Lambertus Nicodemus Palar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrewjansen (bicara | kontrib)
k penganugrahan gelar pahlawan nasional oleh presiden RI kepada L.N. Palar pada 8 November 2013
Menit menit (bicara | kontrib)
 
(63 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Minahasa|[[Marga Minahasa#P|Palar]]}}
[[Berkas:Palar.jpg|right|thumb|LN Palar]]
{{Infobox Officeholder
'''Lambertus Nicodemus Palar''' ({{lahirmati|[[Rurukan, Tomohon Timur, Tomohon|Rurukan]], [[Kota Tomohon|Tomohon]], [[Sulawesi Utara]]|5|6|1900|[[Jakarta]]|12|2|1981}}) juga dikenal sebagai '''Babe Palar''' menjabat sebagai wakil [[Indonesia|Republik Indonesia]] dalam beberapa posisi diplomat termasuk sebagai Perwakilan Indonesia di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB). Dia juga menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di [[India]], [[Jerman Timur]], [[Uni Soviet]], [[Kanada]], dan [[Amerika Serikat]]. Ayahnya bernama Gerrit Palar dan ibunya bernama Jacoba Lumanauw. Dianugrahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 8 November 2013
|honorific-prefix =
|name = Lambertus Nicodemus Palar
|image = Lambertus Palar.jpg
|imagesize = 220px
|caption = L. N. Palar
|order =
|office = [[Daftar Utusan Tetap Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa|Duta Besar Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangasa-Bangsa]]
|president = [[Soekarno]]
|term_start = 1950
|term_end = 1953
|predecessor = Tidak ada
|successor = [[Sudjarwo Tjondronegoro]]
|term_start2 = 1962
|term_end2 = 1965
|predecessor2 = [[Soekardjo Wirjopranoto]]
|successor2 = [[Roeslan Abdulgani]]
|birth_date = {{birth date|1900|6|5}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Rurukan, Tomohon Timur, Tomohon|Rurukan]], [[Sulawesi dan Dependensinya]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1981|2|13|1900|6|5}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|spouse = Johanna Petronella Volmers
|children = 1 putra dan 2 putri
|residence =
|alma_mater = [[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]<br>[[Rechtshoogeschool te Batavia]]
|occupation =
}}
'''[[Mr]].''' '''Lambertus Nicodemus Palar''' ({{lahirmati|[[Rurukan, Tomohon Timur, Tomohon|Rurukan]], [[Kota Tomohon|Tomohon]], [[Sulawesi Utara]]|5|6|1900|[[Jakarta]]|1213|2|1981}}) jugaadalah dikenalseorang sebagaidiplomat '''Babedan Palar'''politisi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai wakil [[Indonesia|Republikduta Indonesiabesar]] dalam beberapa posisi diplomat termasuk sebagai Perwakilan Indonesia diuntuk [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB). Dia juga menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di, [[India]], [[Jerman Timur]], [[Uni Soviet]], [[Kanada]], dan [[Amerika Serikat]]. Ayahnya bernamaPada Gerritbulan PalarNovember dan2013, ibunyaia bernamadianugerahi Jacobagelar Lumanauw.[[Daftar Dianugrahipahlawan gelarnasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] oleh Presiden Republik[[Susilo Indonesia padaBambang tanggal 8 November 2013Yudhoyono]].
 
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
Palar masuk sekolah ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' (MULO) di [[Tondano]]. Dia kemudian masuk Algeme(e)ne''[[Algemeene Middelbare School]]'' (AMS) B di [[Yogyakarta]], dan tinggal bersama [[Sam Ratulangi]]. Pada tahun 1922, Palar memulai pendidikannya di ''Technische Hoogeschool'' diDi [[Bandung]],SMA yangNegeri sekarang3 dikenalYogyakarta|AMS sebagaiB [[Institut Teknologi BandungYogyakarta]] (ITB).inilah Diia ITB,pertama Palarkali bertemuberkenalan dengan tokoh-tokohpolitik kemerdekaan,dan sepertiide-ide [[Sukarno]]. Karena dilanda sakit yang parah, Palar terpaksa menghentikan kuliahnyanasionalis dan kembalimenjadi keanggota [[Minahasa]].organisasi Setelahpemuda beberapa waktu, Palar memulai kembali kuliahnya di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, cikal-bakal Fakultas Hukum [[UI]]), dan bergabung dalamnasionalis ''[[Jong Minahasa]]''.<ref Pada tahun 1928, Palar pindah ke Belanda untuk kuliah di [[Universitas Amsterdam]].name="bwsa"/>
 
