Tabrakan kereta api Bintaro 1987: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.79.2.20 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Hysocc
k Bot: Mengganti kategori Kecelakaan kereta api di Indonesia dengan Kecelakaan dan insiden kereta di Indonesia
 
(183 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect|Tragedi Bintaro|film|Tragedi Bintaro (film)|kecelakaan yang melibatkan KRL lawan truk tangki pada 9 Desember 2013|Kecelakaan kereta api Bintaro 2013}}
{{Infobox rail accident
| image = BintaroProses tragedyevakuasi Tragedi Bintaro.JPGpng
| caption = Proses evakuasi sesaat setelah kejadian, sebagaimana diliput oleh ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Evakuasi Tragedi Bintaro melibatkan bermacam-macam elemen mulai dari ABRI, pemadam kebakaran, relawan, dan masyarakat umum.
|caption =
|title name = TragediTabrakan kereta api<br>Bintaro 1987
| date = 19{{Start Oktoberdate and age|1987|10|19}}
| time = 06:.45 WIB (permulaan)
| location = [[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
| country = [[Indonesia]]
| image_map = {{Infobox mapframe|type=point|zoom=12}}
|line = Tanah Abang - Rangkasbitung
| line = [[Jalur kereta api Merak–Tanahabang|Merak–Tanahabang]] segmen Rangkasbitung–Tanahabang
|operator = [[PT Kereta Api]]
| operator = [[Kereta Api Indonesia|Perusahaan Jawatan Kereta Api]]
|type = Tabrakan berhadapan
| type = [[Adu banteng (tabrakan)|Adu banteng]]
|cause = Kesalahan manusia
| cause = Kelalaian PPKA Stasiun Sudimara dalam memberikan tanda aman bagi KA 225
|trains = 2
| trains = 2 (KA 225 vs. KA 220)
|pax =
|deaths pax = 156
| deaths = 139 dengan rincian
|injuries = ± 300
* 113 teridentifikasi
* 26 tak diketahui identitasnya
| injuries = 254 dengan rincian
* 170 dirawat di rumah sakit
* 84 luka ringan
| crew = '''KA 225:'''
* [[Slamet Suradio]], masinis
* Soleh, asisten masinis
* Adung Syafei, kondektur
'''KA 220:'''
* Amung Sunarya, masinis
* Mujiono, asisten masinis
'''Stasiun Sudimara: '''
* Djamhari, PPKA
'''Stasiun Kebayoran:'''
* Umriyadi, PPKA
| damage = Rusak pada:
* lokomotif [[BB303]] 16 dan [[BB306]] 16
* satu kereta penumpang berbagasi kelas 3 (KB3)
* tiga kereta penumpang kelas 3 (K3)
}}
'''Tabrakan kereta api Bintaro 1987''' atau yang dikenal dengan nama "'''Tragedi Bintaro I"''' adalah peristiwa kecelakaan tragis yang [[Tabrakan kereta api|melibatkan dua buah]] [[kereta api]] di daerah Pondok Betung, [[Bintaro Jaya|Bintaro]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], pada tanggal 19 Oktober 1987 yang merupakan musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di [[Indonesia]]. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.<ref>{{cite news|title=Kecelakaan KA Paling Tragis, Lebih Seratus Orang Tewas|publisher=Harian [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|date=20 Oktober 1987}}</ref><ref name=":0">{{Cite news|url=|title=Tabrakan KA Mengerikan, 72 Orang Tewas Seketika|last=|first=|date=20 Oktober 1987|work=Suara Pembaruan|access-date=}}</ref>
 
