Leonardus Benjamin Moerdani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k DennyRG memindahkan halaman Leonardus Benyamin Moerdani ke Leonardus Benjamin Moerdani: Y menjadi J Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(175 revisi perantara oleh 67 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Indonesian name}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = Leonardus Benjamin Moerdani as Commander of the Indonesian National Armed Forces.jpg
| imagesize =
| caption = Foto Resmi Benyamin Moerdani, 1985
| office = Daftar Menteri Pertahanan
| order =
| term_start =
| term_end =
| president = [[Soeharto]]
| predecessor = [[
| successor = [[Edi
| office3 = Panglima Tentara Nasional Indonesia{{!}}Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
| order3 = ke-8
| term_start3 = 28 Maret 1983
| term_end3 = 27 Februari 1988
|
|
| office2 = Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban{{!}}Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
|
|
|
|
| successor2 = ''Tidak ada, jabatan dihapuskan''
| birth_date = {{birth date|1932|10|2}}
| birth_place = [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2004|8|29|1932|10|2}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| party =
| spouse = Hartini Moerdani
| father = R.G. Moerdani Sosrodirjo
| mother = Jeanne Roech
| children = Irene Ria Moerdani
| residence =
| alma_mater =
| occupation =
| allegiance = {{Flag|Indonesia}}
| serviceyears = 1952–1988
| rank = [[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px| ]] [[Jenderal]] [[TNI]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| servicenumber = 289461{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1988|p=753}}
| commands =
| unit = [[Infanteri]] ([[Kopassus]])
| battles = {{hidden
|''Lihat pertempuran''
|{{tree list}}
*[[Revolusi Nasional Indonesia]]
** [[Serangan Umum 1 Maret 1949|Serangan umum Maret]]
*[[Pemberontakan Darul Islam]]
* [[Permesta|Pemberontakan Permesta]]
*[[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia|Pemberontakan PRRI]]
** Operasi 17 Agustus
* [[Sengketa Irian Barat]]
**[[Operasi Trikora]]
* [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]
* [[Invasi Indonesia ke Timor Timur]]
*[[Garuda Indonesia Penerbangan 206]]
{{tree list/end}}
|-
|headerstyle=background:#dbdbdb
|style=text-align:center;
}}
| religion = [[Katolik]]
}}
[[Jenderal TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Leonardus Benyamin Moerdani''', atau '''L.B. Moerdani''', atau kerap disebut '''Benny Moerdani''' ({{lahirmati|[[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]]|2|10|1932|[[Jakarta]]|29|8|2004}}) adalah salah satu tokoh militer [[Indonesia]] paling berpengaruh pada era [[Orde Baru]]. Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia [[intelijen]], sehingga sosoknya banyak dianggap misterius. Selain itu, Ia juga memiliki julukan yang merupakan antitesis dari [[Soeharto]] yaitu "Unsmiling General".<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=2014-10-06|title=Misi-misi Muskil Unsmiling General|url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/146455/misi-misi-muskilunsmiling-general|website=Tempo|language=en|access-date=2023-06-14}}</ref>
Moerdani merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan [[pembajakan pesawat]] [[Garuda Indonesia Penerbangan 206]] di [[Bandara Don Mueang]], [[Bangkok]], [[Kerajaan Thai]] pada tanggal [[28 Maret]] [[1981]], peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah [[maskapai penerbangan]] [[Republik Indonesia]] dan terorisme bermotif ''[[jihad]]'' pertama di Indonesia. Ia juga dianggap banyak kalangan sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap [[peristiwa Tanjung Priok]] dan [[penembakan misterius]] pada tahun 1980-an .
Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai [[Panglima ABRI]], ia juga pernah menjabat sebagai [[Menteri Pertahanan dan Keamanan]] dan juga [[Pangkopkamtib]].
== Awal kehidupan ==
Moerdani lahir pada 2 Oktober 1932 di [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Blora]], [[Jawa Tengah]] dari pasangan R.G. Moerdani Sosrodirjo, seorang pekerja [[kereta api]] dan istrinya yang seorang [[orang Indo|Indo Eurasia]] Jeanne Roech, yang memiliki darah setengah Jerman. Moerdani adalah anak ke-3 dari 11 bersaudara. Meskipun seorang Muslim, Moerdani Sosrodirjo mentolerir istrinya dan iman Katolik anak-anaknya.{{sfn|Pour|2007|p=13–14}}
== Karier militer ==
=== Karier militer awal ===
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] tanggal 17 Agustus 1945, Moerdani terjebak dalam gelombang [[nasionalisme]]. Pada bulan Oktober 1945, ketika berusia 13, Moerdani mengambil bagian dalam serangan terhadap markas [[Kempetai]] di [[Solo]] setelah Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.{{sfn|Pour|2007|p=18}} Ketika [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), cikal bakal [[ABRI]] dibentuk, Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI. Dari brigade ini, Moerdani mengambil bagian dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]] melawan [[Belanda]], dia berpartisipasi dalam sebuah serangan umum yang sukses di Solo.
Setelah kemerdekaan Indonesia situasi berangsur aman, Moerdani mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya, lulus dari [[sekolah menengah pertama]] dan melanjutkan ke [[sekolah menengah atas]]; sementara itu ia mengambil pekerjaan paruh-waktu untuk membantu pamannya berjualan.{{sfn|Pour|2007|p=33}} Pada tahun 1951, Pemerintah Indonesia mulai melakukan [[demobilisasi]], [[brigade]] Moerdani dianggap telah melakukan tugas cukup baik dan para prajuritnya terus bertugas dengan ABRI. Moerdani, bersama dengan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan mulai pelatihan pada bulan Januari 1951. Pada saat yang sama, Moerdani juga mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
Moerdani menyelesaikan pendidikan militernya dari P3AD pada bulan April 1952 dan dari SPI Mei 1952.{{sfn|Pour|2007|p=36}} Ia juga diberi pangkat Pembantu Letnan Satu. 2 tahun kemudian, pada tahun 1954, Moerdani menerima pangkat [[Letnan Dua]] dan ditempatkan di [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|TT/III Siliwangi]], yang memelihara keamanan [[Jawa Barat]].
