Kabupaten Subang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.66.72 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 118.96.7.11 |
k Mengembalikan suntingan oleh Trimakasih (bicara) ke revisi terakhir oleh Super Hylos Tag: Pengembalian |
||
(278 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Subang}}{{Kotak info Dati II Indonesia
|nama = Kabupaten Subang
|settlement_type = Kabupaten
|
|translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
|translit_lang1_type1 = [[Cacarakan]]
|translit_lang1_info = {{Sund|ᮞᮥᮘᮀ}}
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow
|image1=016A7990-1.jpg
|image2=Curug Mandala.jpg
|image3=Sunset near Patimban Port.jpg
}}
|caption = Dari kiri; ke bawah: Seni sisingaan, Curug Mandala, dan Sunset dekat pelabuhan patimban
|lambang
|bendera
|etimologi =
|julukan
|motto = Karya Utama Satya Nagara
|peta = Map of West Java highlighting Subang Regency.svg
|koordinat = {{coord|-6.5698500|107.7628313|display=inline,title}}
|
|pushpin_label = Subang
|pushpin_label_position = top
|provinsi = [[Jawa Barat]]
|ibukota = [[Subang, Subang|Subang]]
|kecamatan = 30
|kelurahan = 8
|desa = 245
|tanggal = {{start date|1948|04|5}}
|dasar hukum = Keputusan DPRD No. 01/SK/DPRD/1977
|hari jadi = {{start date|1948|04|5}}<ref>{{cite web|url=http://www.subang.go.id/sejarah.php|title=Sejarah Kabupaten Subang|3=|access-date=2012-01-05|archive-date=2011-12-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20111225234306/http://www.subang.go.id/sejarah.php|dead-url=yes}}</ref>
|nama kepala daerah = [[Imran (birokrat)|Imran]] (Pj.)
|nama wakil kepala daerah =
|nama sekretaris daerah = Asep Nuroni
|nama ketua DPRD = Narca Sukanda
|ref luas = <ref name="bps2021">{{cite book|title=Kabupaten Subang dalam Angka, 2021|year=2021|author=Badan Pusat Statistik|url=https://subangkab.bps.go.id/publication/2021/02/26/f1d7a04668f039f0216202e3/kabupaten-subang-dalam-angka-2021.html|access-date=2022-02-13|archive-date=2022-02-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220213155800/https://subangkab.bps.go.id/publication/2021/02/26/f1d7a04668f039f0216202e3/kabupaten-subang-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
|luas = 2051,76
|tinggi maks = 2084
|tinggi min = 0
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|penduduk = 1624856
|penduduktahun = 30 Juni [[2023]]
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,41% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,55% [[Kekristenan]]
** 0,44% [[Protestan]]
** 0,11% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,02% [[Agama Buddha|Buddha]]
|0,01% [[Hindu]] |0,01% lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Sunda|Sunda]]
|IPM = {{increase}} 69,87 ([[2022]])<br>{{fontcolor|orange|sedang}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=19 Oktober 2023}}</ref>
|kode pos = [[Daftar kodepos di Indonesia|412xx – 412xx]]
|kodearea = +62 260
|nomor_polisi = T
|APBD =
|PAD =
|DAU = Rp1.221.080.162,00 {{small|(2021)}}<ref>{{cite document|author=DJPK Kemenkeu RI|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Dana Alokasi Umum menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2021|year=2020|access-date=2022-02-13|archive-date=2022-02-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220211121815/https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|semboyan = Benteng Pancasila
|web = {{url|subang.go.id}}
}}
'''Kabupaten Subang'''
Berdasarkan [[Peraturan Daerah]] Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun [[2007]], Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 30 [[kecamatan]], yang dibagi lagi menjadi 245 [[desa]] dan 8 [[kelurahan]].
