Suku Dayak Bakumpai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DYknightingale (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
 
(48 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|group=Suku Dayak Bakumpai
|poptime='''200.000'''.
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dajak vrouwen verkopen vruchten vanaf een vlot op de Barito-rivier bij Bandjermasin Zuid-Borneo TMnr 10005854.jpg|300px]]
|popplace=[[Kalimantan Tengah]]:'''135.297'''.<ref>Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000</ref>,
|caption=Masyarakat Dayak (Bakumpai) di Sungai Barito tempo dulu
[[Kalimantan Selatan]]: '''20.609'''.<ref>Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000</ref>
|popplace={{flag|Kalimantan Tengah}}:'''135.297'''.<ref name="ReferenceA">Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000</ref>,<br />
{{flag|Kalimantan Selatan}}: '''20.609'''.<ref name="ReferenceA">Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000</ref>
|langs= [[bahasa Bakumpai|Bakumpai]], [[bahasa Ngaju|Ngaju]], [[bahasa Banjar|Banjar]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels=[[Islam]] [[Sunni]]
|related=[[suku Dayak Berangas|Berangas]], [[suku Dayak Ngaju|Ngaju]], [[suku Banjar|Banjar]]
}}
 
'''Suku Dayak Bakumpai''' ([[bahasa Belanda|Belanda]]: Becompaijers/Bekoempaiers/Becompayer) adalah salah satu subetnis [[Suku Dayak Ngaju|Dayak Ngaju]]<ref>{{id}} {{cite book|year=2007|title=Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan|publisher=NR Pub.|isbn=9792399526|authors=Tjilik Riwut, Nila Riwut}}ISBN 9789792399523</ref> yang beragama Islam.<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=rTiifZ-SlaEC&pg=PA151&dq=bakumpai&hl=id&ei=sMmqTdu7BcimrAfS3fynCA&sa=X&oi=book_result&ct=book-preview-link&resnum=8&ved=0CEkQuwUwBzgK#v=onepage&q=bakumpai&f=false|pages=151|title= Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835|first=Fridolin|last= Ukur|publisher= BPK Gunung Mulia|year=2000|isbn=9789799290588}} ISBN [http://books.google.co.id/books?id=rTiifZ-SlaEC&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false 979-9290-58-9]</ref> Suku Bakumpai terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]] yaitu dari kota [[Marabahan, Barito Kuala|Marabahan]], sampai kota [[Puruk Cahu]], [[Murung Raya]]. Secara administratif Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 7,51% dari penduduk Kalimantan Tengah, namun akhirnya suku Bakumpai digabung ke dalam [[suku Dayak]] semenjak sensus BPS RI tahun 2010.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=oLVTKSefAtIC&lpg=PA173&dq=suku%20sampit&pg=PA174#v=onepage&q=suku%20sampit&f=true {{id}} Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831]</ref>.<Br>
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dajak vrouwen verkopen vruchten vanaf een vlot op de Barito-rivier bij Bandjermasin Zuid-Borneo TMnr 10005854.jpg|thumb|200 px|right| Masyarakat Dayak (Bakumpai) di Sungai Barito tempo dulu]]
Kota-kota utama Dayak Bakumpai yakni:
# [[Marabahan|Marabahan, Barito Kuala]],
# [[Muara Teweh|Muara Teweh, Barito Utara]],
# [[Buntok|Buntok, Barito Selatan]],dan
# [[Puruk Cahu|Puruk cahu, Murung Raya]].
Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas [[Distrik Bakumpai]] sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman [[orang Barangas]]/Baraki (bagian [[Distrik Banjarmasin]]). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman [[suku Dayak Bara Dia]] atau [[Suku Dayak Mangkatip]]. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan [[suku Dayak Ngaju]] dari [[Tanah Dayak]].
 