=== KKAD/RPKAD ===
Dalam upaya untuk menghadapi ancaman dari [[Darul Islam]], [[Kolonel]] [[Alex Evert Kawilarang]], Panglima TT/III Siliwangi membentuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (KESKO TT III). Keberhasilan mereka menarik Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta untuk mendukung pembentukan Satuan [[Pasukan Khusus]]. Dengan demikian, pada tahun 1954, Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) dibentuk. Moerdani ditugaskan sebagai pelatih bagi para prajurit yang ingin bergabung dengan KKAD dan diangkat sebagai Kepala Biro Pengajaran. Pada tahun 1956, KKAD mengalami perubahan nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Tidak lama setelah itu, Moerdani diangkat menjadi Komandan Kompi.{{sfn|Pour|2007|p=42}}
Sebagai anggota RPKAD, Moerdani menjadi bagian dari pertempuran untuk menekan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), kelompok separatis yang berbasis di Sumatra. Pada bulan Maret 1958, Moerdani diterjunkan ke bawah di belakang garis musuh di [[Pekanbaru]] dan [[Medan]] untuk mempersiapkan dasar bagi ABRI untuk mengambil alih dua kota. Sebulan kemudian, pada tanggal 17 April 1958, Moerdani mengambil bagian dalam [[Operasi 17 Agustus]], sebuah operasi yang memukul para pemberontak PRRI.{{sfn|Pour|2007|p=60–69}} Tugas Moerdani berikutnya adalah untuk mengurus Piagam Perjuangan Semesta ([[Permesta]]), kelompok separatis lain di Sulawesi. Mirip dengan apa yang dia lakukan di Sumatra, Moerdani dan pasukannya meletakkan dasar bagi semua serangan terhadap Permesta yang kemudian menyerah pada bulan Juni 1958.
Setelah penyerahan diri PRRI dan Permesta, Moerdani, ditempatkan di [[Aceh]]. Pada awal 1960, ia mempertimbangkan untuk menjadi pilot pesawat Angkatan Darat tetapi dibujuk oleh [[Ahmad Yani]] yang mengirimnya ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan Sekolah Infanteri Angkatan Darat Amerika Serikat di [[Fort Benning]]. Di sana, Moerdani mengambil bagian dalam Kursus Lanjutan Perwira Infanteri dan berlatih dengan 101st Airborne Division.
Moerdani kembali ke Indonesia pada tahun 1961 ketika ABRI sedang mempersiapkan diri untuk pengambilalihan [[Irian Barat]]. Tugas pertamanya adalah melatih [[pasukan terjun payung]] yang seharusnya mendarat di belakang garis musuh dan menyusup. Bulan-bulan pun berlalu, infiltrasi tidak membawa hasil yang nyata. Pada bulan Mei 1962, Moerdani ditugaskan untuk memimpin penurunan pasukan terjun payung yang terdiri dari tentara RPKAD dan [[Kostrad]].{{sfn|Pour|2007|p=87}} Setelah mendarat di Irian Barat pada akhir Juni 1962, Moerdani memimpin pasukannya dalam pertempuran-pertempuran melawan anggota Angkatan Laut Belanda sampai [[PBB]] ikut campur pada bulan Agustus 1962 dan memutuskan memberikan Irian Barat ke Indonesia. Setelah ada [[gencatan senjata]], Moerdani ditempatkan untuk bertanggung jawab atas semua pasukan gerilya di Irian Barat.
Pada tahun 1964, Moerdani kembali ke Jakarta lagi. Prestasinya selama kampanye [[pembebasan Irian Barat]] telah menarik perhatian dari Presiden [[Soekarno]] yang ingin merekrutnya sebagai Ajudan Presiden dan menikahkannya dengan salah satu putrinya,{{sfn|Pour|2007|p=104–105}} tetapi Moerdani menolak kedua penawaran tersebut.
Pada tahun 1964, Moerdani dan Batalyon RPKAD dikirim ke Kalimantan untuk bertempur dalam [[perang gerilya]] melawan tentara Malaysia dan Inggris sebagai bagian dari [[konfrontasi Indonesia-Malaysia]]. Namun, ia tidak menghabiskan waktu yang lama di Kalimantan, kembali ke Jakarta pada bulan September. Pada tahap ini, Moerdani sekali lagi memikirkan memperluas pengalaman kariernya dan mempertimbangkan antara menjadi komandan teritorial di Kalimantan atau sebagai [[atase militer]]. Dia memilih menjadi atase militer dan meminta untuk ditempatkan di [[Beijing]].
Pada akhir 1964, sebuah pertemuan perwira RPKAD diadakan dan Moerdani diundang bersama. Topik dari pertemuan ini adalah untuk membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD, tetapi Moerdani keberatan dengan hal ini.{{sfn|Pour|2007|p=132}} Berita keberatan Moerdani sampai ke Yani, yang telah menjadi Panglima Angkatan Darat. Yani memanggil Moerdani dan menuduhnya melakukan pembangkangan. Pertemuan diakhiri dengan Yani memerintahkan Moerdani untuk dipindahtugaskan dari RPKAD ke Kostrad. Moerdani menyerahkan komando batalyon RPKAD nya pada tanggal 6 Januari 1965.
