Ahmad Yani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: karir → karier, Karir → Karier using AWB
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(207 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{other people}}
{{Infobox President
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <small>[[Jenderal]] [[Anumerta]]</small>
| honorific-prefix = [[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]]
|name = Ahmad Yani
| name = {{PAGENAME}}
|nationality = [[Indonesia]]
| image = Ahmad Yani.jpg
| imagesize = 200px
|order = [[Kepala Staf Angkatan Darat|Menteri/Panglima Angkatan Darat]]
| caption =
|term_start = 23 Juni 1962
| office = Kepala Staf Angkatan Darat{{!}}Menteri/Panglima Angkatan Darat
|term_end = 1 Oktober 1965
| order = ke-6
|predecessor = [[Abdul Harris Nasution]]
| term_start = 23 Juni 1962
|successor = [[Pranoto Reksosamudro]]
| term_end = 1 Oktober 1965
|birth_date = {{birth date|1922|6|19}}
| president = [[Soekarno]]
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| predecessor = [[Abdul Haris Nasution]]
|death_date = {{death date and age|1965|10|1|1922|6|19}}
| successor = [[Pranoto Reksosamudro]]
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| birth_date = {{birth date|1922|6|19}}
|nationality = [[Indonesia]]
| birth_place = Jenar, [[Purwodadi, Purworejo|Purwodadi]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Hindia Belanda]]
|party =
| death_date = {{death date and age|1965|10|1|1922|6|19}}
|spouse = Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|children = 8
| party =
|profession = [[Tentara]]
| spouse = Yayu Rulia Sutowiryo
|religion = [[Islam]]
| children = 8, termasuk [[Amelia Achmad Yani]]
|signature =
| residence =
| alma_mater = {{bulleted list|AMS (setingkat SMA) di [[Jakarta]]|Pendidikan Calon Perwira [[Direktorat Topografi Angkatan Darat|Dinas Topografi Militer]] di [[Malang]] (tidak tamat, akibat serbuan [[Jepang]] tahun 1942)|Command and General Staf College di [[Fort Leavenworth]], [[Amerika Serikat]]}}
| occupation = [[Tentara]]
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| allegiance = {{flag|Kekaisaran Jepang}}<br>(1943–1945)<br>{{flag|Indonesia}}<br>(1945–1965)
| branch = [[File:Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg|25px]] [[Pembela Tanah Air|PETA]]<br/>[[File:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]]
| serviceyears = 1943–1965
| rank = [[File:21-TNI Army-LG.svg|25px]] [[Letnan Jenderal]] (saat kematian)<br>[[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px| ]] [[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] (anumerta)
| unit = [[Infanteri]]
| awards = [[Pahlawan Revolusi Indonesia]] (1965)
| battles = {{Tree list}}
* [[Revolusi Nasional Indonesia]]
** [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]
** [[Palagan Ambarawa]]
* [[Pemberontakan Darul Islam]]
** [[Pemberontakan Eks Batalyon 426]]
* [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|Pemberontakan PRRI]]
** [[Operasi 17 Agustus]]
* [[Operasi Trikora]]
* [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]
{{Tree list/end}}
}}
 
[[Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) '''Ahmad''' '''Yani''' (juga dieja '''A'''. '''Yani''', '''Achmad Yani'''); ({{lahirmati|Jenar, [[KabupatenPurwodadi, Purworejo|PurworejoPurwodadi]], [[JawaKabupaten TengahPurworejo|Purworejo]]|19|6|1922|[[Lubang Buaya]], [[Jakarta]]|1|10|1965}}) adalah komandan[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Menteri/Panglima Angkatan Darat]] (setingkat [[TentaraKepala NasionalStaf IndonesiaTNI Angkatan Darat|KSAD]],) danyang dibunuhmerupakan olehsalah anggotasatu [[Pahlawan Revolusi Indonesia|Pahlawan Revolusi]] yang gugur sebagai korban tragedi [[Gerakan 30 September]] saat mencobadibunuh untuk menculiksaat diapenculikan dari rumahnya.
 