== Asal Usul Dayak Bakumpai ==
'''Suku Dayak Bakumpai''' ([[bahasa Belanda|Belanda]]: Becompaijers/Bekoempaiers) adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju<ref>{{id}} {{cite book|title=Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan|authors=Tjilik Riwut, Nila Riwut|publisher=NR Pub.|year=2007|isbn=9792399526}}ISBN 9789792399523</ref> yang beragama Islam.<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=rTiifZ-SlaEC&pg=PA151&dq=bakumpai&hl=id&ei=sMmqTdu7BcimrAfS3fynCA&sa=X&oi=book_result&ct=book-preview-link&resnum=8&ved=0CEkQuwUwBzgK#v=onepage&q=bakumpai&f=false |pages=151 |title= Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835 |first=Fridolin |last= Ukur|publisher= BPK Gunung Mulia |year=2000 |isbn=9789799290588}} ISBN [http://books.google.co.id/books?id=rTiifZ-SlaEC&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false 979-9290-58-9]</ref> Suku Bakumpai terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]] yaitu dari kota [[Marabahan, Barito Kuala|Marabahan]] (sebagai pusatnya) sampai kota [[Puruk Cahu]], [[Murung Raya]]. Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 7,51% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Bakumpai tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus 1930.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=oLVTKSefAtIC&lpg=PA173&dq=suku%20sampit&pg=PA174#v=onepage&q=suku%20sampit&f=true {{id}} Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831]</ref>
Berdasarkan cerita rakyat mengenai asal usul orang Bakumpai rakyat pun menunjukkan hal yang sama.
 
Dahulu kala, sungai Barito dari Muara Pulau sampai ke sebelah hilir Ujung Panti itu tidak ada. Waktu itu sungai Barito yang ada hanya Muara Pulau terus ke hulu sana. Dari Muara Pulau itu kalau orang hendak ke Banjar atau orang Banjar hendak ke Barito terpaksa belok ke sungai Kahayan, yang hanya satu-satunya lalu lintas air Banjar – Barito.
Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas [[Distrik Bakumpai]] sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman [[orang Barangas]] (Baraki). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman [[suku Dayak Bara Dia]] atau [[Suku Dayak Mangkatip]]. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan [[suku Dayak Ngaju]] dari [[Tanah Dayak]].
 
Pada waktu itu hulu Sungai Barito sana ada sebuah kampung yang bernama Air Manitis, yang didiami oleh suku bangsa [[Suku Dayak Ngaju|Dusun Biaju]]. Suku itu diperintah oleh seorang kepala suku yang mempunyai dua orang anak kembar kemanikan (laki-laki dan perempuan). Anak yang tua laki-lakai namanya Patih Bahandang Balau. Ia diberi nama demikian, karena rambutnya (balau) merah (bahandang) seperti rambut orang Belanda, sedangkan nama Patih itu bukan nama jabatan akan tetapi memang namanya. Anaknya yang kecil perempuan yang diberi nama Datu Sadurung Malan. Ia dinamakan demikian karena kelihatannya ia seperti memakai kerudung (tutup kepala) yang biasanya dipakai oleh perempuan yang sedang bertani (malan), sedangkan nama Datu bukan datu yang berarti orang tertua dari nenek, tetapi memang namanya demikian.
Suku Bakumpai banyak mendapat pengaruh bahasa, budaya, hukum adat, dan arsitektur Banjar, karena itu suku Bakumpai secara budaya dan hukum adat termasuk ke dalam golongan budaya Banjar, namun secara bahasa, suku Bakumpai memiliki kedekatan dengan bahasa Ngaju.
 
Datu Sadurung Malan sangat cantik parasnya, sehingga banyak pemuda yang ingin memperistrinya. Karena parasnya sangat cantik sehingga kakaknya jatuh cinta padanya. Pernah sekali ia bersama berada di sawah, pada waktu itu kakaknya mengatakan bahwa ia ingin memperistrinya. Tentu saja Datu Sadurung Malan tidak akan mau kawin dengan kakaknya sendiri. Setelah kejadian itu Datu Sadurung Malan tidak lagi pergi ke sawah bersama kakaknya, kecuali kalau ada ayahnya, baru ia berani.
Menurut situs "Joshua Project" suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa.
 
