Lanskap kultur Provinsi Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k top: clean up, replaced: ''' merupakan → ''' adalah
 
(26 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox World Heritage Site
| WHS = Lanskap kultur Provinsi Bali: Sistem [[subak]] sebagai perwujudan dari filosofi ''[[Tri Hita Karana]]''
| Image = [[Berkas:Jatiluwih1 bali jatiluwih rice terrace panorama.jpg|280px|Persawahan Jatiluwih, desa-desa tradisional di wilayah Tabanan bersama-sama dengan sawah sekitarnya]]
| Caption = Persawahan Jatiluwih, desa-desa tradisional di wilayah Tabanan bersama-sama dengan sawah sekitarnya.
| State Party = {{INA}}
| Type = Budaya
Baris 11 ⟶ 12:
| Link = http://whc.unesco.org/en/list/1194
}}
'''Lanskap kultur Provinsi Bali''' adalah sebuah [[lanskap]] yang berada di [[Provinsi Bali]], yang ditetapkan menjadi salah satu [[Situs Warisan Dunia UNESCO|Situs Warisan Dunia]] [[UNESCO]] pada Tahun [[2012]]. Lanskap tersebut terdiri dari [[pedesaan]] dan [[sawah|sawah bertingkat]] di [[Bali]], dengan sistem [[subak]], [[pura]], dan [[candi]] yang berada di sana.<ref name="unesco">{{citation|url=http://whc.unesco.org/en/list/1194/multiple=1&unique_number=1836 |author=UNESCO Heritage Site| title=Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy| accessdate=2 Juni 2018}}</ref> Lanskap ini terbentuk dari organisasi pengolahan sawah yang disebut ''[[subak]]'', yang merupakan manifestasi dari pelaksanaan [[filsafat]] [[Bali]], [[Tri Hita Karana]], yaitu hubungan yang harmonis antara [[Tuhan]], [[manusia]], dan alam sekitar.
'''Lanskap kultur Provinsi Bali''' merupakan sebuah [[lanskap]] yang berada di [[Provinsi Bali]], yang terdiri dari [[pedesaan]] dan [[sawah|sawah bertingkat]] [[Jatiluwih, Penebel, Tabanan|Jatiluwih]] dengan sistem [[subak]], [[pura]], dan [[candi]] yang berada di sana. Lanskap kultur Provinsi Bali adalah entitas yang unik yang terlaksana dari [[Filsafat]] [[Bali]] yang unik, [[Tri Hita Karana]]. Pada dasarnya, filosofi ini menegaskan bahwa [[Bahagia|kebahagiaan]], [[Makmur|kemakmuran]], dan [[Damai|kedamaian]] hanya dapat tercapai jika [[Tuhan]], [[Manusia]], dan [[Alam]] hidup dalam [[Harmoni]]. Aturan filosofi ini merupakan contoh hubungan [[harmonis]] luar biasa antara [[supranatural]] (Tuhan), [[manusia]], dan [[alam]]. Beberapa [[Pura]] yang menjadi ciri khas [[pemandangan]] dan [[upacara]] yang dilakukan di sana merupakan wujud keinginan [[suku Bali|masyarakat Bali]] untuk mencari hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Sosio-organisasi keagamaan yang bertanggung jawab menjaga [[lanskap]], termasuk [[organisasi]] irigasi [[Subak]], adalah wahana untuk menjaga hubungan yang baik di antara umat manusia. Sementara itu, bagaimana membangun Bali, seperti memilih lokasi kuil dan desainnya, membangun fasilitas irigasi, dan membuat teras-teras sawah, menunjukkan komitmen untuk menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan.
 
Pada Tahun [[2012]], lanskap kultur Provinsi Bali ditetapkan menjadi salah satu [[Situs Warisan Dunia UNESCO]].
 
== Deskripsi ==
[[Bali]] adalah bagian dari [[Indonesia|kepulauan Indonesia]], terletak di antara delapan dan sembilan derajat selatan [[khatulistiwa]]. Mencakup area seluas 563,300 hektar termasuk tiga pulau lepas pantai. Pulau tersebut telah lama dicirikan di dunia sebagai "surga" terakhir di Bumi, yang penduduknya memiliki bakat [[seni]] yang luar biasa dan meluangkan cukup banyak waktu dan materi untuk [[yadnya|upacara-upacara adat]] demi [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi Hindu]] yang mereka puja. Oleh karena itu, hubungan antara aspek berwujud dan tidak berwujud merupakan aspek utama dari warisan dan budaya Bali.
 