==Awal KehidupanRiwayat Hidup ==
Ahmad Yani lahir di Jenar, [[Purwodadi, Purworejo|Purwodadi]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]] pada tanggal 19 Juni 1922 dari pasangan M. Wongsorejo dan istrinya Murtini<ref name=":0">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Biografi Ahmad Yani: Pahlawan Revolusi Korban G30S & Panglima AD|url=https://tirto.id/biografi-ahmad-yani-pahlawan-revolusi-korban-g30s-panglima-ad-gvMM|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-21|archive-date=2023-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406155345/https://tirto.id/biografi-ahmad-yani-pahlawan-revolusi-korban-g30s-panglima-ad-gvMM|dead-url=no}}</ref>. Keluarga ini bekerja di sebuah pabrik [[gula]] yang milik seorang Belanda.<ref>{{Cite web|date=2023-12-05|title=Biografi Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI Page All|url=https://www.orami.co.id/magazine/biografi-ahmad-yani|website=www.orami.co.id|access-date=2024-02-04|archive-date=2024-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20240204034229/https://www.orami.co.id/magazine/biografi-ahmad-yani|dead-url=no}}</ref> Mulanya Ahmad Yani menempuh pendidikan HIS di Purworejo hanya sampai kelas I, Ia pindah ke HIS Magelang sejak kelas II. Ahmad Yani menamatkan HIS pada 1935 di [[Kota Bogor|Bogor]] dan meneruskan hingga MULO. Ia pindah ke Jakarta untuk menempuh sekolah AMS tapi terhenti karena [[Perang Dunia II|perang dunia II]].<ref name=":0" />
Ahmad Yani lahir di Jenar, [[Purworejo]], [[Jawa Tengah]] pada tanggal 19 Juni 1922 di keluarga Wongsoredjo, keluarga yang bekerja di sebuah pabrik [[gula]] yang dijalankan oleh pemilik Belanda. Pada tahun 1927, Yani pindah dengan keluarganya ke [[Batavia]], di mana ayahnya kini bekerja untuk General Belanda. Di Batavia, Yani bekerja jalan melalui pendidikan dasar dan menengah. Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah tinggi untuk menjalani wajib militer di tentara [[Hindia Belanda]] pemerintah kolonial. Ia belajar topografi militer di [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], tetapi pendidikan ini terganggu oleh kedatangan pasukan [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang]] pada tahun 1942. Pada saat yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke Jawa Tengah.
 
Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani pendidikan wajib militer sebagai tentara [[Hindia Belanda]]. Sebagai calon [[perwira]], ia mengambil kecabangan/bidang topografi militer di [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], tetapi pendidikan ini terputus karena invasi [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang]] pada tahun 1942. Di tahun yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke [[Jawa Tengah]].{{butuh rujukan}}
Pada tahun 1943, ia bergabung dengan tentara yang disponsori Jepang [[Pembela Tanah Air|Peta (Pembela Tanah Air)]], dan menjalani pelatihan lebih lanjut di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton Peta dan dipindahkan ke [[Kota Bogor|Bogor]], [[Jawa Barat]] untuk menerima pelatihan. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke [[Kota Magelang|Magelang]] sebagai instruktur.
 
Ketika [[Hindia Belanda]] jatuh ke tangan [[Jepang]], Ia sempat ditangkap oleh pasukan Dai Nippon di [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Namun ia bebas dan Ahmad Yani kembali ke Purworejo.<ref name=":0" /> Pada tahun 1943, ia bergabung menjadi anggota [[Pembela Tanah Air|PETA (Pembela Tanah Air)]] yang dibentuk oleh penguasa Jepang waktu itu dan menjalani pelatihan lanjut di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton PETA dan menerima pendidikan di [[Kota Bogor|Bogor]], [[Jawa Barat]]. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke [[Kota Magelang|Magelang]] sebagai instruktur tentara.{{butuh rujukan}}
==Karier militer==
[[Image:Yani1958.jpg|left|thumb|Kolonel Yani memimpin briefing pada {{death date and age|1958|4|12|1922|6|19}} selama "Operasi Agustus 17'']]
 