=== KOSTRAD ===
Kepindahan Moerdani dari RPKAD ke Kostrad adalah hal yang mendadak dan belum ada posisi yang disiapkan untuknya. Posisi pertamanya adalah sebagai seorang perwira Operasi dan Biro Pelatihan. Peruntungannya berubah ketika [[Letnan Kolonel]] [[Ali Moertopo]] mengetahui bahwa ia adalah bagian dari Kostrad. Setelah berkenalan dengan Moerdani selama operasi di Irian Barat, Ali mengakui potensi Moerdani dan ingin lebih mengembangkan hal itu. Kebetulan, Ali pada saat itu adalah Asisten Intelijen [[Divisi Infanteri 1/Kostrad|Divisi Infanteri 1]], salah satu unit Kostrad yang ditempatkan di Sumatra dalam persiapan untuk menginvasi Malaysia. Ali merekrut Moerdani menjadi Wakil Asisten Intelijen dan memberinya pengalaman pertama kerja [[intelijen]].
Selain menjadi Wakil Asisten Intelijen, Moerdani juga menjadi bagian dari tim intelijen Operasi Khusus (Opsus). Tugasnya adalah untuk mengumpulkan informasi intelijen di [[Malaysia]] dari [[Bangkok]] ia menyamar menjadi penjual tiket [[Garuda Indonesia]].{{sfn|Pour|2007|p=141–142}}
Setelah [[Gerakan 30 September]] hancur pada 1 Oktober 1965 oleh [[Pangkostrad]] [[Mayjen]] [[Soeharto]], pekerjaan Moerdani semakin banyak. Dia dengan Ali bersama-sama mereka mulai bekerja untuk merancang upaya dalam mengakhiri Konfrontasi tersebut. Upaya mereka memuncak pada tanggal 11 Agustus 1966 ketika Pemerintah Indonesia dan Malaysia menandatangani kesepakatan untuk menormalkan hubungan antara kedua negara.
=== Karier diplomatik ===
Meskipun perdamaian telah tercapai, Moerdani tinggal di Malaysia sebagai [[chargé d'affaires]]. Tugas pertamanya adalah untuk menjamin pembebasan tentara Indonesia dan para pejuang gerilya yang telah tertangkap selama Konfrontasi.{{sfn|Pour|2007|p=163}} Pada bulan Maret 1968, bersama seorang [[duta besar]] akhirnya ia ditugaskan di Malaysia, Moerdani menjadi kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat. Pada saat yang sama, ia terus menjadi bagian dari Opsus dengan tugas melakukan pengawasan terhadap kejadian di dalam [[Perang Vietnam]].
Pada akhir tahun 1969, Moerdani dipindahkan ke [[Seoul]] untuk menjadi [[Konsul|Konsul Jenderal]] Indonesia di Korea Selatan. Moerdani dipromosikan dari kolonel menjadi brigadir jenderal pada bulan Februari 1970 sebelum dia mulai bertugas di Seoul.<ref name="Tempo2017">Tempo, 2017, ''Benny Moerdani'', Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, p. 48.</ref> Pada tahun 1973, status Moerdani ditingkatkan dari Konsul Jenderal menjadi chargé d'affaires.
=== Perwira intelijen ===
Karier diplomatik Moerdani berakhir tiba-tiba ketika terjadi [[Peristiwa Malari]] di Jakarta pada bulan Januari 1974 dan dalam waktu seminggu setelah peristiwa itu, Moerdani telah kembali ke Jakarta. Presiden Soeharto segera memberinya posisi yang membuatnya memiliki banyak kekuasaan. Moerdani menjadi Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan, Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ([[Kopkamtib]]), Kepala Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat), dan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara ([[Bakin]]).{{sfn|Pour|2007|p=184}}
Pada tahun 1975, Moerdani menjadi sangat terlibat dengan masalah [[dekolonisasi]] [[Timor Timur]]. Pada bulan Agustus 1975, Moerdani mulai mengirimkan tentara Indonesia dengan kedok relawan untuk mulai menyusup ke Timor Timur.{{sfn|Pour|2007|p=163}} Situasi diintensifkan pada tanggal 28 November 1975 ketika [[Fretilin]] memproklamasikan kemerdekaan Timor Timur. Operasi intelijen berhenti dan operasi militer, [[Operasi Seroja]] dimulai sebagai gantinya. Meskipun operasi itu bukan sebuah operasi intelijen, Moerdani terus terlibat, kali ini sebagai perencana invasi. Metodenya dalam merencanakan invasi memicu kemarahan dari rekan-rekan karena dilakukan tanpa sepengetahuan perwira komando tinggi, seperti Wakil Panglima ABRI [[Surono Reksodimedjo]] dan Pangkostrad [[Leo Lopulisa]] yang seharusnya terlibat dalam proses perencanaan.<ref>{{Cite web |url=http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/05/28/0018.html |title=Area Studies: East Timor (r) |access-date=2008-06-05 |archive-date=2008-06-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080605005857/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/05/28/0018.html |dead-url=no }}</ref>
Pada 28 Maret 1981, [[Garuda Indonesia Penerbangan 206]], yang seharusnya terbang dari Jakarta ke Medan dibajak. Berita itu tiba ketika Moerdani di [[Ambon]] di mana ia menghadiri pertemuan Pemimpin ABRI bersama Panglima ABRI [[M. Jusuf]]. Moerdani segera meninggalkan pertemuan itu untuk pergi ke Jakarta dan mempersiapkan untuk mengambil tindakan, pesawat yang dibajak telah mendarat di [[Bandara Don Mueang]], [[Bangkok]]. Moerdani bertemu dengan Soeharto dan atas izin Presiden ia menggunakan kekuatan dalam upaya untuk membebaskan para sandera; dasar pemikirannya adalah bahwa para pembajak seharusnya tidak diperbolehkan untuk mengintimidasi pilot pesawat untuk terbang ke negara-negara lain.{{sfn|Pour|2007|p=213}}
Didampingi oleh pasukan dari [[Kopassandha]], sebelumnya bernama RPKAD, Moerdani berangkat ke Thailand. Meskipun rencananya mengalami beberapa hambatan, terutama dari Pemerintah Thailand, pada akhirnya kesepakatan terjadi untuk mengambil tindakan militer. Pada pagi hari tanggal 31 Maret 1981, Moerdani secara pribadi memimpin pasukan Kopassandha menyerbu pesawat, mengambil kembali kendali itu, dan menyelamatkan para sandera.