Kabupaten ini dilintasi
Penduduk Kabupaten Subang pada umumnya adalah [[
== Sejarah ==
=== Masa prasejarah ===
Sejarah orang Sunda di Subang disertai bukti adanya kelompok [[masyarakat]] pada [[masa prasejarah]] di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok [[masyarakat]] yang hidup dari sektor [[pertanian]] dengan pola sangat sederhana.
Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola [[kebudayaan]] [[perunggu]] yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel, [[Kecamatan Sagalaherang]]. Para peneliti, sekarang sedang meneliti situs Nyai Subanglarang, yang diduga asal-muasal nama "Subang".
=== Masa
Pada saat berkembangnya corak kebudayaan [[Hindu]], wilayah Subang menjadi bagian dari 3 kerajaan, yakni [[Tarumanagara]], [[Galuh]], dan [[Pajajaran]]. Selama berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah ada kontak-kontek dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar kawasan [[Nusantara]]. Peninggalan berupa pecahan-pecahan keramik asal Cina di Patenggeng (Kalijati) membuktikan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15 sudah terjalin kontak [[perdagangan]] dengan wilayah yang jauh. Sumber lain menyebutkan bahwa pada masa tersebut, wilayah Subang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Kesaksian Tome’ Pires seorang Portugis yang mengadakan perjalanan keliling [[Nusantara]] menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga [[Banten]] adalah wilayah kerajaan [[Sunda]].
=== Masa penyebaran agama Islam ===
Masa datangnya pengaruh kebudayaan [[Islam]] di wilayah Subang tidak terlepas dari peran seorang tokoh ulama, [[Wangsa Goparana]] yang berasal dari Talaga, Majalengka. Sekitar tahun 1530, Wangsa Goparana membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan [[Agama Islam]] ke berbagai pelosok Subang sehingga menjadikan Islam agama mayoritas di kabupaten Subang hingga saat ini.
=== Masa
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Landhuis in Soebang West-Java. TMnr 60031901.jpg|jmpl|300px|Rumah tuan tanah di Subang (tahun 1900-1920).]]
Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di Pulau Jawa, menjadi rebutan berbagai kekuatan. Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, [[VOC]], [[Inggris]], dan [[Kerajaan Belanda]] berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-[[VOC]], wilayah Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukan [[Sultan Agung]] yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara [[Sultan Agung]] yang urung kembali ke [[Mataram]] dan menetap di wilayah Subang. Tahun [[1771]], saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir [[Thomas Stamford Raffles]] (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta [[Eropa]]. Tahun [[1812]] tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en Tjiasemlanden (P & T Lands). Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah [[Kerajaan Belanda]]. Lahan yang dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak eigendom. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang.
=== Masa kebangkitan nasional ===
Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke-20 di Kabupaten Subang. Namun, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap (Pabuaran) dan di Sukamandi (Ciasem). Selanjutnya, pada tahun [[1928]] berdiri Paguyuban Pasundan yang diketuai Darmodiharjo (karyawan kantor pos), dengan sekretarisnya Odeng Jayawisastra (karyawan P & T Lands). Tahun 1930, Odeng Jayawisastra dan rekan-rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands yang mengakibatkan aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat. Akibatnya Odeng Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P & T Lands. Selanjutnya Odeng Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang [[Partai Nasional Indonesia]] yang berkedudukan di Subang. Sementara itu, Darmodiharjo tahun [[1935]] mendirikan cabang [[Nahdlatul Ulama]] yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang. Saat Gabungan [[Politik]] [[Indonesia]] (GAPI) di Jakarta menuntut [[Indonesia]] berparlemen, di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI Cabang Subang untuk mengenukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat.
=== Masa
Pendaratan tentara angkatan laut [[Jepang]] di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan [[Hindia Belanda]], karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara [[Hindia Belanda]] kepada tentara [[Jepang]]. Dengan demikian, [[Hindia Belanda]] di [[Nusantara]] serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan [[Jepang]]. Para pejuang pada masa pendudukan [[Belanda]] melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang.