Berdasarkan keputusan resmi [[UNESCO]], secara spesifik lanskap tersebut mencakup lima komponen yang tersebar di lima kawasan di [[Bali]], yaitu: kawasan [[Pura Ulun Danu Batur]] ([[Bangli]]); kawasan [[Danau Batur]] ([[Bangli]]); kawasan subak daerah aliran sungai (DAS) [[Sungai Pakerisan|Pakerisan]] ([[Gianyar]]); kawasan subak Catur Angga Batukaru ([[Tabanan]]); kawasan [[Pura Taman Ayun]] ([[Mengwi, Badung|Mengwi]]). Luas total seluruh tempat tersebut mencapai 20.974,70 [[hektare]].<ref name="unesco"/>
Kombinasi antara iklim [[tropis]], [[hujan]] dan tanah [[volkano|vulkanis]] subur membuat Bali tempat yang ideal untuk [[budidaya]] [[tanaman]]; termasuk tumbuhnya [[padi]], [[kelapa]], [[cengkeh]] dan [[kopi]]. Kegiatan [[pertanian]] ini mempunyai pengaruh yang besar pada lanskap Bali, terutama dalam penciptaan sawah berundak-undak. Selama seribu tahun terakhir, masyarakat Bali melakukan modifikasi demi menyesuaikan lahan pertanian dengan kondisi pulau mereka, dengan membuat terasering di [[lereng]] [[bukit]] dan menggali kanal untuk mengairi lahan, sehingga memungkinkan mereka untuk menanam [[padi]].
 
Ada pun objek wisata, pura, dan candi yang termasuk ke dalam kawasan tersebut juga diikutsertakan sebagai bagian dari situs warisan dunia, seperti: persawahan [[Tegallalang]], [[Pura Tirta Empul]], [[Pura Pegulingan]], [[Pura Mangening]], dan [[Candi Gunung Kawi]] (kawasan daerah aliran sungai Pakerisan); persawahan [[Jatiluwih, Penebel, Tabanan|Jatiluwih]], [[Danau Buyan]], [[Danau Tamblingan]], [[Pura Luhur Batukaru]], Pura Luhur Pucak Petali, Pura Luhur Muncak Sari, Pura Luhur Besi Kalung, dan Pura Luhur Tamba Waras (kawasan Catur Angga Batukaru).<ref>{{citation| url=http://whc.unesco.org/document/117785 |work=Inscribed Property|title=Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy| author=UNESCO}}</ref>
Sistem [[irigasi]] yang rumit telah dibuat untuk memanfaatkan air semaksimal mungkin. Dalam wujud rasa syukur terhadap air, yang memungkinkan kegiatan pertanian, masyarakat Bali membuat persembahan di mata air. Sistem irigasi ini juga memungkinkan koordinasi yang dikenal sebagai "[[subak]]". [[Organisasi]] tersebut adalah sebuah organisasi [[demokratis]] di mana para petani ladang yang diberi makan oleh sumber air yang sama, bertemu secara teratur untuk mengkoordinasikan penanaman, untuk mengontrol [[distribusi]] air irigasi dan untuk merencanakan pembangunan dan pemeliharaan kanal dan bendungan, serta mengatur upacara persembahan dan perayaan di Pura Subak.
 