== Panglima ABRI ==
[[Berkas:Leonardus Benyamin Moerdani.jpg|jmpl|ka|Jenderal TNI L.B. Moerdani menjadi [[Warga Kehormatan Korps Marinir|warga kehormatan]] [[Korps Marinir]].]]
=== Penunjukan ===
Pada bulan Maret 1983, Moerdani mencapai puncak karier militernya ketika Soeharto menunjuknya sebagai [[Panglima ABRI]] dan mempromosikan dirinya menjadi [[Jenderal]].
Moerdani mencapai posisi ini dengan sedikit agak berbeda karena ia tidak pernah memerintah di unit yang lebih besar dari batalyon dan tidak menjabat sebagai Panglima Daerah Militer ([[Kodam]]) dan [[Kepala Staf Angkatan Darat]]. Selain sebagai pemimpin ABRI, Moerdani juga ditunjuk menjadi [[Pangkopkamtib]], dan mempertahankan posisinya di Pusintelstrat, yang berganti nama menjadi [[Badan Intelijen Strategis]] (BAIS). Tidak seperti Panglima ABRI [[Orde Baru]] sebelumnya, Moerdani tidak memegang Departemen Pertahanan dan Keamanan.
=== Re-organisasi ABRI ===
Moerdani segera mengambil langkah untuk membenahi ABRI, pemotongan anggaran, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profesionalisme sebagai tujuan langsungnya.{{sfn|Pour|2007|p=239}}
Berkaitan dengan struktur komando, pertama Moerdani likuidasi Komando Wilayah Pertahanan ([[Kowilhan]]), struktur komando yang telah ada sejak 1969. Ia kemudian mengubah sistem komando daerah untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. [[Komando Daerah Militer]] (Kodam) dikurangi dari 16 menjadi 10, 8 Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) dirampingkan menjadi 2 Komando Armada, dan 8 Komando Daerah Angkatan Udara (Kodau) sama-sama dirampingkan menjadi 2 Komando Operasi.{{sfn|Pour|2007|p=243}} Polisi juga melakukan reorganisasi dengan pita merah yang dipotong untuk memungkinkan pasukan polisi di tingkat terendah untuk mengambil tindakan segera.
Moerdani juga mengurangi porsi kurikulum non-militer [[Akabri]]. Untuk meningkatkan kualitas input Akademi serta untuk memperkuat basis nasionalis, Moerdani mengonsep sekolah menengah atas untuk melatih bakat bangsa yang cerah untuk kemudian menjadi anggota kelompok elit nasional ([[SMA Taruna Nusantara]], sekarang berjalan dan terletak bersamaan dengan Akademi ABRI di [[Magelang]]). Moerdani juga meningkatkan kerja sama antara Angkatan Bersenjata negara-negara [[ASEAN]].{{sfn|Pour|2007|p=242}}
=== Peristiwa Tanjung Priok ===
Latar belakang Benny Moerdani yang beragama Katolik akan mencuat ke permukaan pada tahun 1984 ketika bersama-sama dengan Panglima Kodam V/Jayakarta, [[Mayor Jenderal]] [[TNI]] [[Try Sutrisno]], memerintahkan untuk menggunakan [[Peristiwa Tanjung Priok|tindakan keras terhadap demonstran Islam]] di [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], Jakarta yang mengakibatkan kematian. Moerdani mengklaim bahwa para demonstran telah terprovokasi dan tidak bisa dikendalikan secara damai dan sebagai hasilnya ia memerintahkan tindakan keras.{{sfn|Pour|2007|p=264}} Moerdani bersikeras bahwa dia tidak pernah ingin menganiaya [[Muslim]] dan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah Muslim di seluruh Jawa untuk meningkatkan citranya dengan Muslim.
Sebagai [[Panglima ABRI]], Moerdani bisa dibilang sebagai orang paling kuat kedua secara [[de facto]] dalam aspek sosial dan politik di Republik Indonesia saat itu, setelah [[Soeharto]].
=== Penghentian ===
Ia tidak lagi menjabat sebagai Panglima ABRI per 10 Februari 1988 dengan diganti oleh Try Soetrisno (yang kemudian menjadi Wakil Presiden untuk periode selanjutnya).<ref>{{Cite web|date=2023-06-12|title=Jalan Try Sutrisno ke Kursi RI 2|url=https://historia.id/politik/articles/jalan-try-sutrisno-ke-kursi-ri-2-vVWXO|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-06-14}}</ref> Banyak pihak menduga bahwa tindakan ini dilakukan sebagai akibat kecurigaan Soeharto bahwa Benny Moerdani mendukung [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI (Partai Demokrasi Indonesia)]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1987|Pemilihan umum 1987]] serta dugaan bahwa Ia akan mensabotase jabatan yang akan diberikan kepada [[Soedharmono]].
== Karier politik ==
=== Sidang Umum MPR 1988 ===
Pada tahun 1988, hubungan Moerdani dengan Soeharto telah memburuk. Meskipun ia setia kepada Soeharto, Moerdani cukup tegas untuk mengkritik Presiden soal [[korupsi]] dan [[nepotisme]] dalam rezimnya. Pada saat ini, Moerdani menjadi musuh dari [[Prabowo Subianto]], menantu Soeharto.
