<!-- Anda dapat menghapus pesan selamat datang ini. -->
== tentangOctober Bagus Warsono2019 ==
[[File:Information orange.svg|25px|alt=Information icon]] Mohon tidak melanjutkan suntingan uji coba di halaman Wikipedia, bahkan jika Anda bermaksud akan memperbaikinya kemudian. Suntingan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai suntingan yang berguna dan telah dihapus. Gunakan [[Wikipedia:Sandbox|bak pasir]] untuk melakukan suntingan uji coba. Terima kasih.<!-- Template:uw-test2 --> [[Pengguna:Veracious|flixwito]] [[Pembicaraan Pengguna:Veracious|^(•‿•)^]] 17 Oktober 2019 06.51 (UTC)
Rg.(Ronggo) Bagus Warsono lebih dikenal dengan Agus Warsono, SPd.MSi/Masagus, pecinta anak-anak (guru sekolah dasar), penulis/penyair,pelukis dan gemar membaca.Lahir Tegal 29 Agustus 1965.Tinggal di Indramayu. Bermula bercita-cita menjadi Insinyur teknik karena miskin menjadi guru sekolah dasar, mengunjungi SDN Sindang II, SMP III Indramau, SPGN Indramayu, (S1) STIA Jakarta , (S2) STIA YAPPANN Jakata , menulis secara otodidak, Kawin dengan Rofiah Ross hinga sekarang, anak-anak Abdurrachman Mappuji , Maulana Ragil Zakariyah. Tengah persiapan menempuh doktoral, sedang mencari promotor, dan Unv yang murah. Mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca. Aktif membaca dan menulis di berbagai media penerbitan,anggota PWI Jawa Barat, menjadi guru sekolah dasar juga pedagang barang bekas. Hanya ini yang dapat diperbuat, kecil dan tak berarti apa-apa.
== Rg (Ronggo Bagus Warsono) ==
Rg (Ronggo Bagus Warsono) lahir di Tegal, 29 Agustus 1965, menamatkan Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Jakarta, dan Gelar Master (MSi) Ilmu Administrasi YAPPANN Jakarta 2011. Melukis sejak anak-anak. Bebek adalah khas lukis Rg Agus Warsono. Melukis autodidak dan belajar dari gemar membaca.Bebek membawanya terkenal diseantero dunia. Namun lebih suka menyendiri dan terasing. Bebek termahal mencapai 150 juta saat ini. Miliki lukisannya dan Anda menjadi infestor barang berarga. Tinggal menetap di Indramayu bersama seorangistri dan dua anak.
== PURA-PURA MENJADI ORANG LAIN ==
Nama Samaran dan Nama lain
Nama samaran diperlukan untuk mengelabui publik agar bertanya-tanya siapa pemilik nama samaran tersebut. Nama samaran dibuat untuk berbagai maksud. Pada masa lalu, nama samaran diperlukan untuk keselamatan sang penulis agar mereka yang merasa tersentuh oleh pesan sebuah tulisan tidak dapat mengetahui siapa sejatinya penulis itu. Sebab begitu dasyatnya isi sebuah tulisan akan dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap apa yang dibidik sang penulis. Misalnya penulis di masa penjajahan doeloe, ia mengkritisi pemerintah namun ia sengaja untuk menyembunyikan jatidirinya. Sungguhpun tulisannya dimuat di mediamassa, redaksi setidaknya dapat mengelak bahwa ia memuat tulisan itru berdasarkan kiriman naskah dari seseorang (dengan nama samaran).
