Harimau sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Makanan |
||
(149 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
| status = CR
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref>{{IUCN2006|assessors=Cat Specialist Group|year=1996|id=15966|title=Panthera tigris ssp. sumatrae|downloaded=11
| trend = down
| image =
| image_width = 250px
| regnum = [[Animalia]]
Baris 13:
| genus = ''[[Panthera]]''
| species = '' [[Harimau|P. tigris]]''
| subspecies = '''''P. t.
| trinomial = ''Panthera tigris
| trinomial_authority = [[
| range_map =
|synonyms=sebelumnya ''P. t. sumatrae'' [[Reginald Innes Pocock|Pocock]], 1929|synonym=|image_caption=Harimau sumatra di Tierpark, [[Berlin]], [[Jerman]]}}
'''Harimau
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koningstijger (Felis tigris) uit Midden-Asahan Noord-Sumatra TMnr 10006633.jpg|thumb|Harimau Sumatera 1926.]]▼
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor
▲'''Harimau Sumatera''' (''Panthera tigris sumatrae'') adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau [[Sumatera]], merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (''critically endangered'') dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia [[IUCN]]. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di [[Daftar taman nasional di Indonesia#Sumatera|taman-taman nasional di Sumatera]]. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.<ref name=Cracraft1998>{{cite journal | author = Cracraft J., Felsenstein J., Vaughn J., Helm-Bychowski K. | date = 1998 | title = Sorting out tigers (''Panthera tigris'') Mitochondrial sequences, nuclear inserts, systematics, and conservation genetics | journal = Animal Conservation | volume = 1 | pages = 139–150}}</ref>
== Asal-usul ==
▲Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor [[harimau]] terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai ''Miacids''. ''Miacids'' hidup pada akhir zaman ''Cretaceous'' kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (''Andrew Kitchener, “The Natural History of Wild Cats”''). Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] dan [[Siberia]] sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan [[Asia Tengah]] di barat dan barat daya menjadi [[harimau kaspia]]. Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan pegunungan barat, dan seterusnya ke [[Asia Tenggara]] dan [[Kepulauan Sunda]], sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke [[India]].{{fact}}
== Ciri-ciri ==
Harimau
== Habitat ==
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koningstijger (Felis tigris) uit Midden-Asahan Noord-Sumatra TMnr 10006633.jpg|
Harimau Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau Sumatera mengalami ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.▼
Harimau sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.
▲
== Makanan ==
Makanan harimau
Dalam keadaan tertentu harimau sumatra juga memangsa berbagai alternatif mangsa seperti [[kijang]] ''(Muntiacus muntjac),'' kancil ''(Tragulus sp),'' [[beruk]] ''(Macaca nemestrina),'' [[landak]] ''(Hystrix brachyura),'' [[Tenggiling|trenggiling]] ''(Manis javanica),'' [[beruang madu]] ''(Helarctos malayanus),'' dan [[kuau raja]] ''(Argusianus argus)''.<ref>Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. ''Dalam:'' Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto, Apriawan, dan N. Franklin (ed.). ''Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra''. LIPI. Jakarta.</ref>
▲Makanan harimau Sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada dibawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan [[vegetasi]] yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya [[celeng]] dan [[rusa]], dan kadang-kadang [[unggas]] atau [[ikan]]. [[Orangutan]] juga dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu jarang ditangkap harimau. Harimau Sumatera juga gemar makan [[durian]].
== Perkembangbiakan ==
Harimau
==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Man poseert naast een geschoten Sumatraanse tijger TMnr 60028957.jpg|jmpl|Seorang pria berpose bersama seekor
▲Harimau Sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatera dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.
Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penemuan tentang perdagangan harimau tersebut tercermin dalam survei [[Profauna Indonesia]] yang didukung oleh [[International Fund for Animal Welfare]] (IFAW) pada bulan Juli - Oktober 2008. Selama 4 bulan tersebut Profauna mengunjungi 21 kota/lokasi yang ada di
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Man poseert naast een geschoten Sumatraanse tijger TMnr 60028957.jpg|jmpl|Seorang pria berpose bersama seekor Harimau Sumatera yang telah ditembak mati (foto antara 1890-1900).]]
▲Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penemuan tentang perdagangan harimau tersebut tercermin dalam survei [[Profauna Indonesia]] yang didukung oleh [[International Fund for Animal Welfare]] (IFAW) pada bulan Juli - Oktober 2008. Selama 4 bulan tersebut Profauna mengunjungi 21 kota/lokasi yang ada di Sumatera dan [[Jakarta]].
Dari 21 kota yang dikunjungi Profauna, 10 kota di antaranya ditemukan adanya perdagangan bagian tubuh harimau (48 %). Bagian tubuh harimau yang diperdagangkan meliputi kulit, kumis, cakar, ataupun opsetan utuh.
Baris 48 ⟶ 51:
Harga bagian tubuh harimau yang dijual itu bervariasi. Untuk yang utuh dijual seharga Rp. 5 juta per lembar sampai dengan 25 juta per lembar. Sedangkan taring harimau ditawarkan seharga Rp. 400.000 hingga Rp. 1,1 juta.
Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh harimau paling banyak terjadi di [[Lampung]].
Deforestasi dan degradasi hutan di Pulau Sumatra yang sangat besar akan mengancam terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau terpotong-potongnya hutan menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah. Alih fungsi hutan banyak digunakan untuk perkebunan, hutan tanaman industri, pemukiman, industri, dll. Investigasi Eyes on the Forest (2008) melaporkan bahwa pembuatan jalan ''logging'' oleh Asia Pulp & Paper (APP) sepanjang 45 km yang membelah hutan gambut di Senepis Propinsi [[Riau]] mengakibatkan penyusutan luas hutan dan memicu peningkatan konflik manusia-harimau di kawasan tersebut. Perusakan habitat dan perburuan hewan mangsa telah diketahui sebagai faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara dramatis di Asia<ref>Seidensticker, J., S. Christie, and P. Jackson. 1999. Preface. ''In:'' Siedensticker, J., S. Christie, and P. Jackson (eds.). ''Ridding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated Landscape''. Cambridge University Press. Cambridge, UK.</ref>
Keberadaan harimau sumatra saat ini menjadi sebuah polemik tersendiri karena mengakibatkan konflik antara manusia dan harimau. Rusaknya habitat alami harimau sumatra mengakibatkan satwa ini tersingkir dari habitat alaminya, sehingga menimbulkan gangguan terhadap manusia. Serangan harimau sumatra terhadap manusia dan hewan ternak telah sering terjadi. Serangan harimau sumatra yang menewaskan 3 ekor ternak sapi terjadi di Desa Talang Kebun Kecamatan Lubuk Sandi [[Kabupaten Seluma]] Propinsi [[Bengkulu|Bengkulu.]]<ref>Kompas. 2008<sup>a</sup>. ''Terkam Orang, Harimau Sumatra Diburu.'' Harian Kompas Edisi 31 Januari 2008</ref> Sementara itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir di Popinsi Sumatera Barat tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia, sebanyak 16 kasus menghilangkan nyawa manusia dan sisanya memangsa ternak masyarakat.<ref>Kompas. 2008<sup>b</sup>. ''Harimau Mengganas di Bengkulu, Memangsa Tiga Sapi.'' Harian Kompas Edisi 20 Februari 2008</ref>
Masih maraknya perdagangan bagian tubuh harimau tersebut sudah dilaporkan Profauna ke [[Departemen Kehutanan]] melalui [[Dirjen]] [[PHKA]] pada bulan April 2009, dengan harapan pemerintah bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi perdagangan satwa langka yang dilindungi tersebut. Beberapa tindakan nyata telah diambil pemerintah untuk memerangi perdagangan bagian tubuh harimau di Jakarta.
== Penegakan hukum ==
Pada tanggal 7 Agustus 2009, [[Satuan Polhut Reaksi Cepat]] dan [[Satuan Sumdaling]] [[Polda]] [[Metro Jaya]] berhasil menggulung sindikat perdagangan kulit harimau di Jakarta. Selain mengamankan 2 kulit harimau
Terungkapnya sindikat perdagangan harimau dan satwa langka lainnya di Jakarta tersebut membuktikan bahwa laporan Profauna tentang perdagangan harimau adalah sebuah fakta. Fakta tersebut seperti fenomena gunung es, hanya tampak di permukaannya
== Perlindungan
[[Berkas:Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra di Dharmasraya.jpg|jmpl|Harimau sumatra berada di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra di [[Kabupaten Dharmasraya|Dharmasraya]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]]]
Perdagangan bagian tubuh harimau di [[Indonesia]] adalah perbuatan kriminal, karena melanggar [[
Memulihkan dan meningkatkan populasi harimau sumatra beserta bentang alamnya pulih. Upaya konservasi ''in-situ'' merupakan program utama konservasi harimau sumatra dengan memulihkan populasi harimau dan habitat alaminya. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
[[Berkas:Sumatran Tiger at Taronga Zoo (6762974819).jpg|jmpl|Harimau sumatra di [[Kebun Binatang Taronga]], [[Sydney]], [[Australia]]]]
Membangun jaringan komunikasi dan kemitraan untuk meningkatkan kerjasama konservasi di semua tingkatan baik lokal, nasional, maupun internasional. Mengembangkan pengawasan terpadu dan intensif antara pemerintah, lembaga non pemerintah, dan masyarakat terhadap kegiatan konservasi. Selain itu juga dilakukan pendidikan dan penyadartahuan masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan tentang pentingnya konservasi harimau sumatra. Membangun mekanisme pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung kegiatan konservasi harimau sumatra.