Tahun 1988 merupakan tahun yang penting karena itu adalah tahun digelarnya Sidang Umum MPR, tempat di mana Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Sidang Umum hampir tiba, Soeharto mulai membuat tanda-tanda bahwa ia ingin [[Sudharmono]] sebagai Wakil Presidennya. Menurut [[Kivlan Zen]], rekan dekat Prabowo, hal ini berlawanan dengan Moerdani, yang ingin agar dirinya menjadi Wakil Presiden.<ref>{{cite
|last = Uba
|title = Arsitek Intelijen Itu Telah Pergi
|publisher = Republika
|date = 30 August 2004
|url = http://www.polarhome.com/pipermail/marinir/2004-August/000356.html
|accessdate = 2007-01-13 }}</ref> Dengan demikian, hal ini tampaknya telah menjadi alasan pemberhentian Moerdani dari posisi Panglima ABRI pada Februari 1988, meskipun menurut [[Robert Elson]], hal ini dilakukan lebih karena Soeharto tidak ingin Moerdani mengendalikan ABRI ketika Sudharmono dinominasikan. Robert Elson berteori kemungkinan masa Wakil Kepresidenan Sudharmono menjadi langkah terakhir sebelum dirinya menjadi Presiden Indonesia.{{sfn|Elson|2001|p=258–259}}
Moerdani tampaknya tidak menyerah. Pada bulan yang sama petinggi [[Golkar]] bertemu untuk membahas Sidang Umum MPR. Soal calon Wakil Presiden, fraksi-fraksi sepakat untuk mencalonkan Sudharmono. Nominasi fraksi ABRI ditunda, Moerdani terus menunda-nunda dengan mengklaim bahwa ia tidak membahas pencalonan Wakil Presiden Soeharto. Ketika ditekan, Moerdani menyatakan keprihatinan tentang pencalonan Sudharmono meskipun ia tidak memberikan alasan tertentu. Pada satu tahap, ia mulai memberikan sinyal bawah sadar bahwa Try Sutrisno harus dinominasikan sebagai Wakil Presiden. Try tidak menangkap ini dan bersama dengan perwira lainnya meyakinkan Moerdani bahwa calon Wakil Presiden fraksi ABRI adalah Sudharmono.
Banyak yang percaya bahwa Moerdani bertanggung jawab atas kontroversi pencalonan Sudharmono. Diyakini bahwa serangan [[Brigjen]] [[Ibrahim Saleh]] kepada Sudharmono dan pencalonan Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) [[Djaelani Naro]] sebagai Wakil Presiden adalah pekerjaan Moerdani. Namun, keinginan Suharto terwujud pada akhirnya Sudharmono terpilih menjadi Wakil Presiden.
=== Menteri Pertahanan dan Keamanan ===
Meskipun ada upaya untuk menggagalkan Sudharmono, Soeharto tidak menurunkan Moerdani dan menunjuknya sebagai [[Menteri Pertahanan dan Keamanan]]. Namun, Moerdani kehilangan sebagian dari kekuasaannya pada bulan September 1988 dengan dibubarkannya [[Kopkamtib]].
Selama masa jabatannya sebagai Menteri, Moerdani dituduh merencanakan [[kudeta]] terhadap Soeharto.<ref>{{cite web
|last = SIB
|title = Kivlan dan Prabowo Dukung Habibie, Cegah Benny Moerdani Jadi Presiden
|publisher = Sinar Indonesia
|date = 5 Oktober 2006
|url = http://www.hariansib.com/content/view/14334/38/
}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hal ini mendorong Soeharto menjanjikan tindakan keras terhadap siapa saja yang berani menggantikannya secara inkonstitusional.
=== Sidang Umum MPR 1993 ===
Sebelum Sidang Umum MPR 1993, Moerdani dipandang sebagai insinyur pencalonan [[Try Sutrisno]] sebagai Wakil Presiden. Soeharto tidak senang dengan pencalonan itu dan menerima Try dengan berat hati. Penghiburan bagi Soeharto adalah bahwa ia tidak memasukan nama Moerdani ke kabinet berikutnya sekaligus mengakhiri karir politik Benny Moerdani.
== Kehidupan pribadi ==
Moerdani menikah dengan Hartini, seorang pramugari Garuda Indonesia, pada 12 Desember 1964 di catatan sipil setelah melalui masa pacaran yang tak mudah selama delapan tahun. Sebagai seorang kepala keluarga, ia termasuk orang yang "gila kerja". Diketahui ia memiliki kamar sendiri di kantor, lengkap dengan segala kebutuhannya. Ia jarang berada di rumah pribadinya karena sering menjalankan misi rahasia bahkan tanpa pamit pada sang istri. Saat hendak melahirkan pun Hartini tidak mengetahui keberadan suaminya. Hampir saja anak mereka diberi nama Harbeni Takariana oleh Presiden Soekarno, namun akhirnya Moerdani segera pulang dan mengubah nama anaknya menjadi Ria Moerdani. Meski terkesan dingin, Moerdani adalah sosok yang romantis. Ia selalu memakan bekal buatan istrinya yang ia bawa dari rumah atau diantar ke kantor. Pada hari menjelang pernikahan anak semata wayangnya, ia sebenarnya sedang sakit pingang namun bersikeras untuk memasang sendiri ''bleketepe''. Ketika menyaksikan misa pemberkatan putrinya di Gereja Katedral, Moerdani tak kuasa menahan tangis haru ketika lagu ''[[Salam Maria|Ave Maria]]'' dilantunkan. Tangis Moerdani kembali pecah ketika ia memberi nasihat pernikahan kepada anak dan menantunya.<ref>{{Cite book|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/908556191|title=Benny Moerdani yang belum terungkap.|location=Jakarta|isbn=978-979-9108-29-6|edition=Cetakan pertama|others=Kepustakaan Populer Gramedia|oclc=908556191}}</ref>
Ada dugaan bahwa keretakan hubungan Soeharto dengan Benny Moerdani diakibatkan oleh keberanian Benny Moerdani untuk menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang tidak menyukai keikutsertaan anak-anak Soeharto di dalam dunia bisnis ketika mereka berdua sedang bermain biliar di kediaman pribadi Soeharto di Jalan Cendana.<ref>{{Cite web|title=TAWA Presiden Soeharto di Meja Biliar Berubah Murka, Gegara Teguran LB Moerdani, Belakangan Terbukti|url=https://newsmaker.tribunnews.com/2021/01/04/tawa-presiden-soeharto-di-meja-biliar-berubah-murka-gegara-teguran-lb-moerdani-belakangan-terbukti|website=Tribunnewsmaker.com|language=id-ID|access-date=2023-06-14}}</ref>
== Kematian ==
[[Berkas:LB Moerdani-TMPNU Kalibata 1.jpg|al=Makam Benny Moerdani di TMP Kalibata|jmpl|Makam Benny Moerdani di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.]]