Pada tanggal [[5 Desember]] [[1944]], ia menikah dengan Bandiah Yayu Ruliah, yang dulu pernah menjadi guru mengetiknya. Dari perkawinan ini kelak mereka dianu­gerahi delapan orang anak.{{butuh rujukan}}
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Kemerdekaan]] Yani bergabung dengan tentara republik yang masih muda dan berjuang melawan Belanda. Selama bulan-bulan pertama setelah Deklarasi Kemerdekaan, Yani membentuk batalion dengan dirinya sebagai Komandan dan memimpin kepada kemenangan melawan [[Britania Raya|Inggris]] di Magelang. Yani kemudian diikuti ini dengan berhasil mempertahankan Magelang melawan Belanda ketika ia mencoba untuk mengambil alih kota, mendapat julukan "Juruselamat Magelang". Sorot lain yang menonjol karier Yani selama periode ini adalah serangkaian serangan gerilya yang diluncurkan pada awal 1949 untuk mengalihkan perhatian Belanda sementara Letnan Kolonel [[Soeharto]] dipersiapkan untuk Serangan Umum 1 Maret yang diarahkan pada [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].
 
== Karier militer ==
Setelah Kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda, Yani dipindahkan ke [[Kota Tegal|Tegal]], [[Jawa Tengah]]. Pada tahun 1952, ia dipanggil kembali beraksi untuk melawan [[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]], sebuah kelompok pemberontak yang berusaha untuk mendirikan sebuah teokrasi di Indonesia. Untuk menghadapi kelompok pemberontak ini, Yani membentuk sebuah kelompok pasukan khusus yang disebut'' The Banteng Raiders''. Keputusan untuk memanggil Yani dividen dibayar dan selama 3 tahun ke depan, pasukan Darul Islam di [[Jawa Tengah]] menderita satu kekalahan demi satu.
[[Berkas:Yani1958.jpg|jmpl|Kolonel Yani memimpin briefing pada {{death date and age|1958|4|12|1922|6|19}} selama "Operasi 17 Agustus"|kiri]]
 
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Kemerdekaan]] Indonesia, Yani bergabung dengan tentara republik yang baru terbentuk untuk berjuang melawan Belanda yang membonceng sekutu. Selama bulan-bulan pertama setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]], Yani memimpin batalion tentara dan menang dalam pertempuran melawan tentara [[Britania Raya|Inggris]] di Magelang. Yani kemudian juga mempertahankan Magelang dari tentara Belanda dan mendapat julukan "Juruselamat Magelang". Pencapaian yang juga menonjol dari karier Yani di masa ini adalah serangkaian serangan gerilya yang digencarkan pada awal tahun 1949 untuk mengalihkan perhatian tentara Belanda, sementara [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubuwono IX]] dan Letnan Kolonel [[Soeharto]] mempersiapkan rencana [[Serangan Umum 1 Maret 1949]] di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].{{butuh rujukan}}
Pada Desember 1955, Yani berangkat ke [[Amerika Serikat]] untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Texas. Kembali pada tahun 1956, Yani dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] di mana ia menjadi anggota staf Umum untuk [[Abdul Haris Nasution]]. Di Markas Besar Angkatan Darat, Yani menjabat sebagai Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk Organisasi dan Kepegawaian.
 