Setelah lulus [[AMS]] tahun 1922, Palar meneruskan ke jenjang pendidikan tingginya di ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'', yang sekarang dikenal sebagai [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) selama sekitar satu tahun. Di kampus ini, Palar bertemu dengan [[Sukarno]] dan mahasiswa nasionalis lainnya dan aktif dalam menyelenggarakan pertemuan dan pidato nasionalis. Karena dilanda sakit yang parah, Palar hampir satu tahun terbaring di tempat tidur dan terpaksa menghentikan kuliahnya dan kembali ke [[Minahasa]]. Setelah sembuh ia bekerja sebentar di ''Koninklijke Paketvaart Maatschappij'' (KPM).<ref name="bwsa"/>
 
Pada tahun 1924 Palar memulai kembali kuliahnya di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, cikal-bakal [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]]). Di sana ia bergabung dengan paham sosialis-demokrat melalui seorang anggota ''Volksraad'' yaitu J. E. Stokvis, Ketua ''Indische Sociaal-Democratische Partij'' (ISDP - Partai Sosialis-Demokrat Hindia). Setelah [[Partai Komunis Indonesia#Pemberontakan 1926|pemberontakan komunis tahun 1926]] gagal di Jawa dan Sumatra, pemerintah Hindia Belanda mengambil tindakan represif termasuk deportasi ke [[Boven Digoel]]. Melihat kondisi tersebut, keluarga Palar mencari perlindungan di tempat lain. Pada tahun 1928, Palar pindah ke Belanda.<ref name="bwsa"/> Pada tanggal 4 Agustus 1928 Palar berangkat dari [[Batavia]] menuju [[Rotterdam]], [[Belanda]] dengan kapal "[[:nl:Tabanan (schip)|Tabanan]]" yang tiba di tujuan pada bulan September 1928.<ref>{{nl}} [http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010011743:mpeg21:a0109 "Passagiers" dalam Harian ''"Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad"'' edisi 1 September 1928.]</ref>
 
== Karier politik di Belanda ==
Pada tahun 1930, Palar menjadi anggota ''Sociaal-Democratische Arbeiders Partij'' (SDAP) setelah SDAP melaksanakan Kongres Kolonial dan mengadakan pengambilan suara yang menyatakan beberapa posisi partai termasuk hak kemerdekaan nasional untuk Hindia Belanda tanpa syarat. Palar menjabat sebagai sekretaris Komisi Kolonial SDAP dan Nederlands Verbond van Vakverenigingen (NVV) mulai Oktober 1933. Dia juga adalah direktur Persbureau Indonesia (Persindo) yang ditugaskan untuk mengirim artikel-artikel tentang sosial demokrasi dari Belanda ke pers di Hindia Belanda. Pada tahun 1938, Palar kembali ke tanah airnya bersama isterinya, Johanna Petronella Volmers, yang dinikahinya pada tahuntanggal 26 Juni 1935.<ref name="bwsa"/> Dia mengunjungi berbagai daerah di Indonesia untuk menghimpun informasi. Dia menemukan bahwa gerakan kemerdekaan Indonesia sedang giat dan dia menulis tentang pengalamannya pada saat dia kembali ke Belanda.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://tirto.id/sejarah-hidup-ln-palar-perwakilan-indonesia-pertama-di-pbb-cEHN|title=Sejarah Hidup L.N. Palar, Perwakilan Indonesia Pertama di PBB|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-06-13}}</ref>
 
PadaSelama saat[[Pendudukan Jerman di Belanda selama Perang Dunia II|pendudukan Jerman di Belanda]] ketika [[Perang Dunia II]], Palar tidak bisa bekerja untuk SDAP sehingga dia bekerja di laboratorium Van der Waals. Dia juga bekerja sebagai guru bahasa Melayu dan sebagai gitaris orkestra keroncong. Sementara perang, Palar dan isterinyaistrinya tergabung dalam gerakan bawah tanah anti-Nazi.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://historia.id/politik/articles/melawan-nazi-hingga-berdiplomasi-DbbQD|title=Melawan Nazi Hingga Berdiplomasi|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-06-13}}</ref>
 
