Serat Wulangreh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{budaya-stub}} '''Wulang Reh''' atau '''Serat Wulang Reh''' adalah karya sastra berupa tembang macapat karya Sri Susuhunan Paku Buwana IV, Raja Surakarta, ya...' Tag: |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
||
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox book
| italic title =
| name =Serat Wulangreh
| image = Serat Wulangreh.pdf
| image_size =
| border =
| alt =
| caption = ''Serat Wulangreh'', cetakan 1929.
| author =[[Pakubuwana IV]]
| audio_read_by =
| title_orig =
| orig_lang_code =
| title_working =
| translator =
| illustrator =
| cover_artist =
| country =Hindia Belanda
| language =Jawa
| series =
| release_number =
| subject =
| genre ={{hlist|[[Macapat]]|pitutur}}
| set_in =
| publisher =
| publisher2 =
| pub_date =
| english_pub_date =
| published =
| media_type =
| pages =
| awards =
| isbn =
| isbn_note =
| oclc =
| dewey =
| congress =
| preceded_by =
| followed_by =
| native_wikisource =
| wikisource = jv:{{PAGENAME}}
| notes =
| exclude_cover =
| website =
}}
Naskah Wulang Reh saat ini
▲'''Wulang Reh''' atau '''Serat Wulang Reh''' adalah karya sastra berupa [[tembang]] [[macapat]] karya Sri Susuhunan Paku Buwana IV, Raja Surakarta, yang lahir pada 2 September 1768. Beliau bertahta sejak 29 November 1788 hingga akhir hayatnya pada 1 Oktober [[1820]].
Kata ''Wulang'' bersinonim dengan kata ''pitutur'' memiliki arti ''ajaran''. Kata ''Reh'' berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya jalan, aturan dan ''laku'' ''cara mencapai atau tuntutan''. ''Wulang Reh'' dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam karya ini adalah laku menuju hidup harmoni atau sempurna. Untuk lebih jelasnya, berikut dikutipkan tembang yang memuat pengertian kata tersebut:
▲Naskah Wulang Reh saat ini dismpan di [[Museum_Radya_Pustaka]] di [[Kota Surakarta|Surakarta]]
:''Ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara''
:artinya ilmu itu bisa dipahami/ dikuasai harus dengan cara, cara pencapaiannya dengan cara ''kas'', artinya ''kas'' berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karakter) akan menjauhkan diri dari watak angkara.
Berdasarkan makna tembang tersebut, laku adalah langkah atau cara mencapai karakter mulia bukan ilmu dalam arti ilmu pengetahuan semata, seperti yang banyak kita jumpai pada saat ini. Lembaga pendidikan lebih memfokuskan pengkajian ilmu pengetahuan dan mengesampingkan ajaran moral dan budipekerti.<ref name="endang"/>
Salah satu keistimewaan karya ini adalah tidak banyak menggunakan bahasa [[jawa]] arkhaik (kuno) sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya
== Struktur ==
Struktur Serat Wulang Reh terdiri dari 13 macam tembang (pupuh), dengan jumlah pada/bait yang berbeda, yaitu : <ref name="uny"/>▼
# Dandanggula, terdiri 8 pada/bait ▼
▲Struktur Serat Wulang Reh terdiri dari 13 macam tembang (pupuh), dengan jumlah pada/bait yang berbeda, yaitu
# Kinanthi terdiri 16 pada/bait ▼
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# Girisa terdiri 25 pada/bait
== Penelitian ==
Jika dilihat dari wujud tulisannya, Wulang Reh ditemukan dalam disertasi, thesis, skripsi, makalah, bahkan dapat dijumpai di dunia maya. Tulisan-tulisan tentang Wulang Reh pada umumnya mengupas isi atau maknanya yang kemudian bermuara pada interpretasi kandungan Wulang Reh, seperti nilai-nilai luhur, moral dan budi pekerti (ada yang menyebut dengan istilah etika), nilai-nilai religius, sampai pada ajaran tentang kepemimpinan.<ref name="utami" /> Ada pula yang melakukan secara khusus dari segi bahasa.