{| class="wikitable"
! rowspan="2"|Peta
! rowspan="2"|Kawasan
! colspan="2"|Luas
! rowspan="2"|Koordinat
|-
! Properti
! Zona penyangga
|-
|rowspan="5"|[[Berkas:Index Map Cultural Landscape of Bali.png|pus|480px|Peta lokasi lanskap kultur Provinsi Bali:{{br}}'''A.''' Pura Luhur Ulun Danu Batur dan Danau Batur{{br}}'''B.''' Lanskap kultur daerah aliran sungai Pakerisan{{br}}'''C.''' Kawasan Catur Angga Batukaru{{br}}'''D.''' Pura Taman Ayun Mengwi]]
|'''A1.''' [[Danau Batur]]
| 1.606,4 hektare
| 210 hektare
|{{coord|8|15|33|S|115|24|10|E}}
|-
|'''A2.''' [[Pura Ulun Danu Batur|Pura Luhur Ulun Danu Batur]]
| 1,4 hektare
| 31,1 hektare
|{{coord|8|15|17|S|115|20|10|E}}
|-
|'''B.''' Lanskap subak daerah aliran [[sungai Pakerisan]]
| 529,1 hektare
| 188 hektare
|{{coord|8|25|46|S|115|18|44|E}}
|-
|'''C.''' Lanskap subak kawasan Catur Angga [[Gunung Batukaru|Batukaru]]
| 17.376,1 hektare
| 974,4 hektare
|{{coord|8|20|37|S|115|7|20|E}}
|-
|'''D.''' [[Pura Taman Ayun]], [[Mengwi]]
| 6,9 hektare
| 51,3 hektare
|{{coord|8|32|31|S|115|10|21|E}}
|-
| colspan="5"|<center><small>Sumber: [http://whc.unesco.org/en/list/1194/multiple=1&unique_number=1836 situs resmi UNESCO]</small></center>
|}
'''Lanskap kultur Provinsi Bali'''ini merupakan sebuah [[lanskap]] yang berada di [[Provinsi Bali]], yang terdiri dari [[pedesaan]] dan [[sawah|sawah bertingkat]] [[Jatiluwih, Penebel, Tabanan|Jatiluwih]] dengan sistem [[subak]], [[pura]], dan [[candi]] yang berada di sana. Lanskap kultur Provinsi Bali adalah entitas yang unik yang terlaksana dari [[Filsafatfilsafat]] [[Bali]] yang unik, [[Tri Hita Karana]]. Pada dasarnya, filosofi ini menegaskan bahwa [[Bahagia|kebahagiaan]], [[Makmur|kemakmuran]], dan [[Damai|kedamaian]] hanya dapat tercapai jika [[Tuhan]], [[Manusiamanusia]], dan [[Alamalam]] hidup dalam [[Harmoni]]. Aturan filosofi ini merupakan contoh hubungan [[harmonis]] luar biasa antara [[supranatural]] (Tuhan), [[manusia]], dan [[alamharmoni]]. Beberapa [[Purapura]] yang menjadi ciri khas [[pemandangan]] dan [[upacara]] yang dilakukan di sana merupakan wujud keinginan [[suku Bali|masyarakat Bali]] untuk mencari hubungan yang harmonis dengan Tuhan. SosioOrganisasi sosial-organisasi keagamaan yang bertanggung jawab menjaga [[lanskap]], termasuk—termasuk [[organisasi]] irigasi [[Subaksubak]], adalah—adalah wahana untuk menjaga hubungan yang baik di antara umat manusia. Sementara itu, bagaimana membangun Bali, seperti memilih lokasi kuil dan desainnya, membangun fasilitas irigasi, dan membuat terasundak-terasundak sawah, menunjukkan komitmen untuk menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan.
 
SistemDi kalangan [[suku Bali]], sistem [[irigasi]] yang rumitunik telah dibuat untuk memanfaatkan air semaksimal mungkin. Dalamyang wujudramah rasalingkungan.<ref>{{cite syukurweb|last1=Pratt|first1=Daniel|title=Subak terhadap- air,A yangSustainable memungkinkanSystem kegiatanof pertanian, masyarakatIrrigation|url=https://thebalivillages.com/Bali-news/2016/10/18/subak-a-sustainable-system-of-irrigation|website=The Bali membuatRetirement persembahanVillages|publisher=The diBali mataRetirement air.Villages}}</ref> Sistem irigasi ini juga memungkinkan koordinasi yang dikenal sebagai "[[subak]]". [[Organisasi]] tersebut adalah sebuah organisasi [[demokratis]]-[[agama diHindu manaBali|religius]]; para petani ladang yang diberi makan olehmemanfaatkan sumber air yang sama, bertemu secara teratur untuk mengkoordinasikan penanaman, untuk mengontrol [[distribusi]] air irigasi, dan untukserta merencanakan pembangunan dan pemeliharaan kanal dan bendungan,. Dalam wujud rasa syukur terhadap air—yang memungkinkan kegiatan pertanian—masyarakat Bali membuat ritual serta mengatur upacara persembahan dan perayaan di Purasaluran Subak.irigasi tersebut.
 
== Perbandingan ==
[[FileBerkas:Inside the Batad rice terracesBanaue-terrace.jpgJPG|rightkiri|300px|thumbjmpl|[[Teras Sawah CordilleraBanaue]] di [[Filipina]].]]
Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mencari kemungkinan pembanding Pandanganlanskap Budayakultur Provinsi Bali. DalamDi [[Indonesia|kepulauan Indonesia]], hampir tidak ditemukan sebuah [[lanskap]] kultur yang sebanding. Meskipun beberapaBeberapa [[petak]] [[sawah]] sejenis ada di [[SumateraSumatra]] dan [[Sulawesi]], namun tidak ada yang rumit dibandingkan dengan organisasi irigasi [[Subak]] di [[Bali]]. Sawah teras Sumatra dan Sulawesi tidak memiliki [[kuil]] khusus atau [[ritual]] yang mencirikan kebudayaannya sebagaimana pandangan kebudayaan [[Provinsi Bali]]. Selanjutnya, pembentukan teras sawah Sumatra dan Sulawesi adalahterjadi karena pertimbangan yang lebih teknis, sementara lanskap di Bali diciptakan sebagai manifestasi dari filsafat Tri Hita Karana.
 