Moerdani meninggal dunia sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu 29 Agustus 2004 di [[RSPAD Gatot Subroto]], Moerdani sudah dirawat di rumah sakit tersebut sejak 7 Juli 2004 karena [[stroke]] dan [[radang paru-paru|infeksi paru-paru]].<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/30/nas05.htm |title=In Memoriam Benny Moerdani — Sosok Intelijen yang Misterius |access-date=2014-06-15 |archive-date=2014-01-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140124172231/http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/30/nas05.htm |dead-url=yes |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref> Dia meninggalkan seorang istri, satu putri, dan lima cucu. Jenazahnya disemayamkan rumah duka Jalan Terusan Hang Lekir IV/43, Jakarta Selatan dan kemudian di Markas Besar TNI Angkatan Darat. Upacara penghormatan jenazah di Mabes AD dipimpin oleh [[Kepala Staf Angkatan Darat]], Jenderal TNI [[Ryamizard Ryacudu]]. Ia dimakamkan hari itu pula pukul 13.45 WIB di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], dengan inspektur upacara [[Panglima TNI]], Jenderal TNI [[Endriartono Sutarto]].<ref>[http://news.liputan6.com/read/85046/hari-ini-lb-moerdani-dimakamkan Hari Ini L.B. Moerdani Dimakamkan]</ref>
== Penghargaan ==
=== Tanda jasa ===
Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1988|p=754-755}}
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Utama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Peringatan Kemerdekaan.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana GOM VII.gif |width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Seroja.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Medali Veteran Perdamaian.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the Yugoslavian Star With Golden Wreath Rib.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Diplomatic Service Merit (Class 3) Heung-In Medal ribbon.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=EGY Order of the Republic - Grand Officer ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the White Elephant - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=ROK Order of National Security Merit (Gugseon) Ribbon.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PHL Distinguished Service Star ribbon bar.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PHL Legion of Honor - Commander Ribbon Bar (Before 2003).png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Panglima Mangku Negara (PMN) Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=DPKT Brunei.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=JOR Order of Independence Grand Cordon Ribbon Bar.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Panglima Gagah Angkatan Tentera.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Darjah Mahkota Johor Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the Star of the Hornbill - Knight Grand Commander (DP) ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera) ribbon.png|width=100}}
|}
{| class="wikitable" width="80%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (10 Agustus 1987)<ref name="moerdanimahaputera12">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021}}</ref><ref>{{Cite book|last=DPP Golkar|first=Indonesia|date=1986|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mediakarya/XVbpAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=gubernur+terima+bintang+jasa&pg=RA8-PA44&printsec=frontcover|title=Mediakarya
majalah bulanan Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya · Edisi 31-52|location=Indonesia|publisher=Golongan Karya (Organization). Dewan Pimpinan Pusat|pages=44|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (27 Juli 1982)<ref name="moerdanimahaputera12"/>
| colspan="1"|[[Bintang Sakti]] (19 Februari 1963)<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/bintang-sakti-untung-sjamsuri-dan-benny-moerdani-crc7|date=22 Juni 2017|title=Bintang Sakti Untung Sjamsuri dan Benny Moerdani|first=Petrik|last=Matanasi|editor-first=Dea|editor-last=Anugrah|access-date=7 Oktober 2022|work=Tirto}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Utama]] (1987)<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1987-08-22|title=Penghargaan penyerahan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/29797/penghargaanpenyerahan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]] (1987)<ref name="Administrator">{{Cite web|last=Administrator|date=1987-04-11|title=Menerima empat bintang utama|url=https://majalah.tempo.co/read/album/31176/menerima-empat-bintang-utama|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]] (1987)<ref name="Administrator"/>
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VII]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[Satyalancana Seroja]]
| colspan="1"|Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (1989)<ref>{{Cite web|last=Tempomedia|title=Penghargaan bintang LVRI|url=https://majalah.tempo.co/read/album/22261/penghargaan-bintang-lvri|website=majalah.tempo.co|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star with Golden Wreath]] - Yugoslavia (1975)<ref>{{Cite web|date=2017-08-11|title=Recipient Order of Yugoslav Star|url=https://gmic.co.uk/topic/71652-recipient-order-of-yugoslav-star/|website=Gentleman's Military Interest Club|language=en-GB|access-date=2024-05-28}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Diplomatic Service Merit#Grades|Order of Diplomatic Service Merit - 3rd Class (Heung-in Medal)]] - Korea Selatan
|-
!Baris ke-8
| colspan="1"|[[:en:Order of the Republic (Egypt)|Order of the Republic, 2nd Class]] - Mesir
| colspan="1"|[[:en:Order of the White Elephant|Knight Grand Cross of the Most Exalted Order of the White Elephant]] - Thailand (1984)<ref name="Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163">{{Cite book|last=Departemen Pertahanan-Keamanan, Staf Pembinan Karyawan|first=Indonesia|date=1963|url=https://www.google.co.id/books/edition/Mimbar_kekaryaan_ABRI/kBy5AAAAIAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kepala+staf+angkatan+bersenjata+terima+bintang&pg=RA3-PA72&printsec=frontcover|title=Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Angkatan Bersenjata|pages=72|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of National Security Merit#Grades|Order of National Security Merit - 2nd Class (Gukseon Medal)]] - Korea Selatan
| colspan="1"|[[:en:Distinguished Service Star|Distinguished Service Star]] - Filipina
|-
!Baris ke-9
| colspan="1"|[[:en:Philippine Legion of Honor|Commander of the Philippine Legion of Honor]] - Filipina (1988)<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1988-03-05|title=Penghargaan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/24689/penghargaan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara|Panglima Mangku Negara (P.M.N.)]] - Malaysia (1984)<ref name="Mimbar kekaryaan ABRI.