=== Masa
[[Berkas:Alun-alun Subang.jpg|jmpl|Alun-alun Subang setelah direnovasi (28 November 2023)]]
Proklamasi Kemerdekaan RI di [[Jakarta]] berimbas didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang, antara lain [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR), API, Pesindo, Lasykar Uruh, dan lain-lain, banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi anggota [[TNI]]. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan (Lembang) dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi). Tahun 1946, Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan [[Desember 1946]] diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya. Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada masa gerilya selama [[Agresi Militer Belanda I]], residen tak pernah jauh meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para pejuang, saat itu residen bermukim di daerah Songgom, Surian, dan Cimenteng. Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal [[6 Februari]] [[1948]] tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal [[5 April]] [[1948]] di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan Karlan, rapat memutuskan: 1.Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta. 2.Wilayah Karawang Timur menjadi [[Kabupaten Karawang Timur]] dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma. 3.Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei. Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten Subang dan [[Kabupaten Purwakarta]] sekarang. Saat itu, kedua wilayah tersebut bernama [[Kabupaten Purwakarta]] dengan ibu kotanya [[Subang]]. Penetapan nama [[Kabupaten Karawang Timur]] pada tanggal [[5 April]] [[1948]] dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No.: 01/SK/DPRD/1977.
== Geografi ==
[[Wilayah]] Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah Kabupaten Subang berupa dataran, sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke [[Laut Jawa]]. Sebagian besar wilayah Pada bagian selatan kabupaten Subang berupa [[Perkebunan]], baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan lokasi [[Pariwisata]]. Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah Kabupaten Subang berupa [[sawah]] berpengairan teknis dan tambak serta pantai.
===
{{Batas_USBT
|utara =
[[Laut Jawa]]
|selatan =
[[Kabupaten Bandung Barat]]
|barat =
[[Kabupaten Purwakarta]] dan [[Kabupaten Karawang]]
|timur =
[[Kabupaten Indramayu]], [[Kabupaten Majalengka]] dan [[Kabupaten Sumedang]]
}}
=== Topografi ===
Berdasarkan tofografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu:
==== Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan) ====
[[Daerah]] ini memiliki katinggian antara 500–1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektare atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Cisalak, Sagalaherang, Serangpanjang. sebagian besar Kecamatan Jalancagak, Cisalak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang.
==== Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah) ====
[[Daerah]] dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektare atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.
==== Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara) ====
Dengan ketinggian antara 0–50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektare atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pabuaran, Pagaden, Cipunagara, Binong,Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.
===
Tingkat kemiringan dan [[Iklim]] dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sekitar 80.80 % wilayah Kabupaten memiliki tingkat kemiringan 0°–17°, 10.64 % dengan tingkat kemiringan 18°–45° sedangkan sisanya (8.56 % memiliki kemiringan di atas 45 °. Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim [[tropis]], dalam tahun [[2005]] curah [[hujan]] rata-rata pertahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100 hari. Dengan iklim yang demikian, serta ditunjang oleh adanya lahan yang subur dan banyaknya aliran [[sungai]], menjadikan sebagian besar luas tanah Kabupaten Subang digunakan untuk [[Pertanian]].
