Kelapa sawit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(135 revisi perantara oleh 61 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Automatic taxobox
| display parents = 3
| image = Elaeis guineensis0.jpg
| image_caption = Kelapa sawit Afrika (''Elaeis guineensis'')
|
| authority = [[Nikolaus Joseph von Jacquin|Jacq.]]
| subdivision_ranks = Species
| subdivision = ''[[Elaeis guineensis]]''{{br}}
''[[Elaeis oleifera]]''
| color={{tc2|tumbuhan}}
| image_width=240px
}}
'''Kelapa sawit''' adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus ''[[Elaeis guineensis|Elaeis]]'' dan ordo [[Arecaceae]]. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha [[pertanian]] komersial untuk memproduksi [[minyak sawit]]. [[Genus]] ini memiliki dua spesies anggota. Kelapa sawit ''[[Elaeis guineensis]]'' adalah spesies kelapa sawit yang paling umum dibudidayakan di dunia, terutama di [[Indonesia]], dan sumber utama minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit ''[[Elaeis oleifera]]''<ref>{{cite book |last=Gledhill |first=David |title=The Name of Plants |url=https://archive.org/details/namesplants00gled_746 |edition=4 |location=Cambridge |publisher=University Press |page=[https://archive.org/details/namesplants00gled_746/page/n288 279] |year=2008}}</ref> adalah tanaman asli [[Amerika Selatan]] dan [[Amerika Tengah|Tengah]] tropis,<ref>Collins Guide to Tropical Plants, {{ISBN|0-00-219112-1}}</ref> dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil [[minyak kelapa sawit]] terbesar di dunia.<ref>{{Cite web|last=PricewaterhouseCoopers|title=Plantation|url=https://www.pwc.com/id/en/industry-sectors/consumer-industrial-products-services/plantation.html|website=PwC|language=en-id|access-date=2022-10-05}}</ref> Di [[Indonesia]] penyebarannya di daerah [[Aceh]], pantai timur [[Sumatra]], Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit yaitu ''E. guineensis'' Jacq.'', E. oleifera'', dan ''E. odora''. Varietas atau tipe kelapa sawit digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan [[endokarp]] dan warna buah. Berdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah.<ref>Sastrosayono, S., 2003. ''Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Agromedia Pustaka</ref>
== Ciri-ciri ==
Arecaceae dewasa bertangkai tunggal, dan dapat tumbuh dengan ketinggian lebih dari 20 m (66 ft). Daunnya [[menyirip]], dan panjang mencapai antara 3–5 m (10–16 ft). Bunganya diproduksi dalam bentuk padat; masing-masing bunga kecil, dengan tiga sepal dan tiga kelopak.
Buahnya berwarna kemerahan, seukuran plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar. Setiap buah terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp), dengan [[biji]] tunggal ([[inti sawit]]), juga kaya akan minyak.
Kelapa sawit berbentuk [[pohon]]. Tingginya dapat mencapai 24 meter. [[Akar serabut]] tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. [[Daun]] berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman [[salak]], hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan [[kelapa]].