Yuli Widiyono <ref name="widiyono"/> - melakukan penelitian Tema, Nilasi Estetika dan Pendidikan dalam Serat Wulang Reh. Hasil kesimpulannya adalah:
* ''Pertama'', tema yang terdapat pada serat Wulangreh karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV yaitu: ajaran untuk memilih guru, kebijaksanaan dan bergaul, kepribadian,tema tata krama, ajaran berbakti pada orang lain, tema ketuhanan, berbakti kepada pemerintah, pengendalian diri, tema kekeluargaan, tema keselamatan, keikhlasan dan kesabaran, beribadah dengan baik, ajaran tentang keluhuran.
* ''Kedua'', Keindahan serat Wulangreh adanya ritma dan rima serta bunyi bahasa meliputi ''purwakanthi swara, purwakanthi guru swara'', dan ''purwakanthi lumaksita''. Pemahaman tentang diksi (Pemilihan kata), aliterasi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, dan metrum terdapat dalam serat Wulangreh.
* ''Ketiga'', nilai pendidikan moral pada Serat Wulangreh adalah nilai pendidikan moral kaitan antara manusia dengan Tuhan meliputi berserah diri kepada Tuhan, patuh kepada Tuhan, nilai pendidikan moral kaitan antara manusia dengan sesama, nilai pendidikan moral kaitannya manusia dengan diri pribadi, dan nilai tentang agama.
* 'Keempat'', ajaran yang ada pada serat wulangreh merupakan ajaran tata kaprajan ‘ajaran tentang perintah memberikan pengajaran untuk mencapai keluhuran hidup, ajaran pada serat Wedhatama merupakan ajaran tentang ilmu keutamaan.
Rukiyah,<ref name="rukiyah"/> melakukan penelitian dari aspek kepemimpinan dalam Serat Wulang Reh. Kesimpulannya:Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak memiliki sifat lonyo, lemer, genjah, angrong pasanakan, nyumur gumiling, ambuntut arit, adigang, adigung, dan adiguna. Sebaliknya seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat jujur, tidak mengharapkan pemberian orang lain, rajin beribadah, serta tekun mengabdi kepada masyarakat.
== Referensi ==
<references>
<ref name="uny">[http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/LAPORAN%20HASIL%20PENELITIAN%20WULANG%20REH%20III.pdf Muchson AR, Kandungan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Serat Wulang Reh]</ref>
<ref name="utami">[https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/09102012-32.pdf HR Utami, Bahasa Pitutur Dalam Serat Wulang Reh, Karya Paku Buwono IV Kajian Sosiopragmatik]</ref>
<ref name="endang">[http://journal.uii.ac.id/index.php/Millah/article/view/2358/2151 Endang Nurhayati, Nilai nilai moral islami dalam Serat Wulang Reh]</ref>
<ref name="widiyono">{{Cite web |url=http://eprints.uns.ac.id/3108/1/148761608201011541.pdf |title=Widiyono, Yuli (2010), ''Kajian Tema, Nilai Estetika, dan Pendidikan dalam Serat Wulangreh Karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV''. |access-date=2013-11-08 |archive-date=2014-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141030221708/http://eprints.uns.ac.id/3108/1/148761608201011541.pdf |dead-url=yes }}</ref>
<ref name="rukiyah">[http://eprints.undip.ac.id/33591/1/KONSEP_KEPEMIMPINAN_DALAM_SERAT_WULANGREH.doc Rukiyah, Konsep Kepemimpinan Dalam Serat Wulangreh.]</ref>
</references>
== Pranala luar ==
{{wikisourcelang|jv|Serat Wulangreh}}
* [https://www.sastra.org/agama-dan-kepercayaan/wulang/1223-wulang-reh-pakubuwana-iv-1931-226 Wulang Rèh, Pakubuwana IV, 1931], sastra.org
* [https://www.sastra.org/agama-dan-kepercayaan/wulang/1784-wulang-reh-pakubuwana-iv-1960-213 Wulang Rèh, Pakubuwana IV, 1960], sastra.org
[[Kategori:Sastra Jawa Baru]]
[[Kategori:Karya sastra yang ditulis dengan aksara Jawa]]
[[Kategori:Buku tahun 1800-an]]
|