Dalam kecelakaan ini, rangkaian kereta api Patas Merak jurusan Tanah Abang–Merak yang berangkat dari [[Stasiun Kebayoran]] (KA 220) bertabrakan dengan kereta api Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung–Jakarta Kota (KA 225) yang berangkat dari [[Stasiun Sudimara]]. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu kecelakaan paling buruk dalam sejarah transportasi di [[Indonesia]] dengan mencatatkan 139 tewas dan 254 orang lainnya luka berat. Proses evakuasi penumpang kereta api menjadi tantangan mengingat kerasnya [[Adu banteng (tabrakan)|tabrakan adu banteng]].<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/090415465/senin-kelam-19-oktober-1987-terjadinya-tragedi-bintaro|title=Senin Kelam 19 Oktober 1987, Terjadinya Tragedi Bintaro...|last=Haryanti|first=Rosiana|date=|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-07-08|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|archive-date=2020-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20200630222543/https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/090415465/senin-kelam-19-oktober-1987-terjadinya-tragedi-bintaro|dead-url=no}}</ref><ref name=":1">{{Cite news|url=https://majalah.tempo.co/read/kartun/144260/lebih-dari-seratus-orang-mati-dosa|title=Lebih dari Seratus Orang Mati, Dosa Siapa?|date=2013-12-16|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604080823/https://majalah.tempo.co/read/kartun/144260/lebih-dari-seratus-orang-mati-dosa|dead-url=no}}</ref><ref name=":2">{{Cite report|url=|title=Laporan PJKA tentang Musibah Bintaro 19 Oktober 1987|last=PJKA|first=|date=1987/1988|issue=|doi=|volume=|pmid=|access-date=}}</ref>
'''Tragedi Bintaro''' adalah peristiwa tabrakan hebat dua buah [[kereta api]] di daerah Pondok Betung, [[Bintaro]], [[Jakarta Selatan]], pada tanggal [[19 Oktober]] [[1987]] yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di [[Indonesia]]. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.
 
Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas [[Stasiun Sudimara]] yang memberikan [[sinyal kereta api|sinyal]] aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari [[Stasiun Kebayoran]]. Hal ini dilakukan karena tidak ada jalur yang kosong di Stasiun Sudimara.
Sebuah kereta api yang berangkat dari [[Rangkasbitung]], bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari [[Stasiun Tanah Abang]]. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di [[Indonesia]].
 
== Lokasi kejadian ==
Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas [[Stasiun Sudimara]] yang memberikan [[sinyal]] aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari [[Stasiun Kebayoran]]. Hal ini dilakukan karena penuhnya jalur di stasiun Sudimara.
Berdasarkan keterangan resmi dari [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]] (PJKA), lokasi kecelakaan berada pada km 17+252 lintas Angke–Tanahabang–Rangkasbitung–Merak.<ref name=":2" /> Lokasi tersebut berada pada tikungan S yang pada masa itu masih didominasi perkebunan dan semak belukar yang luas, sebelum adanya [[Jalan Tol Ulujami–Serpong|Jalan Tol Jakarta–Serpong]] di barat yang dibangun antara tahun 1999–2005. Lokasi ini juga terletak sekitar 1,5&nbsp;km di sebelah barat daya [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir|TPU Tanah Kusir]].
 
== LokasiKronologi ==
Kecelakaan terjadi di antara [[Stasiun Pondok Ranji]] dan Pemakaman Tanah Kusir, Sebelah Utara [[SMA Negeri 86 Jakarta|SMUN 86 Bintaro]]. Di dekat tikungan melengkung Tol Bintaro, tepatnya di lengkungan S, berjarak kurang lebih 200 [[meter|m]] setelah palang pintu Pondok Betung dan ± 8 [[Kilometer|km]] sebelum Stasiun Sudimara.
 
=== KecelakaanVersi PJKA ===
KA 225 ditarik lokomotif [[BB306]] 16 dengan [[Slamet Suradio]] sebagai masinis, Soleh sebagai asisten masinis, dan Adung Syafei sebagai kondektur. Sementara itu, KA 220 ditarik lokomotif [[BB303]] 16 dan dimasinisi oleh Amung Sunarya, dengan asistennya, Mujiono.<ref>{{Cite news|author=SindoNews|date=11 Desember 2013|title=Tragedi Bintaro|url=http://metro.sindonews.com/read/815581/31/tragedi-bintaro-1386700615|language=Indonesia|accessdate=[[9 Februari]] [[2015]]|work=[[Sindonews.com]]|last=Saputra|first=Rendra|archive-date=2020-01-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200113035926/https://metro.sindonews.com/read/815581/31/tragedi-bintaro-1386700615|dead-url=no}}</ref>
 