[[Bunga]] jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (''monoecious diclin'') dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Baris 28:
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat ''female steril'' sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap
Buah terdiri dari tiga lapisan:
* Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
* Mesoskarp, serabut buah
* Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS)
==
Kedua spesies, ''E. guineensis'' dan ''E. oleifera'' dapat menghasilkan [[hibrida]] subur. [[Genom]] ''E. guineensis'' telah diurutkan, yang memiliki implikasi penting untuk membiakkan tanaman yang lebih baik.<ref>{{cite journal|author1=Singh, R. |author2=Ong-Abdullah, M. |author3=Low, E.-T.L. |author4=Manaf, M.A.A. |author5=Rosli, R. |author6=Nookiah, R. |author7=Ooi, L.C.-L. |author8=Ooi, S.-E. |author9=Chan, K.-L. |author10=Halim, M.A. |author11=Azizi, N. |author12=Nagappan, J. |author13=Bacher, B. |author14=Lakey, N. |author15=Smith, S.W. |author16=He, D. |author17=Hogan, M. |author18=Budiman, M.A. |author19=Lee, E.K. |author20=DeSalle, R. |author21=Kudrna, D. |author22=Goicoechea, J.L. |author23=Wing, R.A. |author24=Wilson, R.K. |author25=Fulton, R.S. |author26=Ordway, J.M. |author27=Martienssen, R.A. |author28=Sambanthamurthi, R. |year=2013|title=Oil palm genome sequence reveals divergence of interfertile species in Old and New worlds|journal=Nature|volume=500|doi=10.1038/nature12309|url=
http://www.nature.com/nature/journal/vaop/ncurrent/abs/nature12309.html#supplementary-information |pages=335–339 |pmid=23883927 |pmc=3929164}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
|-
! Gambar !! Nama !! Nama umum!! Habitat asal
|-
|[[Berkas:Elaeis guineensis - Fruit and Spice Park - Homestead, Florida - DSC09011.jpg|120px]] || ''[[Elaeis guineensis]]'' [[Nikolaus Joseph von Jacquin|Jacq.]] || Kelapa sawit afrika ||Afrika barat dan barat daya, khususnya antara wilayah Angola dan Gambia
|-
|[[Berkas:Oilpalmmagdalenacolombia-2.jpg|120px]] || ''[[Elaeis oleifera]]'' ([[Carl Sigismund Kunth|Kunth]]) [[Santiago Cortés (botanist)|Cortés]] || Kelapa sawit amerika||Amerika Selatan dan Tengah, dari Honduras hingga Brasil bagian utara
|-
|}
== Budi daya ==
{{main|Minyak sawit}}
Karena minyak kelapa sawit mengandung lebih banyak [[lemak jenuh]] daripada minyak yang terbuat dari kanola, jagung, biji rami, kacang kedelai, safflower, dan bunga matahari, minyak kelapa sawit dapat tahan terhadap panas yang ekstrem dan tahan terhadap oksidasi.<ref>{{Cite journal|doi=10.1002/ejlt.200600192 |title=Frying performance of a sunflower/palm oil blend in comparison with pure palm oil |year=2007 |last1=De Marco |first1=Elena |last2=Savarese |last3=Parisini |last4=Battimo |last5=Falco |last6=Sacchi |journal=European Journal of Lipid Science and Technology |volume=109|issue=3 |pages=237–246 |first2=Maria |first3=Cristina |first4=Ilaria |first5=Salvatore |first6=Raffaele}}</ref> Ini tidak mengandung [[lemak trans]], dan penggunaannya dalam makanan telah meningkat sebagai hukum pelabelan makanan dan telah mengubah dalam penentuan kandungan lemak trans. Minyak dari ''Elaeis guineensis'' juga digunakan sebagai [[biofuel]].
Penggunaan minyak kelapa sawit telah dilakukan sekitar 5.000 tahun yang lalu di pesisir barat Afrika. Minyak kelapa sawit juga ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh para arkeolog di sebuah makam di [[Abydos]] yang berasal dari 3000 SM.<ref name=Kiple>{{cite book |title=The Cambridge World History of Food |editor1-last=Kiple |editor1-first=Kenneth F. |editor2-last=Conee Ornelas |editor2-first=Kriemhild |year=2000 |publisher=Cambridge University Press |location= |isbn=0521402166 |page= |pages= |url=http://www.cambridge.org/us/books/kiple/palmoil.htm |accessdate=30 August 2012 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20121020201103/http://www.cambridge.org/us/books/kiple/palmoil.htm |archivedate=20 October 2012 |df= }}</ref> Diperkirakan pedagang Arab membawa kelapa sawit ke Mesir.<ref name=Obahiagbon>{{cite journal |last1=Obahiagbon |first1=F.I. |year=2012 |title=A Review: Aspects of the African Oil Palm (''Elaeis guineesis'' Jacq.) |journal=American Journal of Biochemistry and Molecular Biology |volume= |issue= |pages=1–14 |publisher= |doi=10.3923/ajbmb.2012 |url=http://docsdrive.com/pdfs/academicjournals/ajbmb/0000/38799-38799.pdf |accessdate=30 August 2012}}</ref>
''Elaeis guineensis'' sekarang banyak dibudidayakan di negara-negara tropis di luar Afrika, khususnya [[Malaysia]] dan [[Indonesia]] yang bersama-sama menghasilkan minyak kelapa sawit dan menjadi pemasok besar dunia.