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Subang}}
{{:Daftar Bupati Subang}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Subang}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Subang}}
== Transportasi ==
Di angkutan darat, Kabupaten Subang terhubung dengan [[Jalan Tol Trans Jawa]] beserta jalur provinsi menghubungkan [[Subang, Subang|ibu kota kabupaten]] dengan kecamatan lainnya di [[Jalan Nasional Rute 1|lintas utara Jawa]] beserta beberapa lin angkutan kota menghubungkan Kecamatan Subang dengan [[Kabupaten Purwakarta]]; sedangkan transportasi rel, Kabupaten Subang dilalui oleh [[jalur kereta api Cikampek–Cirebon Prujakan]] yang menghubungkan [[Jakarta]] dengan [[Surabaya]] melalui [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] di lintas tengah dan Jakarta dengan Surabaya melalui [[Semarang]] di lintas utara [[Pulau Jawa]]. [[Stasiun Pegaden Baru]] di Kecamatan [[Pagaden, Subang|Pagaden]] adalah stasiun kereta api satu-satunya di kabupaten ini yang melayani layanan kereta api antarkota, baik jalur tengah maupun utara Jawa. Kabupaten ini juga melayani angkutan kargo yang dikhususkan dengan ekspor-impor kendaraan pribadi, yaitu [[Pelabuhan Patimban]] di Kecamatan [[Pusakanagara, Subang|Pusakanagara]] meskipun akses langsung belum tersedia dimana jalan tol Subang–Patimban sedang dibangun.
== Penduduk ==
Baris 102 ⟶ 154:
|[[2012]] || align="right" | 1.501.647
|-
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Kependudukan di Kabupaten Subang<br />'''Sumber:'''<ref name="BPS">{{Cite
|}
Pertumbuhan penduduk selalu dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran/kematian dan migrasi (perpindahan penduduk antar kabupaten). Untuk menghindari permasalah yang kompleks akibat tingginya [[kepadatan penduduk]] maka pengendalian penduduk melalui berbagai cara yang tepat tentunya harus dilakukan. Laju [[urbanisasi]] yang tinggi yang mengakibatkan permasalahan sosial di daerah perkotaan juga harus ditekan, karena selain menimbulkan masalah sosial di daerah perkotaan, [[urbanisasi]] juga meninggalkan ruang kosong dipedesaan (banyak lahan garapan yang tidak tergarap secara optimal dan berkurangnya sumber daya manusia berkualitas di pedesaan).
Penduduk Subang pada umumnya adalah [[Suku Sunda]], yang menggunakan [[Bahasa Sunda]] sebagai bahasa sehari-hari. Terdapat suku pendatang di kecamatan-kecamatan di wilayah pesisir subang dan beberapa kecamatan di sepanjang sungai Cipunegara yang berbatasan dengan [[Kabupaten Indramayu]] penduduknya menggunakan [[bahasa Jawa]].
== Ekonomi ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fabriek te Soebang West-Java. TMnr 60031891.jpg|jmpl|300px|Pabrik di Subang (tahun 1910-an).]]
Karena sebagian besar penduduknya masih berpenghasilan utama sebagai petani dan buruh perkebunan, maka perekonomian Subang masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Subang wilayah Selatan banyak terdapat area [[perkebunan]], seperti [[karet]] pada bagian Barat Laut dan [[Kebun Teh]] yang sangat luas. Subang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil buah nanas yang umumnya kita kenal dengan nama [[Nanas]] Madu. [[Nanas]] Madu dapat kita temui di sepanjang Jalancagak yang merupakan persimpangan antara Wanayasa–Bandung–Sumedang dan Kota Subang sendiri. Dodol nanas, keripik singkong dan selai yang merupakan hasil home industry yang dapat dijadikan makanan oleh-oleh.
Melalui program binaan dibawah naungan Yayasan Kandaga, para petani sedang membudidayakan jamur tiram dan perikanan di desa Cipunagara. Sedangkan di desa Cibogo, selain membudidayakan jamur tiram dan tanaman hias serta tanaman nilam, Yayasan Kandaga juga menggalakkan ternak kelinci dan penyulingan minyak nilam serta bioetanol. Dan saat ini sedang diupayakan untuk membudidaya ternak kelinci, budidaya ternak lele bagi masyarakat yang memiliki sosial ekonomi kurang beruntung yang terlibat di dalam Program Kesetaraan (Program Paket B) dan Keaksaraan (PBH=Pemberantasan Buta Huruf) dalam rangka menggali dan mengembangkan sumber daya lokal baik SDM maupun SDA yang ada serta untuk melestarikan budaya bangsa dan mengembangkan wisata budaya wisata agro sebagai aset bangsa khususnya di daerah tutugan G. Canggah yang berada diketinggian 1600 mdpl dengan dikelilingi panorama yang sangat mengagumkan. Sebagai akselerasi dan penggerak program di atas, Yayasan Kandaga membuat suatu pusta pelatihan dan Pemberdayaan masyarakat yang disebut PLPM Haur Kuning (Pusat Latihan dan Pemberdayaan Masyarakat "Hayu Urang Kumpul Ningkatkeun Elmu"). Hingga saat ini sudah sering kali dikunjungi dari negara [[Amerika Serikat]], [[Korea Selatan]]/[[Korea Utara]] dan [[Jerman]], termasuk dari tim akademisi [[perguruan tinggi]] lokal serta para praktisi dari seluruh [[Indonesia]] dari [[Pendidikan]] Luar Sekolah (Pendidikan Non-Formal).
