|kecamatan =Candimulyo
|kode pos =56191
|nama kepala desa =-Drs. Mudjiono
|luas =-... km²
|penduduk =-... jiwa
|kepadatan =-... jiwa/km²
}}
'''Tampirwetan''' adalah sebuah desa di kecamatan [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]], kabupaten [[Kabupaten Magelang|Magelang]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Nama desa Tampirwetanini konon berasal dari nama seorang [[kyai]] cikal bakal [[dusun]] Tampirwetan, yaitu kyaibernama Sampir yang oleh [[masyarakat]] Tampirwetan secara turun temurun diyakini sebagai penyebar [[agama]] [[Islam]]. Tidak ditemukan bukti lain mengenai sejarah kyai Sampir selain bukti berupa [[makam]] beliau di pekuburan KulonJangkang yang hingga saat ini makam tersebut masih terawat dengan baik.
[[Desa]] ini mudah dijangkau karena selain tersedianya angkutan umum serta, jalanan menuju desa ini sudah berupadilapisi [[aspal]] meskipun dengan kontur jalanan yang berkelok-kelok dan naik-turun. Desa Tampirwetan dapat ditempuh sejauh kurang lebih 4 km dari Blabak, 6 km dari [[Mertoyudan]] (Jl. [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Semarang]]) dan 4 km dari Candimulyo. Kondisi lalulintaslalu lintas akan menjadi ramai saat menjelang hari raya Idul Fitri dan selama libur lebaran mengingat jalan ini merupakan jalur alternatif ketika terjadi kemacetan di jalur utama Yogyakarta - Semarang.
Dalam hal kebudayaan, terdapat beberapa [[tradisi]] yang dilakukan oleh warganya, seperti di antaranya nyadran dan padusan. Nyadran adalah ritual mengirim do'a untuk arwah para leluhur yang umumnya dilakukan penduduk desa secara bersama-sama di sekitar area [[pemakaman]] saat menjelang bulan [[Ramadan]], sedangkan padusan ialah ritual mensucikan badan dengan cara mandi keramas untuk mengawali ritual puasa Ramadan. [[Tradisi]] nyadran dan padusan sebenarnya tidak hanya ada di desa Tampirwetan, tetapi juga dilakukan masyarakat di desa-desa lain di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Selain itu di desa ini juga terdapat beberapa macam seni [[budaya]] berupa kesenian tradisional, di antaranya yaitu [[Kuda Lumping]] dan, [[Topeng Ireng]] dan [[Jathilan]] yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dari kalangan anak-anak hingga orang tua.
Karena letak desa yang strategis yakni berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo dan Mertoyudan-Candimulyo menjadikan [[desa]] ini cukup dikenal di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Singgah di desa ini jangan lupa untuk mencicipi satu jajanan kulinernya yang sudah terkenal dan telah menjadi ikon jajanan kuliner di Tampirwetan, yaitu ricarica kambing balap Mbah Bagong dengan ciri khas rasanya yang pedas.
Secara geografis letak desa ini berada di sebelah baratdaya lereng gunung [[Merbabu]] dengan radius sekitar 25 km dari puncak Merbabu. Untuk batas wilayah, desa Tampirwetan berbatasan dengan desa Tampirkulon di sebelah barat, desa Tegalsari dan desa Podosoko di sebelah utara, desa Beningan di sebelah timur serta desa Treko dan desa Piyungan dari kecamatan [[Sawangan, Magelang|Sawangan]] di sebelah selatan. Wilayah desa Tampirwetan diapit oleh dua aliran [[sungai]] yaituyakni sungai Anggas di sebelah utara dan sungai Legono di sebelah selatan. Kedua sungai ini bermuara di sungai Elo yang berada di sebelah barat kecamatan [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]].
Sebagian besar wilayah desa Tampirwetan merupakan area pertanian berupa [[ladang]] dan [[sawah]] dengan sistem [[irigasi]] bersumber dari mata air Ngudal yang mengalir sepanjang tahun. [[Desa]] Tampirwetan terdiri dari beberapa dusun, yaitu Tampirwetan I, Tampirwetan II, Karangampel dan Trisip. Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, sebagian lain bekerja sebagai buruh, [[pedagang]] dan sebagian kecil pegawai negeri. Selain itu banyak pula warga dari desa ini yang merantau ke luar kota, seperti ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Semarang]], [[Surabaya]] dan [[Jakarta]].
== Pranala luar ==
{{RefDagri|2022}}
{{Candimulyo, Magelang}}
{{Authority control}}
▲{{ kelurahanKelurahan-stub}}
|