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tahun 1949, Yani pindah ke [[Kota Tegal|Tegal]], [[Jawa Tengah]]. Pada tahun 1952, ia mendapatkan tugas untuk memadamkan pemberontakan [[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]]/[[Tentara Islam Indonesia]] (DI/TII) yang ingin mendirikan negara agama berdasarkan syariat Islam di Indonesia. Untuk menghadapi DI/TII, Yani membentuk pasukan khusus bernama'' Banteng Raiders''.<ref name=":0" /> Dalam kurun waktu 3 tahun, pemberontakan DI/TII di [[Jawa Tengah]] berhasil dipadamkan.{{butuh rujukan}}''Banteng Raiders'' juga berperan dalam hal lain, seperti memberantas [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]], [[Permesta]], dan pembebasan Irian Barat.<ref name=":0" />
Pada bulan Agustus tahun 1958, ia memerintahkan'' Operasi 17 Agustus'' terhadap [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] pemberontak di Sumatera Barat. Pasukannya berhasil merebut kembali [[Kota Padang|Padang]] dan [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], dan keberhasilan ini menyebabkan ia dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat ke-2 staf pada 1 September 1962, dan kemudian Kepala Angkatan Darat stafnya pada 13 November 1963 (otomatis menjadi anggota kabinet), menggantikan Jenderal [[Abdul Haris Nasution|Nasution]].
 
Pada Desember 1955, Yani berangkat ke [[Amerika Serikat]] untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Kansas. Kembali pada tahun 1956, Yani dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] di mana ia menjadi anggota staf Umum untuk [[Abdul Haris Nasution]]. Di Markas Besar Angkatan Darat, Yani menjabat sebagai Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk Organisasi dan Kepegawaian.{{butuh rujukan}}
==Tahun Akhir==
[[Berkas:Yani Home.jpg|thumb|upright|Plak menandai tempat ketika Yani jatuh setelah ditembak oleh anggota [[Gerakan 30 September]] - mantan rumahnya sekarang menjadi museum. Perhatikan lubang peluru di pintu.]]
 
Pada bulan Agustus tahun 1958, ia memerintahkan [[Operasi 17 Agustus]] terhadap [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] di Sumatera Barat. Pasukannya berhasil merebut kembali [[Kota Padang|Padang]] dan [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], dan keberhasilan ini menyebabkan ia dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat ke-2 staf pada 1 September 1962, dan kemudian Kepala Angkatan Darat stafnya pada 28 Juni 1962 dan pada tanggal 21 Juli 1962 sebutan Kepala Staff Angkatan diubah menjadi Menteri/Panglima, sehingga menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden.<ref name=":0" /> Jenderal Abdul Haris Nasution sebagai pendahaulu Jenderal Yani diangkat menjadi Mengko hankam/KASAB - Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan / Kepala Staff Angkatan Bersenjata.{{butuh rujukan}}Ahmad Yani memegang posisi ini hingga ia gugur dalam G30S.<ref name=":0" />
Sebagai Presiden, [[Soekarno]] bergerak lebih dekat ke [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) di awal 60-an. Yani yang sangat anti-komunis, menjadi sangat waspada terhadap PKI, terutama setelah partai ini menyatakan dukungannya terhadap pembentukan'' kekuatan kelima'' (selain keempat angkatan bersenjata dan polisi) dan Sukarno mencoba untuk memaksakannya ''[[Nasakom]]'' (Nasionalisme-Agama-Komunisme) doktrin di militer. Keduanya, Yani dan Nasution menunda-nunda ketika diperintahkan oleh Soekarno pada tanggal 31 Mei 1965 mempersiapkan rencana untuk mempersenjatai rakyat.
 
