Solvasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Taufiq H (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Sifat Kelarutan: clean up
 
(43 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Solvasi''' adalah proses dimana [[ion]] dan [[molekul]] dikelilingi oleh [[molekul]] pelarut yang memiliki susunan tertentu. Faktor yang dapat mempengaruhi solvasi adalah sifat zat terlarut dan sifat zat pelarut.
=Pengertian Solvasi=
== Solvasi (Kelarutan) ==
sifat kelarutan pad umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam media yang berbedadan bervariasi diantara dua hal yang ekstrim, yaitu pelerut polar,dan pelarut non polar seperti lemak. sifat hidrofilik atau lipoofibik berhubungan degan kelarutan dalam air, sedang sifat lipofilik atau hidrofobik behubungsn dengsn kelarutan dalam lemak.
Solvasi atau larutan dapat diartikan sebagai sistem dimana [[molekul]] solut terlarut pada suatu pelarut. [[Air]] sering disebut dengan [[pelarut]] [[universal]] dan termasuk [[pelarut]] yang kuat. Komposisi zat terlarut dan zat [[pelarut]] dalam larutan dinyatakan konsentrasi [[larutan]], sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan zat pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. [[Air]] adalah pelarut yang kuat melarutkan banyak jenis [[zat kimia]]. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh bisa atau tidaknya zat tersebut melawan kekuatan gaya tarik menarik listrik antara [[molekul]] air. Kelarutan (solvasi) adalah fungsi sebuah parameter molekul. Pengionan struktur dan ukuran molekul [[stereokimia]] dan struktur elektronik. Semuanya akan mempengaruhi antara aksi pelarut dan terlarut, seperti pada bagian terdahulu, air membentuk [[ikatan hidrogen]] dengan ion atau dengan [[Senyawa kimia|senyawa]] non-ionik, sedangkan polar melalui gugus -OH, -NH, atau dengan pasangan elektron tak mengikat pada atom [[oksigen]] atau [[nitrogen]]. Ion atau molekul akan memperoleh sampel [[hidrat]] dan akan memisah dari bongkahan [[Zat kimia|zat]] padat dan artinya melarut.
=referensi=
Pengertian Solvasi
Solvasi adalah proses terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi disekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel liofil tidak saling bergantung.Solvasi biasanya disebabkan karena adanya antaraksi antara pelarut polar terhadap zat terlarut yang polar pula, seperti bila garam NaCl dilarutkan dalam air.Solvasi sangat berkaitan erat dengan air. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semuabentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapitidak di planet lain Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia dibumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan padalapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akantetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka airtawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melaluipenguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Airbersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat didunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utaradan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa danEnceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alamiterdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
 
[[Berkas:SaltInWaterSolutionLiquid.jpg|jmpl|Kelarutan (Solvasi)]]
Proses Pembentukan Larutan
[[Berkas:Na+H2O.svg|jmpl|ion Na tersolvasi molekul-molekul air]]
Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut:
(a) Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru,
(b) Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut,
(c) Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi.
 
== Sifat Kelarutan ==
Reaksi kimia dengan pelarut dapat terjadi apabila ada interaksi antara pelarut dan zat terlarut dengan pemutusan satu atau lebih ikatan kimia.
Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi di antara dua hal yang ekstrim, yaitu pelarut polar seperti air, dan pelarut non polar seperti [[lemak]]. Sifat [[hidrofilik]] atau [[lipofobik]] berhubungan dengan kelarutan dalam air, sedang sifat hidrofilik atau [[Lipofilik (bakteri)|lipofilik]] berhubungan dengan kelarutan dalam lemak. Gugus-gugus yang dapat meningkatkan kelarutan [[molekul]] dalam [[lemak]] disebut gugus lipofilik (hidrofobik atau nonpolar). Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan aktivitas [[biologi]]s dari senyawa seri [[Homologi (biologi)|homolog]]. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya.
 
=== Larutan Jenuh ===
Contoh dari gejala ini adalah:
Yaitu suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat. Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya ([[molekul]] atau [[ion]]) telah maksimum pada suhu tertentu. Untuk zat [[Elektrolit|elektroit]] yang sukar larut, larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp. Pada suatu temperatur tertentu suatu larutan jenuh yang bercampur dengan solut yang tidak terlarut merupakan contoh lain dari kesetimbangan dinamik.
 
=== Larutan Hampir Jenuh atau Tidak Jenuh ===
Pb2O5+3H2O->2H3PO4
Yaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu.
 
=== Larutan Lewat Jenuh ===
NH3+H2O->NH4OH
Yaitu suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya pada temperatur tertentu,terdapat juga zat terlarut yang tidak terlarut dalam koz.
 
= Referensi =
Pada contoh diatas terbentuk sistem homogen tetapi sifat kimia zat terlarut berubah.
 
# Nogrady, Thomas. 1992.''Kimia Medisinal''. Tokyo;University Press
Golongan yang kedua, masih menunjukkan adanya antaraksi antar pelarut dan zat terlarut, tetapi tidak sekuat golongan yang pertama dan tidak disertai perubahan sifat dari zat terlarut. Antaraksi yang terjadi ialah bentuk solvasi, dan dinamakan hidratasi jika pelarutnya air.
# Martin,A. 1991. ''Farmasi Fisika Jilid 1''. Jakarta: University Indonesia Press
Molekul air sebagai dwikutub mengelilingi ion-ion Na+ dan Cl- seperti tampak pada Gambar. Dalam hal ini dikatakan ion-ion Na+ dan Cl- dalam kedaan tersolvasi. Solvasi dapat pula terjadi antara molekul yang polar, misalnya etanol C2H5OH dengan air. Oleh karena itu alkohol dapat larut dalam air.
# Gunawan, Adi dan Roeswati.2004.''Tangkas Kimia''.Surabaya:Kartika
# Siswandono,Bambang Soekardjo.1998.''Prinsip-Prinsip Rancangan Obat''.Surabaya:Airlangga University Press
# Moechtar.1989.''Farmasi Fisika''.Yogyakarta:Gadjah Mada University press
# Sudirman,Urip.2008.''Hemat BBM dengan Air''.Jakarta:Kawan Pustaka
# HAM,Mulyono.2005.''Kamus Kimia''.Jakarta:Bumi Aksara
# Vogel.1990.''Analisis Anorganik Kualitatif makro dan Semi Mikro''.Jakarta:Kalman Media Pustaka
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Proses kimia]]
Sedangkan, proses terjadinya larutan berdasarkan dispersi dapat ditunjukkan oleh CCl4 dan benzena. Kedua molekul ini non polar sehingga tidak ada gaya tarik menarik antara kedua zat tersebut. Kelarutan dalam hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan dari benzena dan karbon tetraklorida untuk terdispersi sejauh mungkin.
[[Kategori:Larutan]]
 
molekul Oksigen pada molekul air bermuatan negatif secara parsial dan sisa hidrogennya bermuatan positif secara parsial. Sehingga bila NaCl larut dalam air, ion negatif (Cl-) akan berinteraksi dengan kutub positif hidrogen dari molekul air dan ion positif (Na+) akan berinteraksi dengan kutub negatif oksigen dari molekul air yang lain.