Setelah perang, Palar terpilih untukmenjadi masukanggota [[Tweede Kamer]] mewakilidari partai [[Partai Buruh (Belanda)|Partij van de Arbeid]] (PvdA), sebuah partai baru yang bermula dari SDAP.<ref name=":0" /><ref name=":2">{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/404129/ln-palar-dan-perjuangan-diplomasi-indonesia|title=LN Palar dan perjuangan diplomasi Indonesia|last=Prabowo|date=2013-11-08|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2020-06-13|first=Panca Hari|editor-last=Ratomo|editor-first=Unggul Tri}}</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Palar mendukung pernyataan ini dan mempromosikan hubungan dengan pemimpin-pemimpin Indonesia. Hal ini tidak disambut baik oleh PvdA sehingga menyebabkan partai ini menjauhkan diri dari posisi yang sebelumnya mendukung hak kemerdekaan Indonesia.<ref name=":0" /> Setelah ditugaskan untuk mengadakan misi ke Indonesia, Palar sempat bertemu kembali dengan para pemimpin kemerdekaan Indonesia. Di Belanda, Palar berusaha untuk mendesak penyelesaian konflik antara Belanda dan Indonesia tanpa kekerasan, tetapi pada tanggal [[20 Juli]] [[1947]] dewanparlemen perwakilanBelanda memilihmenyetujui untuk memulaimelakukan agresi[[Aksi Polisionil|aksi militerpolisionil di Indonesia]]. Palar kemudian mengundurkan diri darisebagai dewananggota perwakilanparlemen dan partaianggota PvdA.<ref keesokanname=":2" harinya./>
 
== MewakiliKarier Indonesiadiplomatik ==
[[Berkas:RI Transfer Signing.jpg|right256px|200pxright|thumb|Wakil Presiden Indonesia [[Mohammad Hatta]] dan [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana dari Belanda]] pada acara penandatangan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda di Den Haag]]
Palar bergabung dengan usaha pengakuan internasional kemerdekaan Indonesia dengan menjadi Wakil Indonesia di PBB pada tahun 1947. Posisi ini dijabatnya sampai tahun 1953. Pada masa jabatannya peristiwa-peristiwa penting terjadi seperti konflik antara Belanda dan Indonesia, pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, dan masuknya Indonesia menjadi anggota PBB.
 
[[Berkas:L.N. Palar Arriving in the Netherlands (1950).jpg|256px|right|thumb|Palar tiba di Belanda (1950)]]
Pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia, Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan walaupun pada saat itu dia hanya mendapat gelar "peninjau" di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Setelah Agresi Militer II yang dikecam oleh Dewan Keamanan PBB[http://daccessdds.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/055/04/IMG/NR005504.pdf?OpenElement], [[Perjanjian Roem Royen]] disetujui yang kemudian diikuti dengan [[Konferensi Meja Bundar]] dan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tanggal [[27 Desember]] [[1949]].
 
Palar bergabung dengan usaha pengakuan internasional kemerdekaan Indonesia dengan menjadi Wakil Indonesia di PBB pada tahun 1947. Posisi ini dijabatnya sampai tahun 1953. Pada masa jabatannya peristiwa-peristiwa penting terjadi seperti konflik antara Belanda dan Indonesia, pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, dan masuknya Indonesia menjadi anggota PBB.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" />
Indonesia menjadi anggota ke-60 di PBB pada tanggal [[28 September]] [[1950]].[http://untreaty.un.org/unts/1_60000/2/23/00003125.pdf] Pada saat berpidato di muka Sidang Umum PBB sebagai Perwakilan Indonesia di PBB paling pertama, Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB. Palar tetap di PBB sampai saat dia ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di India. Pada tahun 1955, Palar diminta kembali ke Indonesia dan ikutserta dalam persiapan [[Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika]], yang mengumpulkan negara-negara di Asia dan Afrika di mana kebanyakan dari negara tersebut baru merdeka. Setelah pelaksanaan konferensi, Palar memulai kembali tugas diplomatisnya melalui jabatan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Timur dan Uni Soviet. Dari tahun 1957 sampai 1962, dia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan setelah itu kembali menjadi Duta Besar di PBB sampai tahun 1965. Karena konflik antara Indonesia dan Malaysia dan setelah Malaysia terpilih untuk masuk Dewan Keamanan PBB, Sukarno mencabut keanggotaan Indonesia di PBB. Palar kemudian menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Pada saat kepemimpinan [[Suharto]] pada tahun 1966, Indonesia kembali meminta masuk keanggotaan PBB melalui pesan yang disampaikan kepada Sekretaris Jendral PBB oleh Palar.
 
Pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia, Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Dewan Keamanan]] walaupun pada saat itu dia hanya mendapat gelar "peninjau" di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Setelah [[Agresi Militer Belanda II|Agresi Militer II]] yang dikecam oleh Dewan Keamanan PBB[http://daccessdds.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/055/04/IMG/NR005504.pdf?OpenElement], [[Perjanjian Roem Royen]] disetujui yang kemudian diikuti dengan [[Konferensi Meja Bundar]] dan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tanggal [[27 Desember]] [[1949]].
Palar pensiun dari tugas diplomatisnya pada tahun 1968 setelah melayani bangsanya dalam permulaan usaha dan konflik Indonesia dan setelah dia berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dalam arena diplomatis. Palar kembali ke Jakarta, tetapi tetap giat melalui tugas mengajar, pekerjaan sosial, dan tugasnya sebagai penasehat Perwakilan Indonesia di PBB. Lambertus Nicodemus Palar meninggal di Jakarta pada tanggal [[12 Februari]] [[1980]]. Dia meninggalkan isterinya, Johanna Petronella "Yoke" Volmers, dan anak-anaknya Mary Elizabeth Singh, Maesi Martowardojo, dan Bintoar Palar.
 
Indonesia menjadi anggota ke-60 di PBB pada tanggal [[28 September]] [[1950]].[http<ref>{{Cite web|url=https://untreatylegal.un.org/untsola/1_60000/2/23/00003125Default.pdf]aspx|title=United Nations - Office of Legal Affairs|website=legal.un.org|access-date=2020-06-13}}</ref> Pada saat berpidato di muka Sidang Umum PBB sebagai Perwakilan Indonesia di PBB paling pertama, Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB. Palar tetap di PBB sampai saat dia ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di India pada tahun 1953.<ref name=":2" /> Pada tahun 1955, Palar diminta kembali ke Indonesia dan ikutserta dalam persiapan [[Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika]], yang mengumpulkan negara-negara di Asia dan Afrika di mana kebanyakan dari negara tersebut baru merdeka.<ref name=":2" /> Setelah pelaksanaan konferensi, Palar memulai kembali tugas diplomatisnya melalui jabatan Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet merangkap Jerman Timur.<ref danname="turambi">{{cite Unibook Soviet.|last=Turambi |first=Judie |date=2017 |title=Lambertus Nicodemus 'Babe' Palar: The First Indonesian Ambassador to the United Nations, Diplomat Legendaris Indonesia: From Tomohon to New York|location=Yogyakarta |publisher=Matapadi Presindo|isbn=9786021634233 }}</ref>{{rp|232}} Dari tahun 1957 sampai 1962, dia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan setelah itu kembali menjadi Duta Besar di PBB sampai tahun 1965.<ref name=":2" /> Karena konflik antara Indonesia dan Malaysia dan setelah Malaysia terpilih untuk masuk Dewan Keamanan PBB, Sukarno mencabut keanggotaan Indonesia di PBB. Palar kemudian menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.<ref name=":2" /> Pada saat kepemimpinan [[Suharto]] pada tahun 1966, Indonesia kembali meminta masuk keanggotaan PBB melalui pesan yang disampaikan kepada [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa|Sekretaris Jendral PBB]] oleh Palar.<ref name=":1" />
 