Edisi 151-163"/><ref>{{cite web|url=http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1984.pdf|title=SENARAI PENUH PENERIMA DARJAH KEBESARAN,
BINTANG DAN PINGAT PERSEKUTUAN TAHUN 1984|access-date=7 Oktober 2022|archive-date=30 Mei 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20181223074748/http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1984.pdf|url-status=active}}</ref><ref>{{Cite web|last=Author|first=Author|date=1983-09-19|title=Mahathir gets a kris and Murdani is awarded a title|url=https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/straitstimes19830916-1.2.58.2?qt=commander,%20in,%20chief,%20of,%20the,%20indonesian,%20armed,%20forces&q=commander%20in%20chief%20of%20the%20indonesian%20armed%20forces|website=NewspaperSG|access-date=2024-07-25}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Paduka Keberanian Laila Terbilang|Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang - Peringkat Pertama (D.P.K.T.)]] - Brunei (1985)<ref>{{Cite book|last=Department of Information, Ministry of Culture, Youth and Sports, Brunei Darussalam|first=Brunei|date=1985|url=https://www.google.co.id/books/edition/Brunei_Darussalam/O95RAQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=general+moerdani+received+state+honour&dq=general+moerdani+received+state+honour&printsec=frontcover|title=Brunei Darussalam
Edisi 1-41|location=Brunei|publisher=Brunei. Jabatan Penerangan, Brunei. Jabatan Penyiaran dan Penerangan|pages=7|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Independence (Jordan)|Grand Cordon of the Order of Independence]] - Yordania
|-
!Baris ke-10
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of Malaysia#Military orders and medals|Pingat Panglima Gagah Angkatan Tentera (P.G.A.T.)]] - Malaysia (1986)<ref>{{Cite book|last=Bersenjata|first=Indonesia Angkatan|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=PB65AAAAIAAJ&pg=RA14-PA71&lpg=RA14-PA71&dq=panglima+tni+terima+Bintang+kehormatan+PGAT&source=bl&ots=-wTvb-m3bf&sig=ACfU3U2ZiyNlpTsB4Ct-cuDeUCtEcXvmzg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiL3M_5maf-AhXxxjgGHXY4CeE4FBDoAXoECAUQAg#v=onepage&q=panglima%20tni%20terima%20Bintang%20kehormatan%20PGAT&f=false|title=Mimbar kekaryaan ABRI.|publisher=Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan|language=id}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Crown of Johor|Sri Paduka Mahkota Johor (S.P.M.J.)]] - Johor (1986)<ref>"Honours for 177 on Sultan's 54th birthday", ''New Straits Times'', 8 April 1986.</ref><ref>{{Cite web|last=Administrator|date=1986-04-12|title=Menerima bintang kehormatan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/34837/menerima-bintang-kehormatan|website=Tempo|language=en|access-date=2023-04-25}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of the Star of Hornbill Sarawak|Datuk Patinggi Bintang Kenyalang (D.P.)]] - Sarawak (1986)
| colspan="1"|[[:en:Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera)|Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera) (D.U.B.C.)]] - Singapura (30 Juni 1987)<ref>{{Cite web|title=President Wee Kim Wee conferring Singapore's highest military award to General Benny Moerdani on 30 June 1987 - BookSG - National Library Board, Singapore|url=https://eresources.nlb.gov.sg/printheritage/image.aspx?id=d0b2c040-8671-4964-b65f-64676891148e|website=eresources.nlb.gov.sg|access-date=2023-02-05}}</ref><ref>{{Cite web|title=Indonesian Armed Forces Commander-in-Chief General Benny …|url=https://www.nas.gov.sg/archivesonline/photographs/record-details/fd2fb5b9-1161-11e3-83d5-0050568939ad|website=www.nas.gov.sg|access-date=2023-02-05}}</ref>
|}
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last= Pour|first= Julius|title= Benny: Tragedi Seorang Loyalis|year= 2007|location= Jakarta|language= Indonesia|isbn=978-979-1056-10-6|publisher=Kata Hasta Pustaka}}
* {{cite book|last= Elson|first= Robert|title= Suharto: A Political Biography|url= https://archive.org/details/suhartopolitical0000elso|year= 2001|publisher= The Press Syndicate of the University of Cambridge|location= UK|language=|isbn=0-521-77326-1|pages= [https://archive.org/details/suhartopolitical0000elso/page/258 258]–259}}
* {{Citation|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1988|title= Buku Pelengkap IX Pemilihan Umum 1987, Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987|volume=XVIII|pages=|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pemilihan_umum_1987/dB4TAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=0}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/77-lb-moerdani Profil L.B. Moerdani di Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120222181437/http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/77-lb-moerdani |date=2012-02-22 }}
* {{id}} [http://www.polarhome.com/pipermail/marinir/2004-August/000355.html Berita wafatnya Moerdani]
* {{id}} [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1999/08/15/0040.html Artikel tentang keengganan ABRI mencalonkan Sudharmono sebagai Wakil Presiden] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080624231629/http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1999/08/15/0040.html |date=2008-06-24 }}
{{S-start}}
{{s-off}}
{{Kotak_suksesi |
{{
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Panglima ABRI]] |tahun = 1983–1988|pendahulu = [[M. Jusuf]] |pengganti = [[Try Sutrisno]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Pangkopkamtib]] |tahun = 1983–1988|pendahulu = [[Sudomo]] |pengganti = Tidak ada,<br>jabatan dihapuskan}}
{{End}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Kabinet Pembangunan IV}}{{Menteri Pertahanan Indonesia}}{{Panglima TNI}}{{Authority control}}
<!--<sup>[2]</sup> Moerdani mulai mengangkat senjata sebagai [[Tentara Pelajar]] saat masih 14 tahun. Sebagai anak muda yang belum berpengalaman, beliau nyaris tewas dua kali saat pletonnya diserang dari sisi dan saat melarikan diri di Sekarpace. Dua kakaknya juga turut berjuang, salah satunya menjadi pasukan pengawal [[Slamet Rijadi]].
