Situs Purbakala Patiayam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Situs Purbakala Patiayam''' adalah situs purba di Pegunungan Patiayam, Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Sekitar 1.500 fosil ditemukan di Patiayam dan kini disimpan di rumah-rumah penduduk. Sebagian gading gajah ditempatkan di Museum Ronggowarsito Semarang.
{{referensi}}
 
'''Situs Purbakala Patiayam''' adalah situs prasejarah yang terletak di [[Terban, Jekulo, Kudus|Desa Terban]], [[Jekulo, Kudus|Kecamatan Jekulo]], [[Kabupaten Kudus]], [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]], tepatnya di [[Pegunungan Patiayam]] yang terletak sekitar 12,5 km dari Jalan Raya Kudus-Pati. Di situs tersebut telah ditemukan ribuan fosil tengkorak manusia purba (''homo erectus'') serta gading gajah purba ([[Stegodon]]) dan berbagai jenis binatang darat dan air serta alat berburu jenis kapak perimbas dari batu. Kehidupan purba di [[Patiayam]] diperkirakan berlangsung antara 1 juta hingga 750 ribu tahun lampau. Patiayam adalah kubah yang terletak di lereng [[Gunung Muria]].
Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya 2.902,2 hektare meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Pati. Di gunung ini terdapat makam dan Masjid Sunan Muria, air terjun, motel, penginapan, sejumlah villa, dan warung makan. Jaraknya hanya 18 kilometer dari kota Kudus.
Selain fosil purba, di Patiayam juga terdapat beberapa [[sendang]]/[[mata air]] serta [[gua Jepang]] yang dahulu digunakan sebagai perlingdungan tentara [[Jepang]] selama perang dunia ke dua.
 
Situs purba Patiayam memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran, Trinil, Mojokerto, dan Nganjuk. Keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang utuh dikarenakan peimbunan adalah abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik. Di sekitarannya tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi. Keadaan ini berbeda dengan situs purbakala lainnya dimana fosil ditemukan pada endapan kotoran hewan.
 
Situs Patiayam merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu aeri pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.
 
Secara morfologi situs Patiayam merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian puncak tertingginya (Bukit Patiayam) 350 meter di atas muka laut. Di daerah Patiayam ini terdapat batuan dari zaman Plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba yang terendap dalam lingkungan sungai dan rawa-rawa.
 
Sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Sebelumnya situs ini sudah lama dikenal sebagai salah satu situs manusia purba (hominid) di Indonesia. Sejumlah fosil binatang purba ditemukan penduduk setempat seperti kerbau, gajah, dan tulang lain. Fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus merupakan primadona Patiayam.
 
Rangkaian penelitian telah dilakukan di situs ini, mulai dari tahun 1931 saat peneliti asal Belanda Van Es menemukan sembilan jenis fosil hewan vertebrata. Berikutnya hingga tahun 2007 berbagai penelitian dilakukan dan ditemukan 17 spesies hewan vertebrata dan tulang belulang binatang purba antara lain: Stegodon trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (sejenis Gajah), Rhinocecos sondaicus (badak), Bos banteng (sejenis banteng), Crocodilus, sp (buaya), Ceruus zwaani dan Cervus atau Ydekkeri martim (sejenis Rusa) Corvidae (Rusa), Chelonidae (Kura-Kura), Suidae (Babi Hutan), Tridacna (Kerang laut), Hipopotamidae (Kudanil). Temuan fosil-fosil di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah lain karenakan sebagian situs yang ditemukan bersifat utuh.
 
Dari waktu ke waktu, makin banyak fosil purba ditemukan di situs ini, sehingga perlu dibangun museum khusus sebagai tempat penampungan fosil-fosil temuan. Museum Fosil Patiayam masih sangat sederhana, lokasinya di Desa Terban, Jekulo, Kudus, tidak jauh dari Dome Patiayam. Hingga sekarang terkumpul tidak kurang dari 1.3000 fosil purba berusia antara 700.000 sampai 1 juta tahun.
 
Selama ini Pemkab Kabupaten Kudus terus menyelamatkan dan melesarikan Situs Patiayam yang merupakan situs Prasejarah ikon masa depan dan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penelitian dan ekskavasi.
 
Perlu di ketahui juga, di Pegunungan Patiayam juga terdapat sebuah goa bernama Goa Patiayam atau Goa Dalem. Banyak orang dari dalam dan luar daerah yang berziarang ke Goa Dalem ini. Untuk sampai ke goa tersebut, kita bisa mencapaikan dari Desa Terban dan Desa Gondoharum (RW IV, dukuh Kaliwuluh) dengan menggunakan kendaraan bermotor dan kemudian berjalan kaki melewati hutan dan jalan setapak
 
== Lokasi ==
Lokasi Situs Purbakala Patiayam berada sekitar ± 500 m dari [[Jalan Raya Kudus-Pati]] dan ditandai dengan gapura yang berbentuk gading gajah.
 
== Sumber ==
* [http://kuduskab.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Kudus].
* [http://jekulo.kuduskab.go.id/ Situs Resmi Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus].
* [http://www.indonesia.travel/ Wonderful Indonesia].
 
== Referensi ==
* Buku Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus "''Kudus Regency''" Wonderful Indonesia.
 
{{arkeologi-stub}}
 
[[Kategori:Situs Purbakala di Indonesia]]
[[Kategori:Situs arkeologi di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata]]
[[Kategori:Wisata di Kabupaten Kudus]]