Badak jawa: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
(130 revisi perantara oleh 64 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Spesies badak langka dari Asia}}
{{pp-move|small=yes}}
{{Use dmy dates|date=March 2019}}
{{Speciesbox
| name = Badak Jawa<ref name="MSW3">{{MSW3 Perissodactyla |id=14100067 |page=636 |heading=Species ''Rhinoceros sondaicus''}}</ref>
| fossil_range = Pleistosen Awal – Sekarang {{Fossilrange|1.5|0}}
| image_upright =
| image_caption = ''R. s. sondaicus'' di Kebun Binatang London dari Maret 1874 hingga Januari 1885
| status = CR
| status_system =
| status_ref =<ref name=iucn>{{
| status2 = CITES_A1
|
| status2_ref =<ref name=iucn/>
|
|
|
| classis = [[mamalia|Mammalia]]
| ordo = [[Perissodactyla]]
| familia = [[Rhinocerotidae]]
| genus =
| species =
|
▲| binomial = ''Rhinoceros sondaicus''
▲| binomial_authority = [[Anselme Gaëtan Desmarest|Desmarest]], 1822<ref name=Zeitschrift/>
| range_map = Javan Rhino Range.svg
| range_map_upright = 1.1
| range_map_caption = Peta sebaran Badak Jawa
| subdivision_ranks =
| subdivision = {{plainlist |
* ''Rhinoceros sondaicus
* ''Rhinoceros sondaicus
* ''[[:en:Lesser Indian rhinoceros|Rhinoceros sondaicus
}}
}}
'''Badak
Hingga pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20, badak Jawa menyebar hingga melampaui pulau [[Jawa]] dan [[Sumatra]] ke daratan Asia Tenggara dan [[Indochina]], barat laut hingga [[India Timur]], [[Bhutan]], dan selatan [[Tiongkok]]. Saat ini, badak Jawa adalah yang paling langka dari semua spesies badak, dan salah satu spesies hewan hidup yang paling langka, dengan hanya satu populasi liar yang diketahui saat ini, dan tidak ada individu yang berhasil dipelihara di penangkaran. Badak Jawa termasuk di antara mamalia besar paling langka di planet Bumi,<ref name="Dinerstein" />{{rp|21}} dengan populasi sekitar 74 badak di [[Taman Nasional Ujung Kulon]], di ujung paling barat [[Jawa]], Indonesia.<ref>{{cite web|title=Rhino population figures |url=https://www.savetherhino.org/rhino_info/rhino_population_figures|publisher=SaveTheRhino.org|access-date=2 February 2021}}</ref> Pada tahun 2023, otoritas Indonesia menangkap dua kelompok pemburu yang mengaku telah membunuh 26 badak dari periode 2019–2023.<ref>{{Cite web |date=2024-05-31 |title=Poachers claim to have killed one-third of all Javan rhinos, Indonesian police say |url=https://news.mongabay.com/2024/05/poachers-claim-to-have-killed-one-third-of-all-javan-rhinos-indonesian-police-say/ |access-date=2024-06-06 |website=Mongabay Environmental News |language=en-US}}</ref>. Tidak ada sensus yang dirilis sejak 2019. Populasi badak Jawa di [[Taman Nasional Cat Tien]], [[Vietnam]] dinyatakan punah secara lokal pada tahun 2011.<ref>{{cite journal |author1=Brook, S. M. |author2=Dudley, N. |author3=Mahood, S. P. |author4=Polet, G. |author5=Williams, A. C. |author6=Duckworth, J. W. |author7=Van Ngoc, T. |author8=Long, B. |year=2014 |title=Lessons learned from the loss of a flagship: The extinction of the Javan rhinoceros ''Rhinoceros sondaicus annamiticus'' from Vietnam |journal=Biological Conservation |volume=174 |pages=21–29 |doi=10.1016/j.biocon.2014.03.014 |bibcode=2014BCons.174...21B |url=https://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/139/1399979245.pdf}}</ref>
Penurunan populasi badak Jawa terutama disebabkan oleh [[perburuan liar]], karena cula jantan yang—meskipun hanya terbuat dari [[keratin]]—sangat dihargai dalam [[pengobatan tradisional Tiongkok]], dengan harga mencapai US$30.000 per kg di [[pasar gelap]].<ref name="Dinerstein" />{{rp|31}} Seiring dengan meningkatnya kehadiran orang [[Hindia Belanda|Belanda kolonial]] dan Eropa lainnya di wilayahnya, terutama pada 1700-1800an, [[perburuan trofi]] juga menjadi ancaman serius. Hilangnya habitat dan pertumbuhan populasi manusia yang masif (terutama pasca perang, seperti [[Perang Vietnam]]) juga turut menyebabkan penurunan populasinya dan menghambat pemulihan spesies.