PeristiwaBerdasarkan bermulagapeka atasyang kesalahanberlaku kepalasaat [[Stasiun Serpong]] memberangkatkanitu, KA 225 kedijadwalkan tiba di [[Stasiun Sudimara]], tanpapada mengecekpukul kepenuhan06.40 jaluruntuk KA[[Persilangan didan Stasiunpersusulan Sudimara.kereta Sehingga,api|bersilang]] ketikadengan KA 225,220 jurusanpada [[Rangkasbitung]]-[[Jakartapukul Kota]]06.49. Pada kenyataannya, tibaKA di225 Stasiunterlambat Sudimara5 padamenit. pukulPada 6:45saat WIB,itu stasiunemplasemen Stasiun Sudimara yang punyamemiliki 3tiga jalur saattelah ituditafsirkan "penuh" dengandan "tidak dapat menerima persilangan KA." karena:
 
* jalur 1 dalam kondisi buruk dan hanya dipakai untuk langsiran dan sepur simpan;
* Jalur 1: KA 225
* jalur 2 berisi KA barang 1035;
* Jalur 2: KA [[Indocement]] hendak ke arah Jakarta juga
* jalur 3 berisi KA 225 yang berhenti.<ref name=":2" />
* Jalur 3: Gerbong tanpa lokomotif
 
Karena Stasiun Sudimara sudah tidak dapat menerima persilangan antarkereta api, maka KA 225 harus meninggalkan Stasiun Sudimara untuk berhenti lagi di stasiun berikutnya, [[Stasiun Kebayoran|Kebayoran]], dalam kondisi jalur masih [[Jalur tunggal|tunggal]] dan tidak memiliki perhentian di antara keduanya. Sesuai dengan peraturan dinas, petugas [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) Sudimara wajib:
KA 225 sedianya bersilang dengan KA 220 Patas di [[Stasiun Kebayoran]] yang hendak ke [[Stasiun Merak|Merak]]. Itu berarti KA 220 Patas di stasiun Kebayoran harus mengalah, namun [[PPKA]] Stasiun Kebayoran tidak mau mengalah dan tetap memberangkatkan KA 220. PPKA Stasiun Sudimara pun lantas memerintahkan juru langsir untuk melangsir KA 225 masuk jalur 3. Saat akan dilangsir, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena penuhnya lokomotif pada saat itu. Kemudian masinis bertanya kepada penumpang yang berada di lokomotif "berangkat ?" penumpang menjawab "berangkat !!". Sang masinis pun membunyikan [[Semboyan kereta api##Semboyan 35|Semboyan 35]] dan berjalan. Juru langsir yang kaget mengejar kereta itu dan naik di gerbong paling belakang. Para petugas stasiun kaget, beberapa ada yang mengejar kereta itu menggunakan sepeda motor. PPKA Sudimara Djamhari mencoba memberhentikan kereta dengan menggerak-gerakkan [[Sinyal kereta api|sinyal]], namun tidak berhasil. Dia pun langsung mengejar kereta itu dengan mengibarkan bendera merah. Namun sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, dia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung. Tetapi kereta tetap melaju. Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal [[Semboyan kereta api#Semboyan Genta|semboyan genta]].
 
* menelepon PPKA Kebayoran untuk meminta izin memindahkan tempat persilangan; dan
KA 225 berjalan dengan kecepatan 25[[kilometer|km]]/jam karena baru melewati perlintasan, sedangkan KA 220 berjalan dengan kecepatan 30km/jam.
* mengirimkan Surat Pemindahan Tempat Persilangan (PTP) yang harus diserahkan langsung ke masinis dan kondektur KA 225.<ref name=":2" />
 
Namun sayangnya, Surat PTP itu diserahkan tanpa memberikan izin terlebih dahulu kepada PPKA Kebayoran. Bahkan PTP itu dikirimkan tidak sesuai prosedur karena diserahkan melalui seorang petugas pelayanan kereta api (PLKA) baru kemudian diserahkan kepada masinis dan kondektur KA 225. Barulah setelah itu, PPKA Sudimara menelepon ke PPKA Kebayoran (Mad Ali) untuk meminta izin pindah tempat persilangan. Mad Ali menjawab, "''Gampang'', nanti diatur." Pagi itu, terjadi [[Kerja bergilir|pergiliran]] PPKA dari ''shift'' malam ke ''shift'' pagi. Saat serah terima ''shift'' tersebut, Mad Ali yang merupakan PPKA ''shift'' malam memberi tahu PPKA ''shift'' pagi (Umriyadi) bahwa KA 251, 225, dan 1035 belum tiba di Stasiun Kebayoran. KA 251 sedang melaju ke arah Kebayoran untuk bersilang dengan KA 220.<ref name=":2" />
Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, [[Senin]] pagi itu bertabrakan di tikungan S ± Km 18.75. Kedua kereta hancur, terguling dan ringsek. Kedua lokomotif dengan seri [[BB303|BB 30316]] dan [[BB306|BB 30616]] rusak berat. Jumlah korban jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.
 