Hari terus berjalan, Patih Bahandang Balau makin bertambah keinginannya untuk memperistrikan adiknya. Orang tua mereka tidak mengetahui persoalan mereka berdua. Tidak kuat menahan hatinya lagi, maka Pathi Bahandang Balau mengancam hendak membunuh adaiknya kalau ia tidak mau kawin dengannya. Mendengar ancaman kakaknya itu, Datu Sadurung Malan berpikir hendak pergi jauh. Waktu tengah malam ketika kakak dan ayahnya sedang tidur, ia pergi ke luar rumah dan terus turun ke sungai masuk ke dalam perahunya. Sesudah tali sampannya lepas, dikayuhnya sampannya perlahan. Hatinya terasa lega ketika ia telah jauh dari rumah. Dengan perasaan hati yang lega dipercepatnya kayuhannya, dan bermaksud hendak ke Banjar dan terus ke Jawa.
Populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik berjumlah 20.609 jiwa. Di Kalimantan Selatan, suku Bakumpai terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18.892 jiwa (tahun 2000).
 
Sampai di Muara Pulau, ia tidak mau belok ke sungai Kahayan, karena ia takut kalau dikejar-kejar kakaknya. Dibuatnyalah jalanan sendiri. Ditariknya sampannya sehingga terbentuk sungai kecil. Pada mulanya memang belum ada airnya, tetapi lama kelamaan berair juga karena hujan, hingga akhirnya terbentuk sungai yang banyak dilalui orang. Demikianlah sungai itu bertambah lama bertambah besar dan sampai sekarang dinamai orang [[Sungai Barito]].
Kabupaten/kota yang terdapat organisasi kerukunan suku Bakumpai :
* [[Kabupaten Barito Kuala]] (kecamatan Bakumpai, Tabukan dan Kuripan)<ref>[http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/2010/3/16/38543/Wow-Bahasa-Bakumpai-Jadi-Kebanggaan Wow! Bahasa Bakumpai Jadi Kebanggaan ]</ref>
* [[Kabupaten Barito Selatan]]
* [[Kabupaten Barito Timur]]
* [[Kabupaten Barito Utara]]
* [[Kabupaten Murung Raya]]
* [[Kabupaten Kapuas]]
* [[Kabupaten Pulang Pisau]]
* [[Kota Palangkaraya]]
* [[Kabupaten Katingan]], berupa ''enclave''
* [[Kota Banjarmasin]]
* [[Kabupaten Kutai Barat]] (1,7% populasi)<ref>{{en}} {{cite book|pages= |url=http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=false |title=Poverty and Decentralisation in East Kalimantan|first=Michaela |last=Haug|publisher=Centaurus Verlag & Media KG|year=2009|isbn=382550770X}}ISBN 9783825507701</ref>
 
Setelah Datu Sadurung Malan sampai ke Banjar, kemudian ia menumpang kapal yang menuju ke pulau Jawa, sedangkan kakaknya Patih Bahandang Balau, sesudah mengetahui adiknya tidak lagi di rumah dan mulai menginsafi dirinya. Untuk menghibur hatinya yang sakit ia beristri dengan seorang perempuan di kampungnya, sampai beranak cucu. Anak cucunya sampai saat ini masih ada yang sekarang menjadi orang Barito atau orang Dusun Biaju.
Hampir seluruh suku Bakumpai beragama [[Islam]] dan relatif sudah tidak nampak religi suku seperti pada kebanyakan suku Dayak (Kaharingan). [[Upacara]] [[adat]] yang berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan lama, misalnya ritual "[[Badewa]]" dan "Manyanggar Lebu".
 
