Tokugawa Ieyasu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(46 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=11 Juli 2013}}
{{Infobox officeholder
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Tokugawa Ieyasu''' (徳川 家康; {{lahirmati|[[Okazaki]]|31|1|1543|[[Shizuoka, Shizuoka|Shizuoka]]|1|6|1616}}; lahir dengan nama '''Matsudaira Takechiyo''' 松平 竹千代) adalah seorang ''[[daimyo]]'' dan ''[[shogun]]'' di [[Jepang]]. Pendiri [[Keshogunan Tokugawa]] (''Tokugawa Shogunate'') yang memerintah Jepang sejak menaklukkan [[Ishida Mitsunari]] dalam [[Pertempuran Sekigahara]] pada tahun [[1600]] hingga [[Restorasi Meiji]] pada tahun [[1868]]. Bersama dengan [[Toyotomi Hideyoshi]] dan [[Oda Nobunaga]], Ieyasu adalah salah satu dari tiga pemersatu Jepang pada [[periode Sengoku]]. Ia memerintah dari tahun [[1600]] karena sepeninggalan
==
Ieyasu lahir di Istana Okazaki di wilayah Mikawa pada hari ke 26 bulan ke 12 dan tahun ke 11 tenbun, Kalender
Klan Matsudaira terpecah pada tahun 1550; di satu sisi memilih mengikuti Klan Imagawa dan di sisi lain lebih memilih Klan Oda. Akibatnya, Ieyasu menghabiskan awal kehidupannya dalam bahaya karena dampak dari perang Oda-Imagawa. Perseteruan Klan Matsudaira muncul akibat dari pembunuhan kakek Ieyasu, Matsudaira Kiyoyasu. Berbeda dari ayahnya yang disenangi oleh Klan Imagawa.
Baris 30:
Nobuhide mengancam akan mengeksekusi Takechiyo/Ieyasu kecuali ayahnya memutuskan semua hubungan dengan klan Imagawa. Hirotada menjawab apabila mengkorbankan anaknya akan terjadi masalah serius dengan klan Imagawa. Meskipun menolak, Nobuhide memilih untuk tidak membunuh Takechiyo melainkan menahannya selama tiga tahun di kuil Manshoji, [[Nagoya]].
Pada tahun 1549, ketika Takechiyo berumur tujuh tahun, ayahnya, Hirotada meninggal dunia. Pada waktu yang hampir sama, Oda Nobuhide meninggal dunia karena wabah. Kematiannya menjadi pukulan berat bagi klan Oda. tentara di bawah Komando Imagawa, [[Sessai Taigen]] mengepung benteng yang menjadi tempat tinggal Daimyo baru [[Klan Oda]], [[Oda Nobuhiro]]. dengan benteng yang akan jatuh, Sessai menawarkan pengepungan apabila Klan Oda tidak mau menyerah atau menyerahkan Takechiyo diambil sebagai sandera dan dibawa ke sunpu. Disini ia mendapatkan kehidupan yang cukup baik sebagai sandera dan sekutu Imagawa yang berpotensi
== Kebangkitan (1556–1584) ==
Pada 1560 pimpinan klan Oda telah beralih pada pemimpin brilian [[Oda Nobunaga]]. [[Imagawa Yoshimoto]] memimpin pasukan besar (sekitar 20.000 pasukan) menyerang wilayah klan Oda. Motoyasu dengan pasukannya merebut sebuah benteng di perbatasan dan kemudian tinggal di sana untuk mempertahankannya. Akibatnya, Motoyasu dan orang-orangnya tidak hadir pada [[Pertempuran Okehazama]] dimana Yoshimoto dibunuh oleh serangan kejutan Oda Nobunaga.
Dengan kematian Yoshimoto, Motoyasu memutuskan untuk bersekutu dengan klan Oda. Perjanjian rahasia perlu dilakukakan karena istri Motoyasu dan bayinya, Nobuyasu, disandera di Sunpu oleh [[klan Imagawa]]. Pada tahun 1561, Motoyasu secara terbuka berpisah dari Imagawa dan merebut
Selama beberapa tahun
Motoyasu mengalahkan pasukan militer dari Mikawa Monto di [[Provinsi Mikawa]] pada [[Pertempuran Azukizaka]]. Monto adalah kelompok biarawan yang suka berperang yang berkuasa di [[Provinsi Kaga]] dan memiliki banyak kuil di tempat lainnya di Jepang. Mereka menolak untuk mematuhi perintah Motoyasu dan jadi dia berperang dengan mereka, mengalahkan pasukan mereka dan merobohkan kuil mereka. Pada suatu pertempuran, Motoyasu hampir tewas ketika ia terkena peluru yang tidak menembus baju besinya. Kedua pasukan, Motoyasu dan pasukan Monto menggunakan senjata mesiu baru dari Portugis yang diperkenalkan di Jepang 20 tahun sebelumnya.