Begitu KA 251 berhenti di Kebayoran, Umriyadi meminta izin memberangkatkan KA 220. Namun, Djamhari menjawab, "Tunggu aman saya, saya lagi sibuk!" Seharusnya sesuai prosedur yang ada, Djamhari harus menyatakan ''menolak'' memberikan izin keberangkatan bagi KA 220 dan mengabarkan bahwa ada kereta api yang harus berangkat dari Sudimara ke Kebayoran sesuai jadwal.<ref name=":2" />
<gallery>
file:58144120117808779417788.jpg | Keadaan rangkaian kereta api setelah tabrakan (dilihat dari dekat gerbong pertama)
file:Tragedi bintaro by elzgunz.jpg | Keadaan rangkaian kereta api dari jarak jauh
file:Tragedi bintaro by elzgunz 2.jpg | Keadaan rangkaian dari jarak dekat
</gallery>
 
Dalam situasi Djamhari bingung, KA 225 mulai dipadati penumpang, serta banyak yang naik di lokomotif.<ref>{{Cite news|date=2020-10-19|title=Tragedi Bintaro 19 Oktober, 33 Tahun Lalu Tanah Jakarta Berwarna Merah|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/19/17170081/tragedi-bintaro-19-oktober-33-tahun-lalu-tanah-jakarta-berwarna-merah|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-06-13|editor-last=Asril|editor-first=Sabrina|first=Wahyu Adityo|last=Prodjo|archive-date=2022-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220519214140/https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/19/17170081/tragedi-bintaro-19-oktober-33-tahun-lalu-tanah-jakarta-berwarna-merah|dead-url=no}}</ref>
== Sanksi atas kelalaian pihak yang terlibat ==
 
Begitu komunikasi antar-PPKA ditutup, Umriyadi justru memberangkatkan KA 220 dengan asumsi bahwa persilangan KA 225 tetap dilakukan di Sudimara. Agar meyakinkan, Umriyadi menelepon ke Djamhari bahwa KA 220 sudah berangkat dari Stasiun Kebayoran. Padahal PTP sudah telanjur diberikan kepada masinis dan kondektur KA 225. Dengan kebingungan tersebut, Djamhari mengakali masalah ini dengan melangsir KA 225 dari jalur 3 ke jalur 1 Stasiun Sudimara. Akhirnya Djamhari memerintahkan seorang petugas harian stasiun untuk melangsir. Perihal langsiran tersebut harus ditulis oleh PPKA dalam laporan harian masinis serta menjelaskannya secara lisan.<ref name=":2" />
Akibat tragedi tersebut, [[masinis]] Slamet Suradio diganjar 5 tahun kurungan. Ia juga harus kehilangan pekerjaan, sehingga ia memilih pulang ke kampung halamannya, menjadi petani di [[Purworejo]]. Sebelumnya, ia telah berkarya selama 20 tahun di perusahaan KA.
 
Petugas yang disuruh Djamhari itu pun dengan tangkas mengambil bendera merah dan selompret. Saat akan dilangsir, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena pandangan terhalang penumpang. Sebelum petugas itu mencapai kereta kira-kira 7 m, tiba-tiba kereta mulai bergerak tanpa perintah selompret, dan petugas stasiun berusaha menghentikan KA 225 dengan selompret tetapi usahanya sia-sia. Kondektur pun mencoba masuk ke dalam kereta tersebut tetapi tidak memerintahkan untuk menghentikan kereta.<ref name=":2" />
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225. Dia harus mendekam di penjara selama 2 tahun 6 bulan. Sedangkan Umrihadi (Pemimpin Perjalanan Kereta Api, PPKA, Stasiun Kebayoran Lama) dipenjara selama 10 bulan.
 
