Wanatani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
 
(18 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pertanian}}
'''Wanatani''' atau ''agroforestry'' adalah suatu bentuk pengelolaan sumberdayasumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan [[hutan]] atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman [[komoditas]] atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman [[pertanian]]. Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak [[spesies]] pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan [[ternak]] atau [[perikanan]].
[[Berkas:Repong damar 010813 kry.jpg|thumb|250px|''Repong'' damar mata-kucing di Krui, [[Lampung Barat]]; salah satu bentuk wanatani kompleks]]
'''Wanatani''' atau ''agroforestry'' adalah suatu bentuk pengelolaan sumberdaya yang memadukan kegiatan pengelolaan [[hutan]] atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman [[komoditas]] atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman [[pertanian]]. Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak [[spesies]] pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan [[ternak]] atau [[perikanan]].
 
Dalam bentuk yang dikenal umum, wanatani ini mencakup rupa-rupa kebun campuran, [[tegalan]] berpohon, [[ladang]], [[lahantanah bera]] (''belukar''), kebun [[karang|pekarangan]], hingga hutan-hutan tanaman rakyat yang lebih kaya jenis seperti yang dikenal dalam rupa ''talun'' di [[Jawa Barat]], ''repong'' di [[Lampung Barat]], ''parak'' di [[Sumatera Barat]], ''[[tembawang]]'' (''tiwmawakng'') di [[Kalimantan Barat]], ''simpung'' (''simpukng'') dan ''lembo'' di [[Kalimantan Timur]], dan lain-lain bentuk di berbagai daerah di [[Indonesia]].
 
== Esensi wanatani ==
[[Berkas:Repong damar 010813 kry.jpg|thumbjmpl|250px230px|''Repong'' damar mata-kucing di Krui[[Pahmungan, Pesisir Tengah, Pesisir Barat|Pahmungan]], [[LampungPesisir Tengah, Pesisir Barat]] (Krui); salah satu bentuk wanatani kompleks]]
[[Berkas:Sengon-salak 041008 lksno.jpg|thumb|leftjmpl|230px|Perpaduan tanaman [[jeunjing|sengon]] dengan [[salak|salak pondoh]] di lapisan bawahnya. [[Leksono, Wonosobo]] ]]
Aneka bentuk wanatani ini sebetulnya mencerminkan strategi pengelolaan sumberdaya oleh [[petani]]. Tidak seperti halnya [[perkebunan]]-perkebunan besar yang dikelola [[perusahaan]], kebanyakan kebun atau hutan rakyat tidak dikelola hanya untuk menghasilkan satu komoditas atau produk. Petani umumnya mengharap kebun atau ladangnya dapat menghasilkan tanaman [[pangan]] utama (misalnya [[padi]] atau [[jagung]]), atau tanaman yang bernilai ekonomi tinggi (seperti [[kopi]], [[cengkehcengkih]], [[karet]] dll.), ditambah dengan produk-produk lain yang sifatnya [[subsisten]] seperti kayu bakar, tanaman rempah dan obat, pakan ternak, aneka hasil lainnya.
 
Variasi unsur-unsur dalam wanatani itu kurang lebih dapat disederhanakan, sbb.:
Baris 18:
 
== Wanatani sederhana ==
Seperti yang dicerminkan oleh namanya, wanatani sederhana terdiri dari sejumlah kecil unsur penyusun sistem: satu atau dua jenis pohon bercampur dengan satu atau beberapa jenis tanaman pertanian.
 
[[Berkas:Kedungkeris 060215 jt.jpg|thumbjmpl|230px|Campuran [[jati]] dengan tanaman semusim seperti [[ubi kayu]] dan lain-lain. Desa Kedungkeris[[Kedung Keris, Nglipar, Gunung Kidul|Kedung Keris]], [[Nglipar, Gunung Kidul]] ]]
Pola-pola sederhana ini kerap dipraktekkandipraktikkan petani untuk memaksimalkan hasil, terutama di wilayah-wilayah padat penduduk. Pohon-pohon [[turi]], [[randu]], atau [[jati]] kerap ditanam pada pematang atau sebagai pembatas petak-petak [[sawah]] atau tegalan, di mana tanaman semusim ditanam. Turi membantu menyuburkan tanah dan bunganya dimanfaatkan sebagai sayuran; randu menghasilkan buah [[kapuk]]; dan dari jati diharapkan kayunya yang mahal harganya. Bentuk lain adalah pertanaman [[jeruk]] atau [[mangga]], yang ditanam pada gundukan-gundukan tanah di tengah sawah.
 