Saat ini sektor ekonomi di Subang sangat beragam dan terus berkembang, salah satu faktornya adalah adanya [[Pelabuhan Patimban]] yang sudah mulai beroprasi, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Subang.
== Pendidikan ==
Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan. karena pelaksanaan pembangunan tidak cukup mengandalkan kepada sumber daya alam (SDA) saja, tetapi juga harus meningkatkan sumber daya manusianya (SDM). Suatu wilayah yang mempunyai kepadatan yang tinggi tanpa dibarengi dengan mutu SDM yang tinggi maka akan menimbulkan kerawanan sosial atau bahkan penduduk tersebut akan menjadi beban pembangunan. Jalur yang paling realistis untuk meningkatkan SDM adalah jalur pendidikan.
Sejak tahun 1994, pemerintah telah melakukan kebijakan untuk perbaikan dunia pendidikan yaitu dengan dicanangkannya Program Wajib Belajar sembilan tahun. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang menggembirakan karena kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang setinggi–tingginya bagi seluruh rakyat semakin terbuka. Perkembangan mutu pendidikan penduduk Kabupaten Subang salah satunya dapat dilihat dari kemampuan baca-tulis, pendidikan yang ditamatkan dan lain-lain.
Dari hasil survei IPM tahun 2012 dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk 10 tahun ke atas di
{| class="wikitable" style="font-size:90%;width:70%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
Baris 136 ⟶ 190:
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 4
|-
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Data sekolah di Kabupaten Subang<br />'''Sumber:'''<ref>
|}
== Kesehatan ==
Mewujudkan masyarakat yang sehat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan merupakan salah satu tujuan dari [[pembangunan
Pemerintah
== Pariwisata ==
[[Berkas:Tangkuban Parahu.jpg|320px|ka|jmpl|Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Subang-Bandung, Jawa Barat.]]
Di antara rimbunnya perkebunan teh, diwilayah Selatan Kabupaten Subang memiliki sumber mata air panas yang terus mengalir di daerah Ciater. Sari Ater merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal karena ke-khasan-nya dan ramai pada saat liburan terutama pada saat liburan Hari Raya Lebaran. Selain menyediakan kolam pemandian air panas juga memiliki penginapan–penginapan yang terjangkau dan berkualitas, sehingga sangat cocok bagi keluarga yang ingin berlibur. Kemudian juga terdapat sebuah tempat Spa yang letaknya berdekatan dengan objek wisata Sari Ater. Selain itu Kabupaten Subang memiliki tujuan wisata alam air terjun yang memiliki pemandangan yang sangat indah, yaitu [[Curug Cijalu]]. Meskipun masih dikelola secara sederhana, [[Curug Cijalu]] memiliki daya tarik yang luar biasa karena curug ini memiliki tujuh curug, namun yang hanya bisa didatangi oleh pengunjung hanya dua, karena letaknya cukup dekat dan curug lainnya berada di tengah-tengah hutan dan cukup jauh, tetapi jika kita ingin melihat ke tujuh curug tersebut bisa saja dan akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Ada juga Curug Cileat yang berada di [[Cisalak, Subang|Kecamatan Cisalak]] dan Curug Cibareuhbeuy yang tak kalah keeksotisannya. Gunung berapi [[Tangkuban Perahu]] ''(su: Tangkuban Parahu)'' yang memiliki keindahan kawahnya dan udaranya yang sejuk. [[Capolaga|Capolaga Adventure Camp]] yang memiliki tiga curug atau air terjun dan gua-gua. Di bagian subang tengah terdapat berbagai wisata dari wisata kuliner hingga sejarah dan budaya seperti, Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang, Gedung Wisma Karya, Museum Daerah, dan lain sebagainya. Di bagian pesisir utara Subang menyajikan wisata pantai, yakni Pantai Kalapa Patimban Subang yang setiap tahunnya mengadakan Upacara Adat Nadran.
