Tridarma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
~stub
k ~
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|ajaran [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] yang bernama mirip, lihat artikel ''[[Tridharma]]''.}}
 
'''Tridarma''' (''tri'': tiga dan ''darma'': pengabdian, [[aksara Jawa]]: {{jav|ꦠꦿꦶꦢꦂꦩ​ꦠꦿꦶꦢꦂꦩ}}) adalah [[filsafat|filosofi]] sikap yang pernah dicanangkan oleh [[Mangkunegara I]] (Raden Mas Said) untuk dipegang setiap warga negara maupun pemimpin apabila ingin wilayahnya makmur. Motto ini populer di kalangan warga [[Kota Surakarta]] dan menjadi pegangan pemerintahan [[Praja Mangkunegaran]] hingga sekarang.
 
Secara lengkap TridarmaTridharma berbunyi
# ''RumangsaRumangså mèlu handarbèniandarbèni'' ({{jav|ꦫꦸꦩꦁꦱ​ꦩꦺꦭꦸꦲ​ꦤ꧀ꦢꦂꦧꦺꦤꦶꦫꦸꦩꦁꦱꦩꦺꦭꦸꦲꦤ꧀ꦢꦂꦧꦺꦤꦶ}}, "merasa ikut memiliki")
# ''Wajib mèlu hanggondhèlianggondhèli'' ({{jav|ꦮ​ꦗꦶꦧ꧀ꦩꦺꦭꦸꦲꦁꦒꦺꦴꦤ꧀ꦝꦺꦭ꧀ꦭꦶꦮꦗꦶꦧ꧀ꦩꦺꦭꦸꦲꦁꦒꦺꦴꦤ꧀ꦝꦺꦭ꧀ꦭꦶ}}, "berkewajiban ikut membela/mempertahankan")
# ''Mulat sarirasarirå hangrasaangråså wani'' ({{jav|ꦩꦸꦭ​ꦠ꧀ꦱꦫꦶꦫꦲꦁꦫ​ꦱ​ꦮ​ꦤꦩꦸꦭꦠ꧀ꦱꦫꦶꦫꦲꦔꦿꦱꦮꦤꦶ}}, "berani berintrospeksi/mawas diri")
 
Pada awalnya, motto ini dipakai oleh Raden Mas Said untuk membina kesatuan gerakan pemberontakan yang dipimpinnya. Setelah ia menjadi Mangkunagara I, Tridarma diterapkannya pula kepada warganya.
 
Baris terakhir Tridarma (''mulat sarira hangrasa wani'') sekarang dipakai sebagai motto [[Kota Surakarta]]. [[Soeharto]], presiden kedua Indonesia, diketahui juga berusaha mempraktekkanmempraktikkan petuah ini meskipun dianggap tidak berhasil.
 
== Lihat pula ==
* [[Tiji Tibeh]]
 
{{Filsafat Jawa}}
* [[Tijitibeh]]
 
{{jawa-stub}}
 
[[Kategori:Moto]]
[[Kategori:PrajaKadipaten MangkunegaranMangkunagaran]]
[[Kategori:Budaya Jawa]]