Panji Margono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
{{subst:kembang}}
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
(15 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Kongco-pribumi-R-Panji-Margono.-Foto.Chris -230x300.jpg|jmpl|RupangPatung dariRaden Panji Margono di altar Klenteng [[Gie Yong Bio]]]]
{{tidak dikembangkan|d=29|m=08|y=2013|i=14|ket=}}
'''Raden Mas Panji Margono''' (wafat: 1750 M) adalah seorang keturunan trah Panji [[Lasem]] dan merupakan salah satu dari [[Pahlawan]] [[Lasem]] dalam pertempuran melawan [[VOC]] yang biasa dikenal dengan [[Perang Kuning]]. Ia adalah putra dari seorang [[Adipati]] [[Lasem]] bernama Tejakusuma V (Raden Panji Sasongko). Pada saat perang kuning, ia menggunakan nama samaran [[Tan Pan Ciang]] dan dicatat dalam [[Babad Tanah Jawi]] sebagai ''Encik Macan''.<ref name=panji>R. Panji Kamzah. "''Kitab Carita Sajarah Lasem''". Ditulis ulang oleh R. Panji Karsono tahun 1920. Diunduh pada [http://pesisirantimur.blogspot.com/2012/04/perang-kuningperang-cinaperang-lasem.html Perang Kuning/Perang Cina/Perang Lasem].</ref><ref name=pusat>Pusat Studi Sejarah & Budaya Maritim Universitas Diponegoro. 2003. "''Menggali Warisan Sejarah untuk Pengembangan Objek Wisata. Rembang: Kantor Pariwisata Kabupaten Rembang.</ref>
[[Berkas:Kongco-pribumi-R-Panji-Margono.-Foto.Chris -230x300.jpg|jmpl|Rupang dari Panji Margono]]
 
Raden Mas [[Panji Margono]] (wafat: 1751M) adalah seorang Adipati [[Lasem]] dan merupakan salah satu dari [[Pahlawan]] [[Lasem]] dalam pertempuran melawan [[VOC]] yang biasa dikenal dengan [[Perang Kuning]]. Beliau merupakan putra dari seorang [[Adipati]] [[Lasem]] bernama Tejakusuma V (Raden Panji Sasongko).
Bersama [[Chen Huang Er Xian Sheng|Raden Ngabehi Widyadiningrat (Oei Ing Kiat) dan Tan Kee Wie]], mereka bertiga mengangkat senjata untuk melawan pasukan [[VOC]] dalam peperangan yang dikenal dengan nama [[Perang Kuning]]. Tan Kee Wie akhirnya gugur di selat Mandalika pada tahun 1742, sementara Raden Panji Margono dan Mayor Oei Ing Kiat gugur pada tahun 1750. Meskipun kalah dalam perang melawan Belanda, kisah heroik ketiganya dimonumenkan dalam bentuk Kelenteng [[Gie Yong Bio]] yang dibangun oleh warga Tionghoa Lasem pada tahun 1780.<ref name=panji/><ref>Endro Catur. 1 Januari 2009. [http://endrocn.com/2009/01/01/trilogi-lasem-cu-an-kiong-saksi-sejarah-yang-tetap-tegar/ Trilogi Lasem: Cu An Kiong, Saksi Sejarah yang Tetap Tegar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130927080026/http://endrocn.com/2009/01/01/trilogi-lasem-cu-an-kiong-saksi-sejarah-yang-tetap-tegar/ |date=2013-09-27 }}.</ref> Pada saat menjelang wafat, ia berpesan agar istri dan anaknya yang masih bayi (Raden [[Panji Witono]]) diungsikan ke Dukuh Narukan, Desa Dorokandang.
 