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dengan melaksanakan berbagai program peningkatan kapasitas tim konservasi harimau sumatra baik yang dikelola oleh pemerintah, lembaga non pemerintah, maupun masyarakat. Memperkuat infrastrukur instansi yang melakukan pelaksanaan dan pemantauan konservasi harimau. Selain itu juga dilakukan penyusunan rencana pengelolaan konservasi pada setiap bentang alam harimau sumatra sesuai dengan karakteristik dan potensi di lapangan. Mengembangkan pusat informasi terpadu tentang konservasi harimau sumatra yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat.
Membangun dan meningkatkan koneksitas antara habitat-habitat utama harimau sumatra melalui pengembangan koridor dalam rangka memperluas daerah bagi harimau sumatra untuk menjelajah. Karena harimau sumatra memerlukan teritori (wilayah) yang luas untuk mendapatkan mengsa yang cukup. Semua potensi habitat dan sebaran harimau sumatra perlu dimasukkan sebagai bahan pertimbangan utama dalam proses perencanaan zonasi taman nasional. Membina kekayaan genetik unit-unit populasi harimau sumatra, terutama pada habitat yang kritis untuk menghindari erosi ragam genetik melalui pengembangan ''restocking'' populasi dan translokasi. Mengembangkan upaya pengelolaan mitigasi konflik untuk menyelamatkan harimau yang bermasalah dengan relokasi, translokasi, dan penetapan kawasan pelepasliaran alami. Meningkatkan program pemantauan terhadap populasi, ekologi, dan habitat harimau sumatra dengan memperkuat dasar hukum dan kapasitas aparatur yang berwenang<ref>Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419).</ref>
Di Indonesia, usaha perlindungan terhadap harimau telah melibatkan unsur lain. Pada tahun 2014, [[Majelis Ulama Indonesia]] mengeluarkan [[fatwa]] pelarangan perburuan terhadap harimau. Kelompok-kelompok konservasi alam dan satwa menggunakan fatwa ini untuk memberikan pendidikan bahwa memburu harimau sumatra bukan saja melanggar hukum, tapi juga melanggar ketentuan agama.<ref name=":0" />
== Pada budaya populer ==
Di Sumatera Selatan, harimau dikenali pula dengan nama ''nek ngau'' dan ''setue''. Makna ''setue'' adalah sosok yang dihormati atau dituakan. Di kawasan seperti hutan adat [[Tebat Benawa]], hewan ini begitu dihormati. Hewan ini kerap terlihat di lahan warga memang, namun tak pernah menyerang. Itu karena hewan ini dianggap hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan hutan itu adalah kawasan habitat hutan sumatra, sehingga tiadalah yang hendak bercocok tanam di sana.<ref name=kompas17feb>Jati, Rhama Purna (17 Februari 2020). "Menghormati ''Setue'', Menghindari Konflik". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm.15</ref>
Bagi rakyat Sumatera, harimau merupakan hewan yang disegani. Rakyat [[Sumatera Barat]], sebagian Aceh terutama [[Kabupaten Aceh Barat]], [[Kabupaten Aceh Barat Daya]] dan [[Kabupaten Aceh Selatan]] pantang menyebut harimau dengan namanya. Mereka memanggil harimau dengan sebutan "inyik" , datuk, atau nenek. Di [[Sumatera Utara]], harimau dipanggil "ompung" sementara di Kerinci sebutannya "hangtuo" (orangtua).<ref>{{cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2019/12/18/harimau-sumatera-itu-bagian-dari-peradaban-masyarakat/|title=Harimau Sumatera Itu Bagian dari Peradaban Masyarakat|accessdate=2024-06-03|publisher=Mongabay}}</ref>
[[Suku Keluwat|Suku Kluet]] di Aceh Selatan memiliki tari ritual [[Landok Begu]]. Tarian ini menirukan gerak harimau yang gesit. Tari Landok Begu ditarikan sebagai upaya agar harimau tidak mengganggu penduduk setempat.<ref>{{cite web|url=https://perempuanleuser.com/berbagi-ruang-dengan-nenek/|title=Berbagi Ruang Dengan “Nenek”|author= Ihan Nurdin|publisher=Perempuan Peduli Leuser|date=2023-12-20|accessdate=2024-06-03}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://profauna.org/content/id/pressrelease/2009/profauna_menyerukan_pemerintah_untuk_menindak_tegas_perdagangan_harimau_dan_gajah.html
* {{id}} [http://www.wwf.or.id/berita_fakta/lembar_fakta/?10522/Factsheet-Sumatran-Tiger Fakta tentang harimau sumatra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170604151034/http://www.wwf.or.id/berita_fakta/lembar_fakta/?10522%2FFactsheet-Sumatran-Tiger |date=2017-06-04 }}
* {{en}} [http://www.sumatran-tiger.org.uk/ Situs web harimau sumatra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312082719/http://www.sumatran-tiger.org.uk/ |date=2007-03-12 }}
{{harimau}}
{{Taxonbar|from=Q191129}}
[[Kategori:
[[Kategori:Harimau|Sumatra]]
[[Kategori:Panthera]]
[[Kategori:Satwa liar dilindungi di Indonesia]]
[[Kategori:Spesies rentan]]
|