== Akhir hayat ==
Pada dini hari 1 Oktober 1965, [[Gerakan 30 September]] mencoba untuk menculik tujuh anggota staf umum Angkatan Darat. Sebuah tim dari sekitar 200 orang mengepung rumah Yani di Jalan Latuhahary No 6 di pinggiran Jakarta [[Menteng, Jakarta Pusat]]. Biasanya Yani memiliki sebelas tentara menjaga rumahnya. Istrinya kemudian melaporkan bahwa seminggu sebelumnya tambahan enam orang ditugaskan kepadanya. Orang-orang ini berasal dari komando Kolonel Latief, yang diketahui Yani, adalah salah satu komplotan utama dalam Gerakan 30 September. Menurut istri Yani, orang-orang tambahan tersebut tidak muncul untuk bertugas pada malam itu. Yani dan anak-anaknya sedang tidur di rumahnya sementara istrinya keluar merayakan ulang tahunnya bersama sekelompok teman-teman dan kerabat. Dia kemudian menceritakan bahwa saat ia pergi dari rumah sekitar pukul 23:00, ia melihat seseorang duduk di seberang jalan seakan menjaga rumah di bawah pengawas. Dia tidak berpikir apa-apa pada saat itu, tetapi setelah peristiwa pagi itu ia bertanya-tanya berbeda. Juga, dari sekitar jam 9 pada malam 30 September ada sejumlah panggilan telepon ke rumah pada interval, yang ketika menjawab akan bertemu dengan keheningan atau suara akan bertanya apa waktu itu. Panggilan terus sampai sekitar 01:00 dan Mrs Yani mengatakan dia memiliki firasat sesuatu yang salah malam itu.
[[Berkas:Yani Home.jpg|jmpl|lurus|Plak menandai tempat ketika Yani jatuh setelah ditembak oleh anggota [[Gerakan 30 September]] - mantan rumahnya sekarang menjadi museum. Perhatikan lubang peluru di pintu.|kiri]]
 
Sebagai Presiden, [[Soekarno]] bergerak lebih dekat ke [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) di awal 60-an. Yani yang sangat anti-komunis, menjadi sangat waspada terhadap PKI, terutama setelah partai ini menyatakan dukungannya terhadap pembentukan'' kekuatan kelima'' (selain keempat angkatan bersenjata dan polisi) dan Soekarno mencoba untuk memaksakannya ''[[Nasakom]]'' (Nasionalisme-Agama-Komunisme) doktrin di militer. Keduanya, Yani dan Nasution menunda-nunda ketika diperintahkan oleh Soekarno pada tanggal 31 Mei 1965 mempersiapkan rencana untuk mempersenjatai rakyat.{{butuh rujukan}}
Yani menghabiskan malam dengan beberapa pertemuan, pukul 7 malam ia menerima seorang kolonel dari KOTI, Komando Operasi Tertinggi. Jendral [[Basuki Rahmat]], komandan divisi di [[Jawa Timur]], kemudian tiba dari markasnya di [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Basuki datang ke Jakarta untuk melaporkan kepada Yani pada keprihatinan tentang meningkatnya aktivitas komunis di Jawa Timur. Memuji laporannya, Yani memintanya untuk menemaninya ke pertemuan keesokan harinya dengan Presiden untuk menyampaikan laporannya.
 