Di luar [[Indonesia]], [[Teras Sawah [[Cordillera]]Cordilleras di [[Luzon]], [[Filipina]], dapat dibandingkan dengan sawah teras dari [[Subak]] Jatiluwihbertingkat di TabananBali dan pulatelah dinyatakan sebagai [[Situs Warisan Dunia]] pada tahun 1995. Selain itu, [[Teras Sawah Banaue]] di Filipina juga dapat disamakan dengan yang ada di JatiluwihBali. Sistem irigasi Banaue didukung oleh organisasi tradisional, teknik pertanian, ritual, dan sistem kepercayaan tradisional. Namun, ritual dan sistem kepercayaan serta organisasi di balik sistem tersebut adalah sangat berbeda. Ritual Ifugao dan sistem [[agama Hindu Bali|kepercayaan Hindu Bali]] tidak memiliki persamaan sama sekali, sementara ritual di Bali dan sistem kepercayaannya telah sangat dipengaruhi oleh [[Hinduisme]]. Hal ini dapat dilihat dalam terjadinya candi kecil di teras sawah Jatiluwih yang didedikasikan untuk [[Dewi Sri|Sri]], [[dewi]] [[padi]]. Selanjutnya, struktur sistem irigasi Jatiluwih (subak) memiliki akar dari [[Tri Hita Karana]], esensi dari kosmologi [[Bali]]. Oleh karena itu, sawah Jatiluwih merupakan fenomena unik yang sangat berbeda dengan yang lain dibandingkan Ifugao atau sistem teras padi di dunia.
 
== Galeri ==
<gallery widths="175" heights="150">
File:Taman Ayun, Bali, Indonesia.jpg|[[Pura Taman Ayun]] di [[Mengwi, Badung]].
File:Keindahan Sawah Jatiluwih.jpg|Persawahan di [[Jatiluwih, Penebel, Tabanan|Jatiluwih]], [[Tabanan]].
File:Batukaru2.JPG|Persawahan di [[Gunung Batukaru]], Tabanan.
File:Lake Buyan, Bali 200507.jpg|[[Danau Buyan]] di Buleleng.
Berkas:PuraUD BaturEntrance.JPG|Pura Ulun Danu Batur di [[Bangli]].
File:Pemandangan Danau Batur.jpg|[[Gunung Batur|Gunung]] dan [[Danau Batur]] di [[Bangli]].
File:Tegallalang, Gianyar, Bali, Indonesia - panoramio (2).jpg|Persawahan di [[Tegallalang, Gianyar]].
File:Purification - Tirta Empul temple (16871743809).jpg|Pura Tirta Empul di [[Tampaksiring, Gianyar]].
File:Gunung Kawi temple.jpg|[[Candi Gunung Kawi]] di Gianyar.
</gallery>
 
== Lihat pula ==
Baris 32 ⟶ 84:
* [[Jatiluwih, Penebel, Tabanan]]
* [[Subak]]
* [[Lanskap budaya]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/05/20/91796/Subak-Diakui-sebagai-Warisan-Budaya-Dunia Subak diakui sebagai Situs Warisan Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190411033458/http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/05/20/91796/Subak-Diakui-sebagai-Warisan-Budaya-Dunia |date=2019-04-11 }}
* {{id}} [http://baliculturegov.com/2009-10-06-09-01-33/bali-heritage-culture.html Bali Heritage Cultural]
* {{Id}} [http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/09/plakat-unesco-pengakuan-subak-sebagai-warisan-dunia-2012 Pengakuan Subak Sebagai Warisan Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170511100202/http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/09/plakat-unesco-pengakuan-subak-sebagai-warisan-dunia-2012 |date=2017-05-11 }}
* {{id}} [http://www.pawongan.com/id/bali-tour-destination/cultural-historical/ Wisata Budaya dan Sejarah di Bali]
* {{id}} [http://www.indotravelers.com/bali/tempat-wisata-bali.html Tempat Wisata di Bali]
* {{id}} [http://www.indonesiabox.com/uk/s/pemandangan-ubud/ Pemandangan Ubud]
* {{id}} [http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/05/20/91796/Subak-Diakui-sebagai-Warisan-Budaya-Dunia Subak diakui sebagai Situs Warisan Dunia]
* {{en}} [http://whc.unesco.org/en/list/1194/ Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy]
 
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
{{Authority control}}
 
 
[[Kategori:Bali]]