Ki Ageng Wanasaba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Re. suhendar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(37 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Royalty
'''Raden Depok''' (1500 Masehi) Putra Majapahit yang berhubungan dengan Ki Aling, walisongo di Jawa Barat
| name = Ki Ageng Wanasaba
Diceritakan bahwa pada sekitar tahun 1468 – 1478 M. ada seorang Prabu Kertabumi yang bertahta, raja Brawijaya V. kerajaan Majapahit yang menikah dengan seorang putri yang bernama Dewi Wandan Kuning. Atas pernikahan itu menurunkan putra bernama Raden Bondan Kejawan, Lembu Peteng. Dan dari perkawinan Raden Bondan Kejawan dan Dewi Nawangsih yang menjadi putri Ki Ageng Jaka Tarub dan Nawangwulan. Pernikahan Raden Bondan Kejawan dan Dewi Nawangsih mempunyai tiga orang Putra yaitu :
| title =ꦏꦶꦲꦒꦼꦁꦮꦤꦱꦧ
*1.Ki Ageng Wanasaba
| image =
*2.Ki Ageng Getas Pendawa
| issue = Made Pandan
*3.Nyai Ageng Ngerang / Roro Kasihan
| full name = Ki Ageng Wanasaba
| father = [[Dyah Lembu Peteng]]
| mother = Dyah Nawangsih (putri Ki Ageng Tarub)
| date of birth =
| place of birth =
| religion = Islam
| signature =
}}
'''Ki Ageng Wanasaba / ꦏꦶꦄꦒꦺꦁꦮꦤꦱꦧ'''
adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Ayu Dewi Nawangsih, putri dari [[Legenda Jaka Tarub|Ki Ageng Tarub]] / Ki Ageng Jaka Tarub atau Ki Jaka Tarub dan Dyah Ayu Dewi Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, [[Ki Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]].
 
== Awal KehidupanBiografi ==
Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli '''Dyah Dukuh''', ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah [[Kabupaten Wonosobo]], tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.
 
Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar [[agama Islam]] di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang menurut literatur sejarah yang ada sang Kakek menjadi Raja Kerajaan Majapahit terakhir sebelum di wariskan atau diteruskan oleh Pamannya yang lahir dari istri lain alias selir kakeknya yaitu Raden Patah yang mendirikan Kerajaan Demak, sekaligus sebagai Raja Pertama Kerajaan Demak.
'''Ki Ageng Wanasaba''' nama aslinya adalah '''Kyai Ageng Ngabdullah''' merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah yang bernama kabupaten Wonosobo, tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang Pemimpin yang yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga dengan julukan Ki Ageng Dukuh, akan tetapi desa Plobangan lebih dikenal dengan Ki wanu / Ki wanusebo. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek daerah Wanasaba tersebut terpengaruh oleh dialek Banyumas.
 
Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai waliyullah, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus menyiarkan agama Islam. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit dan merupakan putra Raden Bondan Kejawan, Lembu Peten , putra Brawijaya V yang menikah dengan Nawangsih, dan Nawangsih sendiri putri dari Ki jaka Tarub yang menikah dengan Dewi Nawang wulan ( epos Jaka Tarub ).
<br />
 
== Silsilah ==
Kanjeng Ki Ageng Wanasaba mempunyai Putraputra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Kanjeng [[Ki Ageng Pandan Arang|Ki Ageng Pandanaran]] yang menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Made Pandan (Cucucucu Kanjeng [[Sunan Giri).]] Terdapat/ 2Raden versiPaku). mengenaiSilsilah keturunanlengkapnya Pangeran Made Pandanadalah sebagai berikut :.
 
<br />
Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:
* Versi 1
# Dyah Dukuh /Kanjeng Ki Ageng Wonosobo
Pangeran Made Pandan mempunyai putra 1 orang :
# Dyah Depok / Kanjeng Ki Ageng Getas Pendowo
Ki Ageng Pakiringan yang mempunyai istri bernama Rara Janten. Dari pasangan ini mempunyai empat Putra yaitu Nyai Ageng Laweh, Nyai Ageng Manggar, Putri dan Ki juru Mertani.
# '''Nyai Dewi Rara Kasihan / Kanjeng Nyai Ngerang atau Nyi Ageng Ngerang'''
<br />
 