Petugas stasiun itu pun melapor ke Djamhari bahwa KA 225 sudah berangkat tanpa izin. Dengan cepat Djamhari menggerakkan tuas sinyal masuk pihak Kebayoran tetapi tidak berhasil menghentikan kereta api. Djamhari pun berlari di tengah rel sembari mengibar-ngibarkan bendera merah ke arah KA 225 tetapi gagal menghentikan kereta. Djamhari pun akhirnya kembali ke Stasiun Sudimara dalam keadaan pingsan.<ref name=":2" />
 
Tiba-tiba, masinis 225 terkejut melihat KA 220 telah berada di depan mata. Meski sudah menarik tuas rem bahaya, tabrakan tak terhindarkan.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://intisari.grid.id/read/031888164/rentetan-nasib-malang-masinis-kereta-dalam-tragedi-bintaro-dipenjara-gara-gara-fitnah-tak-dapat-pensiun-hingga-ditinggal-istri-yang-direbut-masinis-lain|title=Rentetan Nasib Malang Masinis Kereta dalam Tragedi Bintaro, Dipenjara Gara-gara 'Fitnah', Tak Dapat Pensiun, Hingga Ditinggal Istri yang 'Direbut' Masinis Lain - Semua Halaman - Intisari|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604085900/https://intisari.grid.id/read/031888164/rentetan-nasib-malang-masinis-kereta-dalam-tragedi-bintaro-dipenjara-gara-gara-fitnah-tak-dapat-pensiun-hingga-ditinggal-istri-yang-direbut-masinis-lain|dead-url=no}}</ref> Tabrakan ini terjadi pada tikungan S, km 17+252. Total kerugian material yang diketahui berdasarkan laporan akhir PJKA tersebut adalah Rp1,9 miliar. Korban tewas 139 orang<ref name=":1" /> dengan 72 tewas di tempat<ref name=":0" /> dan sisanya meninggal sekarat. Dari 139 korban tewas, 113 di antaranya sudah teridentifikasi. Total 254 luka-luka dengan rincian 170 orang dirawat di rumah sakit dan 84 orang luka ringan.<ref name=":2" />
 
=== Versi Slamet Suradio (Masinis KA 225) ===
{{Quote box|"Yang seharusnya saya di Sudimara bersilangan dengan KA 220 dibatalkan oleh PPKA yang sedang dinas. Jadi kalau ada orang mengatakan 'berangkat sendiri', itu bohong. (...) Ada katanya saya loncat, itu bohong sekali, itu orang fitnah, jelas fitnah!"|[[Slamet Suradio]]|source=Wawancara dengan ''[[Kisah Tanah Jawa (akun)|Kisah Tanah Jawa]]'' di YouTube|width=30%|salign=right}}
Berbeda dengan tudingan di pengadilan dan laporan akhir PJKA bahwa Masinis KA 225, [[Slamet Suradio]], memberangkatkan sendiri kereta apinya tanpa izin, Slamet Suradio mengatakan dengan tegas bahwa dirinya sama sekali hanya mengikuti instruksi dari PPKA Sudimara menggunakan PTP tersebut. Bahkan Slamet Suradio berkali-kali menegaskan bahwa tudingan tersebut adalah sebuah kebohongan. Ia juga menegaskan bahwa tak ada hal apa pun yang dikhawatirkan karena ia merasa tak melihat semboyan apa pun yang diterimanya.<ref name=":3" />
 
Saat terjadi tabrakan, Slamet Suradio juga meluruskan apa yang diberitakan di media, termasuk dalam koran ''Pembaruan'' yang pertama kali membahas mengenai Tragedi Bintaro 1987 yang menulis "masinis lompat" pada koran tersebut. Ia menanggapi: "Kaki saya ''ngesot-ngesot'' tidak bisa jalan, akhirnya saya merambat melalui jendela." Saat terjadi tabrakan, Slamet Suradio tergencet oleh badan lokomotif dalam keadaan bersimbah darah dan dijemput oleh seorang wanita dengan mobilnya ke rumah sakit. Dalam keadaan PTP masih memiliki bekas bercak darah, Slamet Suradio berhasil membuktikan kepada hakim bahwa dirinya tergencet dan tidak melompat, dan menuding bahwa orang yang menuliskan berita tersebut adalah "orang fitnah."<ref name=":3" />
 