Pada dini hari 1 Oktober 1965, [[Gerakan 30 September]] mencoba untuk menculik tujuh anggota staf umum Angkatan Darat. Sebuah tim dari sekitar 200 orang mengepung rumah Yani di Jalan Latuhahary No. 6 di pinggiran Jakarta [[Menteng, Jakarta Pusat]]. Biasanya Yani memiliki sebelas tentara menjaga rumahnya. Istrinya kemudian melaporkan bahwa seminggu sebelumnya tambahan enam orang ditugaskan kepadanya. Orang-orang ini berasal dari komando Kolonel Latief, yang diketahui Yani, adalah salah satu komplotan utama dalam Komando [[Gerakan 30 September]]. Menurut istri Yani, orang-orang tambahan tersebut tidak muncul untuk bertugas pada malam itu. Yani dan anak-anaknya sedang tidur di rumahnya sementara istrinya keluar merayakan ulang tahunnya bersama sekelompok teman-teman dan kerabat. Dia kemudian menceritakan bahwa saat ia pergi dari rumah sekitar pukul 23.00, ia melihat seseorang duduk di seberang jalan seakan menjaga rumah di bawah pengawas. Dia tidak berpikir apa-apa pada saat itu, tetapi setelah peristiwa pagi itu ia bertanya-tanya berbeda. Juga, dari sekitar jam 9 pada malam 30 September ada sejumlah panggilan telepon ke rumah pada interval, yang ketika menjawab akan bertemu dengan keheningan atau suara akan bertanya apa waktu itu. Panggilan terus sampai sekitar 01.00 dan Ahmad Yani mengatakan dia memiliki firasat sesuatu yang salah malam itu.{{butuh rujukan}}
Ketika para penculik datang ke rumah Yani dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan dibawa ke hadapan presiden, ia meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian. Ketika penculik menolak ia menjadi marah, menampar salah satu prajurit penculik, dan mencoba untuk menutup pintu depan rumahnya. Salah satu penculik kemudian melepaskan tembakan, membunuhnya secara spontan. Tubuhnya dibawa ke [[Lubang Buaya]] di pinggiran Jakarta dan bersama-sama dengan orang-orang dari jenderal yang dibunuh lainnya, disembunyikan di sebuah sumur bekas.
[[Berkas:A. Yani - TMP Kalibata(1).jpg|jmpl|Nisan makam Ahmad Yani di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]]]
Yani menghabiskan malam dengan beberapa pertemuan, pukul 7 malam ia menerima seorang kolonel dari KOTI, Komando Operasi Tertinggi. Jenderal [[Basuki Rahmat]], komandan divisi di [[Jawa Timur]], kemudian tiba dari markasnya di [[Surabaya]]. Basuki datang ke Jakarta untuk melaporkan kepada Yani pada keprihatinan tentang meningkatnya aktivitas komunis di Jawa Timur. Memuji laporannya, Yani memintanya untuk menemaninya ke pertemuan keesokan harinya dengan Presiden untuk menyampaikan laporannya.{{butuh rujukan}}
 
Ketika para penculik datang ke rumah Yani dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan dibawa ke hadapan presiden, ia meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian. Ketika penculik menolak ia menjadi marah, menampar salah satu prajurit penculik, dan mencoba untuk menutup pintu depan rumahnya. Salah satu penculik kemudian melepaskan tembakan, membunuhnya secara spontan. Tubuhnya dibawa ke [[Lubang Buaya]] di pinggiran Jakarta dan bersama-sama dengan orang-orang dari jenderal yang dibunuh lainnya, disembunyikan di sebuah sumur bekas.{{butuh rujukan}}
Tubuh Yani, dan orang-orang korban lainnya, diangkat pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di [[Kalibata]]. Pada hari yang sama, Yani dan rekan-rekannya resmi dinyatakan Pahlawan'' dari Revolusi'' dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari [[Letnan Jenderal]] untuk bintang ke-4 [[umum]] ([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]:''Jenderal Anumerta'').
 
Tubuh Yani, dan orang-orang korban lainnya, diangkat pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di [[Kalibata]]. Pada hari yang sama, Yani dan rekan-rekannya resmi dinyatakan Pahlawan'' dari Revolusi'' dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari [[Letnan Jenderal]] untuk bintang ke-4 umum ([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]:''Jenderal Anumerta'').{{butuh rujukan}}
Ibu Yani dan anak-anaknya pindah dari rumah setelah kematian Yani. Ibu Yani membantu membuat bekas rumah mereka ke Museum publik yang berdiri sebagian besar seperti itu pada Oktober 1965, termasuk lubang peluru di pintu dan dinding, dan dengan perabot rumah itu waktu itu. Saat ini, banyak kota di Indonesia memiliki jalan dinamai Yani.
 
Ibu Yani dan anak-anaknya pindah dari rumah setelah kematian Yani. Ibu Yani membantu membuat bekas rumah mereka ke Museum publik yang berdiri sebagian besar seperti itu pada Oktober 1965, termasuk lubang peluru di pintu dan dinding, dan dengan perabot rumah itu waktu itu. Saat ini, banyak kota di Indonesia memiliki jalan dengan nama Jenderal Ahmad Yani. Selain itu namanya diabadikan untuk [[Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani]] di Semarang. Nama besar Jenderal Ahmad Yani juga digunakan sebagai nama 2 buah universitas di Indonesia yaitu [[Universitas Jenderal Achmad Yani]] yang berada di [[Cimahi]], [[Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta]] yang berada di [[Yogyakarta]]. Kedua [[Perguruan Tinggi]] tersebut berada di bawah naungan [[Yayasan Kartika Eka Paksi]] yang merupakan Yayasan yang dimiliki [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]] dimana beliau mengabdi.{{butuh rujukan}}
 
