Bacillus thuringiensis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: pl:Bacillus thuringiensis adalah artikel bagus; kosmetik perubahan |
k Menambah Kategori:Bakteri Gram-positif menggunakan HotCat |
||
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{infobox spesies}}
'''''Bacillus thuringiensis''''' adalah spesies [[bakteri]] [[
== Informasi umum ==
=== Sejarah ===
''B. thuringiensis'' ditemukan pertama kali pada tahun 1911 sebagai patogen pada [[ngengat]] (''flour moth'') dari Provinsi [[Thuringia]], [[Jerman]]. Bakteri ini digunakan sebagai produk insektisida komersial pertama kali pada tahun 1938 di [[
Keberadaan inklusi paraspora dalam ''B. thuringiensis'' telah ditemukan sejak tahun 1915,
=== Habitat ===
Baris 28 ⟶ 14:
=== Deskripsi ===
''B. thuringiensis'' dibagi menjadi 67 [[subspesies]] (hingga tahun 1998) berdasarkan serotipe dari flagela (H). Ciri khas dari bakteri ini yang membedakannya dengan spesies ''Bacillus'' lainnya adalah kemampuan membentuk kristal paraspora yang berdekatan dengan endospora selama fase sporulasi III dan IV. Sebagian besar ICP disandikan oleh DNA plasmid yang dapat ditransfer melalui [[konjugasi]] antargalur ''B. thuringiensis''
== Toksin Bt ==
[[Berkas:Bt toxin.jpg|
Protein atau toksin Cry tersebut akan dilepas bersamaan dengan [[spora]] ketika terjadi pemecahan [[dinding sel]].<ref name="a"/> Apabila termakan oleh larva insekta, maka larva akan menjadi inaktif, makan terhenti, muntah, atau kotorannya menjadi berair. Bagian kepala serangga akan tampak terlalu besar dibandingkan ukuran tubuhnya. Selanjutnya, larva menjadi lembek dan mati dalam hitungan hari atau satu minggu. Bakteri tersebut akan menyebabkan isi tubuh insekta menjadi berwarna hitam kecoklatan, merah, atau kuning, ketika membusuk.<ref name="tiga">[http://www.nysaes.cornell.edu/ent/biocontrol/pathogens/bacteria.html Natural Enemies of Vegetable Insect Pests.], Hoffmann, M.P. and Frodsham, A.C. (1993)Cooperative Extension, Cornell University, Ithaca, NY. Page. 63.</ref>
Toksin Cry sebenarnya merupakan protoksin, yang harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum memberikan efek negatif. Aktivasi toksin Cry dilakukan oleh protease usus sehingga terbentuk toksin aktif dengan bobot 60 kDA yang disebut delta-endotoksin. Delta-endotoksin ini diketahui terdiri dari tiga domain. Toksin tersebut tidak larut pada kondisi normal sehingga tidak membahayakan manusia, hewan tingkat tinggi, dan sebagian insekta. Namun. pada kondisi pH tinggi (basa) seperti yang ditemui di dalam usus lepidoptera, yaitu di atas 9.5, toksin tersebut akan aktif.<ref name="dua" /> Selanjutnya, toksin Cry akan menyebabkan [[lisis]] (pemecahan) [[usus]] lepidoptera.<ref name="a"/><ref name="b"/>
''B. thuringiensis'' dapat memproduksi dua jenis toksin, yaitu toksin kristal (''Crystal'', Cry) dan toksin sitolitik (''cytolytic'', Cyt). Toksin Cyt dapat memperkuat toksin Cry sehingga banyak digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam mengontrol insekta. Lebih dari 50 gen penyandi toksin Cry telah disekuens dan digunakan sebagai dasar untuk pengelompokkan gen berdasarkan kesamaan sekuens penyusunnya. Tabel di bawah ini merupakan klasifikasi toksin Bt pada tahun 1995
{| class="wikitable" border="1" cellpadding="3" cellspacing="0" align="center"
Baris 59 ⟶ 45:
== Keuntungan dan Kerugian ==
[[Berkas:Culinex Tab plus.jpg|
Menurut laporan [[WHO]] pada tahun 1999, sebanyak 13.000 ton produk ''B. thuringiensis'' diproduksi setiap tahunnya melalui teknologi [[fermentasi]] aerobik. Sebagian besar produk tersebut yang mengandung ICP dan [[spora]] hidup, sedangkan sebagian lainnya mengandung spora yang telah diinaktivasi. Produk ''B. thuringiensis'' konvensional hanya dibuat untuk mengatasi [[hama]] [[lepidoptera]] yang menyerang tanaman [[pertanian]] dan [[perhutanan]]. Namun, sekarang ini, banyak galur ''B. thuringiensis'' yang diproduksi untuk mengatasi golongan koeloptera dan diptera (perantara penyakit yang diakibatkan [[parasit]] dan [[virus]]). ''B. thuringiensis''
Aplikasi produk ''B. thuringiensis'' dapat menyebabkan pekerja lapangan terpapar secara aerosol ataupun melalui kontak dermal, serta mengkontaminasi makanan dan minuman pada lahan pertanian. Namun, menurut hingga tahun 1999, belum ada laporan yang menunjukkan efek parah dari kontaminasi ''B. thuringiensis'' pada manusia, kecuali terjadinya [[iritasi]] mata dan kulit. Namun, sel vegetatif ''B. thuringiensis'' berpotensi memproduksi [[racun]] yang mirip dengan yang dihasilkan oleh Bacillus cereus dan belum diketahui apakah dapat menyebabkan penyakit manusia atau tidak. Penggunaan produk ''B. thuringiensis'' juga diketahui menimbulkan resitensi pada sebagian [[insekta]], seperti ''Plodia interpunctella'', ''Cadra cautella'', ''Leptinotarsa decemlineata'', ''Chrysomela scripta'', ''Spodoptera littoralis'', ''Spodoptera exigua'', sehingga penggunaan produk tersebut untuk tujuan [[pengendalian hama]] harus lebih diperhatikan.<ref name="satu" />
Baris 68 ⟶ 54:
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q310467}}
[[Kategori:
[[Kategori:Bakteri yang dideskripsikan tahun 1915]]
[[Kategori:Bakteri Gram-positif]]
|