== Akhir kejadian ==
Dua buah lokomotif, [[Lokomotif BB303|BB303 16]] (KA 220) dan [[Lokomotif BB306|BB306 16]] (KA 225) mengalami kerusakan parah. Kerusakan yang cukup hebat terjadi; BB303 16 ditelan kereta penumpang berbagasi KB3-65601.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/090415465/senin-kelam-19-oktober-1987-terjadinya-tragedi-bintaro|title=Senin Kelam 19 Oktober 1987, Terjadinya Tragedi Bintaro...|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-06-04|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|first=Rosiana|last=Haryanti|archive-date=2020-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20200630222543/https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/090415465/senin-kelam-19-oktober-1987-terjadinya-tragedi-bintaro|dead-url=no}}</ref> K3-65626 (KA 225) juga mengalami kerusakan parah. Dua kereta di belakang kereta pertama, K3-66505 (KA 220), dan K3-65654 (KA 225) mengalami rusak ringan.<ref name=":2" />
 
== Sanksi ==
[[Slamet Suradio]] divonis hukuman 5 tahun [[penjara]] dan harus kehilangan pekerjaannya sebagai masinis.<ref name=":4" /> Ia ditahan di [[Lembaga Pemasyarakatan Cipinang|Lapas Cipinang]] dan bebas setelah hukumannya [[Remisi|diremisi]] menjadi 3,5 tahun.<ref>{{Cite web|title=Suradio dan Kisah Setelah Tragedi Bintaro 1987|url=https://jogja.tribunnews.com/2012/07/19/suradio-dan-kisah-setelah-tragedi-bintaro-1987|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2023-12-24|archive-date=2023-12-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20231224150635/https://jogja.tribunnews.com/2012/07/19/suradio-dan-kisah-setelah-tragedi-bintaro-1987|dead-url=no}}</ref> Setelah bebas dari penjara, Slamet Suradio sempat hanya apel di kantornya karena sudah dibebastugaskan dari pekerjaannya sebagai masinis. Pada tahun 1996, ia [[Pemutusan hubungan kerja|dipecat]] secara tidak hormat oleh [[Kementerian Perhubungan Indonesia|Departemen Perhubungan Indonesia]] dengan terbitnya Surat Keputusan No. 4/KP.602/Pnb-96. Ia pun tidak mendapatkan uang [[pensiun]]. Akhirnya ia pun menyambung hidup sebagai pedagang [[rokok]].<ref>{{Cite news|date=2017-10-19|title=Bekas darah di Surat Perintah|url=https://www.merdeka.com/khas/bekas-darah-di-surat-perintah.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2022-10-19|last=Edi|first=Purnomo|editor-last=Pratomo|editor-first=Angga Yudha|archive-date=2022-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20221019063210/https://www.merdeka.com/khas/bekas-darah-di-surat-perintah.html|dead-url=no}}</ref>
 
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225. Syafei harus mendekam di penjara selama 2,5 tahun.<ref name=":2" /> Sedangkan PPKA Djamhari dan Umriyadi dihukum 10 bulan penjara.<ref name=":4">{{Cite news|url=|title=Kasus Bintaro, Masinis Slamet Dihukum Lima Tahun|last=|first=|date=22 Agustus 1988|work=Kompas|access-date=}}</ref>
 
== Pada budaya populer ==
* [[Iwan Fals]] menulis lagu berjudul 1910 mengenai tragedi ini<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA286|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=286–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* [[Ebiet G. Ade]] terinspirasi menulis lagu [[Masih Ada Waktu (album Ebiet G. Ade)|Masih Ada Waktu]] dari peristiwa kecelakaan ini<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA246|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=246–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* Pada 1989 peristiwa ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul [[Tragedi Bintaro (film)]]
 