Pada tahun 1567
Ieyasu tetap menjadi sekutu Oda Nobunaga dan tentara Mikawa-nya adalah bagian dari pasukan Nobunaga yang ditangkap di [[Kyoto]] pada tahun 1568. Pada saat yang sama Ieyasu sedang memperluas wilayahnya sendiri. Dia dan [[Takeda Shingen]], daimyo klan Takeda di [[Provinsi Kai]] membuat aliansi dengan tujuan menaklukkan semua wilayah Imagawa. Pada tahun 1570
Ieyasu mengakhiri aliansi dengan Takeda dan melindungi bekas musuh mereka, [[Imagawa Ujizane]]; ia juga bersekutu dengan [[Uesugi Kenshin]] dari klan Uesugi - musuh klan Takeda. Setelah tahun itu, Ieyasu memimpin 5.000 paaukannya membantu Nobunaga di [[Pertempuran Anegawa]] melawan klan Azai dan Asakura.
Pada bulan Oktober 1571, [[Takeda Shingen]], yang sekarang bersekutu dengan [[klan Hōjō]], menyerang wilayah Tokugawa dari Tōtōmi. Ieyasu meminta bantuan kepada Nobunaga, yang mengutus sekitar 3.000 pasukan. Awal tahun 1573, kedua pasukan bertemu di [[Pertempuran Mikatagahara]]. Tentara Takeda, di bawah arahan Shingen, menyerang pasukan Ieyasu sampai mereka terpecah-belah. Ieyasu melarikan diri dengan hanya 5 orang ke sebuah istana di dekatnya. Ini adalah kerugian besar bagi Ieyasu, tapi Shingen tidak mampu mengeksploitasi kemenangan karena Ieyasu segera mengumpulkan tentara baru dan menolak untuk bertempur Shingen lagi di medan perang.
Keberuntungan memihak Ieyasu, setahun kemudian, Takeda Shingen gugur dalam pengepungan di awal tahun 1573. Shingen digantikan oleh putranya yang tidak berkemampuan, [[Takeda Katsuyori]]. Pada tahun 1575, tentara Takeda menyerang istana [[Pertempuran Nagashino|Nagashino]] di Provinsi Mikawa. Ieyasu meminta bantuan Nobunaga untuk membantu dan hasilnya, Nobunaga secara pribadi datang memimpin pasukan yang sangat besar (sekitar 30.000 pasukan). Oda - Tokugawa dengan kekuatan 38.000 pasukan memenangkan kemenangan besar pada tanggal 28 Juni 1575, pada Pertempuran Nagashino, Takeda Katsuyori selamat dari pertempuran dan mundur kembali ke Provinsi Kai.
Baris 61:
Pada akhir 1582, Ieyasu sedang dekat dengan Osaka dan jauh dari wilayah sendiri ketika ia mengetahui bahwa Nobunaga dibunuh oleh [[Akechi Mitsuhide]]. Ieyasu berhasil melakukan perjalanan berbahaya kembali ke Mikawa, menghindari pasukan Mitsuhide di sepanjang perjalanan, karena mereka berusaha untuk menemukan dan membunuhnya. Satu minggu setelah ia tiba di Mikawa, pasukan Ieyasu bergerak untuk membalas dendam pada Mitsuhide. Tapi mereka terlambat, Hideyoshi mengalahkan dan membunuh Akechi Mitsuhide dalam [[Pertempuran Yamazaki]].
