Sawung Jabo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
IShowMuhammad (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox penyanyi indonesiaperson
| honorific_prefix =
| name = Sawung Jabo
| image = Sawung_Jabo.jpg
| imagesizehonorific_suffix =
| image = Sawung_Jabo_Ags_2023.jpg
| caption = Sawung Jabo dalam konser
| image_upright =
| Background = solo_singer
| image_size =
| birthdate = {{birth date|1951|5|4}}
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| alt =
| birthname = Mochamad Djohansyah
| caption = Sawung Jabo dalam konser
| othername =
| deathdatenative_name =
| deathplacenative_name_lang =
| birthnamebirth_name = Mochamad Djohansyah
| genre = [[pop]], [[rock]], [[balada]]
| alias =
| occupation = [[seniman]], [[penyanyi]]
| birthdatebirth_date = {{birth date|1951|5|4}}
| instrument = [[Gitar]]
| birthplacebirth_place = {{negara|Indonesia}} = [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| yearsactive = 1976 - sekarang
| labeldeath_date =
| death_place =
| associatedacts = [[Bengkel Teater Rendra]]<br />[[Sirkus Barock]]<br />[[Swami]]<br />[[Kantata]]<br />[[BalladNa]]
| occupation = [[seniman]], [[penyanyi]]
| influences =
| influenced children= 2
| parents =
| spouse = Suzan Piper
| alma_mater=
| partner =
| children relatives=
 
| parents =
| spouse = {{marriage|Suzan Piper|1979}}
| website = www.sawungjabo.com
| currentmembers =
| pastmemberssignature =
| module=
 
{{Infobox musical artist|embed=yes
| Backgroundbackground = solo_singer
| origin =
| genre = [[pop]], [[rock]], [[balada]]
| instrument = [[Gitar]]
| yearsactiveyears_active = 1976 - sekarang
| label =
| associatedactsassociated_acts = [[Bengkel Teater Rendra]]<br />[[Sirkus Barock]]<br />[[Swami]]<br />[[Kantata]]<br />[[BalladNa]]
| current_members =
| past_members =
}}
}}
'''Sawung Jabo''', terlahir dengan nama '''Mochamad Djohansyah''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|4|05|1951|}}), adalah [[seniman]] dan [[musisi]] kondang Indonesia yang dikenal dengan keterlibatannya dalam hampir segala bentuk kesenian baik itu ber[[musik]], [[teater]] , [[seni lukis|melukis]], dan juga [[tari]]. Sawung Jabo dikenal dalam konsepnya yang menggabungkan elemen musik Barat dan Timur, khususnya [[Jawa]]. Dia paling dikenal melalui keterlibatannya dalam grup musik "[[Swami]]" dan "[[Kantata Takwa]]" bersama musisi-musisi kenamaan Indonesia lainnya pada akhir tahun 80-an dan tahun 90-an seperti [[Iwan Fals]], [[Jockie Surjoprajogo|Jockie Suryoprayogo]], dan juga [[sponsor]] mereka, pengusaha [[Setiawan Djodi]]. Merekalah yang melahirkan lagu-lagu terkenal yang bertemakan [[sosial]] dan [[politik]] seperti ''"[[Bento (lagu)|Bento]]"'', ''"[[Bongkar]]"'', ''"[[Hio (lagu)|Hio]]"'', ''"[[Kuda Lumping (lagu Swami)|Kuda Lumping]]"'', dan ''"[[Nyanyian Jiwa]]"''. Lagu-lagu tersebut menjadi populer setelah dimainkan dalam konser akbar ''Kantata Takwa'' di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], [[Jakarta]], 23 Juni 1990. Proyek musik ''[[Kantata]]'' tersebut kemudian diabadikan dalam film ''"[[Kantata Takwa (film)|Kantata Takwa]]"'' (2008) arahan sutradara [[Eros Djarot]] dan [[Gotot Prakosa]]. Sawung Jabo dikenal produktif dalam melahirkan karya seni atau terlibat dengan para seniman dari bermacam daerah seperti [[Surabaya]], [[Yogyakarta]], [[Solo]], [[Bandung]], [[Sidoarjo]], [[Jember]], bahkan sampai negara [[Australia]].
 