== Akhir kehidupan ==
Palar pensiun dari tugas diplomatisnya pada tahun 1968 setelah melayani bangsanya dalam permulaan usaha dan konflik Indonesia dan setelah dia berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dalam arena diplomatis. Palar kembali ke Jakarta, tetapi tetap giat melalui tugas mengajar, pekerjaan sosial, dan tugasnya sebagai penasehat Perwakilan Indonesia di PBB.<ref Lambertus Nicodemus Palar meninggal di Jakarta pada tanggal [[12 Februari]] [[1980]]. Dia meninggalkan isterinya, Johanna Petronella name="Yoke:2" Volmers, dan anak-anaknya Mary Elizabeth Singh, Maesi Martowardojo, dan Bintoar Palar./>
 
Palar meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1981. Dia meninggalkan isterinya, Johanna Petronella "Yoke" Volmers, dan anak-anaknya Mary Elizabeth Singh, Maesi Martowardojo, dan Bintoar Palar.
 
== Sumber ==
{{Reflist}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* Drooglever, P., Schouten, M., and Lohanda M. (1999) ''Guide to the Archives on Relations between the Netherlands and Indonesia 1945-1963''. Institute of Netherlands History.
* Hansen, E. (1977) ''The Dutch East Indies and the Reorientation of Dutch Social Democracy, 1929-40''. Indonesia, 23.
* Kahin, G. (1981) ''In Memoriam: L. N. Palar''. Indonesia, 32.
* Saxon, W. (1981) ''Lambertus N. Palar Dead at 80; Battled for Indonesia's Freedom''. New York Times, February 15, 1981.
* [http://www.inghist.nl/Onderzoek/Projecten/BWN/lemmata/bwn5/palar "Biografie van Palar, Lambertus Nicodemus"]. Accessed [[20 September]] [[2008]]. {{nl}}
* [http://wwwbwsa.iisgsocialhistory.nlorg/bwsa/biosbiografie/palar.html "Lambertus Nicodemus Palar"]. Accessed [[20 September]] [[2008]]. {{nl}}
* [http://www.indonesiamission-ny.org/issuebaru/Mission/MissionMainF.htm "History of the Indonesian Mission to the United Nations"]. Accessed [[20 September]] [[2008]].
 
{{S-start}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar RI untuk PBB]]|pendahulu=Tidak ada|pengganti=[[Sudjarwo Tjondronegoro]]|tahun=1950-1953}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar RI untuk PBB]]|pendahulu=[[SoekardjoTidak Wirjopranoto]]ada|pengganti=[[RoeslanSudjarwo AbdulganiTjondronegoro]]|tahun=1962-19651950–1953}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Duta Besar Indonesia untuk India|Duta Besar Indonesia untuk India]]|pendahulu=[[Sudarsono Mangoenadikoesoemo|Sudarsono]]|pengganti=Abdul Kadir|tahun=1953–1956}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Jerman|Duta Besar Indonesia untuk Jerman Barat]]|pendahulu=[[Alexander Andries Maramis]]|pengganti=[[Zairin Zain]]|tahun=1956–1956}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia|Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet]]|pendahulu=[[Soebandrio]]|pengganti=[[Alexander Andries Maramis]]|tahun=1956–1956}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Kanada]]|pendahulu=Usman Sastroamidjojo|pengganti=[[Moekarto Notowidigdo]]|tahun=1957–1962}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar RI untuk PBB]]|pendahulu=Tidak[[Soekardjo adaWirjopranoto]]|pengganti=[[SudjarwoRoeslan TjondronegoroAbdulgani]]|tahun=1950-19531962–1965}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat]]|pendahulu=[[Zairin Zain]]|pengganti=Suwito Kusumowidagdo|tahun=1965–1966}}
{{End}}
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
{{lifetime|1900|1981|Palar, Lambertus NicodemusL.N.}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:DutaAlumni BesarSMA IndonesiaNegeri 3 Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Tomohon]]
[[Kategori:Tokoh Minahasa]]
[[Kategori:Tokoh Sangir]]
[[Kategori:Marga Palar|L]]
[[Kategori:Tokoh dari Tomohon]]
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:MargaDuta PalarBesar Indonesia untuk Uni Soviet]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk India]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Kanada]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Belanda]]
[[Kategori:Politikus Partai Buruh (Belanda)]]
[[Kategori:Politikus Partai Buruh Demokrat Sosial (Belanda)]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama]]