Nama samaran dan nama lain juga diperlukan untuk popularitas seseorang agar dapat mudah diingat oleh masyarakat pembaca. Biasanya ini mereka menggunakan nama-nama yang jarang dipakai oleh masyarakat. Seperti menggunakan nama-nama dari tumbuhan seperti ‘kuntum, ‘tukul’, ‘pelok’, ‘kembang’, ‘puspa’, ‘bluluk’, ‘manggar’, dsb., Nama-nama alam seperti ‘mega’, ‘bayu’, ‘awan’, ‘guntur’,'maya’, ‘ombak’ ‘segara’, ‘fajar’, ‘lembayung’ dsb. Nama-nama pewayangan seperti ‘parikeset’, ‘sugriwo’, ‘sumantri’ dsb. Nama-nama hari seperi ‘Wage’ , ‘Rebo’, ‘manis’, dsb. Nama-nama kejadian manusia seperti ‘puput’, ‘babar’, ‘bubat’, ‘kalungusus’, ‘jabang’, dsb. Nama-nama warna seperi ‘ireng’, ‘abang’, ‘jingga’, dsb.
Nama samaran dan nama lain diperlukan untuk mendongkrak popularitas seseorang biasanya dengan memberikan tambahan nama depan atau nama belakang misalnya ‘Edi sembako’, ‘Tukul Arwana’, ‘Eko Patrio’, ‘Unang Bagito’, ‘Cici Tegal’, ‘Iis Dahlia’, ‘Dono Warkop’,dsb. Nama-nama seperti ini kemudian melekat dengan personalnya sehingga tiada bisa membedakan mana nama asli dan mana nama samaran.
Nama samaran dan nama lain sah-sah saja penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia biasa digunakan sebagai kesatuan ‘alias’ atau ‘nama lain’ seseorang. Seperti halnya nama panggilan seseorang yang sering digunakan dalam keluarga, teman sekolah, atau di lingkungan terkecil lainnya.
Nama samaran dan nama lain juga sering menggunakan nama kecil seseorang (nama panggilan di waktu kecil). Nama digunakan dan dijadikan satu dengan nama asli seseorang agar publik lebih mengenalnya, serta sengaja ditempelkan untuk memberikan penghargaan untuk keluarganya. Contohknya seperti ‘Upik’, ‘Buyung’, ‘Bontot’ , ‘Ragil’, ‘Denok’, ‘Yayuk’, ‘Dimas’, ‘Pras’ ‘Pram’, Bram’, ‘Sam’, ‘Lis’ ‘Lik’ dsb. Hal demikian dikarenakan nama kecil telah populair ketimbang nama sebenarnya.
Nama samaran dan nama lain dalam sastrawan sah-sah saja digunakan. Untung dan ruginya pada mereka sendiri yang melakukan. Boleh jadi dengan nama samaran akan membawa berkah keberuntungan. Sehingga cepat populair, menarik minat pembaca, dan oleh penerbit dipandang memiliki nilai jual yang tinggi. Betul kata seorang ilmuwan apa artinya sebuah nama. Karenanya nama samaran dan nama lain lazim dgunakan dalam dunia sastra kita. Namun ada juga menemukan kegagalan menggunakan nama samaran. Karena bersusah payah menbuat nama samaran tetapi justru tidak menguntungkan.
Di dunia maya nama samaran sudah bukan barang baru. Publik sudah dapat mengira cepat akan hal ini yakni ‘lempar batu sembunyi tangan’. Ia dapat dituduh dengan tidak bertanggung-jawab. Kurang jantan. Tidak terang-terangan.
Dan boleh jadi nama samaran di dunia maya bermaksud untuk penipuan. Telah banyak kasus atas korban kepura-puraan menjadi orang lain ini. Ada laki-laki menjadi perempuan, atau sebaliknya. Ada nama menggunakan nama orang luar negeri padahal ia ada di Indonesia. Ada nama menggunakan nama suku lain dan sebagainya.
Hal mengenai nama samaran dan nama lain terserah pribadi masing-masing. Orang tua kita sebetulnya sudah memberikan nama terbaik untuk anak-naknya. Ya apa artinya sebuah nama.
*nama-nama sebutan dalam artikel hanya sekadar contoh bukan merujuk seseorang.
(rg bagus warsono, 9-11-13)
|