Setelah Datu Sadurung Malan mendengar kakaknya sudah mempunyai istri, ia kembali ke Kalimantan. Sebelumnya ia sudah bersuami dan beranak cucu. Anak cucunya hendak dibawanya ke Air Manitis kembali. Ia heran melihat bekas jalannya dahulu ramai menjadi lalu lintas orang. Ia hendak mendirikan rumah di situn, kemudian ia menaruh ayam jantan ke arah matahati terbit, tetapi ayam itu tidak mau berkokok. Sesudah dihadapkan ke arah seberangnya, ayam itu mau berkokok, ia mempercayai bahwa itulah tandanya kalau tanah disitu baik untuk dibangun rumah. Dibuatnyalah rumah di sana, sampai akhirnya banyak orang tinggal di situ. Sampai sekarang kampung itu masih ada yang sekarang dinamai Kampung Bakumpai atau [[Marabahan, Barito Kuala|Kota Marabahan]] sekarang.
Menurut Tjilik Riwut, Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan [[Dayak Ngaju]] ([[Ot Danum]]).
 
Seperti itulah asal usul terjadinya sungai Barito, kampung Bakumpai dan kampung orang Dusun. (Ibrahim, dkk, 1979:98-99)
Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut [[Tjilik Riwut]], suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.
 
Kisah tentang Patih Bahandang Balau ini tampaknya menceritakan beberapa hal, yakni:
Silsilah suku Bakumpai;
# Asal usul orang Bakumpai,
# Larangan insest dalam suku bangsa Dayak, yakni larinya Datu Sadurung Malan yang tidak mau diperistrikan oleh kakaknya,
# Asal mula kejadian sungai Barito,
# Tempat asal usul orang Bakumpai, yakni Kampung Bakumpai di Kota Marabahan sebagai ibu kota [[Kabupaten Barito Kuala]], dan
# Hubungan persaudaraan antara [[Suku Dayak Bakupai|Dayak Bakumpai]] dan [[Suku Dayak Ngaju|Dayak Dusun Biaju]].
 
Kalau ditanyakan kepada orang Bakumpai, asal-usul nenek moyang mereka dan tempat asalnya, mereka pada umumnya mengatakan berasal dari Marabahan, tepatnya dari salah satu kampung di kota Marabahan sekarang ini, yang dulu disebut lebu Bakumpai ‘kampung Bakumpai’. Ada yang mengatakan bahwa kampung itu ialah kampung Bagus sekarang ini. Nama Bakumpai ini diabadikan, yang meliputi wilayah kota Marabahan dan sekitarnya. (Ibrahim, dkk, 1979:2)
<ref>[[www.baritobasin.wordpress.com]]</ref>
 
== Silsilah Dayak Bakumpai ==
Menurut Tjilik Riwut, Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan [[Dayak Ngaju]] ([[Ot Danum]]).
 
Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut [[Tjilik Riwut]], suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.
 
Suku Dayak (suku asal), terbagi suku besar (rumpun):
Baris 47 ⟶ 58:
* Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
* Dayak Murut
* Dayak Punan
* Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
** Dayak Maanyan
** Dayak Lawangan
** Dayak Dusun
** Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
*** Dayak Bakumpai
*** dan lain-lain
 
Perbandingan hubungan suku Bakumpai dengan [[suku Dayak Ngaju]], seperti hubungan [[suku Tengger]] dengan [[suku Jawa]]. Suku Dayak Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai.
 
Organisasi suku Bakumpai yaitu "Kerukunan Keluarga Bakumpai" (KKB), merupakan partai lokal Kalimantan pada pemilu 1955.
 
== Populasi Suku Bangsa Bakumpai ==
Menurut situs "Joshua Project" Suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa.
Populasi suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut :
* 20.609 di Provinsi Kalimantan Selatan (BPS - sensus th. 2000)
* 135.297 di Provinsi [[Kalimantan Tengah]]
* 1.000 di Provinsi [[Kalimantan Timur]] ([[Long Iram, Kutai Barat]])
 
BerdasarkanPopulasi Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS),berjumlah populasi20.609 sukujiwa. Bakumpai diDi Kalimantan Selatan, berjumlahsuku 20.609Bakumpai jiwa,terbanyak yangterdapat terdistribusidi padakabupaten beberapaBarito kabupatenKuala dansejumlah kota,18.892 yaitujiwa :(tahun 2000).<br>
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan berjumlah 20.609 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu:
* 32 jiwa di kabupaten [[Tanah Laut]]
* 397 jiwa di kabupaten [[Kota Baru]] (termasuk [[Tanah Bumbu]])
Baris 78 ⟶ 86:
* 85 jiwa di kota [[Banjarbaru]]
 
