Logika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(110 revisi perantara oleh 77 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{filsafat}}
{{
'''Logika''' ({{lang-nl|logica}}) atau '''mantik''' adalah studi tentang [[penalaran]] yang tepat. Logika, menurut objek studinya, dibagi menjadi dua, yakni [[logika formal]] dan [[logika informal]]. Logika informal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada [[bahasa sehari-hari]]. Sebaliknya, logika formal adalah ilmu yang berkenaan dengan penerapan logika pada [[bahasa formal]]. Sebagai instrumen berpikir, logika memiliki peran penting pada berbagai bidang, seperti [[filsafat]], [[matematika]], dan [[linguistik]].
Logika meneliti [[argumen]] (atau [[proposisi]]) yang terdiri dari pernyataan pendukung (atau [[premis]]) yang mendasari [[Kesimpulan (logika)|kesimpulan]]. Tidak semua ujaran dan pikiran mengandung argumen.<ref>{{Cite book|last=Hurley|first=Patrick J.|last2=Watson|first2=Lori|date=2018|title=A Concise Introduction to Logic|url=https://archive.org/details/conciseintroduct0013hurl|publisher=Cengage Learning|isbn=9781305958098|pages=[https://archive.org/details/conciseintroduct0013hurl/page/14 14]|url-status=live}}</ref>
Contoh sebuah argumen, misalnya: "Hari Minggu sekolah libur, dan sekarang hari Minggu. Maka, hari ini sekolah libur." Kalimat pertama adalah premis, yang mendasari kesimpulan "Hari ini sekolah libur" pada kalimat kedua.
Sebuah argumen bisa bersifat wajar dan tidak wajar. Sebuah argumen wajar mesti mengandung setidaknya satu premis yang mendukung kesimpulan. [[Kesesatan|Sesat pikir]] adalah argumen yang tidak wajar.
Ilmu logika ({{lang-la|logica scientia}}) mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.<ref>Jan Hendrik Rapar. 1996. [http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/027248 ''Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170705164612/http://www.kanisiusmedia.com/product/detail/027248|date=2017-07-05}} Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8</ref> Ilmu logika telah dipelajari sejak [[Sejarah kuno|zaman kuno]], dengan pendekatan-pendekatan, seperti Pendekatan [[Nyaya]] di India, Pendekatan [[Mo Tzu|Mohisme]] di Tiongkok, dan [[Logika Aristotelian|Pendekatan Aristoteles]] di [[Yunani Kuno]]. Kini, logika terbagi menjadi [[logika klasik]] (atau logika baku) dan [[logika alternatif]]; logika klasik adalah yang umum dipelajari. Logika klasik terdiri dari [[Kalkulus proposisional|logika pernyataan]] dan [[Logika predikat tingkat pertama|logika predikat]].
== Etimologi ==
[[Berkas:Zeno of Citium pushkin.jpg|jmpl|Patung Zeno yang menjadi orang pertama yang menyatakan kata ''logic'']]
Kata logika merupakan kata serapan dari kata ''logic'' yang pertama kali diucapkan oleh [[Zeno dari Citium]] yang juga merupakan kata serapan dari kata [[wiktionary:λογική#Ancient_Greek|λογική]] (''logike)'' [[Bahasa Yunani]] yang memiliki makna perihal masalah terkait fikiran manusia.<ref>{{Cite book|last=Ramos|first=Christine Carmela R|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=y2XkGpGBzbsC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA13&dq=zeno+coined+term+logic&hl=en|title=Introduction to Philosophy' 2004 Ed.- Ramos|location=Manila|publisher=Rex Bookstore, Inc.|isbn=978-971-23-3955-4|pages=13|language=en|url-status=live}}</ref> Berdasarkan sumber lain, kata logika merupakan kata turunan dari kata ''logica'' yang merupakan bahasa belanda dari logika
== Logika sebagai ilmu pengetahuan ==
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
== Logika sebagai cabang filsafat ==
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya [[filsafat]] di [[Yunani]]. Dalam usaha untuk
Logika digunakan untuk melakukan [[pembuktian]]. Logika mengatakan yang bentuk [[inferensi]] yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang [[filosofi]], tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang [[matematika]].
== Dasar-dasar
Konsep [[bentuk logis]] adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa [[kesahihan]] (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
===
{{main|Pembuktian melalui deduksi}}
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah [[penalaran]] yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
# Setiap mamalia punya sebuah jantung
# Semua kuda adalah mamalia
#
===
{{main|Pembuktian melalui induksi}}
Penalaran induktif, kadang disebut logika
Contoh argumen induktif:
Baris 42 ⟶ 49:
# Kuda Amerika punya sebuah jantung
# Kuda Inggris punya sebuah jantung
#
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Baris 51 ⟶ 58:
! Induktif
|-
| Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
| Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar,
|-
| Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Baris 58 ⟶ 65:
|}
== Sejarah
=== Masa Yunani Kuno ===
Logika dimulai sejak [[Thales]] ([[624 SM]] - [[548 SM]]), [[filsuf Yunani]] pertama yang meninggalkan segala [[dongeng]], [[takhayul]], dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan [[logika induktif]].