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies: ''E. guineensis'' dan ''E. oleifera''. Spesies pertama yang terluas dibudidayakan orang. Dari kedua spesies kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. ''E. guineensis'' memiliki produksi yang sangat tinggi dan ''E. oleifera'' memiliki tinggi tanaman yang rendah. Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan mudah dipanen. ''E. oleifera'' sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar sering kali melihat spesies kelapa sawit berdasarkan ketebalan [[cangkang]], yang terdiri dari:
* ''Dura;''
* ''Pisifera''; dan
* ''Tenera''
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya, tandan buahnya berukuran besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik [[kultur jaringan]].
=== Syarat hidup ===
Kelapa sawit biasa ditemukan di daerah semak belukar dengan berbagai jenis tipe tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Jenis tanah tersebut memengaruhi tingkat produksi kelapa sawit, di mana produktivitas kelapa sawit yang ditumbuhkan di tanah podzolik lebih tinggi dibandingkan ditumbuhkan di tanah berpasir dan gambut. Kelapa sawit kurang optimal jika ditumbuhkan di Pulau Jawa karena jenis tanahnya yang kurang sesuai dengan jenis tanah yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28 °C dengan ketinggian 1-500 [[mdpl]] dan tingkat kelembapan 80-90%. Kecepatan angin yang optimal adalah 5–6 km/jam, di mana kecepatan angin akan membantu proses penyerbukan bunga kelapa sawit. Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi yaitu sekitar 1500–4000 mm per tahun. Tingkat curah hujan memengaruhi jumlah pelepah yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Kebutuhan penyinaran kelapa sawit berada pada rentang normal yaitu 5-7 jam/hari, sehingga dalam perkebunan kelapa sawit jarak tanam dibuat dengan ukuran 9x9 meter agar setiap tumbuhan mendapatkan cukup cahaya.<ref>Kiswanto. 2008. ''Teknologi Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.</ref><ref name=":0">Pahan, I., 2006. ''Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.'' Jakarta.: Penebar Swadaya</ref>
== Kontroversi ==
Minyak sawit biasanya dianggap sebagai minyak goreng yang paling kontroversial - untuk alasan kesehatan dan lingkungan.<ref>https://www.independent.co.uk/life-style/palm-oil-health-impact-environment-animals-deforestation-heart-a8505521.html</ref> Perkebunan kelapa sawit berada di bawah pengawasan ketat terhadap [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|kerusakan sosial dan lingkungan]], terutama karena [[hutan hujan]] dengan [[keanekaragaman hayati]] tinggi dihancurkan, pengaruh [[gas rumah kaca]] meningkat, dan pekerja buruh lokal telantar oleh perusahaan minyak kelapa sawit yang tidak bermoral dan mata pencaharian tradisional terkena dampak negatif. Khususnya di Indonesia, ada juga tekanan yang makin besar bagi produsen minyak kelapa untuk membuktikan bahwa mereka tidak membahayakan hewan langka dalam proses pembudidayaan.<ref>{{Cite news|url=https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2015/04/21/396815303/palm-oil-plantations-are-blamed-for-many-evils-but-change-is-coming|title=Palm Oil Plantations Are Blamed For Many Evils. But Change Is Coming|work=NPR.org|access-date=2017-07-19|language=en}}</ref>