Kematian Nobunaga berarti bahwa beberapa provinsi yang diperintah oleh pengikut Nobunaga, siap untuk perebutan. Pemimpin Provinsi Kai melakukan kesalahan dengan membunuh salah seorang ajudan dari Ieyasu. Ieyasu segera menyerbu Kai dan mengambil kendali. [[Hōjō Ujimasa]], pemimpin klan Hōjō menanggapi dengan mengirimkan banyak pasukan yang lebih besar ke Shinano dan kemudian ke Provinsi Kai. Tidak ada pertempuran yang terjadi antara pasukan Ieyasu dan pasukan besar Hōjō dan
Pada saat yang sama (1583) perang untuk menguasai Jepang terjadi antara [[Toyotomi Hideyoshi]] dan [[Shibata Katsuie]]. Ieyasu tidak ikut dalam konflik ini, membangun reputasinya baik untuk berhati-hati dan kebijaksanaan. Hideyoshi mengalahkan Katsuie di [[Pertempuran Shizugatake]] - dengan kemenangan ini, Hideyoshi menjadi daimyo paling kuat di Jepang.
== Ieyasu dan Hideyoshi (1584–1598) ==
{{main|
[[
Pada tahun 1584, Ieyasu memutuskan untuk mendukung [[Oda Nobukatsu]], putra tertua dan pewaris [[Oda Nobunaga]], untuk melawan [[Toyotomi Hideyoshi|Hideyoshi]]. Ini adalah tindakan berbahaya dan bisa mengakibatkan kehancuran bagi Tokugawa.
Pasukan Tokugawa mengambil benteng tradisional Oda di Owari, Hideyoshi merespon dengan mengirim pasukan ke Owari. Ekspedisi Komaki adalah satu-satunya saat pemersatu Jepang berperang satu sama lain: Hideyoshi melawan Ieyasu. Ekspedisi ini bersifat ragu-ragu dan setelah berbulan-bulan ekspedisi yang sia-sia dan penuh kepura-puraan, Hideyoshi menyelesaikan perang melalui negosiasi. Pertama-tama dia berdamai dengan [[Oda Nobukatsu]], dan kemudian ia menawarkan gencatan senjata kepada Ieyasu. Kesepakatan itu dibuat pada akhir tahun, sebagai bagian dari perjanjian, putra kedua Ieyasu, O Gi Maru, menjadi anak angkat Hideyoshi.
Baris 75:
Ajudan Ieyasu, [[Ishikawa Kazumasa]], memilih untuk bergabung dengan daimyo yang lebih unggul dan ia pun pindah ke Osaka untuk bersama Hideyoshi. Namun, hanya beberapa pengikut Tokugawa lainnya mengikuti contoh ini.
Hideyoshi memahami kecurigaanya terhadap Ieyasu
Pada tahun 1590 Hideyoshi menyerang daimyo independen terakhir di Jepang, [[Hōjō Ujimasa]]. Klan Hōjō memerintah di delapan provinsi di wilayah Kanto di Jepang bagian timur. Hideyoshi memerintahkan mereka untuk tunduk pada otoritas tetapi mereka menolak. Meskipun Ieyasu adalah teman dan sesekali bersekutu dengan Ujimasa, menggabungkan kekuatan 30.000 samurainya dengan pasukan Hideyoshi yang berjumlah sekitar 160.000. Hideyoshi menyerang beberapa istana di perbatasan dari klan Hōjō dengan sebagian besar pasukannya mengepung [[pengepungan Odawara|istana Odawara]]. Pasukan Hideyoshi merebut Odawara setelah enam bulan (anehnya di periode itu, korban di kedua belah pihak hanya sedikit). Selama pengepungan ini
Ieyasu sekarang menyerahkan kendali dari lima provinsi (Mikawa
Pada tahun 1592, Hideyoshi menginvasi Korea sebagai awal untuk rencananya untuk menyerang Cina (lihat [[Invasi Jepang ke Korea (1592-1598)]] untuk informasi lebih tentang kampanye ini). Samurai Tokugawa tidak pernah mengambil bagian dalam kampanye ini. Di awal tahun 1593, Ieyasu dipanggil ke pengadilan Hideyoshi di Nagoya (di Kyūshū, berbeda dari kota yang dieja sama di Provinsi Owari), sebagai penasehat militer. Dia tinggal di sana selama lima tahun ke depan. Meskipun sering absen, putra Ieyasu, pengikut setia dan bawahannya mampu mengendalikan dan meningkatkan Edo dan wilayah baru Tokugawa lainnya.