'''Sawung Jabo''', terlahir dengan nama '''Mochamad Djohansyah''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|4|05|1951|}}), adalah seorang [[seniman]] dan [[musisi]] kondang Indonesia yang dikenal dengan keterlibatannya dalam hampir segala bentuk kesenian baik itu ber[[musik]], [[teater]] , [[seni lukis|melukis]], dan juga [[tari]]. Sawung Jabo dikenal dalam konsepnya yang menggabungkan elemen musik Barat dan Timur, khususnya [[Jawa]]. Dia paling dikenal melalui keterlibatannya dalam grup musik "[[Swami]]" dan "[[Kantata Takwa]]" bersama musisi-musisi kenamaan Indonesia lainnya pada akhir tahun 80-an dan tahun 90-an seperti [[Iwan Fals]], [[Jockie Surjoprajogo|Jockie Suryoprayogo]], dan juga [[sponsor]] mereka, pengusaha [[Setiawan Djodi]]. Merekalah yang melahirkan lagu-lagu terkenal yang bertemakan [[sosial]] dan [[politik]] seperti ''"[[Bento (lagu)|Bento]]"'', ''"[[Bongkar]]"'', ''"[[Hio (lagu)|Hio]]"'', ''"[[Kuda Lumping (lagu Swami)|Kuda Lumping]]"'', dan ''"[[Nyanyian Jiwa]]"''. Lagu-lagu tersebut menjadi populer setelah dimainkan dalam konser akbar ''Kantata Takwa'' di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], [[Jakarta]], 23 Juni 1990. Proyek musik ''[[Kantata]]'' tersebut kemudian diabadikan dalam film ''"[[Kantata Takwa (film)|Kantata Takwa]]"'' (2008) arahan sutradara [[Eros Djarot]] dan [[Gotot Prakosa]]. Sawung Jabo dikenal produktif dalam melahirkan karya seni atau terlibat dengan para seniman dari bermacam daerah seperti [[Surabaya]], [[Yogyakarta]], [[Solo]], [[Bandung]], [[Sidoarjo]], [[Jember]], bahkan sampai negara [[Australia]].<ref>{{Cite web|title=KapanLagi.com: Profil Sawong Jabo|url=https://www.kapanlagi.com/sawong-jabo/|website=KapanLagi.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref>
 
== Latar Belakang ==
Pada awal 1970-an, Djohansyah yang berasal dari daerah [[Ampel]], [[Surabaya]] merantau ke [[Yogyakarta]]. Di sinilah bakat seninya diasah bersama komunitas seniman Yogyakarta. Menurut Jabo, dia mendapat julukan ''Sawung Jabo'' (dari [[bahasa Jawa]], berarti "ayam jago") dari kakak-kakak kelasnya ketika dia kuliah [[musik klasik]] di [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|Akademi Musik Indonesia]] (AMI) di [[Yogyakarta]]. <ref>{{Cite web|last=Prass|first=Ary|date=2023-02-06|title=Dirayakan Seniman Sawung Jabo Mengenang Saat Susah|url=https://www.krjogja.com/bantul/1242457547/dirayakan-seniman-sawung-jabo-mengenang-saat-susah|website=Krjogja Dot Com|access-date=2024-03-20}}</ref>
 
Sawung Jabo pernah tergabung dalam kelompok yang pernah terkenal di Yogyakarta, yaitu "''Kelompok Kampungan''" bersama [[Bram Makahekum]]. Kemudian pada tahun 1976 dia mendirikan kelompoknya sendiri, "''Sirkus Barock''" yang embrionya antara lain adalah KAAS (Keluarga Arek-Arek Suroboyo) yang belajar di Yogyakarta dan juga mahasisiwa AMI dan ASRI ([[Akademi Seni Rupa Indonesia]]). "''Sirkus Barock''" sendiri pemain tetapnya antara lain [[Innisisri]], [[Nanoe]], [[Totok Tewel]], dan [[Edi Darome]], didukung musisi-musisi lain yang main bersama mereka. Pementasan konser "''Sirkus Barock''" selalu sarat dengan nuansa [[teatrikal]], antara lain pentas "''Kanvas Putih''" di [[Taman Ismail Marzuki]] dan pentas "''Tragedi''" di [[Gedung Kesenian Jakarta]]. "''Sirkus Barock''" mengeluarkan tujuh album, antara lain [[Anak Setan (album)|Anak Setan]] (1975), [[Fatamorgana (album)|Fatamorgana]] (1994), [[Jula Juli Anak Negeri]] (2001), Tur ke Sydney & Melbourne (1995 & 1996), dan album "''Musik dari Seberang Laut''" yang dimasukan dalam album kompilasi "''Worldmusic''" di Australia dengan judul "''World Without Borders''" (1997).
 