* [[Iwan Fals]] menciptakan lagu "1910" (diucapkan sembilan belas-sepuluh) untuk mengenang tragedi ini. Lagu ini muncul pertama kali dalam album [[1910 (album)|dengan judul yang sama]].<ref>{{Cite web|url=https://www.teras.id/bintang/pat-2/107090?posturl=mengenang-tragedi-bintaro-ini-lirik-lagu-1910-iwan-fals|title=Mengenang Tragedi Bintaro, Ini Lirik Lagu 1910 Iwan Fals - Teras.ID|website=www.teras.id|language=id|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-07-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200701071844/https://www.teras.id/bintang/pat-2/107090?posturl=mengenang-tragedi-bintaro-ini-lirik-lagu-1910-iwan-fals|dead-url=no}}</ref>
==Catatan kaki==
* [[Ebiet G. Ade]] menciptakan lagu "Masih Ada Waktu" yang kemudian dirilis pertama kali dalam album ''[[Sketsa Rembulan Emas]]''.<ref>{{Cite news|url=https://hot.detik.com/music/d-3548090/bencana-galunggung-tampomas-dan-bintaro-dalam-lagu-ebiet-g-ade|title=Bencana Galunggung, Tampomas dan Bintaro dalam Lagu Ebiet G Ade|last=Sudrajat|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604085902/https://hot.detik.com/music/d-3548090/bencana-galunggung-tampomas-dan-bintaro-dalam-lagu-ebiet-g-ade|dead-url=no}}</ref> Lagu ini juga direkam ulang dalam album dengan [[Masih Ada Waktu (album Ebiet G. Ade)|judul yang sama]].<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4251837/dirilis-ulang-ebiet-g-ade-ajak-dua-putranya-populerkan-kembali-lagu-masih-ada-waktu|title=Dirilis Ulang, Ebiet G Ade Ajak Dua Putranya Populerkan Kembali Lagu Masih Ada Waktu|last=Herfianto|date=2020-05-12|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-06-04|editor-last=Saputra|editor-first=Aditia|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604115045/https://www.liputan6.com/showbiz/read/4251837/dirilis-ulang-ebiet-g-ade-ajak-dua-putranya-populerkan-kembali-lagu-masih-ada-waktu|dead-url=no}}</ref>
* Peristiwa ini diangkat ke layar lebar dengan judul ''[[Tragedi Bintaro (film)|Tragedi Bintaro]]'' tahun 1989. Film ini disutradarai oleh [[Buce Malawau]] dan diperankan oleh Ferry Octora<ref>{{Cite web|url=https://today.line.me/id/article/29+Tahun+Berlalu+ini+10+Foto+Terkini+Ferry+Octora+Tragedi+Bintaro-gJEgBp|title=29 Tahun Berlalu, ini 10 Foto Terkini Ferry Octora 'Tragedi Bintaro'|last=Times|first=I. D. N.|website=LINE TODAY|access-date=2020-06-04}}</ref> sebagai Juned, tokoh utama dalam film ini.
* Peristiwa ini juga menjadi sumber inspirasi dari film berjudul ''[[Dendam Arwah Rel Bintaro]]'' tahun 2013. Film ini disutradarai oleh Wishnu Kuncoro dan diperankan oleh [[Adjie Pangestu]] sebagai Daniel serta [[Bella Shofie]] sebagai Ria. [[Yeyen Lidya]], [[Pak Tarno]], dan [[Ade Juwita]] juga ikut berperan di film tersebut.<ref>{{Cite news|last=Liputan6.com|date=2013-08-27|title=Adjie Pangestu-Bella Shofie Bintangi Dendam Arwah Rel Bintaro|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/676394/adjie-pangestu-bella-shofie-bintangi-dendam-arwah-rel-bintaro|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2022-10-19|editor-last=Saputra|editor-first=Aditia|archive-date=2022-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20221019052800/https://www.liputan6.com/showbiz/read/676394/adjie-pangestu-bella-shofie-bintangi-dendam-arwah-rel-bintaro|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== PranalaDaftar luarpustaka ==
 
* [http://wikimapia.org/#lat=-6.2612306&lon=106.7610973&z=18&l=0&m=b Peta Lokasi]
* {{Cite book|url=|title=Tragedi Kereta Api Bintaro|last=Tim Redaksi Koran ''Tempo''|first=|date=2019|publisher=Tempo Publishing|isbn=9786232629042|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}
* [http://www.youtube.com/watch?v=wXBzOawifro Dramatisasi kecelakaan Tragedi Bintaro dalam film [[Tragedi Bintaro (film)|Tragedi Bintaro]]]
 
{{Coord|-6.258623|106.761809|display=title}}
{{Bencana di Indonesia tahun 1980an}}
 
[[Kategori:MusibahKecelakaan dan insiden kereta apidi Indonesia|Bintaro 1987]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1987]]
[[Kategori:Pondok Aren, Tangerang Selatan]]