Secara keseluruhan populasi Suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut:
== Tokoh-tokoh dan peranan ==
* 20.609 jiwa di Provinsi Kalimantan Selatan (BPS - sensus th. 2000)
# [[Panglima Wangkang]], panglima Dayak di Barito Kuala dalam [[Perang Banjar]].
* 135.297 jiwa di Provinsi [[Kalimantan Tengah]]
# Pambakal [[Kendet]](Damang Kendet), ayah dari Panglima Wangkang, pejuang melawan terhadap kolonial Belanda di [[Distrik Bakumpai|daerah Bakumpai]], [[Barito Kuala]].
* 1.000 jiwa di Provinsi [[Kalimantan Timur]] ([[Long Iram, Kutai Barat|Long Iram]], [[Laham, Mahakam Ulu|Laham]])
# [[Tumenggung Surapati]], adalah Panglima Dayak dari garis keturunan Dayak Siang yang menumpas Belanda dan menenggelamkan kapal Perang Onrust di desa Lalutong Tuwur, [[Barito Utara]]. Tumenggung Surapati adalah penerus perjuangan dalam perang Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari, tetapi Perang yang dipimpin Surapati jauh lebih dahsyat dengan apa yang lebih dikenal [[Perang Barito]] tahun 1896 (...)Bangkai kapal perang Onrust masih ada sebagai bukti dari sejarah perlawanan orang-orang Dayak di bumi Kalimantan.
# KH. Hasan Basri, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia, berasal dari suku bakumpai, dari orang tua yang berasal dari Muara Teweh ( Kalimantan Tengah) dan Marabahan (Kalimantan Selatan).
# Prof. Anwari Dilmy, Rektor Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) ke 1. Berasal dari suku bakumpai di kota Marabahan, merupakan keturunan ke 5 dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, seorang ulama besar di Kalimantan Selatan.
 
== Agama / Kepercayaan ==
Pada masa sekarang, hampir seluruh masyarakat Dayak Bakumpai beragama [[Islam]] sedangkan yang beragama [[kekeristenan|Kristen]] hampir tidak ada dan relatif sudah tidak tampak religi suku, seperti pada kebanyakan suku Dayak ([[Kaharingan]]) lainnya. [[Upacara]] [[adat]] yang berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan lama, yakni ritual "[[Badewa]]" dan "Manyanggar Lebu". Suku Bakumpai memeluk agama [[Islam]] diperkirakan pada akhir Abad ke-16 tepatnya pada tahun 1688 Masehi. Pengaruh ajaran [[Islam]] terlihat hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat Bakumpai, seperti: sistem kemasyarakatan, kekerabatan, gaya hidup, bahkan dalam unsur kesenian. Daerah Marabahan, merupakan pusat kediaman suku Bakumpai, yang telah banyak menghasilkan ulama-ulama besar yang menyebarkan agama Islam sampai ke hulu Sungai Barito.
 
== Etimologis ==
Secara etimologis, '''bakumpai''' adalah julukan bagi suku dayak yang mendiami daerah aliran sungai barito. bakumpai berasal dari kata '''ba''' (dalam bahasa banjar) yang artinya memiliki) dan '''kumpai''' yang artinya adalah rumput. Dari julukan ini, dapat dipahami bahwa suku ini mendiami wilayah yang memiliki banyak rumput. menurut legenda, bahwa asal muasal ''Suku Dayak Bakumpai'' adalah dari [[Suku Dayak Ngaju]] yang akhirnya berhijrah ke negeri yang sekarang disebut dengan negeri [[Marabahan]].
 
Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu [[kaharingan]], hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti [[Suku Dayak]] lainnya, seperti (Batatenga|bubur bahandang), mempercayai adanya nilai magis pada beras kuning (Behas Bahenda), mempercayai bahwa burung elang (burung antang) dapat membawa sebuah berita kematian, kekuatan rohani/batin disebut dengan istilah (batekang hambaruan), dan adanya tradisi (tampung tawar).<Br>
dari julukan ini, dapat dipahami bahwa suku ini mendiami wilayah yang memiliki banyak rumput. menurut legenda, bahwa asal muasal suku dayak bakumpai adalah dari suku dayak ngaju yang akhirnya berhijrah ke negeri yang sekarang disebut dengan negeri marabahan.
kemudian, pada suatu hari mereka menjumpai akan [[Marabahan|wilayah itu]] seseorang yang memiliki kharismatik, yang apabila dia berdiri di suatu tanah, maka tanah itu akan ditumbuhi rumput. Orang tersebut tidak lain adalah [[khidir|Nabiyullah Khidir as]].
 
Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu kaharingan, hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti suku dayak lainnya. kemudian mereka menjumpai akan wilayah itu seorang yang memiliki kharismatik, seorang yang apabila dia berdiri di suatu tanah, maka tanah itu akan ditumbuhi rumput. orang tersebut tidak lain adalah Nabiyullah Khidir as. diDi dalam cerita mereka kemudian masuk agamagama islam[[Islam]] dan berkembang biaklah mereka menjadi suatu suku. suku bakumpai adalah julukan bagi mereka, karena apabila mereka belajar agama di suatu daerah dengan gurunya [[khidir]], maka tumbuhlah rumput dari daratan tersebut, sehingga kemudian mereka dikenal dengan suku bangsa bakumpai.
 
Suku Dayak Bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah Banjar, akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke Sungai Barito dan rajanya dikenal dengan nama Datuk Barito.
 
Dari daerah [[Marabahan]] ini kemudian mereka menyebar ke hulu [[Sungai Barito]].<Br>
Suku dayak bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah banjar, akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke sungai barito dan rajanya dikenal dengan nama datuk barito.
Dari cerita rakyat, bahwa ada suatu daerah di Kabupaten Murung Raya yaitu Muara Untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa Jin bernama Untu. Kemudian ada dari Suku Bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy. sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu, mereka menamakan moyang mereka Raghuy.
 
Dalam hal matapencaharian, masyarakat Dayak Bakumpai umumnya mengandalkan aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian biasanya mereka lakukan di lahan gambut. Masyarakat Dayak Bakumpai cenderung mencari lahan pertanian baru untuk mengganti lahan pertanian lama. Hal itu tentunya berbeda dengan Suku Dayak lain yang kebanyakan lebih memilih untuk tetap memberdayakan lahan yang lama. Selain itu, aktivitas pertanian yang mereka lakukan biasanya hanya untuk memproduksi satu jenis komoditas tertentu, yaitu padi. Hal itu mereka lakukan karena kebutuhan mereka hanya untuk memenuhi urusan pangan saja. Namun demikian, pertambahan jumlah penduduk yang diiringi'' ''dengan peningkatan kebutuhan pangan “menuntut” mereka untuk melakukan perluasan lahan pertanian yang lebih masif.<ref name="Khairisa, Noor Husna 2016">Khairisa, Noor Husna. 2016. Strategi Konservasi Gambut (Studi Pola Hubungan Karakteristik Fisik Lahan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Barito Kuala. Tesis. Universitas Gadjah Mada.</ref>
Dari daerah marabahan ini mereka menyebar ke aliran sungai barito. dari cerita rakyat, bahwa ada suatu daerah di kabupaten murung raya yaitu muara untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa jin bernama untu. kemudian ada dari suku bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy. sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu, mereka menamakan moyang mereka Raghuy.
 