Baris 85:
Pada tahun 1593, Hideyoshi menjadi ayah seorang putra dan pewaris, [[Toyotomi Hideyori]].
Pada tahun 1598, dengan kesehatannya yang menurun, Hideyoshi mengadakan rapat yang akan menentukan Dewan Lima Sesepuh, siapa yang akan bertanggung jawab untuk memerintah atas nama anaknya setelah kematiannya. Lima yang dipilih sebagai bupati ([[Tairō]]) untuk Hideyori adalah [[Maeda Toshiie]], [[Mori Terumoto|Mōri Terumoto]], [[Ukita Hideie]], [[Uesugi Kagekatsu]], dan Ieyasu sendiri, yang mana mereka yang paling kuat untuk berlima. Ini mengubah struktur kekuasaan pra-Sekigahara menjadi sangat penting untuk mengalihkan perhatian Ieyasu terhadap Kansai, dan pada saat yang sama, rencana ambisius lain (meskipun akhirnya belum direalisasi), seperti inisiatif Tokugawa menjalin hubungan resmi dengan Meksiko dan Spanyol Baru, terus berkembang dan maju.
== Kampanye Sekigahara (1598–1603) ==
{{main|pertempuran Sekigahara}}
Hideyoshi, setelah tiga bulan lebih penyakitnya meningkat, meninggal dunia pada tanggal 18 September 1598. Dia digantikan oleh putranya Hideyori, tapi karena ia baru berusia lima tahun, kekuasaan yang sesungguhnya berada di tangan para bupati. Selama dua tahun ke depan Ieyasu membuat persekutuan dengan berbagai daimyo, khususnya mereka yang tidak memiliki kasih sayang untuk Hideyoshi. Untungnya bagi Ieyasu, yang tertua dan paling dihormati dari para bupati meninggal setelah hanya satu tahun. Dengan kematian Bupati [[Maeda Toshiie]] pada tahun 1599, Ieyasu memimpin pasukan ke Fushimi dan mengambil alih [[Istana Osaka]], kediaman Hideyori. Hal ini membuat marah tiga bupati yang tersisa dan merencanakan membuat semua pihak untuk berperang. Itu juga pertempuran terakhir dari salah satu pengikut yang paling setia dan kuat dari Ieyasu, [[
Oposisi terhadap Ieyasu berpusat di sekitar [[Ishida Mitsunari]], daimyo yang kuat tetapi bukan salah satu dari bupati. Mitsunari merencanakan kematian Ieyasu dan berita rencana ini sampai ke beberapa jendral Ieyasu. Mereka berusaha untuk membunuh Mitsunari tapi dia melarikan diri dan mendapat perlindungan dari tak lain adalah dari Ieyasu sendiri. Tidak jelas mengapa Ieyasu melindungi musuh yang kuat dari anak buahnya sendiri, tapi Ieyasu adalah seorang ahli strategi dan ia mungkin menyimpulkan bahwa ia akan lebih baik dengan Mitsunari yang memimpin pasukan musuh, bukan salah satu dari para bupati, yang akan memiliki legitimasi lebih.
Hampir semua daimyo Jepang dan samurai kini terpecah menjadi dua faksi - Pasukan Barat (kelompok Mitsunari) dan Tentara Timur (kelompok anti-Mitsunari). Ieyasu mendukung kelompok anti-Mitsunari, dan membentuk mereka sebagai sekutu potensial. Sekutu Ieyasu adalah [[klan Date]], [[klan Mogami]], [[klan Satake]] dan [[klan Maeda]]. Mitsunari bersekutu dengan tiga bupati lainnya: [[Ukita Hideie]]
Pada bulan Juni 1600, Ieyasu dan sekutu-sekutunya menggerakan pasukan mereka untuk mengalahkan [[klan Uesugi]], yang dituduh merencanakan pemberontak melawan pemerintahan Toyotomi (dipimpin oleh Ieyasu, yang teratas dari Dewan Lima Sesepuh). Sebelum tiba di wilayah Uesugi, Ieyasu telah mendapat informasi bahwa Mitsunari dan sekutu-sekutunya telah menggerakan pasukan mereka melawan Ieyasu. Ieyasu mengadakan pertemuan dengan daimyo, dan mereka setuju untuk mengikuti Ieyasu. Dia kemudian memimpin mayoritas pasukan baratnya menuju Kyoto. Pada akhir musim panas
Ieyasu dan sekutu-sekutunya berbaris sepanjang [[Tōkaidō]], sementara anaknya Hidetada pergi bersama [[Nakasendō]] dengan 38.000 pasukan. Sebuah pertempuran melawan [[Sanada Masayuki]] di Provinsi Shinano memperlambat pasukan Hidetada, dan mereka tidak tiba pada waktunya di pertempuran utama.