<ref name="Santiapillai">{{cite journal |last=Santiapillai |first=C. |year=1992 |title=Javan rhinoceros in Vietnam |journal=Pachyderm |volume=15 |pages=25–27 |url=http://www.poachingfacts.com/docs/Pachyderm/pachy15.pdf#page=26}}</ref> Wilayah yang tersisa berada dalam satu [[wilayah yang dilindungi]] secara nasional, dan Ujung Kulon juga merupakan [[UNESCO]] [[Situs Warisan Dunia]]. Namun demikian, batas taman yang pedesaan dan berpotensi kasar berarti penegakan hukum tidak dapat hadir secara merata di semua tempat setiap saat; di beberapa area, kurangnya keamanan ini masih menempatkan spesies pada risiko dari pemburu liar, paparan penyakit, dan, pada akhirnya, hilangnya keragaman genetik—yang mengarah pada "penyempitan leher botol" genetik (yaitu, [[depresi inbreeding]]).<ref>{{Cite web |last=Centre |first=UNESCO World Heritage |title=Ujung Kulon National Park |url=https://whc.unesco.org/en/list/608/ |access-date=2023-09-07 |website=UNESCO World Heritage Centre |language=en}}</ref>
Badak Jawa dapat hidup sekitar 30–45 tahun di alam liar. Secara historis mereka menghuni [[hutan hujan]] dataran rendah yang lebat, [[padang rumput]] basah, dan [[dataran banjir]] luas di tepi hutan. Mereka sebagian besar soliter, kecuali saat kawin dan membesarkan anak, meskipun kelompok kadang-kadang berkumpul di dekat kubangan dan tempat menjilat garam. Selain manusia, yang biasanya mereka hindari, badak dewasa tidak memiliki [[predator]] alami di wilayahnya. Anak-anak yang sangat kecil mungkin dimangsa, jika ditinggalkan tanpa pengawasan, biasanya oleh [[macan tutul]], [[harimau Sumatra]] atau, jarang, oleh buaya. Para ilmuwan dan konservasionis jarang mempelajari hewan ini secara langsung karena kelangkaannya yang ekstrem dan bahaya mengganggu spesies yang terancam punah. Peneliti lebih mengandalkan [[kamera jebak]] dan sampel [[feses]] untuk mengukur kesehatan dan perilaku. Akibatnya, badak Jawa adalah spesies badak yang paling sedikit dipelajari. Dua badak Jawa betina dewasa, masing-masing dengan seekor anak, difilmkan menggunakan kamera jejak yang dipicu oleh gerakan, dan videonya dirilis pada 28 Februari 2011 oleh [[World Wide Fund for Nature|WWF]] dan Otoritas Taman Nasional Indonesia, membuktikan bahwa mereka masih berkembang biak di alam liar.<ref name="panda.org Javan calves" /> Pada April 2012, Otoritas Taman Nasional merilis lebih banyak video kamera jebak yang menunjukkan 35 individu, termasuk pasangan induk-anak dan badak dewasa yang sedang kawin.<ref name="Mongabay video"/>
== Penamaan dan taksonomi ==
Nama genus ''Rhinoceros'' berasal dari dua kata [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani kuno]] ῥίς (ris) yang berarti "hidung" dan κέρας (keras) yang berarti "cula binatang".<ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=ῥίς|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dr(i%2Fs}}</ref><ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=κέρᾳ|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dke%2Fras}}</ref> Sementara itu, ''sondaicus'' berasal dari ''[[Sundaland|sunda]]'', sebuah wilayah [[biogeografi]]s yang meliputi Sumatra, Jawa, [[Kalimantan]], dan pulau-pulau kecil lainnya. Badak jawa juga dikenal sebagai badak bercula satu kecil, untuk membedakaanya dengan badak bercula satu besar, yang meripakan nama lain dari [[badak India]].<ref>{{Cite web|title=Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus)|url=http://www.rhinos-irf.org/javan/|publisher=International Rhino Foundation|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722044955/http://www.rhinos-irf.org/javan/|archive-date=22 July 2011|access-date=17 December 2014|url-status=dead}}</ref>
Penelitian pertama badak Jawa dilakukan pada [[1787]], ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim ke [[Petrus Camper]] (Belanda), tetapi ia meninggal pada [[1789]] sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak jawa merupakan spesies tersendiri. Badak Jawa lainnya ditembak di [[Pulau Sumatra]] oleh [[Alfred Duvaucel]], dan mengirim spesimen ke ayah tirinya, [[Georges Cuvier]] ([[Prancis]]). Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri pada [[1822]], dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh [[Anselme Gaëtan Desmarest]].