Meskipun melakukan pembukaan lahan lumayan masif, masyarakat Dayak Bakumpai tetap memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Mereka tidak membuka lahan secara sembarangan. Mereka percaya bahwa alam dititipkan nenek moyang untuk dijaga. Kepercayaan tersebut mereka wujudkan dalam bentuk kearifan lokal yang secara turun temurun telah mampu mencegah terjadinya kebakaran dan menjaga kualitas lahan gambut, namun tetap menghasilkan produk pertanian yang memuaskan.<ref name="Khairisa, Noor Husna 2016"/>
 
Beberapa bentuk kearifan lokal tersebut diwujudkan dalam:<ref name="Khairisa, Noor Husna 2016"/>
[[Cerita asal usul alam semesta oleh samsul rizal]]
# Pembuatan ''Tatas'' berupa sekat bakar di sekeliling ladang yang dilakukan dengan cara menebas semak dan rumput selebar rata-rata dua meter agar api tidak keluar ladang.
# Pembuatan ''Beje'' berupa kolam penangkapan ikan yang terbentuk pada cekungan-cekungan rawa yang dalam. Pada saat air pasang, ''Beje'' akan terisi air hingga tergenang. Pada saat surut, air tersisa pada cekungan-cekungan rawa yang dalam dan ikan terkumpul, sehingga masyarakat dapat mengambil ikan tersebut. Seiring berjalannya waktu, ''Beje'' dibuat oleh masyarakat dengan menggali tanah gambut hingga membentuk kolam-kolam dengan lebar 1-2 meter dan panjang antara 10-50 meter dengan kedalaman rata-rata 2 meter (''Ibid'').
# Pengoalahan tanah menggunakan ''Tajak'' berupa parang panjang yang digunakan untuk memotong rumput dengan cepat dan rata. Kemudian, rumput tersebut dibiarkan tetap menjadi pupuk alami. Penggunaan ''tajak ''tersebut mampu meminimalisir gangguan terhadap tanah karena tidak membalik permukaan tanah, sehingga lahan dapat terhindar dari penyingkapan lapisan pirit.
# Sistem pembagian lahan borongan yang dibatasi dengan batangan atau guludan. Batangan dibuat sebagai pembatas lahan agar pembakaran lahan tidak menjalar ke area lain
 
==Kerukunan KeluargaOrganisasi Suku Bakumpai ==
Organisasi suku Bakumpai adalah "Kerukunan Keluarga Bakumpai" (KKB).<br>
Kerukunan Keluarga Bakumpai adalah organisasi primordialisme suku Bakumpai di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Di luar wilayah kedua provinsi ini biasanya orang Bakumpai bergabung ke dalam organisasi suku Banjar. Keturunan orang Bakumpai beserta orang Kutai dan Berau di Malaysia termasuk ke dalam kategori suku Banjar. Pada tahun 1955, Kerukunan Keluarga Bakumpai merupakan salah satu peserta pemilu di wilayah Kalimantan. Kantor pusat KKB terletak di Banjarmasin, dengan cabang-cabang terdapat di Kabupaten Murung Raya, Barito Kuala, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya.
Berikut daftar Kabupaten/kota yang terdapat organisasi kerukunan Suku Bakumpai:
 