* Versi 2
# Kanjeng Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
Pangeran Made Pandan mempunyai putra 2 orang :
## '''Kanjeng Ki Ageng Pandanaran''' / Pangeran Made Pandan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
* 1. Ki Ageng Pakiringan yang mempunyai istri bernama Rara Janten. Dari pasangan ini mempunyai tiga Putra yaitu Nyai Ageng Laweh, Nyai Ageng Manggar, Putri.
*### 2.Kanjeng Ki Ageng Saba yangPakringan menikah dengan NyaiDyah AgengDewi SabaRara putriJanten ke/ 2Kanjeng [[KiNyai Ageng Sela]]Rara kakakJanten kandung/ [[KiKanjeng Nyai Ageng Enis]] berputra 2 orangPangkringan berputri: 2.1. [[Ki Juru Martani]], 2.2. Nyai Sabinah yang menikah dengan [[Ki Ageng Pamanahan]]
#### Kanjeng Nyai Ageng Laweh
<br />
#### Kanjeng Nyai Ageng Manggar
Silsilah Lengkapnya adalah sebagai berikut :
[[Bondan_Kejawan|Raden### BondanKanjeng Kejawan]]Ki Ageng Sobo menikah dengan [[RetnoKanjeng DewiNyai Nawangsih]]Ageng memilikiSaba 3 orang putraberputra-putri :
#### [[Ki Juru Martani]] atau Kanjeng Ki Ageng Juru Martani / Kanjeng Patih Mandaraka menikah dengan Kanjeng Ratu Mas Banten berputra:
# '''[[Ki_Ageng_Wonosobo|Ki Ageng Wonosobo]]'''
##### Gusti Kanjeng Pangeran Mandura
# '''[[Ki_Ageng_Getas_Pandawa‎|Ki Ageng Getas Pendowo]]'''
##### Gusti Kanjeng Pangeran Juru Kiting
# '''[[Nyai_Ageng_Ngerang|Nyai Ageng Ngerang / Nyai Siti Rochmah / Nyai Roro Kasihan]]'''<br />
##### Gusti Kanjeng Pangeran Jagabaya
#### '''K'''anjeng Nyai Ageng atau Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Kanjeng '''Ki Ageng Pamanahan''' berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''
 
# '''Kanjeng Ki Ageng Getas Pandawa''' berputra-putri:
## Kanjeng [[Ki Ageng Sela]] / Kanjeng Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Kanjeng Nyai /Nyi Ageng Sela) berputra/putri :
### Nyai Ageng Lurung Tengah
### Nyai Ageng Saba
### Nyai Ageng Bangsri
### Nyai Ageng Jati
### Nyai Ageng Patanen
### Nyai Ageng Pakisdadu.
### Kanjeng [[Ki Ageng Enis|Ki Ageng Anis]] /Kanjeng Ki Ageng Laweyan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Laweyan berputra:
#### Kanjeng [[Ki Ageng Pamanahan]] menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Sabinah berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''
 
# Kanjeng Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
## Dewi Rara Kinasih / Nyai Bicak / Kanjeng Nyai Ageng Sela menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Sela
## Ki Ageng Ngerang II berputra:
### Kanjeng Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah / RAy. Panengah berputra:
#### Kanjeng [[Ki Panjawi|Ki Ageng Panjawi]] / Kanjeng Ki Ageng Gede Panjawi
 
Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di [[Selomerto, Wonosobo]]. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.
# '''[[Ki_Ageng_Wonosobo|Ki Ageng Wonosobo]]'''
## Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan menikah dengan Nyai Made Pandan (Cucu Sunan Giri), berputra :
### Ki Ageng Pakringan menikah dengan Rara Jinten berputra 4 orang :
#### Nyai Ageng Laweh
#### Nyai Manggar
#### Putri
#### '''[http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Ki Juru Mertani]''' (versi-1)
### Ki Ageng Saba menikah dengan Nyai Ageng Saba memiliki putra 2 orang :
#### '''[[Ki_Juru_Martani|Ki Juru Mertani]] / Adipati Mandaraka''' (versi-2) menikah dengan Ratu Mas Banten (putri Raden Jaka Tingkir) berputra 3 orang:
##### Pangeran Mandura
##### Pangeran Juru Kiting
##### Adipati Jagabaya Banten
#### '''Nyai Sabinah''' yang menikah dengan [[Ki Ageng Pamanahan]] yang berputra 26 orang salah satunya adalah [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]]
<br />
Situs makam Ki Ageng Wanasaba saat ini dipugar, dikeramatkan dan dijaga dengan baik oleh warga sekitar. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena KI Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto kabupaten wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Konon tiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.
 