Baris 104:
Segera setelah kemenangan di Sekigahara, Ieyasu membagikan ulang tanah ke pengikut yang melayaninya. Ieyasu meninggalkan beberapa daimyo barat tanpa terluka, seperti [[klan Shimazu]], tetapi yang lainnya hancur total. [[Toyotomi Hideyori]] (anak Hideyoshi) kehilangan sebagian besar wilayahnya yang berada di bawah pengelolaan daimyo barat, dan ia terdegradasi ke daimyo biasa, bukan penguasa Jepang. Dalam tahun berikutnya pengikut yang telah berjanji setia kepada Ieyasu sebelum Sekigahara dikenal sebagai [[fudai]] daimyo, sementara mereka yang berjanji setia kepadanya setelah pertempuran (dengan kata lain, setelah kekuasaannya tidak perlu dipertanyakan lagi) dikenal sebagai [[tozama]] daimyo. Tozama daimyo dianggap lebih rendah dari fudai daimyo.
== Sebagai Shogun ==
=== Shogun Ieyasu (1603–1605) ===
{{main|Keshogunan Tokugawa}}
Pada tanggal 24 Maret 1603, Tokugawa Ieyasu menerima gelar [[shogun]] dari [[Kaisar Go-Yōzei]]. Ieyasu telah berusia 60 tahun. Dia mengalahkan semua orang besar lainnya pada zamannya:
Mengikuti pola kemapanan yang baik dari Jepang, Ieyasu turun tahta dari posisi resminya sebagai shogun pada tahun 1605. Penggantinya adalah putranya dan ahli warisnya, [[Tokugawa Hidetada]]. Ini mungkin telah dilakukan, sebagian untuk menghindari terikat dalam tugas-tugas seremonial, dan sebagian untuk membuatnya lebih sulit bagi musuh-musuhnya untuk menyerang pusat kekuasaan yang sesungguhnya, dan sebagian untuk mengamankan pewarisan gelar yang lancar untuk anaknya. Pelepasan Ieyasu itu tidak berpengaruh pada tingkat
=== Pensiunan shogun (1605-1616) ===
Ieyasu, bertindak sebagai {{nihongo|pensiunan shogun|大御所|''ōgosho''}}, tetap menjadi penguasa efektif Jepang hingga kematiannya. Ieyasu pensiun ke [[istana Sunpu]] di Sunpu
Ogosho Ieyasu juga mengawasi urusan diplomatik dengan Belanda dan Spanyol. Dia memilih untuk menjauhkan Jepang dari Eropa mulai tahun 1609, meskipun bakufu tidak memberikan hak eksklusif perdagangan Belanda dan mengizinkan mereka untuk mempertahankan sebuah "pabrik" untuk tujuan perdagangan. Dari 1605 sampai kematiannya, Ieyasu berkonsultasi dengan perintis Inggris Protestan dari pekerja Belanda, William Adams, yang memainkan peran penting dalam membentuk dan memajukan hubungan Keshogunan yang berkembang dengan Spanyol dan Gereja Katolik Roma.
Pada tahun 1611, Ieyasu, memimpin 50.000 orang, mengunjungi Kyoto untuk menyaksikan penobatan [[Kaisar Go-Mizunoo]]. Di Kyoto, Ieyasu memerintahkan renovasi istana dan bangunan kekaisaran, dan memaksa sisa daimyo barat untuk menandatangani sumpah setia kepadanya. Pada 1613, ia menulis ''Kuge Shohatto'', sebuah dokumen yang menempatkan pemerintahan daimyo di bawah pengawasan ketat, meninggalkan mereka sebagai boneka seremonial. Pengaruh kekristenan, yang diliputi kekacauan selama [[Reformasi Protestan]] dan sesudahnya, di Jepang yang membuktikan permasalahan bagi Ieyasu. Pada 1614, ia menandatangani Dekrit Pengusiran Kristen yang melarang kekristenan, mengusir semua orang Kristen dan orang asing, dan Kristen dilarang mempraktikkan agama mereka. Akibatnya, banyak [[Kirishitan]] (Kristiani awal Jepang) melarikan diri baik ke Portugis [[Macau]] maupun Spanyol [[Filipina]].