== Pendidikan ==
* [[HIS]] (setingkat SD) Bogor, tamat tahun [[1935]][[Berkas:Ahmad Yani 1966 Indonesia stamp.jpg|jmpl|[[1935|Perangko Ahmad Yani keluaran tahun 1966]]]]
* [[MULO]] (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun [[1938]]
* [[AMS]] (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun [[1940]]
Baris 65 ⟶ 90:
* Special Warfare Course di [[Inggris]], tahun [[1956]]
 
== BintangRiwayat KehormatanJabatan ==
* Komandan Seksi I Kompi III Batalyon II (1944–1945)
* Bintang RI Kelas II
* Komandan Batalyon 4/Yani Resimen XIV Magelang (1945–1948)
* Bintang Sakti
* Komandan Brigade Diponegoro dari Divisi III (1948–1950)
* Bintang Gerilya
* Komandan Wehrkre­ise/WK II Kedu (1950–1951)
* Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
* Komandan Batalyon Banteng Raiders (1951–1953)
* Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
* Komandan Resimen 12 Wijayakusuma (1951–1956)
* Satyalancana G: O.M. I dan VI
* Asisten II/Operasi (1956)
* Satyalancana Sapta Marga ([[PRRI]])
* Deputy I/Operasi (1957)
* Satyalancana Irian Barat ([[Trikora]])
* Komandan Operasi 17 Agustus (1958)
* Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia ([[1958]]) dan lain-lain
* Deputy II/Pembinaan (1960)
* Deputy KSAD untuk wilayah Indonesia bagian Timur (1962–1963)
* Menteri/Panglima Angkatan Darat (1963–1965)
 
== Penghargaan ==
=== Tanda Jasa{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|1981|p=254-255}} ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Adipradana.png|width=100}}
|
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=YU Order of the People's Army (2nd Rank) Ribbon Bar.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="3"|[[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (10 November 1965)<ref>{{cite book|title= Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang|url= https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|access-date= 4 Oktober 2021|archive-date= 2021-07-29|archive-url= https://web.archive.org/web/20210729004106/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url= no}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Republik Indonesia Utama]] (10 Januari 1963)
| colspan="1"|[[Bintang Sakti]]
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana Saptamarga|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia|Order of the People's Army with Golden Star (Second rank)]] - Yugoslavia (1958)
|}
 
== Referensi ==
 
{{reflist
}}
 
'''Sumber referensi'''
* {{citebook|title=Achmad Yani. Prajurit Patriot Sejati|publisher=Dinas Sejarah Angkatan Darat|location=Bandung|year=2013|id=ISBN 978-602-7846-03-6}}
* {{citebook|title=Gerakan 30 September Pelaku, Pahlawan dan Petualang|first=Julius|last=Pour|publisher=Kompas Media Nusantara|location=Jakarta|year=2010}}
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=1981|title=Sejarah TNI-AD 1945–1973: Riwayat Hidup Singkat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|volume=XIII|pages=|url=https://books.google.com/books?id=l7maivDM07kC}}
 
{{kotak mulai}}
{{S-mil}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Abdul Harris Nasution]]|pengganti=[[Soeharto]]|tahun=1962-1965}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Abdul Haris Nasution]]|pengganti=[[Pranoto Reksosamodra]]|tahun=1962–1965}}
{{kotak selesai}}
 
{{Pahlawan Revolusi}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
 
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:KSADPejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yangTentara dibunuhNasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:TokohKepala dariStaf PurworejoTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Purworejo]]<!--dilarang memakai kategori "Tokoh dari Purworejo"-->
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Purwodadi (Purworejo)]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Soekarnois]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sakti]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]