* '''''Rhinoceros sondaicus sondaicus''''', tipe subspesies yang diketahui sebagai ''badak Jawa Indonesia''' yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di [[Taman Nasional Ujung Kulon]] yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Satu peneliti mengusulkan bahwa badak jawa di [[Sumatra]] masuk ke dalam subspesies yang berbeda, ''R.s. floweri'', tetapi hal ini tidak diterima secara luas.<ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19497|title=Rhinoceros sondaicus ssp. sondaicus|downloaded=16 Oktober 2007 | IUCN_Year = 2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref><ref name=CG/>▼
* '''''Rhinoceros sondaicus annamiticus''''', diketahui sebagai '''Badak Jawa Vietnam''' atau '''Badak vietnam''', yang pernah hidup di sepanjang [[Vietnam]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Thailand]] dan [[Malaysia]]. ''Annamiticus'' berasal dari [[deretan Annam|deretan pegunungan Annam]] di [[Asia Tenggara]], bagian dari tempat hidup spesies ini. Kini populasinya diperkirakan lebih sedikit dari 12, hidup di hutan daratan rendah di [[Taman Nasional Cat Tien]], [[Vietnam]]. Analisis genetika memberi kesan bahwa dua subspesies yang masih ada memiliki leluhur yang sama antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.<ref name=CG>{{Cite journal | title = Genetic diversity, phylogeny and conservation of the Javan hinoceros (Rhinoceros sondaicus) | journal = Conservation Genetics | volume = 7 | issue = 3 | year = 2006 | month = Juni | pages = 439–448 | author = Fernando, Prithiviraj | coauthors = Gert Polet, Nazir Foead, Linda S. Ng, Jennifer Pastorini, and Don J. Melnick }}</ref><ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19498|title=Rhinoceros sondaicus ssp. annamiticus|downloaded=[[16 Oktober]] [[2007]] | IUCN_Year = 2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref>▼
* '''''Rhinoceros sondaicus inermis''''', diketahui sebagai '''Badak jawa india''', pernah hidup di [[Benggala]] sampai [[Burma]] (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun [[1900-an]]. ''Inermis'' berarti ''tanpa cula'', karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak memiliki cula. Situasi politik di [[Burma]] mencegah taksiran spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya dianggap tak dapat dipercaya.<ref name=Foose>{{Citation | last = Foose | first = Thomas J. | coauthors = Nico van Strien | year = 1997 | title = Asian Rhinos – Status Survey and Conservation Action Plan. | publisher = IUCN, Gland, Switzerland, and Cambridge, UK | isbn = 2-8317-0336-0}}</ref><ref name=Pachy>{{Cite journal | journal = Pachyderm | title = Records of the Sundarbans Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus inermis'') in India and Bangladesh | author = Rookmaaker, Kees | volume = 24 | year = 1997 | pages = 37–45}}</ref><ref name="NE India"/>▼
[[Anselme Gaëtan Desmarest]] menggunakan nama ilmiah ''Rhinoceros sondaicus'' untuk mendeskripsikan badak dari Jawa yang dikirim ke [[Museum Nasional Sejarah Alam Prancis|Museum Nasional Sejarah Alam]] di Prancis oleh [[Pierre-Médard Diard]] dan [[Alfred Duvaucel]].<ref name="Desmarest1822">{{Cite book|last=Desmarest, A. G.|year=1822|title=Mammalogie, ou, Description des espèces de mammifères|location=Paris|publisher=Mme Agasse|volume=2|pages=399–400|chapter=Rhinocéros des Îles de La Sonde|chapter-url=https://archive.org/details/mammalogieoudesc02desm/page/399}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Rookmaaker|first=L.C.|year=1982|title=The type locality of the Javan Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus'' Desmarest, 1822)|url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175861997.pdf|journal=Zeitschrift für Säugetierkunde|volume=47|issue=6|pages=381–382}}</ref> Sepanjang abad ke-19, berbagai spesimen badak tak bercula juga dideskripsikan:
=== Evolusi ===▼
[[Berkas:Panzernashorn2004.jpg|thumb|[[Badak India]] berhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak.]]▼