* [[Kabupaten Barito Kuala]] (kecamatan Bakumpai, Tabukan dan Kuripan)<ref>[http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/2010/3/16/38543/Wow-Bahasa-Bakumpai-Jadi-Kebanggaan Wow! Bahasa Bakumpai Jadi Kebanggaan ]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Tokoh Bakumpai ==
* [[Kabupaten Barito Selatan]]
* K.H [[Hasan Basri (MUI)]], Ketua MUI
* [[Kabupaten Barito Timur]]
* Prof. Anwari Dilmy, Rektor Pertama Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM)
* [[Z.A.Kabupaten Maulani]],Barito Kepala [[BINUtara]]
* [[Kabupaten Murung Raya]]
* [[Panglima Wangkang]], Pahlawan [[Perang Banjar]]
* [[Kabupaten Kapuas]]
* [[Panglima Batur]], Pahlawan [[Perang Banjar]]
* [[Kabupaten Pulang Pisau]]
* [[Kabupaten Katingan]], berupa ''enclave''
* [[Kabupaten Kutai Barat]] (1,7% populasi)
* [[Kota Palangkaraya]]
* [[Kota Banjarmasin]]
Organisasi '''''KKB''''' merupakan primordialisme Suku Bakumpai di [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]]. Di luar wilayah kedua provinsi ini biasanya orang Bakumpai bergabung ke dalam organisasi [[Suku Banjar]]. Keturunan orang Bakumpai beserta orang Kutai dan Berau di Malaysia termasuk ke dalam kategori [[Suku Banjar]]. Pada tahun 1955, Kerukunan Keluarga Bakumpai merupakan salah satu peserta pemilu di wilayah Kalimantan. Kantor pusat KKB terletak di [[Banjarmasin]], dengan cabang-cabang yang terdapat di:<br>
'''Kabupaten'''
* [[Murung Raya]],
* [[Barito Kuala]],
* [[Barito Selatan]],
* [[Barito Timur]],
* [[Barito Utara]],
* [[Kapuas]],
* [[Katingan]],
* [[Kotawaringin Timur]],dan
* [[Kota Palangka Raya]].
 
== Tokoh-tokoh dan peranan ==
# [[Panglima Wangkang]], panglima Dayak di Barito Kuala dalam [[Perang Banjar]].
# [[Panglima Batur]], Pahlawan [[Perang Banjar]]
# Guan gelar Pangeran Dipati Kertas Melayang, Pejuang [[Perang Banjar]]
# [[Pambakal Kendet]] (Damang Kendet), ayah dari Panglima Wangkang, pejuang melawan terhadap kolonial Belanda di [[Distrik Bakumpai|daerah Bakumpai]], [[Barito Kuala]].
# [[Tumenggung Surapati]], adalah Panglima Dayak dari garis keturunan Dayak Siang yang menumpas Belanda dan menenggelamkan kapal Perang Onrust di desa Lalutong Tuwur, [[Barito Utara]]. Tumenggung Surapati adalah penerus perjuangan dalam perang Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari, tetapi Perang yang dipimpin Surapati jauh lebih dahsyat dengan apa yang lebih dikenal [[Perang Barito]] tahun 1896 (...)Bangkai kapal perang Onrust masih ada sebagai bukti dari sejarah perlawanan orang-orang Dayak di bumi Kalimantan.
# [[Hasan Basri (ulama)|KH. Hasan Basri]], Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia, berasal dari suku bakumpai, dari orang tua yang berasal dari [[Muara Teweh]] ([[Kalimantan Tengah]]) dan [[Marabahan]] ([[Kalimantan Selatan]]).
# [[Asmawi Agani|Drs Haji. Asmawi Agani]] mantan Gubernur [[Kalimantan Tengah]]
# Haji. [[Nadalsyah]] Bupati [[Barito Utara]].
# Haji. [[Hasanuddin Murad]], SH Bupati [[Barito Kuala]]
# Haji. [[Tuaini]] M,Ag Kepala Departemen Agama [[Kabupaten Barito Utara]].
# [[Z.A. Maulani]], Kepala [[BIN]]
# Prof. [[Anwari Dilmy]], Rektor [[Universitas Lambung Mangkurat]] (UNLAM) ke 1. Berasal dari suku bakumpai di kota Marabahan, merupakan keturunan ke 5 dari Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]], seorang ulama besar di Kalimantan Selatan.
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* http://www.academia.edu/15594270/RELASI_HISTORIS_ENKLAVE_BAKUMPAI_DI_MARABAHAN_DAN_BUNTOK_DI_KALIMANTAN_SELATAN_DAN_TENGAH_KAJIAN_LINGUISTIK_DIAKRONIS
 
[[Kategori:Suku Dayak Bakumpai| ]]
{{indo-stub}}
 
[[Kategori:Dayak|Bakumpai, Suku]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Tengah|Dayak Bakumpai]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Selatan|Dayak Bakumpai]]
[[Kategori:Kabupaten Barito Kuala]]
[[Kategori:Suku Dayak Bakumpai]]