Pada sisi yang lain, pola yang mirip dimanfaatkan dalam membangun hutan. Pola [[tumpangsari]] dalam menanam [[hutan jati]] atau [[hutan pinus]] di Jawa, adalah satu bentuk wanatani sederhana. Dalam tumpangsari, petani [[pesanggem]] dibolehkan memelihara padi ladang, jagung, [[singkong|ketela pohon]] dan lain-lain di sela-sela larikan tanaman pokok kehutanan (jati, pinus, dll.) yang baru ditanam. Biasanya pada tahun ketiga atau keempat, setelah tanaman hutannya merimbun dan menaungi tanah, kontrak tumpangsari ini berakhir.
Baris 30:
Wanatani kompleks (''complex agroforestry systems'') atau wanatani sejati merupakan perpaduan rumit pelbagai unsur wanatani di atas, yang pada gilirannya juga memberikan aneka hasil atau manfaat pada rentang waktu dan interaksi yang tidak terbatas. Pada akhirnya, wanatani ini memiliki struktur dan dinamika [[ekosistem]] yang mirip dengan [[hutan alam]], dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang relatif tinggi.
 
[[Berkas:Durian Pkl 040907 039 lolg.jpg|thumbjmpl|230px|Wanatani durian. Desa [[Lolong, Karanganyar, Pekalongan|Lolong]], [[Karanganyar, Pekalongan]] ]]
Wanatani kompleks merupakan perkembangan lanjut dari wanatani sederhana, meski kebanyakan pola wanatani sederhana yang telah mantap tidak selalu bertumbuh terus menjadi sistem yang lebih rumit. Selain ditentukan oleh kepadatan penduduk dan –sebagai konsekuensinya– keterbatasan lahan, tidak berkembangnya wanatani sederhana menjadi kompleks kemungkinan besar juga ditentukan oleh [[iklim]] dan kondisi tanah setempat. Budaya wanatani kompleks sejauh ini berkembang di daerah-daerah yang semula merupakan [[hutan hujan tropika]] yang memiliki struktur mirip.
 
Hampir selalu, wanatani kompleks berawal dari ladang yang diperkaya. Sistem perladangan biasanya dimulai dengan membuka [[hutan primer]] atau [[hutan sekunder]], menebangi dan membakar kayu-kayunya, dan menanaminya dengan tanaman pangan atau [[sayur mayur]] selama satu atau dua [[daur]]. Setelah itu ladang diperkaya dengan tanaman keras seperti [[kopi]] atau [[kakao]], atau [[rotan]], yang hasilnya dapat dipanen antara tahun ke-5 sampai ke-15; atau dibiarkan meliar sebagai lahan bera dan kemudian menjadi hutan belukar kembali. Kelak, hutan belukar akan dibuka kembali sebagai ladang apabila dirasa kesuburan tanahnya telah dapat dipulihkan.
 
Dalam kasus wanatani kompleks, ladang yang telah diperkaya tidak kemudian dibiarkan meliar kembali menjadi belukar, melainkan diperkaya lebih lanjut dengan jenis-jenis pohon yang menghasilkan. Seperti misalnya pohon-pohon penghasil buah (durian, [[duku]], [[cempedak]], [[petai]], dll.), getah ([[damar]] matakucing, [[karet]], [[kemenyan]], [[rambung]]), kayu-kayuan atau kayu bakar, dan lain-lain. Setelah berselang belasan tahun, ladang ini telah berubah menjadi hutan buatan (''man-made forest'') yang menghasilkan aneka jenis produk, yang mampu bertahan hingga berpuluh-puluh tahun ke depan.
[[Berkas:Kluwek Pkl 040907 lolg.jpg|thumb|left|250px|Tumpukan buah [[keluwek]] (''Pangium edule''), hasil wanatani kompleks di Lolong, [[Karanganyar, Pekalongan]] ]]
Dalam kasus wanatani kompleks, ladang yang telah diperkaya tidak kemudian dibiarkan meliar menjadi belukar, melainkan diperkaya lebih lanjut dengan jenis-jenis pohon yang menghasilkan. Seperti misalnya pohon-pohon penghasil buah (durian, [[duku]], [[cempedak]], [[petai]], dll.), getah ([[damar]] matakucing, [[karet]], [[kemenyan]], [[rambung]]), kayu-kayuan atau kayu bakar, dan lain-lain. Setelah berselang belasan tahun, ladang ini telah berubah menjadi hutan buatan yang menghasilkan aneka jenis produk, yang mampu bertahan hingga berpuluh-puluh tahun ke depan.
 
[[Berkas:Kluwek Pkl 040907 lolg.jpg|thumbjmpl|leftkiri|250px|Tumpukan buah [[keluwek]] (''Pangium edule''), hasil wanatani kompleks di Lolong, [[Karanganyar, Pekalongan]] ]]
== Lihat pula ==
* [[Hutan rakyat]].
 
== Rujukan ==
* de Foresta dkk. 2000. ''Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest khas Indonesia, sebuah sumbangan masyarakat'' ([http://worldagroforestry.org/sea/Publications/files/book/BK0055-04/BK0055-04-1.pdf ICRAF,awal]). Bogor:ICRAF.
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.worldagroforestry.org/ World Agroforestry Center (ICRAF)]
 
{{kehutanan}}
[[Kategori:Hutan]]
 
[[Kategori:Wanatani| ]]
[[Kategori:HutanPertanian]]
[[Kategori:Kehutanan]]