Pada tahun 1615
=== Pengepungan Osaka ===
{{main|Pengepungan Osaka}}
Puncak kehidupan Ieyasu adalah pengepungan [[Istana Osaka]] (1614-1615). Ancaman terakhir yang tersisa bagi kepemimpinan Ieyasu adalah [[Toyotomi Hideyori]], putra dan pewaris sah Hideyoshi. Dia sekarang seorang daimyo muda yang hidup di Istana Osaka. Banyak samurai yang menentang Ieyasu berkumpul di sekitar Hideyori, mengklaim bahwa dia adalah penguasa sah Jepang. Ieyasu menemukan kesalahan dengan upacara pembukaan sebuah kuil yang dibangun oleh Hideyori; itu seolah-olah Hideyori berdoa untuk kematian Ieyasu dan kehancuran bagi klan Tokugawa. Ieyasu memerintahkan Toyotomi untuk meninggalkan [[Istana Osaka]], tetapi orang-orang di dalam benteng menolak dan memanggil samurai untuk berkumpul ke dalam istana. Kemudian Tokugawa, dengan pasukan besar yang dipimpin oleh Ogosho Ieyasu dan Shogun Hidetada, mengepung benteng Osaka apa yang sekarang dikenal sebagai "Pengepungan Musim Dingin Osaka". Akhirnya
== Wafat ==
Pada 1616, Ieyasu meninggal pada usia 73 tahun. Penyebab kematiannya diperkirakan adalah kanker atau sifilis. Shogun Tokugawa pertama didewakan dengan nama Tōshō Daigongen (東照大権現), "Gongen yang Agung, Cahaya dari Timur". (''Gongen'' (awalan Dai- bermakna agung) diyakini menjadi Buddha yang telah muncul di bumi dalam bentuk Kami untuk menyelamatkan makhluk hidup). Saat masih hidup, Ieyasu telah menyatakan keinginannya untuk didewakan setelah kematiannya untuk melindungi keturunannya dari kejahatan. Jenazahnya dimakamkan di makam Gongen di Kunōzan, Kunōzan Tōshō-gū (久能山東照宮). Setelah ulang tahun pertama kematiannya, jenazahnya dikuburkan kembali di [[Kuil Buddha dan Shinto di Nikkō|Kuil Nikkō]], Nikkō Tōshō-gū (日光東照宮). Jenazahnya masih ada disana. Gaya arsitektur makamnya dikenal sebagai Gongen-zukuri, yaitu gaya Gongen.▼
▲Pada 1616, Ieyasu meninggal pada usia 73 tahun. Penyebab kematiannya diperkirakan adalah kanker atau sifilis. Shogun Tokugawa pertama didewakan dengan nama Tōshō Daigongen (東照大権現), "Gongen yang Agung, Cahaya dari Timur". (''Gongen'' (awalan Dai- bermakna agung) diyakini menjadi Buddha yang telah muncul di bumi dalam bentuk Kami untuk menyelamatkan makhluk hidup). Saat masih hidup, Ieyasu telah menyatakan keinginannya untuk didewakan setelah kematiannya untuk melindungi keturunannya dari kejahatan. Jenazahnya dimakamkan di makam Gongen di Kunōzan, Kunōzan Tōshō-gū (久能山東照宮). Setelah ulang tahun pertama kematiannya, jenazahnya dikuburkan kembali di Kuil Nikkō, Nikkō Tōshō-gū (日光東照宮). Jenazahnya masih ada disana. Gaya arsitektur makamnya dikenal sebagai Gongen-zukuri, yaitu gaya Gongen.
{{kotak mulai}}
{{succession box |
{{kotak selesai}}
{{Sengoku}}
{{Authority control}}
{{lifetime|1543|1616|Ieyasu, Tokugawa}}
{{Commonscat|Tokugawa Ieyasu}}
[[Kategori:Shogun Tokugawa]]
[[Kategori:Daimyo]]
[[Kategori:Meninggal usia 73]]
|