'''Kota Mempawah''' adalah Ibukota [[Kabupaten Mempawah]] yang memiliki julukan kota Bestari atau Bumi Galaherang dengan luas 264,40 km<sup>2</sup>. Kota ini terletak di jalur perdagangan antara [[Pontianak]], [[Singkawang]], dan [[Sambas]]. Kota ini terdiri dari sembilan kecamatan, yaitu: [[Mempawah Hilir, Mempawah|Mempawah Hilir]], [[Mempawah Timur, Mempawah|Mempawah Timur]], [[Sungai Kunyit, Mempawah|Sungai Kunyit]], [[Sungai Pinyuh, Mempawah|Sungai Pinyuh]], [[Siantan, Mempawah|Siantan]], [[Segedong, Mempawah|Segedong]], [[Anjongan, Mempawah|Anjongan]], [[Toho, Mempawah|Toho,]] dan [[Sadaniang, Mempawah|Sadaniang]]. Kota Mempawah bukan kotamadya melainkan hanya kota kabupaten di Provinsi [[Kalimantan Barat]].
{{hapus|a1}}
{{stub}}
== Kota Mempawah ==
Ibukota Kabupaten Pontianak adalah <strong>Mempawah</strong>
<nowiki> </nowiki>yang memiliki julukan Bumi Galahherang dengan luas 254,40 km. Kota ini
<nowiki> </nowiki>terletak di jalur perdagangan antara Pontianak, Singkawang dan Sambas
= Asal Nama Mempawah =
Mempawah berasal dari kata ‘Buah Asam Paoh’, sementara sumber lain dari
Mempawah Hilir menyebutkan bahwa Mempawah berasal dari kata ‘Mempelam
Paoh’. Baik pohon maupun buah mempelam paoh ini dulunya banyak di
temukan di sekitar kota Mempawah, tepatnya disela-sela pohon nipah, di
daratan yang tidak jauh dari laut.
Pendapat berbeda juga di kemukakan oleh sejumlah sumber lain, dimana
mereka menyebutkan mempawah berasal dari bahasa Cina, yakni ‘Nam Pa Wa’,
<nowiki> </nowiki>yang berarti ‘Arah Selatan’. Pendapat ini terbilang cukup mendasar
karena berdasarkan catatan sejarah yang ada orang-orang Cina dulu pernah
<nowiki> </nowiki>datang ke daerah pesisir pantai Kalimantan Barat, sekitar pertengahan
abad ke 16 (ketika itu Kerajaan Bangkule masih berdiri) sampai abad ke
18 (saat Belanda menduduki tanah air). Karena dialeg orang-orang Cina,
kata Nam Pa Wa di lafaskan menjadi kata Mempawah.
Catatan sejarah yang lain menyebutkan bahwa Pendiri kerajaan Mempawah,
Panembahan Adijaya, menamakan kerajaannya dengan nama Mempawah. Nama ini
<nowiki> </nowiki>terinspirasi dari imbasan kata Asam Paoh, Mempelam Paoh, dan Nam Pa
Wah. Di jaman pemerintahan Hindia Belanda, mereka kemudian mengubah nama
<nowiki> </nowiki>Mempawah menjadi Mempawa. Seiring dengan berjalannya waktu, oleh
almarhum Panembahan Muhammad Taufik Accamaddin (sumber Buku Hari
Jadi/Lahir Kota Mempawah oleh M. Yusuf Sahar) nama Mempawa dikembalikan
lagi ke nama asalnya, yakni Mempawah.
Lantas, mengapa setiap tanggal 15 Februari diperingati sebagai hari jadi
<nowiki> </nowiki>kota Mempawah? Menurut catatan yang di buat oleh M. Yusuf Sahar dalam
bukunya yang berjudul Hari Jadi/Lahir Kota Mempawah, disana dituliskan
hari Rabu, tanggal 8 Jumaidil Akhir 1175 H atau 1761 M sebagai hari
lahirnya kota Mempawah. Pendapat Yusuf Sahar ini terbilang cukup
beralasan karena dirinya mencatat ada 3 peristiwa penting yang satu sama
<nowiki> </nowiki>lain saling bertalian.
Ke 3 peristiwa itu adalah berpindahnya ibukota Kerajaan yang di sebut
Mempawah sekarang dari Sebukit Kerajaan oleh Panembahan Adijaya yang
menamakannya; hapusnya sebuah kerajaan bernama Bungkale Rajakng secara
otomatis; dan berdirinya sebuah kerajaan Mempawah dengan raja pertamanya
<nowiki> </nowiki>Panembahan Adijaya pada hari Rabu, tanggal 8 Jumaidil Akhir 1175 H atau
<nowiki> 1761 M.
Dalam sarasehan kedua, 15 Februari 1980, pendapat M. Yusuf Sahar ini
sempat di bahas secara mendalam oleh para peserta. Di akhir pertemuan
tersebut, para peserta sepakat menerima pendapat tersebut dan menetapkan
</nowiki>penggunaan hitungan tahun Masehi sebagai metode penghitungan hari jadi
kota Mempawah. Sedangkan ritual acara Robok-Robok di sepakati untuk
digelar pada hari Rabu, minggu terakhir di bulan Syafar.
Sebagai upaya pelestarian sejarah, sekaligus mensukseskan program
pemerintah dalam penanaman seribu pohon, Marsupandi, salah seorang staf
di Kantor Informasi, Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Pontianak,
memberikan secara simbolis bibit pohon Mempelam Paoh kepada bupati
Pontianak, Ria Norsan. Penyerahan pohon bersejarah ini disampaikan
diacara peringatan HUT ke-49 Pemindahan Ibukota Kabupaten Pontianak di
Mempawah, Jumat (3/2) lalu. Upacara bendera ini digelar di Halaman
Kantor Bupati Pontianak. Baik pemimpin, pembina maupun panitia upacara
semuanya mengenakan busana Telok Belaga’ bermotifkan Awan Berarak. Tak
ketinggalan peserta upacaranya pun mengenakan busana bermotif Awan
Berarak.
|