* ''Rhinoceros inermis,'' diusulkan oleh [[René-Primevère Lesson|René Lesson]] pada1838 untuk badak betina tanpa cula yang ditembak di [[Sundarban]]s.<ref>{{Cite book|last=Lesson, R. P.|year=1838|title=Compléments de Buffon|location=Paris|publisher=Pourrat Frères|edition=Deuxième, revue, corrigée et augmentée|volume=1|pages=514–515|chapter=Le Rhinocéros sans cornes ou Gaindar|chapter-url=https://archive.org/details/complmentsdebu01less/page/514}}</ref>
Leluhur badak pertama kali terbagi dari ''[[Perissodactyl]]'' lainnya pada masa [[Eosen|Eosen awal]]. Perbandingan [[DNA]] [[mitokondria]] memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur ''[[Equidae]]'' sekitar 50 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA/> Famili yang masih ada, [[Rhinocerotidae]], pertama kali muncul pada Eosen akhir di [[Eurasia]], dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal [[Miosen]].<ref name=Lacombat>{{Cite book | author = Lacombat, Frédéric | year = 2005 | chapter = The evolution of the rhinoceros | pages = 46–49 | editor = Fulconis, R. | title = Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6 | location = London | publisher = [[European Association of Zoos and Aquaria]] }}</ref>▼
* ''Rhinoceros nasalis'' dan ''Rhinoceros floweri,'' diusulkan oleh [[John Edward Gray]] pada 1867, dua nama untuk tengkorak badak yang masing-masing ditemukan di Kalimantan dan Sumatra.<ref>{{Cite journal|last=Gray, J. E.|year=1864|title=Observations on the preserved specimens and skeletons of the Rhinocerotidae in the collection of the British Museum and Royal College of Surgeons, including the descriptions of three new species|url=https://archive.org/details/proceedingsofzoo1867zool/page/1012|journal=Proceedings of the Zoological Society of London|volume=1867|pages=1003–1032}}</ref>
* ''Rhinoceros annamiticus,'' diusulkan oleh [[Pierre Marie Heude]] pada 1892 untuk spesimen yang ditemukan di Vietnam.<ref>{{Cite journal|last=Heude, P. M.|year=1892|title=Étude sur les suillens. Chapitre II|journal=Mémoires concernant l'Histoire naturelle de l'Empire chinois; par des Pères de la Compagnie de Jésus|volume=2|pages=85–115, XIX–XXIX}}</ref>
Pada 2005, tiga subspesies badak jawa dianggap sebagai [[takson|taksa]] [[Nama yang valid (zoologi)|yang valid]]:
Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus ''[[Rhinoceros (genus)|Rhinoceros]]'' yang pertama kali muncul pada rekaman [[fosil]] di [[Asia]] sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Perkiraan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA>{{Cite journal | title = The Complete Mitochondrial DNA Sequence of the Greater Indian Rhinoceros, ''Rhinoceros unicornis'', and the Phylogenetic Relationship Among Carnivora, Perissodactyla, and Artiodactyla (+ Cetacea) | author = Xu, Xiufeng | coauthors = Axel Janke, and Ulfur Arnason | journal = Molecular Biology and Evolution | volume = 13 | issue = 9 | pages = 1167–1173 | url = http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/reprint/13/9/1167 | accessdate = 2007-11-04}}</ref><ref name = Tougard>{{Cite journal | author = Tougard, C. | coauthors = T. Delefosse, C. Hoenni, and C. Montgelard | year = 2001 | title = Phylogenetic relationships of the five extant rhinoceros species (Rhinocerotidae, Perissodactyla) based on mitochondrial cytochrome b and 12s rRNA genes | journal = Molecular Phylogenetics and Evolution | volume = 19 | issue = 1 | pages = 34–44}}</ref> Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan [[India]] dipercaya tidak berhubungan dekat dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin berhubungan dekat dengan ''Gaindetherium'' atau ''Punjabitherium'' yang telah punah. Analisis [[klad]] Rhinocerotidae meletakkan ''Rhinoceros'' dan ''Punjabitherium'' yang telah punah pada klad dengan ''[[Dicerorhinus]]'', badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa [[badak Sumatra]] lebih berhubungan dekat dengan dua spesies badak di [[Afrika]].<ref name=Cerdeno>{{Cite journal | last = Cerdeño | first = Esperanza | url = http://digitallibrary.amnh.org/dspace/bitstream/2246/3566/1/N3143.pdf | journal = Novitates | publisher = [[American Museum of Natural History]] | year = 1995 | title = Cladistic Analysis of the Family Rhinocerotidae (Perissodactyla) | issn = 0003-0082 | number = 3143 | accessdate = 2007-11-04}}</ref> Badak Sumatra dapat terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.<ref name=Dinerstein/><ref name=Lacombat/>▼