=== Objek wisata ===
Berikut beberapa Objek Wisata terkenal di Kabupaten Subang:
===
{{col|3}}
* Capolaga Adventure Camp
* Ciater Highland Resort
* Curug Agung/Batu Kapur
* Curug Bentang
* Curug
* Curug Ciangin
* Curug Cijalu
* Curug Cileat
* Curug Wangun
* Desa Wisata Sari Bunihayu
* Desa Adat Wisata Wangunharja
Baris 173 ⟶ 226:
* Planet Waterboom
* Penangkaran Buaya Blanakan
* Pantai Pondok Bali Legonkulon
* Pantai Kalapa Patimban
* Kolam Renang Tirta Citapen
* Curug Cijuhung Dawuan
* Kolam Renang Tirta Galih
* Pantai Cirewang Indah
* Waterboom Bintang Fantasi Pamanukan
* Body Rafting Tambak Dami
* Waterpark Kumpay Jalancagak
* Florawisata D'castello Ciater
* Taman Anggur Kukulu Pagaden Barat
*Talaga pelangi (Talaga Sunda) Kecamatan subang
* Bukit Pamoyanan
* Bukit Dewi Manggung
* Bukit Batu Riung PasirJunti.
{{end-col}}
==== Wisata
* Gedung [[Wisma Karya]], Subang
Gedung ini terletak di
{{col|3}}
* Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang
Baris 189 ⟶ 253:
* Museum Amerta Dirgantara
* Makam Raden Aria Wangsa Goparana
* Situs Makam Nay Subang Larang
{{end-col}}
== Kesenian ==
Subang memiliki beberapa [[Kesenian]] yang tidak dimiliki oleh kabupaten/kota lain. Kesenian-kesenian tersebut berkembang di masyarakat Subang sejak Masa Penjajahan dulu. Berikut [[kesenian]] dan [[kebudayaan]] asli Kabupaten Subang:
* Gotong Singa / [[Sisingaan]]
* Gembyung
* Mapag Dewi Sri
* Nadran
* Ruwatan Bumi
* [[Sintren]]
* [[Kuda Renggong]]
* Toleat
* [[Tarling]]<ref>{{cite web|url=http://www.subang.go.id/seni_budaya.php|title=Seni & Budaya Kab. Subang|accessdate=2012-01-05|archive-date=2011-12-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20111225234234/http://www.subang.go.id/seni_budaya.php|dead-url=no}}</ref>
== Olahraga ==
[[Subang]] memiliki klub sepak bola, yang bernama [[Persikas Subang]], yang bermain di [[Divisi Tiga Liga Indonesia|Divisi Tiga]].
Klub ini bermain di [[Stadion Persikas
Selain dalam cabang
== Lihat
* [[Daftar Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Subang]]
* [[Daftar kabupaten dan kota Indonesia|Daftar Kabupaten dan Kota se-Indonesia]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala
{{Wikiportal|Indonesia}}
* {{id}}
{{
{{kabupaten Subang}}
{{Jawa Barat}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Subang|
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Barat|Subang]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Subang]]
|