Pada tahun 1977 Jabo bergabung dengan [[Bengkel Teater Rendra]] asuhan seniman senior Indonesia [[W.S. Rendra]] di Yogyakarta, dimanadi mana dia mempelajari kemampuan penguasaan panggung. Di Yogyakarta Jabo juga mengenal dan bersahabat dengan [[Win Hendrarso]], yang menjabat [[bupati]] kota [[Sidoarjo]]. Pada tahun 1978, Jabo mengenal Suzan Piper yang adalah warga negara [[Australia]] dan pada tahun 1979 menikahinya. Dia kemudian hijrah ke Australia untuk memperdalam kemampuan musiknya.
 
AkhirPada tahun 1980-an,1983 Jabo pulang ke Indonesia, kalimenetap initinggal kedi [[Jakarta]] bersama keluarganya. Pada tahap perkembangan musik Jabo ini, dia bersama para pemain Sirkus Barock mulai rekaman dengan album pertama Anak Setan di samping mengadakan konser tahunan yang sangat teatrikal sifatnya di TIM dan/atau mendirikanGedung Kesenian dengan bintang tamu yang pada tahun 1986 termasuk Iwan Fals. Pada tahun 1989 setelah kegagalan konser 100 kota Iwan Fals terbentuk kelompok "''Swami''" yang di dalamnya terdapat para personel "''Sirkus Barock''", ditambah musisi [[Iwan Fals]] dan [[Naniel Yakin]], dimanadi mana mereka menghasilkan album [[Swami I]] (1989) dengan hits "''Bento''" dan "''Bongkar''". Kemudian [[Jockie Surjoprajogo|Jockie Suryoprayogo]] bergabung dengan ''Swami'', dan merilis album [[Swami II]] (1991) dengan hits "''Hio''", "''Kuda Lumping''" dan "''Nyanyian Jiwa''". Setahun sebelum album ''Swami II'' dirilis, sebagian dari anggota kelompok Swami bergabung dengan [[Setiawan Djodi]] dan [[W.S. Rendra]] dan membentuk proyek musik [[Kantata (grup musik)|Kantata]], dimanadi mana mereka akhirnya berpentas di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] pada tanggal 23 Juni 1990 dengan tajuk "''[[Kantata Takwa]]''". Kantata juga berpentas di kota [[Solo]] dan [[Surabaya]] dengan nama pentas yang sama. Konser Kantata tersebut mencatat rekor jumlah penonton saat diadakan di Jakarta. Setelah tahun-tahun pentas Kantata tersebut, Jabo mendirikan proyek musik "''Dalbo''" dan merilis album ''[[Dalbo]]'' (1993) dan album ''[[Anak Wayang]]'' dimanadi mana dia berduet dengan [[Iwan Fals]], serta merilis album solonya, "''[[Badut (album)|Badut]]''" (1992).<ref>{{Cite web|last=Pudjiarti|first=Hadriani|date=2014-11-23|title=Sawung Jabo Kenang Nostalgia Kantata Takwa|url=https://seleb.tempo.co/read/623886/sawung-jabo-kenang-nostalgia-kantata-takwa|website=Tempo|language=en|access-date=2024-03-20}}</ref>
 
Setelah album Dalbo, Jabo kembali ke Australia dan banyak beraktivitas di sana. Di Indonesia dia sempat merilis album "''Fatamorgana''" kembali bersama ''Sirkus Barock'', pentas di GKJ pada tahun 1996 dalam pentas berjudul "''Bayang-Bayang''". Kemudian bergabung kembali dengan proyek [[Kantata (grup musik)|Kantata]] pada pementasan "''[[Kantata Samsara]]''" pada tahun 1998. Kembali ke Indonesia pada akhir tahun 90-an, Jabo mendirikan "''Goro-Goro''", bersama sejumlah musisi muda Yogyakarta dan merilis album "''Goro-Goro''", album yang terinspirasi oleh gonjang-ganjingnya situasi Indonesia di [[Indonesia: Era Reformasi|era reformasi]] saat itu. Mereka kemudian berkeliling di daerah [[Tapal Kuda]] di [[Jawa Timur]].
 