[[Aristoteles]] kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut ''logica scientica''. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah ''arkhe'' alam semesta dengan alasan bahwa air adalah ''[[jiwa]]'' segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta
* Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
* Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
* Air jugalah uap
* Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah ''arkhe'' alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato ([[427 SM]]-[[347 SM]]) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan
Buku Aristoteles ''to Oraganon'' (alat) berjumlah enam, yaitu:
# ''Categoriae'' menguraikan pengertian-pengertian
# ''De interpretatione'' tentang keputusan-keputusan
# ''Analytica Posteriora'' tentang pembuktian.
Baris 90 ⟶ 97:
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium [[334 SM]] - [[226 SM]] pelopor [[Kaum Stoa]]. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus ([[130 M]] - [[201 M]]) dan Sextus Empiricus [[200 M]], dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
[[Porohyus]] ([[232]] - [[305]]) membuat suatu pengantar
[[Boethius]] ([[480]]-[[524]]) menerjemahkan ''Eisagoge'' [[Porphyrius]] ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
=== Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti ''De Interpretatione'', ''Eisagoge'' oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
St. [[Thomas Aquinas]] [[1224]]-[[1274]] dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.<ref>Alex Lanur OFM. 1983. [http://books.google.co.id/books?id=aMc3pvqBpO4C&pg=PA1&lpg=PA1&dq=%22Alex+Lanur%22+%22Logika%22+Selayang+Pandang+Kanisius&source=bl&ots=f4vpdy47cx&sig=Q7ftXshZe1FmLvL3QXyuB78ER0g&hl=en&sa=X&ei=cXVwU5_YDYSQrQem9IC4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Alex%20Lanur%22%20%22Logika%22%20Selayang%20Pandang%20Kanisius&f=false ''Logika, Selayang Pandang.''] Yogyakarta: Penerbit Kanisius. ISBN 979-413-124-5</ref>
Lahirlah [[logika modern]] dengan tokoh-tokoh seperti:
* [[Petrus Hispanus]] ([[1210]] - [[1278]])
* [[Roger Bacon]] ([[1214]]-[[1292]])
* [[Raymundus Lullus]] ([[1232]] -[[1315]]) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan
* [[William Ocham]] ([[1295]] - [[1349]])
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes ([[1588]] - [[1679]]) dengan karyanya
[[Francis Bacon]] ([[1561]] - [[1626]]) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya ''Novum Organum Scientiarum''.
[[J.S. Mills]] ([[1806]] - [[1873]]) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya ''System of Logic''
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
* [[Gottfried Wilhelm Leibniz|Gottfried Leibniz]] ([[1646]]-[[1716]]) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
* [[George Boole]] ([[1815]]-[[1864]])
* [[John Venn]] ([[1834]]-[[1923]])
* [[Gottlob Frege]] ([[1848]] - [[1925]])
Lalu [[Chares Sanders Peirce]] ([[1839]]-[[1914]]), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di [[
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead ([[1861]] - [[1914]]) dan Bertrand Arthur William Russel ([[1872]] - [[1970]]).
Logika simbolik lalu diteruskan oleh [[Ludwig Wittgenstein]] ([[1889]]-[[1951]]), [[Rudolf Carnap]] ([[1891]]-[[1970]]), [[Kurt Godel]] ([[1906]]-[[1978]]), dan lain-lain.
== Logika sebagai matematika murni ==
Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik ([[logika modern|logika simbolik]]). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, [[Galenus]] (130-201 M) dan [[Sextus Empiricus]] (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Puncak [[logika modern|logika simbolik]] terjadi pada tahun [[1910]]-[[1913]] dengan terbitnya ''Principia Mathematica '' tiga jilid yang merupakan karya bersama [[Alfred North Whitehead]] ([[1861]] - [[1914]]) dan [[Bertrand Arthur William Russel]] ([[1872]] - [[1970]]).
== Macam-macam logika ==
=== Logika alamiah ===
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
=== Logika ilmiah ===
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta [[akal budi]]. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan
=== Logika Deduktif ===
▲Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
Logika deduktif adalah metode berpikir yang menggunakan premis-premis umum untuk mencapai kesimpulan yang khusus. Dalam logika deduktif, kita mengambil premis yang telah dianggap benar dan melalui proses penalaran yang tepat, kita sampai pada kesimpulan yang dapat dianggap pasti atau logis.
=== Logika Murni ===
Logika Murni adalah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan aturan logika yang berlaku secara umum untuk semua pernyataan, tanpa mempertimbangkan makna khusus dari istilah atau konsep dalam suatu bidang ilmu tertentu. Dengan kata lain, logika murni membahas struktur dan pola berpikir yang dapat diterapkan di berbagai konteks tanpa memperdulikan konten spesifik dari pernyataan tersebut.
* [[Konsistensi (logika)]]▼
== Referensi ==
Baris 157 ⟶ 160:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.education.com/study-help/article/critical-thinking-reasoning-skills/ Critical Thinking and Reasoning Skills Help] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140513011207/http://www.education.com/study-help/article/critical-thinking-reasoning-skills/ |date=2014-05-13 }}
* {{en}} [http://education.purduecal.edu/Vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_reasoning.htm Basic Reasoning Skills] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140522005912/http://education.purduecal.edu/Vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_reasoning.htm |date=2014-05-22 }}
* {{en}} [http://www.csun.edu/~vceed002/ref/reasoning/index.htm Reasoning Skills]
▲== Lihat Pula ==
* {{en}} [http://www.wikihow.com/Improve-Reasoning-Skills How to Improve Reasoning Skills]
▲* [[Konsistensi (logika)]]
[[Kategori:Logika| ]]
[[Kategori:Pikiran]]
[[Kategori:Abstraksi]]
[[Kategori:Pemikiran kritis]]
[[Kategori:Ilmu formal]]
[[Kategori:logika filosofis]]
[[Kategori:Filsafat logika]]
[[Kategori:Penalaran]]
|