga nama dan hakikat mereka sama-sama tak terlukiskan; keberadaan-Nya bersama-sama menjadi satu dengan Bapa-Nya sedemikian pula tak terbayangkan; dan sifatnya Mahahadir dan Mahakuasa, dinyatakan di ayat ini dalam frasa "naik ke sorga" dan seterusnya, dan pertanyaan yang sama yang dilontarkan mengenai-Nya yang terpisah tetapi setara dengan Sang Bapa. Ada yang menerjemahkan bagian terakhir ayat ini sebagai "apakah engkau tahu?"<ref>Bahasa Latin: "ad nosti?" Noldius, p. 393. No. 1337. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref> Engkau tidak tahu Allah dan Putra-Nya, hakikat dan kesempurnaan mereka tidak dikenali dengan terang alami, melainkan hanya dengan wahyu dan itupun tidak sempurna.<ref name=gill/>
Para penafsir Yahudi menafsirkan kata "anak" atau "putra" (<big>בנו</big>) sebagai "sarana pencipta" (''causa media'') pada penciptaan dunia. Arama, dalam karyanya "<big>עקדת יצחק</big>", sect. xvi., berpendapat bahwa bahwa kata "anak" di sini dipahami sebagai elemen primordial (perdana) Rabbi Levi ben Gerson (Ralbag) menjelaskan "anak" ini berarti "penyebab yang disebabkan oleh penyebab utama" (''the cause caused by the supreme cause''), dengan kata lain: "the principium principaiatum" penciptaan dunia. Kami katakan: si penanya memaksudkan ini sebagai suatu kekuatan ilahi (''demiurgic might'') yang keluar dari Allah, dan melayani Putra Allah dalam penciptaan dunia; yang sama dengan "Hikmat" pada [[Amsal 8]] dan digambarkan sebagai "Anak yang dikasihi Allah".<ref name=sacredtext/> Mengenai nama Sang Putra ini setelah diketahui, ternyata "nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama para malaikat."<ref>{{Alkitab|Ibrani 1:4}}</ref> (Catatan: Komentari itu mengemukakan: Adalah suatu "nama lengkap surgawi dari yang Maha Tinggi", {{lang-he|<big>שׁם המפורשׁ</big>}}, {{lang-la|nomen explicitum}}, yang di sisi sini tidak dapat memasuki hati (manusia) siapapun, dan tidak terucapkan oleh lidah siapapun, {{lang-el|ὄνομα ὁ οὑδεὶς οῖδεν εἰ μὴ ὁ αὐτός}}, {{Alkitab|Wahyu 19:12}}).<ref name=sacredtext/>
 
== Lihat pula ==
Baris 120 ⟶ 126:
{{Amsal}}
 
[[Kategori:KitabAyat Amsaldan perikop dalam Perjanjian Lama|Amsal 30:04]]
[[Kategori:Amsal 30|04]]