Kembali ke Australia, dia membentuk "''Geng Gong''" bersama [[Ron Reeves]], [[Kim Sanders]], dan [[Reza Achman]], melakukan tur dipada tahun 2000 dan 2003. Pada tahun yang sama dia dinominasikan dalam ''[[AMI Award]]'' untuk kategori ''World Music''. Dia juga menggagas kelompok [[Teater Gerak]] ''[[Oyot Suket]]'' (akar rumput) yang pentas keliling Jawa, antara lain di kota Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung.
 
Awal 2004, Jabo kembali berpentas di [[Sidoarjo]] bersama kelompok ''Sirkus Barock'' yang kali ini diisi oleh [[Innisisri]], [[Totok Tewel]], [[Edi Darome]], ditambah Boss, dan Ipul ("''Jangan Asem''", "''Sby''"). Mereka berkolaborasi bersama Kelompok ''[[Swaraparawatu]]'' di [[Sidoarjo]] dan perkusi ''[[Magic Skin of Drums]]'' di [[Bandung]].
Baris 46 ⟶ 60:
Selama di Australia Jabo mempersiapkan pementasan teater [[Sawung Galing]] bersama [[sutradara]] Australia [[Don Mamoune]] yang berpentas di Indonesia pada bulan September di lima kota, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.
 
Dari pergaulannya di kalangan seniman Bandung, Jabo kemudian membentuk sebuah grup tak resmi bernama [[BalladNa]] yang membawakan lagu-lagu bertema [[cinta]] dan perenungan , kelompok ini terdiri antara lain dari [[Hari Pochang]] ([[Gitar]], [[Harmonika]]), [[Mukti Mukti]] ([[Gitar]], [[Vokal]]), [[Efiq Zulfiqar]] ([[Perkusi]], [[Suling]], [[Flute]], [[Kecapi]]) dari [[Bandung]], dan [[Firman Sitompul]] ([[Cello]]) dari Yogyakarta.
 
Karena latar belakang pengalaman musiknya yang mencakup dua dunia, Indonesia dan Australia, Sawung Jabo dikenal dalam konsepnya yang menggabungkan elemen musik Barat dan Timur, khususnya [[Jawa]]. Konsep tersebut didukung oleh sahabat-sahabat senimannya seperti [[Totok Tewel]], [[Innisisri]], [[Gondrong Gunarto]], hingga [[Baruna (seniman)|Baruna]]. Para seniman dan musisi di luar jalur industri itulah yang membantu Jabo dalam usahanya untuk mengekspresikan ide-ide musiknya kepada masyarakat.
Baris 55 ⟶ 69:
Pada tahun 1978, Jabo mengenal Suzan Piper, dan pada tahun 1979 menikahi Suzan Piper (yang pada tahun 2006 belajar di [[Bengkel Teater Rendra]]). Jabo saat ini menetap di [[Sydney]], [[Australia]] bersama istrinya yang warga negara Australia dan kedua orang anaknya. Namun Jabo juga dikenal dengan rasa cintanya yang besar kepada tanah kelahirannya.
 
{{quote|"''Bagaimanapun juga saya ini arek Suroboyo, orang Jawa.''" tegas Sawung Jabo. <ref>[http://hurek.blogspot.com/2006/08/sawung-jabo-di-surabaya.html Sawung Jabo di Surabaya] - Blog Lambertus L. Hurek, reporter [[Radar Surabaya]], diakses 24 Agustus 2009</ref>}}
 
== Pendidikan ==
 
* [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|Akademi Musik Indonesia]] di [[Yogyakarta]] (1976)
 
== Penghargaan ==
 
* Pemenang, BASF Award, Best Creative Rock Song - ''Bento'', 1991
* Pemenang, BASF Award, Best Creative Rock Album - ''Bento'', 1991
Baris 70 ⟶ 86:
== Diskografi ==
=== Album Solo ===
 