== Lihat pula ==
== Ki Ageng Wanasaba sebagai Perintis Kesultanan Mataram ==
* [[Ki Getas Pandawa]]
Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.
* [[Nyai Ageng Ngerang]]
 
== Kepustakaan ==
Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] putra [[Bhre Kertabhumi]]. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah '''[[Ki Ageng Pamanahan]], [[Ki Juru Martani]]''' dan '''[[Ki Panjawi]]''' mereka bertiga dikenal dengan '''"Tiga Serangkai Mataram"''' atau istilah lainnya adalah '''"Three Musketeers from Mataram"'''. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti : [[Bondan Kejawan]], [[Ki Ageng Wonosobo]], [[Ki Ageng Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]] dan [[Ki Ageng Ngerang]], [[Ki Ageng Made Pandan]], [[Ki Ageng Saba]], [[Ki Ageng Pakringan]], [[Ki Ageng Sela]], [[Ki Ageng Enis]] dan tokoh lainnya dari keturunanan masing-masing. Mereka berperan sebagai leluhur Raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keluarga keturunan [[Brawijaya]] majapahit yang keturunannya menduduki tempat terhormat dimata masyarakat dengan menyandang nama '''Ki, Ki Gede, Ki Ageng' Nyai Gede, Nyai Ageng''' yang memiliki arti : ''tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati yang memiliki kelebihan, kemampuan dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat''.
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
 
{{islam-bio-stub}}
Ada beberapa fakta yang menguatkan mereka dianggap sebagai perintis Kesultanan Mataram yaitu :
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
<br />
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
* '''Fakta 1''' : Tokoh-tokoh perintis tersebut adalah keturunan ke 1 sampai dengan ke 6 raja Majapahit terakhir '''[[Bhre Kertabhumi]] yang bergelar [[Brawijaya]] V''', yang sudah dapat dipastikan masih memiliki pengaruh baik dan kuat terhadap Kerajaan yang memerintah maupun terhadap masyarakat luas;
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
<br />
* '''Fakta 2''' : Tokoh-tokoh tersebut adalah keturunan Silang/Campuran dari Walisongo beserta leluhurnya yang terhubung langsung kepada Imam '''[[Husain bin Ali]]''' bin '''[[Abu Thalib]]''', yang sudah dapat dipastikan mendapatkan bimbingan ilmu keagamaan (Islam) berikut ilmu pemerintahan ala [[khilafah]] / kekhalifahan islam jajirah Arab. Hal ini terbukti dalam aktivitas keseharian mereka juga sering berdakwah dari daerah satu ke daerah lainnya dengan mendirikan banyak Masjid, Surau dan Pesantren;
<br />
* '''Fakta 3''' : Para perintis tersebut pada dasarnya adalah '''"Misi"''' yang dipersiapkan oleh para Seikh dan para Wali (Wali-7 dan Wali-9) termasuk '''para Al-Maghrobi''' yang bertujuan "mengislamkan Tanah Jawa" secara sistematis dan berkelanjutan dengan cara menyatu dengan garis keturunan kerajaan.
<br />
* '''Fakta 4''' : Suksesi [[Kesultanan Demak]] ke [[Kesultanan Pajang]] kemudian menjadi [[Kesultanan Mataram]] pada dasarnya adalah kesinambungan dari "Misi" sesuai Fakta 3, diluar adanya perebutan kekuasaan seperti juga yang terjadi dengan Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Sumedang Larang, Kerajaan Talaga Majalengka dan Kerajaan Sarosoan Banten.
<br />
Dengan demikian dari keempat fafta di atas, jelas sudah bahwa terbentuknya Kesultanan Mataram pada khususnya dan Kesultanan Islam di Jawa pada umumnya merupakan strategi yang dipersiapkan oleh para Syeikh dan para Wali untuk mempercepat menyebarnya Islam di Tanah Jawa, sehingga salah satu persyaratan pembentukan Kesultanan Islam baik di Jawa maupun di daerah lainnya harus mendapatkan "Legitimasi/Pengesahan" dari Mekah dan/atau Turki, jalur untuk keperluan tersebut dimiliki oleh para "Ahlul Bait" seperti para Seikh dan para Wali.
<br />