Ruhutisme
Bergabung 19 Februari 2014
Konten dihapus Konten ditambahkan
RUHUTISME adalah sistem berpikir yang kacau atau ngawur, yang tidak didasarkan pada penalaran silogistis yang berbasis data yang akurat, yang secara tendensius menyerang lawan bicara secara personal (ad hominem) dalam sebuah diskusi atau diskursus/p |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Istilah Baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diperkenalkan oleh Boni Hargens, inisiator Gerakan Nasional Anti Diskriminasi, sekaligus juga pengajar Ilmu Politik Universitas Indonesia dan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia.
'''''Sejarah Etimologis'''''
Kata ini berasal nama seorang politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, SH. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, 24 Maret 1954. Ia dikenal masyarakat luas sebagai seorang pengacara, pemeran sinetron, dan politikus Indonesia. Nama Ruhut melejit berkat perannya sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Ruhut juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.
Baris 20:
Salah seorang peserta diskusi, Adi, meminta pencabutan kata-kata tentang etnis tersebut, namun Ruhut akhirnya keluar meninggalkan ruangan. Pada 20 November 2009, Ruhut mengeluarkan pernyataan merelakan telinganya dipotong jika dana bailout Rp. 6,7 triliun Bank Century mengalir ke Partai Demokrat dan Presiden SBY. “Tidak ada kaitannya dengan SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong leher saya”, kata Ruhut. Berdekatan dengan pernyataan itu, Ruhut juga menyatakan lehernya siap ditebas pedang jika putra kesayangan SBY, Edhie Baskoro. (Ibas) juga menikmati "uang haram" kasus Bank Century.
Pada 20 Desember 2009, Ruhut kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial bahwa ia rela dirajam jika Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani bila dipanggil oleh Panitia“.. Saya akan menjamin saat Boedi dipanggil tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya”. Khusus (Pansus) Bank Century tidak hadir.
Baris 28:
Pada Pansus Century 6 Januari 2010, Ruhut Sitompul berseteru dengan Gayus Lumbuun hingga kemudian dia menyebut Prof. Gayus sebagai "bangsat". Pernyataan yang dianggap kasar itu mengundang kontroversi.
Pada Pansus Bank Century, Ruhut juga melukai hati etnis Makasar khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya karena menyebut wakil presiden 2004-2009 M. Yusuf Kala dengan sebutan "Daeng".
Terakhir, pada tanggal 5 Desember 2013 ia menyerang Pengamat Politik Universitas Indonesia Boni Hargens dengan menyebut warna kulitnya yang hitam yang dikaitkannya dengan hitamnya lumpur Lapindo dalam sebuah debat di stasiun televisi (TV-One). Akibat tindakan tersebut, Ruhut Sitompul dilaporkan ke Polda Metro Jaya Jakarta dan kasusnya saat ini dalam tahap penyidikan, selangkah lebih maju dari penyelidikan, dan selangkah menuju penetapan sebagai tersangka.
|