== Silsilah Raden Panji Margono ==
[[Silsilah]] Pangeran [[Santibadra]] mulai dari Dewi Indu:
* Bhre Lasem [[Duhitendu Dewi]] (Dewi Indu) >< Bhre Mataun [[Rajasawardana]]
* Pangeran [[Badrawardana]]
* Pangeran [[Wijayabadra]]
* Pangeran [[Badranala]] >< Putri Cempo [[Bi Nang Ti]] (Winarti Kusumawardani)
* Pangeran [[Wirabajra]] dan Pangeran [[Santibadra]]
 
Pangeran [[Santibadra]] >< Putri Sukati menurunkan 10 putra/putri:
* Pangeran [[Santipuspa]]
* [[Silastuti]] (akhirnya menikah dengan adipati dari Mataun)
* [[Santiwira]] (akhirnya menjadi Ki Ageng mBedhog, cikal bakal Desa mBedgog Pamotan)
* [[Sulantari]] (akhirnya menikah dengan Tumenggung Pamotan)
* [[Sulanjari]] (akhirnya menikah dengan Ki Ageng Ngataka, cikal bakal Desa Karangasem dan Gedhug)
* [[Silarukmi]] (akhirnya menikah dengan Ki Demang Ngadhem)
* [[Santiyoga]] (mendapat julukan Ki Ageng ngGada, menjadi Bintara Dhang Puhawang membantu kakaknya (Santipuspa), serta menjadi salah satu pimpinan Prajurit [[Pathol]] dan mengepalai pathol-pathol dari Nggada sampai Sarang)
* [[Santidharma]] (akhirnya menjadi Demang di daerah Bakaran (Juwana) dan menurunkan pembesar-pembesar di Juwana dan Jakenan [[Pati]])
* [[Silagati]] (akhirnya menikah dengan Ki Ageng Sutisna dari [[Ceriwik, pancur Rembang|Criwik]], menurunkan pembesar-pembesar di bumi Argasoka)
* [[Santikusuma]] (sejak kecil ditinggal ayahnya mengabdi ke Majapahit dan diasuh Santipuspa, saat dewasa dibimbing kakeknya Sunan Bejagung dari [[Tuban]] dan diberi nama Said, kelak menjadi waliyullah yang tersohor dengan sebutan Kalijaga)
 
Silsilah dari Pangeran [[Santipuspa]] ke bawah:
* Pangeran [[Kusumabadra]]
* Pangeran Santiwira ([[Ki Ageng Giring]]
* Pangeran Bagus Srimpet ([[Tejakusuma]] I) >< Putri dari Sultan Pajang
* Pangeran Tara ([[Tejakusuma II]]/Ki Tara Demang Giring Ngratawana)
* RM. Wingit (Panembahan Kajoran) dan RM. Wigit ([[Tejakusuma III]])
 
Silsilah dari RM. Wigit (Raden Panji Arya Adipati [[Tejakusuma III]]) ke bawah:
* RM. Wicaksono ([[Tejakusuma IV]])
* R. [[Panji Sasongko]] ([[Tejakusuma V]])
* ''R. Panji Margono'' (menolak menjadi adipati) dikenal juga dengan nama samaran [[Tan Pan Ciang]] dan Encik Macan
 
== Penghormatan oleh etnis Tionghoa ==
[[Berkas:GYB.jpg|jmpl|200px|Klenteng Gie Yong Bio di desa Babagan, Lasem]]
Masyarakat Lasem pada masa itu sangat berduka karena gugurnya Raden Panji Margono. Penduduk Tionghoa di Lasem menghormatinya dan membuat patungnya (''kimsin'') untuk diletakkan di atas altar pada kelenteng [[Gie Yong Bio]] di Lasem. Penghormatan Raden Panji Margono sebagai seorang Jawa-muslim oleh komunitas Tionghoa di Lasem dapat disebut unik di seluruh Indonesia, selain menjadi bukti persahabatan leluhur kedua komunitas.<ref name=long>Chendong Long. Editor: 王海波. 31 Maret 2012. China News Network, [http://www.chinanews.com/hr/2012/03-31/3789598.shtml 印尼拉森的庙堂文化:悠久历史充满华人气息]. {{zh}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Chen Huang Er Xian Sheng]]
* [[Perang Kuning]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Dewa-Dewi Taoisme]]