▲* ''
▲* ''
▲* ''
▲[[Berkas:Panzernashorn2004.jpg|
▲
▲Badak jawa dan badak
== Deskripsi ==
Badak
Seperti sepupunya di India, badak
Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa lebih kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak
== Penyebaran dan habitat ==
[[
Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui masih hidup di dua tempat, [[Taman Nasional Ujung Kulon]] di ujung barat pulau Jawa dan [[Taman Nasional Cat Tien]] yang terletak sekitar 150 km sebelah utara [[Kota Ho Chi Minh]].<ref name=CG/><ref name=NYT/>
Binatang ini pernah menyebar dari [[Assam]] dan [[Benggala]] (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut<ref name="NE India"/>) ke arah timur sampai [[Myanmar]], [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Vietnam]], dan ke arah selatan di [[semenanjung Malaya]], serta pulau [[Sumatra]], [[Jawa]] dan [[Kalimantan]].<ref name=Raffles/> Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak
Tempat hidup badak
== Sifat ==
Badak
Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang dibuat oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki kebiasaan khas membuang air besar pada tumpukan kotoran badak besar dan lalu menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang air besar di tumpukan, tidak melakukan goresan. Adaptasi sifat ini diketahui secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan
Badak
=== Makanan ===
Badak
=== Reproduksi ===
Sifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati
== Konservasi ==
[[Berkas:Javan Rhino Zimmerman.jpg|
Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, masalah yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal racun untuk bisa ular.<ref name=AP2/> Karena tempat hidup badak mencakupi banyak daerah kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh binatang ini yang dapat dijual dengan harga tinggi.<ref name=Biotropica>{{Cite journal | journal = Biotropica | volume = 39 | issue = 3 | pages = 202–303 | year = 2007 | title = The Impact of Hunting on the Mammalian Fauna of Tropical Asian Forests | author = Corlett, Richard T. }}</ref>
Ketika [[CITES|Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora]] pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.<ref name=African>{{Citation | last = Emslie | first = R. | coauthors = M. Brooks | year = 1999 | title = African Rhino. Status Survey and Conservation Action Plan. | publisher = IUCN/SSC African Rhino Specialist Group. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK | isbn = 2831705029}}</ref> Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.<ref name=Dinerstein/>
Hilangnya habitat akibat pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan masalah perkembangbiakan. Ahli genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.<ref name=NYT>{{Cite news
=== Ujung Kulon ===
[[Berkas:Dead Javan Rhino.jpg|jmpl|Pemburu Eropa dengan ''R. s. sondaicus'' yang terbunuh di Ujung Kulon, 1895]]
Semenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan [[gunung Krakatau]] tahun [[1883]]. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu setelah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang besar, sehingga menjadi tempat berlindung.<ref name=NYT/> Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di ambang kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia
Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, berhasil diabadikan oleh tim [[WWF]] pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut diketahui ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar daerah aliran sungai Citadahan pada tanggal [[30 Oktober]] [[2007]]. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan adanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.<ref name="wwf"/>
Baris 105 ⟶ 122:
| [[1993]] || align="center" | 35 || align="center" | 58 || align="center" | 47
|-
| colspan=6 | <span style="font-size:smaller;">Sumber: Strategi Konservasi Badak Indonesia - Dirjen PHPA Dephut RI.<ref>{{cite web|title=Pertumbuhan Populasi Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon dari Data Hasil Sensus (1967 - 1993)|publisher=[[Departemen Kehutanan Republik Indonesia]]|url=http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/badak_67-93.htm|access-date=2007-11-26|archive-date=2007-11-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20071108230031/http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/badak_67-93.htm|dead-url=yes}}</ref></span>
|}
</div>
=== Cat Tien ===
Sedikit anggota ''R.s. annamiticus'' yang tersisa hidup di [[Taman Nasional Cat Tien]], Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara. Setelah [[perang Vietnam]], badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan [[Napalm]], herbisida dan defolian dari [[Agen Oranye]], pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri daerah dengan senjata. Setelah perang, banyak penduduk desa miskin, yang sebelumnya menggunakan metode seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka menjadi pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun [[1988]], seorang pemburu menembak betina dewasa yang menunjukan bahwa spesies ini berhasil selamat dari perang. Pada tahun [[1989]], ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang [[sungai Dong Nai]].<ref name=AP1>{{Cite news
=== Di penangkaran ===
Tidak terdapat satupun badak Jawa di kebun binatang. Pada tahun 1800-an,
=== Usaha persiapan habitat kedua ===
Badak Jawa yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam
Penelitian awal [[WWF]] mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah [[Taman Nasional Halimun]] di [[Gunung Salak]], [[Jawa Barat]], yang dulu
==
{{Reflist|2
<ref name="IUCN2008">
{{IUCN2008 | assessors = van Strien, N.J., Steinmetz, R., Manullang, B., Sectionov, Han, K.H., Isnan, W., Rookmaaker, K., Sumardja, E., Khan, M.K.M. & Ellis, S. | year = 2008 | id = 19495 | title = Rhinoceros sondaicus | downloaded = 28 November 2008 }}
</ref>
}}
=== Catatan kaki ===
{{Notelist}}
== Pranala luar ==
{{wikispecies|Rhinoceros sondaicus}}
* [http://www.rhinoresourcecenter.com/index.php?s=1&act=imgs&CODE=tax_images&taxon=7 Gambar Badak Jawa] di [http://www.rhinoresourcecenter.com Rhino Resource Center]
* [http://www.wwf.or.id/en/how_you_can_help/takeaction/rhinocare/javanrhino/ Badak Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120129200455/http://www.wwf.or.id/en/how_you_can_help/takeaction/rhinocare/javanrhino/ |date=2012-01-29 }} di situs [[WWF]]
* [[International Rhino Foundation]] didirikan untuk konservasi badak: [http://www.rhinos-irf.org/rhinoinformation/javanrhino/index.htm Badak Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071113064537/http://www.rhinos-irf.org/rhinoinformation/javanrhino/index.htm |date=2007-11-13 }}
* [[ARKive]] - [http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Rhinoceros_sondaicus/ gambar dan film badak Jawa ''(Rhinoceros sondaicus)''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071029165304/http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Rhinoceros_sondaicus/ |date=2007-10-29 }}
* Lembar spesies Badak Jawa di [http://www.unep-wcmc.org/species/data/species_sheets/javarhin.htm UNEP & WCMC] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080720025625/http://www.unep-wcmc.org/species/data/species_sheets/javarhin.htm |date=2008-07-20 }}
{{Perissodactyla}}{{Badak}}
{{Taxonbar|from=Q170311}}
[[Kategori:Badak]]
Baris 143 ⟶ 165:
[[Kategori:Megafauna Eurasia]]
{{
|