<sup>[1]</sup> Setelah penyerahan kedaulatan, Moerdani melanjutkan sekolah dan masuk sekolah kader infanteri TNI-AD. Dia direkrut dalam kompi Kesatuan Komando Angkatan Darat. Satu-satunya kompi komando tersebut memerangi [[DI/TII]], terjun di PekanBaru dan Padang memerangi [[PRRI]], dan melakukan operasi amfibi di Menado memerangi [[Permesta]]. Moerdani kembali nyaris gugur saat jeepnya ditembak bazooka. Setelah mengikuti sekolah lanjutan di Amerika, Mayor Moerdani memimpin pasukan gabungan [[RPKAD]] dan [[Kostrad]] terjun dalam Operasi Naga di Irian Jaya, dalam operasi ini beliau nyaris gugur lagi saat pasukannya disergap marinir Belanda dan Moerdani diincar penembak runduk (sniper). Moerdani juga memerangi pasukan Inggris di [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia|konfrontasi Malaysia]]. Kelak setelah menjadi Panglima TNI, Moerdani mengunjungi markas SAS di Inggris dan baru diberitahu beliau juga pernah dibidik sniper SAS saat menyusuri sungai dengan sampan.
<sup>[1]</sup> Kariernya di RPKAD terhenti karena perselisihan dengan Dan RPKAD saat itu yang akan mengeluarkan dari satuan RPKAD prajurit yang terluka atau cacat dalam penugasan. Moerdani mempertanyakan kelanjutan karier anak buahnya nanti tetapi tidak mendapat tanggapan. Loyalitas kepada anak buah dan penghargaan kepada prajurit yang berkorban demi bangsa dan negara ( mati ataupun hidup dengan cacat fisik permanen )membuat Moerdani melepas "baret merah" dan sejak saat itu keluar dari Cijantung, Moerdani tak mau lagi mengenakan "baret merah" (hingga Sintong menjabat Danjen Kopassandha, berhasil membujuknya memakai "baret merah" kembali ). Moerdani masuk Kostrad dan oleh Letkol [[Ali Moertopo]] ditugaskan sebagai perwira inteljen di Bangkok. Moerdani menjalin kontak dengan Malaysia untuk menjembatani perdamaian. Karier inteljen dilanjutkan menjadi atase di Korea. Setelah kejadian [[Malari]], Moerdani dipanggil [[Soeharto]] kembali ke Jakarta menjadi Brigjen untuk memegang komando inteljen. Penugasan kontroversial adalah operasi terselubung menjelang [[Operasi Seroja]]. Nama Moerdani terkenal saat berhasil membujuk pemerintah [[Kerajaan Thai]] (yang beliau kenal saat menjadi perwira inteljen di Bangkok) untuk mengizinkan operasi militer terhadap pesawat [[Woyla]].
== Peristiwa Tanjung Priok ==
Kontroversi Moerdani dalam keterlibatannya dalam [[Peristiwa Tanjung Priok]] pernah membuat Moerdani diadili di [[mahkamah militer]] dalam skandal militer Indonesia di kala rezim [[Orde Baru]].
== Perselisihan dengan Soeharto ==
<sup>[1]</sup> Dalam buku 'Tragedi Seorang Loyalis', saat menjabat Panglima ABRI Moerdani memberi komentar mengenai bisnis anak-anak Soeharto. Soeharto marah dan mecopot jabatan Moerdani.<sup>[3]</sup> Dalam buku Sintong Panjaitan (komandan Den81 yang menyerbu Woyla), disebutkan Kapten [[Prabowo Subianto]] (menantu Soeharto) pernah merencanakan menculik Moerdani karena tuduhan makar. Prabowo Subianto tidak memberi komentar mengenai peristiwa ini dalam bukunya.
<sup>[1]</sup> Pour, Julius. Benny: Tragedi Seorang Loyalis Kata Hasta Pustaka (first published 1993)
<sup>[2]</sup> Pour, Julius. Ign. Slamet Rijadi: Dari Mengusir Kempeitai Sampai Menumpas RMS 2008 by Gramedia
<sup>[3]</sup> Subroto, Hendro. Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Gramedia 2009
-->
{{DEFAULTSORT:Moerdani, Leonardus Benyamin}}
[[Kategori:Tokoh intelijen Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Tentara Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban]]
[[Kategori:Tokoh Kopassus]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia keturunan Jerman]]
[[Kategori:Tokoh dari Blora]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pertahanan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Perserikatan Orde Baru]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sakti]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|