Pada tahun 2018, iklan TV [[Natal]] oleh jaringan supermarket [[Islandia]], diproduksi oleh [[Greenpeace]], dilarang oleh pengawas iklan UK [[Clearcast]].<ref>https://www.independent.co.uk/voices/iceland-christmas-advert-banned-tv-greenpeace-palm-oil-political-emma-thompson-a8626416.html</ref> Islandia telah berkomitmen untuk melarang minyak sawit dari produk mereknya sendiri pada akhir 2018.<ref>https://www.bbc.co.uk/news/business-43696948</ref>
== Inovasi dalam produksi ==
Biji kelapa sawit tidak berkecambah secara cepat karena adanya sifat dormansi. Batang kelapa sawit memiliki kecepatan tumbuh sekitar 35–75 cm per tahunnya. Untuk meningkatkan kecepatan produksi, maka dilakukan beberapa inovasi. Metode pertama yang dilakukan adalah pengecambahan biji kelapa sawit. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan dormansi benih dan meningkatkan persentasi daya kecambah. Metode kedua adalah pemupukan. Pupuk yang dapat ditambahkan dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik dimanfaatkan dalam memperbaiki struktur tanah dan memberikan pasokan zat hara bagi tanaman. Pupuk anorganik yang biasa ditambahkan adalah pupuk NPK. Efektivitas pemupukan akan tinggi jika pupuk diberikan dalam dosis yang rendah secara kontinu.<ref name=":0" /> Metode ketiga adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, kimiawi, dan biologis. Secara manual dapat dilakukan melalui penyiangan piringan kelapa sawit dengan memotong rerumputan. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan pemberian herbisida dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu mekanisme kerja herbisida, cara pemberian dan sifat gulma. Herbisida memiliki berbagai macam mekanisme kerja seperti mempengaruhi respirasi dan fotosintesis gulma, serta menghambat perkecambahan gulma, menghambat sintesis asam amino dan metabolisme lipid <ref>Djojosumarto, P. 2008. ''Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian''. Yogyakarta: Kanisius</ref> Metode keempat adalah pengendalian hama. Hama yang umum menyerang kelapa sawit antara lain ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang bahkan babi hutan. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pemberian insektisida atau menggunakan predator alaminya.<ref name=":0" />
== Hama dan penyakit ==
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pada tanaman kelapa sawit
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52260 Pengamatan Kelimpahan Ulat Api (Limacodidae) dan Ulat Kantung (Psychidae) serta Predator Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Cikidang Plantation Estate di Bawah Naungan Karet]</ref>
Potensi kehilangan hasil yang disebabkan kedua hama ini dapat mencapai 35%.
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44711 Ulat api (Limacodidae) dan ulat kantung (Psychidae) serta musuh alami pada pertanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) PTPN VIII, Cimulang]</ref>
Jenis ulat api yang paling banyak ditemukan di lapangan adalah ''Setothosea asigna'', ''Setora nitens'', ''Darna trima'', ''Darna diducta'' dan ''Darna bradleyi''.
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55892 Kelimpahan Populasi Ulat Api (Lepidoptera: Limacodidae) dan Ulat Kantung (Lepidoptera: Psychidae) serta Predator pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Cikidang Plantation Estate, Sukabumi]</ref>
Selain hama, penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi cendawan ''Ganoderma boninense'' merupakan penyakit penting yang menyerang kebun-kebun kelapa sawit. Cendawan ''G. boninense'' merupakan patogen tular tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan
kisaran inang yang luas dan mempunyai kemampuan saprofitik yang tinggi.