* [[1992]] - [[Badut (album)|Badut]] - Satria Kurnia Irama
 
=== Bersama [[Sirkus Barock]] ===
 
* [[1986]] - [[Anak Setan (album Sirkus Barock)|Anak Setan]] - ''Insan Records''
* [[1988]] - [[Balada Pengangguran]] - Sepuluh Bintang Nusantara, ''Team Records''
Baris 81 ⟶ 99:
 
=== Bersama [[Swami]] ===
 
* [[1989]] - [[Swami I]] - ''Airo Records Productions''
* [[1991]] - [[Swami II]] - ''Airo Records Productions''
 
=== Bersama [[Kantata]] ===
 
* [[1990]] - [[Kantata Takwa (album)|Kantata Takwa]] - ''Airo Records Productions''
* [[19902000]] - [[Kantata Revolvere]] - ''Airo Records Productions''
* [[1996|1998]] - [[Kantata Samsara]] - Hitam Putih - Sawung Jabo & ''Friends''; ''Airo Records Production''
 
=== Bersama [[BalladNa]] ===
 
* [[2004]] - [[Tentang Hidup Tentang Cinta]] - rekaman ''live'', ''Rumah Nusantara''
 
=== Album lain ===
 
* [[1991]] - [[Matahari dan Rembulan]] - album [[Nicky Astria]]; lirik, musik, aransemen oleh Sawung Jabo, ''Citranada Utamamegah''
* [[1993]] - [[Dalbo]] - ''Airo Records Productions''
Baris 107 ⟶ 129:
 
== Film Kantata Takwa ==
{{utama| Kantatakantata Takwa (film) }}
Sawung Jabo tampil dalam film [[dokumenter]] [[film musikal|musikal]] "''[[Kantata Takwa (film)|Kantata Takwa]]''" yang dirilis tahun 2008 arahan sutradara [[Eros Djarot]] dan [[Gotot Prakosa]]. Film ini cukup kontroversial dan sempat dicekal dalam era [[Orde Baru]] karena kritisasinya yang keras pada kondisi dan sistem pemerintahan Indonesia saat itu. Pembuatan film ini diawali dari Agustus 1990 saat dia masih tergabung dalam proyek musik [[Kantata]], dan baru bisa dirilis September 2008 karena pencekalan tersebut. Dia tampil bersama [[W.S. Rendra]], [[Iwan Fals]], [[Jockie Surjoprajogo|Jockie Suryoprayogo]], dan [[Setiawan Djodi]], anggota proyek [[Kantata (grup musik)|Kantata]] saat itu. Film tersebut dibuat berdasarkan [[konser]] akbar proyek [[Kantata Takwa]] di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], [[Jakarta]], tahun 1991.
 
== Daftar Pustaka ==
 
* Piper, Suzan & Sawung Jabo. ''Indonesian Music From The 50s to the 80s''. Prisma, 43, Maret 1987, Hal. 24-37
 
== Rujukan ==
 
* [[www.sawungjabo.com|Sawung Jabo Official Site]]
* [http://books.google.com.au/books?id=xMhWm38KQcsC&dq Krishna Sen, David T. Hill. ''Media, Culture and Politics in Indonesia''], diakses 24 Agustus 2009
* [http://hurek.blogspot.com/2006/08/sawung-jabo-di-surabaya.html Sawung Jabo di Surabaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120315041420/http://hurek.blogspot.com/2006/08/sawung-jabo-di-surabaya.html |date=2012-03-15 }} - Blog Lambertus L. Hurek, reporter [[Radar Surabaya]].
 
== Catatan kakiReferensi ==
{{reflist}}
 
{{wikiquote|Sawung Jabo|lang=id}}
 
{{Authority control}}
{{indo-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:Jabo, Sawung}}
 
{{DEFAULTSORT:Jabo, Sawung}}
[[Kategori:TokohSeniman Jawa TimurIndonesia]]
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]
[[Kategori:TokohPemenang dariAnugerah SurabayaMusik Indonesia]]
[[Kategori:PemenangAlumni BASFInstitut AwardSeni Indonesia Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]