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1738 Pengembangan Teknik Inokulasi Buatan Ganoderma boninense Pat. Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)]</ref> Gejala awal penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) terlihat dari luar adanya daun yang menguning pada satu sisi, atau adanya bintik-bintik kuning dari daun muda, yang kemudian diikuti dengan nekrosis. Pada tanaman menghasilkan (TM), gejala berupa beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat (menguning). Daun yang terserang kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan merambat meluas ke atas ke arah mahkota daun. Makin lama, maka tanaman kemudian mati ditandai dengan daun kering terkulai pada ujung pelepah pada batang atau patah tulang di beberapa titik sepanjang anak daun, dan menggantung ke bawah.<ref>{{Cite web|url=https://www.pupuksawit.web.id/2021/02/antisipasi-serangan-ganoderma-di-lahan-sawit.html|title=Ganoderma : “Antisipasi Serangan Ganoderma Di Lahan Replanting Perkebunan Kelapa Sawit|language=en-US|access-date=2019-03-12}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
==
Kajian metabolomik dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas dari produk minyak kelapa sawit. Analisis metabolit yang terdapat dalam minyak kelapa sawit dapat dilakukan menggunakan Ulta-High-Pressure Liquid Chromatography Mass Spectrometry (UHPLC-MS). Dari spektrum yang dihasilkan dapat diketahui komponen-komponen yang terdapat dalam minyak. Dengan diuji berbagai jenis minyak dengan perlakuan yang berbeda seperti proses pemanenan, pengolahan, dan penyimpanan minyak, maka dapat diketahui varian mana yang menghasilkan produk dengan kualitas tertinggi.<ref>{{Cite journal|last=Vargas|first=Luiz Henrique Galli|last2=Neto|first2=Jorge Candido Rodrigues|last3=de Aquino Ribeiro|first3=José Antônio|last4=Ricci-Silva|first4=Maria Esther|last5=Souza|first5=Manoel Teixeira|last6=Rodrigues|first6=Clenilson Martins|last7=de Oliveira|first7=Anselmo Elcana|last8=Abdelnur|first8=Patrícia Verardi|date=2016-09-15|title=Metabolomics analysis of oil palm (Elaeis guineensis) leaf: evaluation of sample preparation steps using UHPLC–MS/MS|url=http://dx.doi.org/10.1007/s11306-016-1100-z|journal=Metabolomics|volume=12|issue=10|doi=10.1007/s11306-016-1100-z|issn=1573-3882}}</ref>
Kajian metabolomik juga dilakukan dengan tujuan mengindentifikasi biomarker dengan melakukan screening pada populasi kelapa sawit yang resisten terhadap ''Ganoderma boninense''. Salah satu penyakit pda kelapa sawit adalah ''Basal Stem Root'' atau BSR yang disebabkan oleh ''Ganoderma boninense''. Penyakit BSR merupakan masalah yang serius dan menimbulkan dampak destruktif pada kelapa sawit, umumnya di Asia Tenggara. BSR ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar karena tidak maksimalnya pertumbuhan dan buah kelapa sawit yang dihasilkan. Akibat dampak yang ditumbulkan, maka diperlukan suatu kontrol pengukuran untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit pada kelapa sawit yang terserang. Telah dilakukan kontrol pengukuran melalui manajemen penanaman untuk meminimalkan penyebaran BSR seperti penggundukan tanah, penghilangan tanaman yang telah terserang, dan treatment menggunakan fungisida, dazomet, hexacomazole hingga penggunaan pupuk GanoCareTM. Namun perlakuan ini hanya dapat mengontrol penyakit dan menurunkan laju perkembangan penyakit. Kemudian, dilakukan inovasi dengan pendekatan metabolomik. Kelapa sawit dengan kerentanan yang berbeda terhadap ''G. boninense'' berdasarkan uji indukan kelapa sawit menggunakan teknik inokulasi akar untuk mengidentifikasi kelapa sawit yang ''partially tolerant'' dan rentan terhadap ''G. boninense'' dianalisis menggunakan pendekatan metabolomik dengan instrumen GCxGC-TOF-MS. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis multivariat PLS dan OPLS-DA sehingga didapatkan data ''cross-validation'' dan fungsi tes respon permutasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis metabolit yang berkontribusi dalam perbedaan kerentanan kelapa sawit terhadap ''G. boninense'' yaitu ''mannose, xylose, glucopyranose, myo-inositol,'' dan ''hexadecanoic acid'' yang ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada kelapa sawit ''partially tolerant,'' sedangkan ''cadaverine'' dan ''turanose'' ditemukan dalam jumlah tinggi pada kelapa sawit yang rentan. Pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai mekanisme pertahanan kelapa sawit terhadap ''G. boninense''. Metode ini dapat diaplikasikan dalam pemilihan bibit kelapa sawit yang unggul dan rentan terhadap penyakit BSR.<ref>{{Cite journal|last=Malaysian Palm Oil Board, No. 6, Persiaran Institusi, Bandar Baru Bangi, 43000 Kajang, Selangor, Malaysia|last2=Rozali|first2=Nurul Liyana|last3=Yarmo|first3=Mohd Ambar|last4=School of Chemical Sciences and Food Technology, Faculty of Science and Technology, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 Bangi, Selangor, Malaysia|last5=Idris|first5=Abu Seman|last6=Malaysian Palm Oil Board, No. 6, Persiaran Institusi, Bandar Baru Bangi, 43000 Kajang, Selangor, Malaysia|last7=Kushairi|first7=Ahmad|last8=Malaysian Palm Oil Board, No. 6, Persiaran Institusi, Bandar Baru Bangi, 43000 Kajang, Selangor, Malaysia|last9=Ramli|first9=Umi Salamah|date=2017-02-20|title=Metabolomics differentiation of oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) spear leaf with contrasting susceptibility to Ganoderma boninense|url=http://www.pomics.com/rozali_10_2_2017_45_52.pdf|journal=Plant Omics|volume=10|issue=02|pages=45–52|doi=10.21475/poj.10.02.17.pne364}}</ref>
Peningkatan kualitas dan keberlanjutan minyak kelapa sawit dalam hal pengembangbiakan, genomik fungsional dan kulur jaringan dapat dilakukan dengan melakukan analisis menggunakan pendekatan proteomik dan metabolomik atau yang disebut juga PROMET. Analisis PROMET memungkinkan untuk dilakukannya identifikasi sifat ekonomi yang penting dalam budidaya tanaman hasil panen seperti kandungan asam lemak yang nilainya lebih tinggi dan rendemen kelapa sawit yang tinggi. Analisis ini bersifat kompleks dengan menggunakan beberapa instrumentasi seperti ''Matrix-assisted Laser Desorption Ionization Time of Flight'' (MALDI-TOF), ''Liquid Chromatography'' (LC) dan ''Gas Chromatography-quadruple-TOF'' (GC-TOF) dimana MS atau ''Mass Spectrometry'' merupakan instrumenttasi yang paling penting. Salah satu analisis yang dilakukan adalah melakukan seleksi kelapa sawit yang toleran terhadap ''Ganoderma boninense'' dengan melakukan pengujian terhadap metabolit yang membantu dalam memahami mekanisme gen resisten dalam kelapa sawit dalam melawan penyakit. Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai penyakit dan kemungkinan diciptakannya produk yang dapat memonitor adanya penyakit. Dalam jangka panjang, penelitian ini akan meingkatkan produktivitas dan keberlanjutan dari minyak kelapa sawit.<ref>Ramli, U.S., Chung, B.L.Y., Tahir, N.I.M., Shahwan, S., Hassa, H., Zain, N., Rozali, N.L., Dzulkafli, S.B., Ishak, N.M., Othman, A. 2016. Proteomics and Metabolomics: Spearheading Oil Palm Improvement and Sustainability. ''The Planter''. 92(1087): 727-737</ref>
== Lihat juga ==
* [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|Dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit]]
* [[Sejarah kelapa sawit di Indonesia]]
* [[Kelapa]]
* ''[[Attalea maripa]]'', kelapa penghasil minyak lainnya
* ''[[Jurnal Penelitian Kelapa Sawit]]''
* [[Energi dan lingkungan]]
* [[Daftar genera Arecaceae]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q7609983}}
[[Kategori:Arecaceae]]
[[Kategori:Tumbuhan industri]]
[[Kategori:Biji minyak]]
[[Kategori:Genus arecaceae]]
[[Kategori:Flora dari Sierra Leone]]
[[Kategori:Cocoeae]]
[[Kategori:Kelapa sawit]]
[[Kategori:Tanaman energi]]
|